8

Khalisa tampak cantik dengan gamis batik abu-abu yang ia desain sendiri, ia melangkah anggun melewati karpet merah menuju ballroom Hotel Aswatama yang merupakan hotel milik orangtua Levin. Di samping Khalisa, Rindang juga tak kalah cantik mengenakan dress off shoulder dengan motif yang sama. Mereka memang sering mengenakan pakaian dengan corak yang sama saat menghadiri acara penting seperti ini. Meski memiliki gaya pakaian yang berbeda tapi Khalisa dan Rindang selalu berhasil membuat baju dengan motif atau warna yang sama.

Di depan mereka Daniel dan Ica bergandengan melangkah bersama-sama masuk ke ballroom yang penuh dengan kilauan dan warna abu-abu. Pernikahan orangtua Levin memasuki tahun ke 25 yang biasa disebut sebagai pernikahan perak, itu mengapa dekorasi acara dipenuhi warna perak termasuk dress code para tamu undangan.

"Makasih ya Pak Daniel dan Ibu Alisha sudah jauh-jauh dari Banyuwangi datang kesini." Ucap Michael—papa Levin pada Daniel dan Ica. Orang-orang yang tidak terlalu akrab dengan Ica memang memanggilnya dengan nama Alisha.

"Kami tidak mungkin melewatkan acara ini." Balas Daniel dengan senyum ramah.

"Semoga Bu Valerie dan Pak Michael menyukainya, semoga pernikahan kalian selalu bahagia." Ica menyerahkan sebuah paper bag abu-abu kepada Valerie.

"Terimakasih banyak, semoga kalian juga begitu." Valerie tersenyum lebar, menerima hadiah dari Ica dan Daniel.

"Ayo Khalisa dan Rindang beri selamat untuk Papa dan Mama Levin." Ica menyentuh lengan Khalisa memberi ruang agar putri nya itu bisa memberi ucapan selamat pada orangtua Levin.

Rindang mengucapkan selamat terlebih dahulu seraya memberikan hadiah sepasang jam tangan yang ia beli saat pulang dari Bantul.

"Happy anniversary Tante Val semoga langgeng dan bahagia terus ya." Khalisa mencium pipi kanan dan kiri Valerie.

"Calon menantu kita cantik sekali malam ini ya, Pa." Goda Valerie pada Khalisa, beberapa waktu terakhir sejak mengenal Khalisa, Levin selalu saja menceritakan tentang gadis itu pada mereka.

"Aduh Tante bisa aja nih." Khalisa tersipu disebut cantik oleh mama Levin apalagi dengan embel-embel calon menantu.

"Makasih ya udah dateng, lihat tuh Levin sampai nggak bisa mengalihkan pandangannya dari kamu." Valerie berbisik melirik Levin yang berdiri tak jauh darinya.

Khalisa tidak bisa membalas ucapan Valerie yang begitu terang-terangan memberitahu hal tersebut.

Ica memperhatikan ekspresi Khalisa, ia bertanya-tanya apakah ada hubungan spesial antara Khalisa dan Levin. Jika benar maka Ica harus memperingatkan Khalisa untuk tidak memikirkan soal asmara lebih dulu karena putri sulung nya itu baru kuliah tahun pertama.

"Om selamat anniversary ya." Khalisa juga memberi selamat pada Michael—papa Levin.

"Gimana Vin?" Michael menyikut lengan Levin meledeknya di depan Khalisa dan orangtuanya.

"Apanya Pa yang gimana." Levin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal salah tingkah, ia jadi mendadak kikuk bertemu dengan Daniel dan Ica pada momen seperti ini apalagi papa dan mama nya makin melancarkan aksi meledeknya di depan orangtua Khalisa.

"Terimakasih sudah banyak membimbing Levin."

"Bukan apa-apa, Levin memang anak yang luar biasa." Sejak bertemu satu tahun yang lalu Daniel bisa menilai bahwa Levin punya kemauan yang keras untuk mengenal Islam lebih dalam. Untuk orang seperti Levin yang hidup di keluarga non muslim tentu tak mudah baginya istiqomah di jalan Allah.

"Khalisa sama Rindang cobain pastry nya gih, enak-enak lo." Tukas Valerie sementara ia mengobrol dengan Daniel dan Ica.

"Kalau gitu Khalisa sama Rindang permisi dulu." Khalisa menarik tangan Rindang berpisah dengan para orangtua yang sepertinya hendak memulai obrolan tentang bisnis mereka yang tentu saja tak akan ia mengerti.

Levin juga demikian, ia meninggalkan orangtuanya menemui tamu yang lain. Ia juga malas jika para orangtua sedang membicarakan pasal bisnis mereka yang tak ada habisnya.

"Sejak kenal Khalisa bulan lalu, Levin sering menceritakan tentang Khalisa pada kami." Valerie meletakkan hadiah yang diberikan Ica, Khalisa dan Rindang pada meja khusus di dekatnya.

"Mereka sangat akrab." Tambah Michael.

"Khalisa memang sangat mudah akrab dengan orang lain." Sahut Daniel, sifat Khalisa tersebut memang paling menonjol sejak kecil.

"Pasti menyenangkan melihat mereka bersama di masa depan." Valerie tersenyum berbinar-binar.

"Bersama?" Ica mengulang kata itu, bersama dalam artian berumah tangga?

"Ya, bukankan Pak Daniel dan Bu Alisha hanya punya dua kriteria  untuk calon menantu, yaitu muslim dan kaya, Levin punya dua hal itu."

Ica tertawa tapi ia menyiratkan ketidaksukaan terhadap kalimat yang dikatakan Valerie.

"Tidak kaya tak masalah yang penting mau bekerja keras karena kami juga sudah kaya." Balas Ica dengan nada bercanda tapi hatinya amat gondok karena mereka menilai dirinya dan Daniel sebagai orangtua yang menuntut anaknya untuk mendapat suami kaya padahal mereka tidak pernah memikirkan itu.

"Perjalanan mereka masih panjang, kita sebagai orangtua hanya bisa mendampingi dan mengarahkan mereka saat menempuh jalan panjang tersebut." Ucap Daniel bijak, ia mengusap punggung Ica karena tahu saat inu sang istri pasti sedang menahan emosi.

"Benar Pak Daniel." Michael tersenyum lebar, "kalau gitu silakan nikmati hidangan kami."

Michael segera menarik sang istri menjauh dari Daniel dan Khalisa, "kenapa Mama bilang seperti itu pada mereka?" Omelnya.

"Mama cuma bercanda kok Pa." Valerie tetap berusaha tersenyum meski terlihat begitu jelas di matanya bahwa ia menahan malu mendapat kalimat menohok dari Ica.

Sementara itu Rindang dan Khalisa berada di meja pastry melihat betapa cantiknya berbagai pastry yang disajikan disana malam itu. Hampir semua jenis pastry yang ada disana Khalisa pernah memakannya karena Renata sering membuatnya.

"Jangan-jangan kamu mau dijodohin sama Ko Levin." Gumam Rindang saat mereka mengambil minuman. Rindang memilih air mineral yang pasti aman untuknya, meski sudah menyuntikkan insulin sebelum berangkat tapi Rindang tidak mau ambil resiko dengan makan sembarangan.

"Yang ada nanti Papa sama Mama marahin aku gara-gara mikirin cinta-cintaan sebelum waktunya." Khalisa mencomot cinnamon roll dan berjongkok melahapnya karena tak ada kursi di dekatnya. "Lagian serius deh aku nggak ada pikiran buat kesitu, aku mau fokus kuliah dulu sampai lulus." Khalisa masih berusia 19 tahun, terlalu dini memikirkan soal asmara.

"Aku juga yakin sih kalau kamu nggak mungkin pacaran." Rindang hanya bisa bersandar pada meja yang di atasnya terdapat banyak pastry tanpa bisa memakannya. "Pacaran itu haram kan?" Itu yang selalu Khalisa katakan jika Rindang menggodanya pasal cinta.

Khalisa mengangguk, "aku mau langsung nikah aja."

"Sama siapa, tinggal pilih." Rindang menunjuk para tamu cowok yang tersebar di seluruh ballroom, mereka tak ada yang tidak tampan, semuanya berkulit bening dan Rindang yakin itu semua didapat bukan hanya karena keturunan melainkan juga hasil dari perawatan mahal.

Khalisa tersenyum menunduk lalu mendongak melihat Rindang, "aku pilih cowok yang nggak ada di ruangan ini." Khalisa berdiri setelah menghabiskan satu cinnamon roll.

"Ih kamu dikasih yang ada di depan mata malah pengen yang nggak ada disini, aneh." Rindang menyikut Khalisa. "Siapa emang?"

Khalisa mengedikkan bahu menggeleng samar, ia tidak memikirkan siapapun saat ini. Sekali lagi ia tak begitu memikirkan tentang pasangan. Khalisa yakin Allah pasti datangkan pria terbaik yang akan menjadi pasangan hidupnya nanti.

******

"Khalisa suka sama Levin?"  Ica bertanya pada Khalisa saat mereka berada di mobil dalam perjalanan pulang.

"Hm? enggak." Khalisa menggeleng cepat, "kenapa Mama tiba-tiba nanya gitu?"

Rindang senyum-senyum di samping Khalisa, ia memang hobi menggoda sahabatnya itu.

"Kalau suka nggak apa-apa itu wajar, tapi kendalikan diri kamu." Ica berkata dengan lembut tidak mau membuat Khalisa tersinggung.

"Seperti Mama dulu waktu suka sama Papa, Mama menahan diri untuk tidak mengatakannya."

"Papa." Ica mendelik memukul lengan Daniel pelan, ia sedang menanyai  Khalisa tentang Levin mengapa Daniel jadi membahas tentang mereka.

"Ma, aku bisa jaga diri kok." Khalisa meyakinkan orangtuanya bahwa ia bisa jaga diri sendiri jadi mereka tak perlu mengkhawatirkan hal tersebut.

"Tenang aja Om, Tante, Khalisa ini nggak pernah jatuh cinta padahal banyak cowok yang baper sama dia." Rindang angkat bicara.

"Baper gimana?"

"Ya Tante kan tahu sendiri Khalisa kelewat ramah dan baik sama orang, jadi mereka yang salah tanggap ngira kalau Khalisa tuh suka."

"Nggak bener Ma." Khalisa menggeleng, ia segera membekap mulut Rindang agar berhenti bicara.

"Apa sih!" Rindang menyingkirkan tangan Khalisa, "tapi Tante ada satu cowok yang paling beda dan nggak baper sama sifat ramah Khalisa."

"Siapa itu?" Ica membalikkan badan penasaran pada kalimat Rindang selanjutnya.

"Azfan Tante, orangnya cakep dan sholeh."

"Azfan?" Ica mengerutkan kening, "mahasiswa yang kerja di Mangan Gelato?" Ica ingat ketika Khalisa bercerita tentang Azfan beberapa waktu yang lalu.

"Bener banget Tante, orangnya cakep."

"Tahu dari mana kalau Azfan sholeh?" Khalisa melihat Rindang, ia sendiri tidak tahu Azfan lelaki seperti apa karena mereka baru kenal beberapa hari.

"Ya dari mukanya."

"Menilai orang kok dari mukanya?"

"Sudah jangan berdebat terus, kita hampir sampai." Ucap Daniel, mobilnya memasuki halaman Alindra Mall Yogyakarta. Daniel dan Ica sengaja mengunjungi Alindra Mall tanpa pemberitahuan terlebih dahulu untuk melihat situasi disana. Mereka perlu sesekali berkunjung ke berbagai cabang Alindra Mall untuk mengetahui pelayanan pegawai dan mendengarkan keluh kesah pegawai jika ada sesuatu yang ingin mereka sampaikan.

Terpopuler

Comments

૦ 𝚎 ɏ ꄲ 𝙚 ռ

૦ 𝚎 ɏ ꄲ 𝙚 ռ

mama Ica...kangen dehhh

2021-11-16

1

✿⃝⭕🌼Ohti

✿⃝⭕🌼Ohti

*ca yg bijaksana,semangat Thor up nya

2021-10-30

1

lesma wati

lesma wati

lanjut thor,aku menanti karya mu

2021-10-29

1

lihat semua
Episodes
1 Assalamualaikum teman-teman!
2 Prolog
3 1
4 2
5 3
6 4
7 5
8 6
9 7
10 8
11 9
12 10
13 11
14 12
15 13
16 14
17 15
18 16
19 17
20 18
21 19
22 20
23 21
24 22
25 23
26 24
27 25
28 26
29 27
30 28
31 29
32 30
33 31
34 32
35 33
36 34
37 35
38 36
39 37
40 38
41 39
42 40
43 41
44 42
45 43
46 44
47 45
48 46
49 47
50 48
51 49
52 50
53 51
54 52
55 53
56 54
57 55
58 56
59 57
60 58
61 59
62 60
63 61
64 62
65 63
66 64
67 65
68 66
69 67
70 68
71 69
72 70
73 71
74 72
75 73
76 74
77 75
78 76
79 77
80 78
81 79
82 80
83 81
84 82
85 83
86 84
87 85
88 86
89 87
90 88
91 89
92 90
93 91
94 92
95 93
96 94
97 95
98 96
99 97
100 98
101 99
102 100
103 101
104 102
105 103
106 104
107 105
108 106
109 107
110 108
111 109
112 110
113 111
114 112
115 113
116 114
117 115
118 116
119 117
120 118
121 119
122 120
123 121
124 122
125 123
126 124
127 125
128 126
129 127
130 128
131 129
132 130
133 131
134 132
135 133
136 134
137 135
138 136
139 137
140 138
141 139
142 140
143 141
144 142
145 143
146 144
147 145
148 146
149 147
150 148
151 149
152 150
153 151
154 152
155 153
156 154
157 155
158 156
159 157
160 158
161 159
162 160
163 161
164 162
165 163
166 164
167 165
168 166
169 167
170 168
171 169
172 170
173 171
174 172
175 173
176 174
177 175
178 176
179 177
180 Epilog
181 Terimakasih semuanya!
Episodes

Updated 181 Episodes

1
Assalamualaikum teman-teman!
2
Prolog
3
1
4
2
5
3
6
4
7
5
8
6
9
7
10
8
11
9
12
10
13
11
14
12
15
13
16
14
17
15
18
16
19
17
20
18
21
19
22
20
23
21
24
22
25
23
26
24
27
25
28
26
29
27
30
28
31
29
32
30
33
31
34
32
35
33
36
34
37
35
38
36
39
37
40
38
41
39
42
40
43
41
44
42
45
43
46
44
47
45
48
46
49
47
50
48
51
49
52
50
53
51
54
52
55
53
56
54
57
55
58
56
59
57
60
58
61
59
62
60
63
61
64
62
65
63
66
64
67
65
68
66
69
67
70
68
71
69
72
70
73
71
74
72
75
73
76
74
77
75
78
76
79
77
80
78
81
79
82
80
83
81
84
82
85
83
86
84
87
85
88
86
89
87
90
88
91
89
92
90
93
91
94
92
95
93
96
94
97
95
98
96
99
97
100
98
101
99
102
100
103
101
104
102
105
103
106
104
107
105
108
106
109
107
110
108
111
109
112
110
113
111
114
112
115
113
116
114
117
115
118
116
119
117
120
118
121
119
122
120
123
121
124
122
125
123
126
124
127
125
128
126
129
127
130
128
131
129
132
130
133
131
134
132
135
133
136
134
137
135
138
136
139
137
140
138
141
139
142
140
143
141
144
142
145
143
146
144
147
145
148
146
149
147
150
148
151
149
152
150
153
151
154
152
155
153
156
154
157
155
158
156
159
157
160
158
161
159
162
160
163
161
164
162
165
163
166
164
167
165
168
166
169
167
170
168
171
169
172
170
173
171
174
172
175
173
176
174
177
175
178
176
179
177
180
Epilog
181
Terimakasih semuanya!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!