Chapter 19

Sesampainya di sekolah...

Kak Daniel datang menghampiri kami.

"Lily, aku mau bicara dengan mu." Ucap Kak Daniel sambil memegang tanganku.

Kak Dave hanya diam dan tidak bereaksi.

"Dek, aku ke kelas dulu ya?" Pamit Kak Dave sembari berlalu.

Aku mengangguk.

"Tumben Dave gak nimbrung?" Ucap Kak Daniel yang heran dengan tingkah Kak Dave.

"Bukannya Kak Daniel senang jika Kak Dave tidak mengganggu kita berdua?" Jawab ku.

"Iya juga sih, tapi aneh saja rasanya." Ucap Kak Daniel.

"Terus mau kakak apa?" Tanya ku penasaran.

"Lily, Aku punya tempat recommended buat kita makan. Besok hari Minggu, aku jemput kamu di rumah jam empat sore. Gimana?" Kata Kak Daniel dengan bersemangat.

"Oke, besok hari Minggu kita jalan. Kak Daniel sudah selesai bicara?" Jawab ku.

"Sudah, sampai jumpa besok hari Minggu Lily!!!" Kata Kak Daniel sembari berlalu.

__________________________

Di kelas ku..

Aku sekarang harus pandai menyembunyikan perasaanku.

Nita dan Wulan tidak boleh tahu kalau aku, Kak Daniel, Kak Dave memiliki hubungan yang rumit.

Aku mencoba biasa saja.

Semoga mereka berdua tidak curiga.

"Hay Nita, Wulan." Sapa ku pada Wulan yang sudah duduk di bangku masing-masing.

"Ini baru Lily yang gue kenal, orangnya ramah dan ceria." Jawab Nita dengan senyuman.

"Aku tadi lihat ada pamflet sama poster di sekitar sekolah kita. Ada apa sih?" Tanya ku penasaran.

"Ampun deh, Ketua OSIS kita mau mengadakan bazar amal. Acara ini udah ada di WA grup sekolah kita kan? loe lupa?" Kata Wulan yang membuatku tersadar kalau besok hari Senin ada acara besar di sekolah.

"Oh iya, maaf. Aku lupa.. Hehe." Jawabku.

"Loe kan pacar nya Kak Daniel, setidaknya loe tahu donk acara kayak gini dari dia." Ucap Nita.

"Atau jangan-jangan kalian udah putus?" Tambah Nita mendramatisir keadaan.

"Gaklah, kita baik-baik aja." Jawabku dengan hati yang was-was. Berharap Nita tidak bisa membaca mimik wajahku yang panik.

"Syukur deh, gue ikut seneng." Ucap Nita dengan senyuman termanis nya.

Aku bisa mengelabui mereka untuk hari ini.

Untuk besok, besok dan besok lagi belum tahu apa yang akan terjadi.

Saat mereka tahu kalau aku dan Kak Dave saling mencintai, Apakah mereka akan terkejut?

Entahlah.. !!!!

Beberapa menit kemudian...

Bell berbunyi..

Waktu nya belajar.... !!!!

* * *

Kelas Kak Dave..

"Kalau pelajaran kosong gini banyak tugas, sama aja bohong." Keluh Zayn teman sebangku Kak Dave.

"Loe kerjain aja tugasnya, gak usah banyak komentar." Ucap Kak Dave yang sedang fokus mengerjakan tugas.

"Gue nanti nyontek ya? gue ngantuk. Tadi malam gue gak tidur." Ucap Zayn.

"Loe kebanyakan main game tuh. Maka nya kalau tidur yang teratur." Jawab Kak Dave.

"Mama gue suruh belajar mulu. Padahal gue males, mending gue main game sampai pagi." Ucap Zayn menggerutu.

"Apa yang Mama loe bilang itu bener banget." Ucap Kak Dave sambil meletakkan bolpoin yang sedari tadi mengait di jari-jarinya.

"Wuaaahhhh!!! loe udah selesai ngerjain tugasnya? luar biasa. Loe emang jenius." Puji Zayn.

"Makanya, loe itu harus banyak belajar biar jenius kayak gue." Kata Kak Dave membusungkan dada nya.

" Ya deh, orang jenius mah bebas." Jawab Zayn malas.

"Hahahaha, gue bercanda kali. Nih tugas nya, loe tinggal nyontek." Ucap Kak Dave sambil menyerahkan tugas yang sudah selesai itu kepada Zayn.

"Selain baik, loe juga pengertian ya?" Jawab Zayn tersenyum.

"Gak usah senyum-senyum, gue ngeri lihat nya." Ucap Kak Dave yang melihat tingkah aneh temannya.

"Ibu nya Gaby meninggal, loe udah tahu belum?" Tanya Zayn.

"Yang bener loe?" Jawab Kak Dave terkejut.

"Kapan meninggal nya?" Tanya Kak Dave.

"Kemarin malam. Loe masih sama Gaby kan?" Ucap Zayn.

"Masih, tapi Gaby gak ngabarin gue." Jawab Kak Dave heran.

"Kalau gitu, nanti sepulang sekolah kita melayat ke rumah dia." Ucap Zayn dengan wajah tersenyum bahagia karena sudah selesai menyontek tugas.

"Oke. Napa loe senyum-senyum lagi? Lama-lama gue jadi takut sama loe." Kata Kak Dave sambil pergi menjauh dari Zayn.

"Hahaha, gue lagi bahagia Dave. Thanks buat contekan tugasnya." Ucap Zayn yang membuat seisi kelas gaduh.

"Nyontek aja bangga, kerjain sendiri lah." Celetuk Riana, teman sekelas Kak Dave.

"Biarin, ikut campur aja loe." Jawab Zayn masa bodoh.

__________________

Waktu pulang sekolah...

"Aku mau ke rumah Gaby, kamu mau ikut gak?" Tanya Kak Dave pada ku.

"Gak. Kamu aja Kak." Jawabku datar.

"Ibu nya Gaby meninggal, aku sama teman-teman mau melayat ke rumah dia." Ucap Kak Dave.

"Kak Dave aja yang kesana, sampaikan ucapan bela sungkawa dari ku." Jawab ku malas.

"Cemburu ya?" Ucap Kak Dave sambil tersenyum.

"Kak Dave, Gaby lagi butuh kamu. Aku gak mau ganggu." Jawab ku.

"Kamu pengertian sekali, aku memang tidak salah pilih." Ucap Kak Dave bahagia.

"Kak Dave, aku pulang naik bis aja ya?" Kata ku meminta izin pada Kak Dave.

"Aku tidak mengizinkan kamu pulang naik bis. Aku telfon si Daniel dulu, Aku suruh dia buat anter kamu pulang." Ucap Kak Dave yang membuatku terkejut.

"Gak usah Kak." Jawab ku khawatir.

Kak Dave mengambil ponsel yang ada di saku celananya, kemudian Kak Dave membuat panggilan telefon.

📞"Dan, loe sibuk gak?" Tanya Kak Dave.

📞"Gak, gue baru selesai rapat OSIS. Gimana?" Jawab Kak Daniel di ujung telefon.

📞"Anterin adek gue pulang. Gue mau ke rumah Gaby." Ucap Kak Dave.

📞"Loe dimana sekarang?"Tanya Kak Daniel.

📞"Gue ada di parkiran, loe cepet ke sini." Jawab Kak Dave sambil menutup panggilan telefon nya.

Kak Dave begitu gentle dan dewasa.

Membuat ku semakin menyayangi nya.

Kak Dave memang idaman.

Fix, aku tidak salah pilih.

"Aku tahu kalau wajahku itu rupawan, tapi gak usah di lihatin terus. Aku kan jadi malu." Ucap Kak Dave dengan manja.

"Siapa juga yang lihatin wajah Kak Dave. Dengan menyuruhku pulang dengan Kak Daniel, aku curiga kalau Kak Dave sedang merencanakan sesuatu." Jawab ku dengan tatapan sinis.

"Hahaha, kamu tahu aja." Tawa Kak Dave.

Beberapa menit kemudian...

Kak Daniel sudah sampai di parkiran.

"Dave Winanta yang susah di tebak." Ucap Kak Daniel yang merasa ada keanehan pada sikap Kak Dave.

"Perasaan loe aja." Jawab Kak Dave sok cool.

"Cepetan, loe anterin Lily. Gue mau ke rumah Gaby sama teman-teman gue." Jawab Kak Dave.

"Kita bareng-bareng aja ke rumah Gaby nya. Gue juga belum melayat." Kata Kak Daniel.

"Darimana loe tahu kalau gue mau melayat?" Tanya Kak Dave heran.

"Gue yang pertama kali tahu. Gue kan ketua OSIS." Jawab Kak Daniel menyombongkan diri.

Aku menatap wajah Kak Dave yang mulai kesal.

Tapi untung nya, dia tidak menimpali kata-kata Kak Dave.

"Loe anterin adek gue, sebelum gue berubah pikiran." Ucap Kak Dave serius.

Kemudian Kak Dave berangkat ke rumah Gaby bersama teman-temannya.

Dan aku pulang bersama Kak Daniel.

Terpopuler

Comments

Nulis terus✍️💪

Nulis terus✍️💪

👍👍👍👍👍🌹

2021-10-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!