Chapter 10

Lima menit berlalu...

Akhirnya bis yang ditunggu datang juga. Lily bergegas naik, pak sopir segera mengemudikan bis nya untuk melanjutkan perjalanan. Ia duduk di bangku belakang dekat dengan pintu keluar. Untung saja penumpang di dalam bis ini tidak terlalu banyak, jadi tidak berdesak-desakkan. Seorang kernet datang menghampirinya untuk meminta tarif angkutan. Lily memberinya satu lembar uang lima ribuan.Kernet tersebut memberikan kembalian tiga ribu rupiah. Lumayan terjangkau tarif angkutan ini, cocok untuk kantong para pelajar.

Sebenarnya naik bis adalah pertama kalinya untuknya.Ibu selalu melarangnya untuk naik angkutan umum. Beliau mempunyai pengalaman yang buruk di dalam bis, yaitu di palak seorang preman. Zaman ibu sekolah dulu, bis adalah angkutan umum favorit karena jarang sekali ada orang yang punya motor pada waktu itu. Saat ibu di palak preman, datanglah seorang murid laki-laki yang dengan berani melawan. Kemudian murid itu berkelahi dengan preman di dalam bis. Semua penumpang ketakutan, termasuk sopir bis tapi ia tetap berusaha fokus mengemudi. Seorang kernet bis ingin membantu murid itu.

Tapi karena si preman menggunakan pisau lipat, langkah kernet bis itu terhenti dan berjalan mundur karena takut.

Murid tadi dengan sigap melumpuhkan si preman. Dari gerakan yang terlihat, sepertinya dia seorang yang menguasai ilmu bela diri. Aksi heroik sang murid mendapat pujian para penumpang. Sedangkan si preman malah babak belur jadi bulan-bulanan para penumpang yang geram dengan perbuatan si preman. Setelah itu, sopir bis mengantarkan si preman ke kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Ibunya waktu itu masih remaja, umurnya baru 18 tahun. Beliau sangat terkesan dengan murid itu.Setelah situasi kembali kondusif, ibu menghampiri murid yang sudah menolongnya tadi. Ibu berterima kasih kepadanya.

Sejak kejadian itu, mereka menjadi teman.

Sampai mereka kuliah, pertemanan antara keduanya masih terjalin dengan baik. Karena sering bersama itulah, tumbuh benih-benih cinta di antara keduanya. Pada akhirnya mereka memutuskan untuk mengikat janji pernikahan.

Semua cerita itu selalu ibu ulang setiap ingat almarhum ayah, beliau mengatakan suaminya adalah seorang pria sangat baik dan bertanggung jawab.

Ternyata sudah lewat lima belas menit aku berada di dalam bis. Cerita ibu yang kembali terlintas di pikirannya membuat perjalanan pulang menjadi lebih singkat. Akhirnya sampai juga di halte bis. Halte tersebut berjarak seratus meter dari rumahnya. Karena cukup dekat, Ia memutuskan untuk berjalan kaki. Kurang lebih sepuluh menit berjalan kaki, Lily sudah sampai di rumah.

Di kamar ...

Setelah selesai mandi, Lily mengganti pakaiannya dengan t-shirt lengan pendek warna merah jambu bergambar pororo dan rok panjang warna hitam. Karena hari ini tidak ada tugas sekolah, aku memutuskan untuk menonton televisi di ruang keluarga. Tidak lupa membawa buku diary untuk menemaniku. Saat Ia menyalakan televisi, ternyata drama korea yang ingin aku tonton belum mulai. Sembari menunggu dramanya mulai, Ia menulis diary agar tidak bosan.

Senin,14 Juli 2014

Hay dear,

Gue lagi sendirian di rumah.

Ibu sama ayah Haris baru pulang besok malam.

Loe mau tau gak Kak Dave dimana?

Dia lagi sama Gaby.

Mereka balikan lagi.

Kak Dave juga suruh aku pulang sendiri an, untung tadi aman pas naik angkutan umum.

Masak iya kisah ibu akan terulang lagi?

Di palak preman akhirnya dapat jodoh..

Hahahaha...

#Kehaluan yang mengakhawatirkan...

Gue sebenarnya gak masalah kalau Kak Dave balikan sama Gaby.

Cuman feeling gue mengatakan Gaby itu tidak secantik dan selembut penampilan nya.

Haisshh ...

Biarlah ...

Kak Dave udah dewasa.

Dia tahu mana yang baik dan buruk.

Eh dear,

Drakor favorit gue udah mulai nih...

Nanti lanjut lagi ya???

Bye!

Lily menutup buku diarynya karena di layar kaca sudah terpampang nyata drama korea kesukaannya, namun matanya tidak terfokus pada tontonan didepannya, fokusnya ada di tempat lain, Dave! iya Dave, fokusnya ada pada sang kakak yang sedang bersama Gaby.

Di Rumah Sakit ...

Dave sangat gelisah karena waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam. Beruntung, Gaby sudah selesai menjenguk ibunya. Sebentar lagi kakak bperempuannya akan datang menggantikan Gaby untuk menjaga sang ibu. Gaby meminta Dave mengantarnya pulang.

Setelah mengantar Gaby, Dave bergegas mengemudikan motornya untuk melanjutkan perjalanan. Dia mencoba menelfon Lily tapi tidak tersambung. Dave semakin khawatir, dia ingin segera pulang.

Setelah perjalanan yang lumayan jauh dan melelahkan, akhirnya sampai juga. Dave memasukkan motor ke garasi dan segera masuk ke dalam rumah. Dia melihat televisi yang masih menyala. Saat hendak mematikan televisi, ternyata dia melihat Lily tertidur di sofa.

"Ternyata loe nungguin gue sampai ketiduran di sofa ya? maafin gue dek. Besok lagi gue akan kasih kabar kalau pulang telat." gumam Dave.

Dave ingin menggendong Lily untuk ia bawa ke kamar atas, namun Ia penasaran dengan buku yang ada dekapab adiknya itu, dia membawa buku itu bersamanya.

"Good night cantik," ucap Dave.

Dia kemudian meninggalkan kamar Lily.

Keesokan harinya ...

Pukul 06.00

"Loe tadi malam tidur di sofa nungguin gue pulang ya?" tanya Dave sambil membuat sandwich untuk sarapan.

"Gak 'lah kak, ngapain gue nungguin loe?" jawabnya ketus.

"Gitu aja senewen, gue kan cuman nanya." ucap Dave.

"Oke deh, terserah loe. Btw loe lihat buku diary gue gak?" tanya Lily.

Dave sudah selesai membuat sandwich, satu untuknya dan satu lagi untuk adiknya.

"Sarapan dulu dik, gak usah mikirin diary." jawab Dave santai.

Lily merasa ada yang tidak beres dengan kakaknya. Dia lebih terlihat tenang, wajahnya yang tampan semakin mempesona saja.

"Loe liatin gue?" tanya Dave yang sedari tadi merasa kalau sang adik memandangnya.

"Pede, ngapain juga ngeliatin loe. Eh kak, nanti malam ibu dan ayah Haris pulang. Kita buat kejutan selamat datang ya? mau tidak?"ucap Lily sambil memasang muka sok imut.

"Kenapa wajah loe kayak anak kecil lagi minta permen? dasar anak kecil!!!!" Ledek Dave.

"Gue udah tujuh belas tahun, bukan anak kecil!" jawab Lily dengan muka cemberut.

"Hahaha, iya adikku sayang, loe mau buat rencana apa?" ucap Dave menghentikan aktingnya mengerjai sang adik.

"Gimana kalau kita hias rumah ini jadi lebih bagus dan membuat makan malam spesial untuk ibu dan ayah Haris," saran Lily.

"Boleh juga, nanti gue cari channel makanan yang enak di mana," jawab Dave.

"Jangan cari, masak sendirilah," ucap Lily percaya diri.

Dave setuju dengan rencana sang adik, tiba-tiba Dave menanyakan tentang diary milik sang adik yang hilang.

"Loe udah ingat dimana nyimpen diary nya?" tanya Dave.

"Belum kak, harusnya sih ada di sofa. Tapi kok gak ada," jawab Lily heran.

"Nanti kita cari sama-sama, yang penting pergi sekolah dulu," ajak Dave.

Kemudian Lily dan Dave bergegas naik motor menuju sekolah.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀

aduuhh... langsung ketauan dehh 🤦🤦🤧🤧
pasti dibaca sm Dave kaan

2022-01-09

2

Via🔥💰

Via🔥💰

semangat Lily

2021-10-14

1

Diana M

Diana M

next toor

2021-10-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!