Hari ini, di sekolah tidak ada yang istimewa. Semua berjalan seperti biasa. Lily hanya berharap bisa segera pulang. Diary itu sungguh membuat gadis itu pusing.
Beberapa jam kemudian ...
Akhirnya waktu pulang sekolah tiba.,
Lily dan Dave bergegas pergi ke Toko Aksesoris untuk membeli perlengkapan hiasan kemudian pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan. Tiba-tiba Gaby datang dan merusak segalanya. Dia mengatakan ingin pergi bersama Dave. Dave menolak dengan halus permintaan Gaby. Gaby tidak mau tahu, Dave harus menemaninya. Kemudian Gaby pergi dengan penuh amarah.
"Loe kejar Gaby, gue pulang sendiri aja. Nanti gue yang beli persiapan buat kejutannya," tukas Lily mengalah.
"Loe marah ya?" tanya Dave.
"Gak usah mikirin gue, gue bisa sendiri. Loe mending kejar dia deh, daripada Gaby ngambek," jawab Lily sambil melangkah pergi meninggalkan Dave.
Dave kemudian menyusul Gaby.
Di depan gerbang sekolah ...
"Mending gue naik ojek online ajalah biar aman," ucap Lily sambil mengeluarkan ponsel dari dalam tas sekolahnya.
"Hay Ly? loe ngapain sendiri di sini?" sapa Daniel yang tiba-tiba muncul di hadapannya.
"Kak Daniel, ngagetin aja! iya kak, gue mau pergi ke Toko Aksesoris," ucap Lily sambil memesan ojek online lewat aplikasi di ponsel.
"Gue anterin loe ya?" pinta Daniel.
"Gak usah kak, makasih," jawab Lily tanpa melihat wajah Daniel.
"Kalau ada orang bicara di lihat donk wajahnya!" protes Daniel.
"Hehe, maaf kak, gue lagi pesen ojek online," ucap Lily sambil menatap wajah Daniel.
"Loe kan kemaren gak jadi pergi sama gue. Sebagai gantinya sekarang gue anter loe. Gimana?" ucap Daniel memberikan penawaran.
"Gak usah kak," jawab Lily.
"Batalin aja ojolnya, gue yang anter," pinta Daniel sedikit memaksa.
"Gak usah kak," Sekali lagi Lily enggan menerima niat baik Daniel yang ingin mengantarnya ke Toko Aksesoris.
Daniel merebut ponsel Lily dan membatalkan pesanan ojek onlinenya.
"Haduh! kak Daniel ini pemaksaan!" gerutu Lily sembari merebut kembali ponselnya yang ada di tangan Daniel.
"Kalau gak di paksa, loe gak bakal mau kan? sekarang naik motor gue," ucap Daniel sambil menepuk jok belakang motornya.
Dengan sangat terpaksa, Lily menuruti permintaan Daniel, mereka berdua naik motor bersama menuju Toko Aksesoris.
Di Toko Aksesoris ...
"Loe mau buat apa sih?" tanya Daniel.
"Mau bikin kejutan buat orang tua gue karena nanti malam mereka pulang dari luar kota," jawab Lily menjelaskan pada Daniel.
"Oh gitu ya, gue bantu loe milihin hiasannya. Gue juga sering bikin kejutan buat orang tua gue," tukas Daniel sembari memilihkan aksesoris yang cocok.
"Ibu loe suka apa?" tanya Daniel.
"Suka bunga Lily, suka warna putih," jelas Lily.
"Ternyata itu sebabnya ibu loe ngasih nama Lily buat loe? karena suka bunga Lily?" tanya Daniel.
"Iya kak," jawab Lily singkat.
"Oh iya kak, gue gak tahu kesukaan ayah Haris, loe tahu gak?" tanya Lily.
"Kalau om Haris setahuku suka warna hitam. Dia juga penggemar sepak bola. Jadi gue nyaranin loe bikin hiasan bertema sepak bola dan berwarna hitam putih. Gimana menurut Loe?" jawab Daniel.
"Gue setuju kak, bikin gambar kayak siluet gitu ya biar kece, sekalian di tambahin tulisan :
...WELCOME HOME MY FATHER AND MY MOTHER ALWAYS LOVE YOU...
...DAVE AND LILY...
bagus gak?" saran Lily sembari menyerahkan tulisan yang sudah di buatnya di selembar kertas.
"Bagus banget Lily," ucap Daniel sambil mengusap rambut gadis itu pelan.
'Kak Daniel orang yang lembut dan penyayang.
Apa yang kurang darinya?' batin Lily.
"Loe sama Dave, ada hubungan apa sebelumnya?"tanya Daniel penasaran.
"Hubungan gue sama Dave, kakak dan adik, loe lupa kak?" jawab Lily ngeles.
"Kalau emang cuman adik dan kakak, kenapa loe nangis lihat Gaby sama Dave bersama di lapangan waktu itu?" ucap Daniel curiga.
"Maaf kak, sekarang kita sedang berdua, jangan bahas kak Dave dan Gaby," jawab Lily kesal.
"Berarti loe mau nrima gue kan?" tanya Daniel memastikan.
"Gue trima loe," jawab Lily singkat.
Mendengar jawaban Lily, Daniel terlihat sangat bahagia. Dia langsung memeluk gadis itu dengan erat.
"Kak Daniel, lepasin gue!" pinta Lily.
"Oke sayangku," ucap Daniel sambil melepas pelukannya.
"Kak Daniel, maafin gue kalau nanti gak ada waktu 100% buat loe. Gue harus banyak belajar," Pinta Lily.
"Oke adikku sayang. Gue panggil loe adik boleh kan?" tanya Kak Daniel.
"Terserah loe aja kak." Jawabku singkat.
Lily meminta tolong kepada Daniel untuk mengantarnya ke pasar membeli beberapa bahan makanan, setelah selesai berbelanja, kami memutuskan untuk pulang ke rumah.
Di Rumah ...
"Gue bantuin loe boleh gak?" tanya Daniel sesaat setelah sampai di rumah sang gadis.
"Gak perlu kak, gue nanti tambah ngrepotin loe," jawab Lily sungkan.
Barang yang Lily beli terlalu banyak, gadis itu tidak mampu jika harus membawanya sekaligus. Melihat Lily yang sedang kesulitan membawa barang belanjaan, Daniel menawarkan bantuan.
"Loe beneran gak butuh bantuan?" tanya Daniel.
Belum sempat dia menjawab, Daniel dengan sigap membawa barang belanjaannya. Daniel memaksa Lily agar gadis itu mau mengizinkannya untuk membantunya mempersiapkan kejutan. Tetapi Lily tidak ingin merepotkan Daniel yang kini telah menjadi kekasihnya itu.
"Mending kak Daniel pulang aja deh, aku bisa sendiri," pinta Lily.
"Kenapa sih? kenapa? aku gak boleh bantu?" tanya Daniel.
"Tahu gak? kita gak boleh lama-lama di dalam rumah tanpa pengawasan orangtua tahu?" ucap Lily.
"Iya, aku tahu. Aku juga gak bakalan ngapa-ngapain kamu, tenang aja sayang," ucap Daniel.
"Ya udah, terserah loe aja, yang penting jangan lama-lama," jawab Lily.
Lily dan Daniel bekerja sama dalam menghias rumah agar terlihat lebih indah dengan beberapa sentuhan dari tangan keduanya, setelah menghias ruang tamu selesai, Lily menuju dapur diikuti oleh Daniel di belakangnya.
"Mau masak apa?" tanya Daniel.
"Kakak bantu kupas bawang aja, aku yang masak, okey?" pinta Lily.
"Kupas bawang? ayo!! gue juga suka bantu ibu di dapur kupas bawang," jawab Daniel tersenyum.
Kedua pasangan yang baru jadian itu bekerjasama dengan baik. Masakan yang Lily buat terlihat begitu lezat meskipun dia harus melihat video resep masakan di youtube tetapi hasil masakannya cukup mengoda lidah untuk segera mencicipi masakannya, dijamin tidak kalah dengan chef terkenal.
Setelah selesai menyiapkan segalanya, Daniel berpamitan.
"Gue mau pulang dulu ya? udah selesai kan? soalnya ada tugas yang harus gue kerjain," pamit Daniel.
"Gak papa kak, thanks udah nyempetin waktu buat gue* jawab Lily sambil tersenyum simpul.
"Kalau buat loe, kapanpun gue siap!" tukas Daniel.
"Oke, makasih sekali lagi," jawab Lily.
Lily mengantar Daniel sampai ke depan rumah, namun saat ingin membuka pintu depan, tidak di sangka, di balik pintu ada Dave.
"Dave!" ucap Daniel terkejut.
Dave terlihat sangat marah karena mengetahui jika sang adik membawa laki-laki kedalam rumah.
"Loe ngapain di sini?" tanya Dave.
"Gue cuma bantuin pacar gue," jawab Daniel santai.
"Bantuin siapa? pacar? kapan kalian pacaran?" tanya Dave penuh emosi.
"Kami baru jadian hari ini. Maaf kakak ipar, gue pamit pulang dulu," pamit Daniel sembari melangkahkan kedua kakinya keluar rumah.
"Siapa yang kasih izin loe pacaran sama adik gue?" pekik Dave.
Mendengar perkataan Dave, Daniel berbalik dan menatap wajah Dave.
"Gak perlu izin loe buat jadi pacarnya Lily. Gue gak mau ribut sama loe. Ini hari pertama gue "kencan". Gue lagi seneng, gak mau jadi badmood gara-gara ngeladenin loe," ucap Daniel.
"Maaf kak Dave, loe minggir dulu," jawab Lily melewati Dave begitu saja.
Lily mengikuti langkah Daniel yang kini sudah ada di depan motornya yang terparkir tepat di depan rumah Lily.
"Kak Daniel, maafin kakak gue," ucap Lily.
"Gak papa, no problem, gue pulang dulu," jawab Daniel.
"Oke, hati-hati di jalan," ucap Lily.
Daniel mulai menyalakan mesin motornya, dia siap untuk mengendarai motornya dan bergegas pergi meninggalkan rumah sang kekasih.
Setelah Daniel benar-benar sudah menghilang dari pandangannya, ia kembali ke dalam dan menghampiri Dave yang masih marah.
"Loe kenapa sih?" tanya Lily.
"Gue? gak papa," jawab Dave singkat.
Melihat dekorasi hiasan di depannya, Dave sengaja menyindir Lily.
"Yang buat hiasan ini, pasti pacar loe ya?" sindir Dave.
"Gue sama Daniel yang buat," jawab Lily.
"Loe ngapain ajak dia kesini?" Tanya Dave.
"Dia itu bantuin gue , loe tadi kan sama Gaby," ucap Lily balas menyindir.
"Itu juga karena loe yang nyuruh," jawab Dave.
"Kalau bukan gue yang nyuruh ?" tanya Lily.
"Gue capek, mau istirahat," jawab Dave sembari pergi menuju kamarnya tanpa menghiraukan pertanyaan sang adik.
'Maaf kak Dave, semua ini demi keutuhan rumah tangga ayah dan ibu kita,' batin Lily.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Via🔥💰
huwaaa sabar ya lily
2021-10-14
1
Nulis terus✍️💪
like like like thoorr, semaaaangat 💪😘
2021-10-14
0
Diana M
next toor
2021-10-10
1