Lily duduk di meja belajarnya dan kembali mengingat apa yang baru saja dilakukannya bersama Dave.
"Kita duduk berdekatan layaknya teman sebangku, kak Dave mengajariku banyak hal, bukan hanya tentang tugas yang saat ini aku kerjakan,melainkan lebih kepada memberikan cara-cara termudah untuk belajar. Aku merasa sangat senang kak Dave terlihat menyayangiku kini," ucap Lily yang tidak ingin lepas dari ingatan saat bersama sang kakak.
Tok ... tok ... tok ...
Pintu kamar Lily ada yang mengetuk, Lily segera membuka pintu dan ia terkejut saat Dave sudah ada di depannya.
"Loe?" tanya Lily.
"Iya, napa sih?" jawab Dave.
"Ngapain ke sini? udah sembuh emang?" tanya Lily.
"Udah, gue bosen di kamar terus, main yuk?" ajak Dave.
"Gak mau, di rumah aja. Kak Dave masuk kamar sana, istirahat!!" ucap Lily sambil mendorong tubuh sang kakak.
BRUAAKKKK!!!
Lagi-lagi Lily menutup kamarnya begitu saja.
"Hey? gak sopan banget ngusirnya!!" jawab Dave.
Dave turun ke bawah dan kembali masuk kedalam kamar, akhir pekan keduanya hanya dihabiskan berdiam diri di kamar hingga pagi menjelang.
Keesokan harinya ...
Hari Senin ...
Saatnya mereka menjalani rutinitas sebagai seorang pelajar SMA pada umumnya. Hari ini Dave tidak jadi absen.
Dia mengatakan kalau sudah merasa lebih baik, tidak masalah baginya untuk pergi ke sekolah.
Lily sempat mengatakan kalau Dave lebih baik di rumah dulu, tunggu sehari saja untuk memulihkan kondisi tubuhnya agar lebih fit. Tapi Dave sudah membuat keputusannya sendiri. Lily sebagai adik hanya khawatir kalau nanti ada apa-apa. Dave menyadari kekhawatiran itu dan menyakinkan sang adik bahwa dia sudah baik-baik saja. Bagi sang adik, yang terpenting saat ini adalah bisa menjaga hubungannya dengan Dave menjadi lebih baik dan semakin akrab. Ini akan membuat ibunya lebih bahagia karena kebahagiaan ibu sudah lama gadis itu nantikan.
Suatu hari Ia pernah melihat ibu menangis di kamar sambil memeluk foto ayah dengan berderai air mata. Waktu itu Lily masih kelas dua SMP. Om Haris telah memberi warna baru di dalam hidup ibu Nawang. Ibu menjadi lebih bersemangat dalam menjalani kehidupan. Tidak ada alasan untuk gadis itu egois lagi. Sejak awal mereka menikahpun, Lily sudah berkorban. Ia tidak akan membuat pengorbanan yang dilakukannya menjadi sia-sia hanya karena terbawa perasaan.
Pukul 06.45
Di sekolah ...
Kurang lima belas menit sebelum bell tanda masuk berbunyi, Lily dan Dave sudah sampai di sekolah. Tiba-tiba Gaby datang. Dengan percaya diri, dia melingkarkan kedua tangannya dilengan Dave. Tatapan matanya menyiratkan kalau dia tidak menyukai dirinya. Lily bilang pada Dave kalau harus segera pergi menemui Nita dan Wulan karena ada urusan penting. Dave mengangguk kemudian berlalu pergi bersama dengan Gaby.
Lily melihat kalau hubungan sang kakak dan Gaby sudah baik-baik saja. Ia ikut merasa senang dengan hubungan Dave yang sudah membaik dengan kekasihnya. Saat hendak berjalan menuju kelas, Lily lberpapasan dengan Daniel.
"Hay ly?" sapa Daniel
"Hay juga Kak," jawab Lily singkat.
"Loe murung amat. Kenapa?loe sakit?" tanya Daniel.
"Gak papa kak, gue baik-baik aja," jawab gadis itu kemudian berjalan ke depan melewati tubuh Daniel.
"Loe nanti ada waktu luang gak sepulang sekolah?" tanya Daniel sangat bersemangat.
Mendengar perkataan Daniel, gadis itu berhenti dan kembali berbicara dengannya.
"Ada kak," jawab Lily singkat.
"Gue mau ajak loe jalan," ajak Daniel.
"Boleh aja, tapi nanti aku bilang kak Dave dulu," jawab Lily.
"Okee deh, nanti loe WA gue ya kalau Dave udah kasih izin," jawab Daniel.
"Oke kak," ucap Lily sambil berlalu.
Pukul 08.00 ...
Setelah upacara bendera selesai di laksanakan, Semua murid masuk ke dalam kelas masing-masing. Hari ini kelas gadis itu belajar mata pelajaran Matematika. Gurunya lumayan killer jadi kami harus fokus dalam belajar. Guru matematika itu bernama Pak Heru. Dia adalah orang yang sangat waspada. Jika ada salah satu murid yang menyepelekannya, hukuman adalah konsekuensi yang harus di tanggung.
Satu jam berlalu ...
Saatnya istirahat ...
Akhirnya penderitaan Lily dan teman-teman sekelasnya berakhir. Pak Heru yang terkenal kejam memberikan tugas, untuk kali ini tidak menunjukkan sisi kejamnya. Tidak ada tugas yang akan menjadi tanggung jawab masing-masing murid. Setelah Pak Heru selesai mengajar, beliau kemudian keluar dari kelas kami. Lily dan teman-temannya akhirnya bisa bernafas lega, setelah satu jam ini sesak nafas karena terlalu tegang menghadapi Pak Heru. Semua murid berhamburan keluar dari kelas, begitu juga dengan ku dan kedua sahabat ku. Lily, Nita dan Wulan berjalan bersama menuju kantin. Tidak di sangka langkah kami di hadang oleh seorang kakak kelas tepat di depan kelas mereka sendiri. Orang yang menghadang itu adalah Tika.
Dia memperingatkan kepada Lily untuk tidak mengganggu hubungan Dave dan Gaby. Meskipun kini Lily adalah adik dari Dave, tidak ada pengecualian. Dia juga memperingatkan gadis itu agar tidak mendekati Daniel.
Lily dan Daniel sudah kenal sejak lama, hanya saja baru benar-benar mengenal saat kami satu sekolahan. Mereka juga saling menyapa satu sama lain. Tidak ada yang aneh dengan hubungan Lily dan ketua OSIS itu.
'Menjauhi? kapan juga aku dekat dengannya?
hubungan kami saja hanya sebatas kakak dan adik kelas,' batin Lily.
Setelah "ocehan" Tika berhenti, mereka melanjutkan langkah untuk menuju kantin. Nita dan Wulan bertanya kenapa Tika bersikap seperti itu padaku.Lily menjawab kalau dia hanya ingin membantu Gaby. Kalau soal Daniel?
Ada kemungkinan Tika menyukai Kak Daniel(?)
Di kantin ...
Mereka duduk bertiga dengan kursi yang saling berjejer, Nita dan Wulan tiba-tiba menanyakan perkembangan hubungan dengan laki-laki yang sukai oleh Lily.
Lily mengatakan jika baik-baik saja.
Nita bilang kalau gadis itu harus memiliki seorang kekasih agar tidak di tindas orang.
Nita juga menambahkan kalau Lily hanya berharap pada satu orang saja, rasanya tidak mungkin. Apalagi Ia pernah bilang pada Nita dan Wulan kalau orang yang disukainya adalah laki-laki yang memiliki fans yang lumayan banyak.
Nita menyarankan tuk melupakan laki-laki itu. Meskipun sahabatnya ini belum tahu kalau Dave adalah isi dari setiap lembar buku diarynya.
Kekhawatiran Nita tidak akan jadi nyata jika Ia segera mengambil sikap. Tiba-tiba Ia mendengar suara Dave dan Gaby sedang berbicara, ternyata posisi duduk mereka saling membelakangi.
Lily sungguh tidak menyadari keberadaan nya.
'Semoga Kak Dave tidak terlalu memperhatikan apalagi mendengarkan percakapan kami.' batin Lily.
Jam istirahat selesai ...
Hari ini adalah giliran Lily mentraktir kedua sahabatnya,selesai membayar, Lily menyempatkan diri menoleh ke arah Dave dan Gaby. Mereka terlihat begitu dekat dan saling melempar canda. Wulan mengajak Lily bergegas pergi untuk masuk ke dalam kelas, seketika itu buyarlah lamunan gadis itu yang sedari tadi memperhatikan kebersamaan Dave dan Gaby.
Saatnya pulang sekolah ...
Akhirnya waktu yang di tunggu para murid telah tiba.
Setelah penat belajar selama kurang lebih enam jam, waktu nya para murid untuk pulang ke rumah. Lily berjalan keluar kelas bersama Nita dan Wulan.Dave tiba-tiba datang ke kelasnya. Dia bilang, "Sorry dik, gue harus anter Gaby jenguk ibunya di Rumah Sakit. Nanti loe pulang sendiri gak papa?"
'Etdah, benerkan dugaan gue? seburuk apapun Gaby di mata Kak Dave, dia adalah kekasihnya sekarang' batin Lily.
Hal apapun yang berhubungan dengan Gaby akan jadi urusannya.
"Gak pa pa Kak, hati-hati di jalan ya," jawab Lily.
Dave menggangguk kemudian berlalu pergi. Nita dan Wulan yang sedari tadi diam melihatnya dan Dave, kemudian bertanya, "Loe udah ikhlas gitu kalau kakak loe balikan sama Gaby?" tanya Nita.
"Iya sob, gue rasa mereka gak cocok deh," tambah Wulan.
"Mau cocok atau gak, itu sudah jadi pilihan kakak gue. Gue sebagai adeknya cuman bisa ngedukung aja biar mereka gak putus lagi," tukas Lily.
Mendengar perkataan ku, Nita dan Wulan tersenyum.
"Loe emang adik yang baik. Eh btw soal orang yang loe suka gimana? kakak loe udah ada kekasih masak loe jomblo sih?" ujar Wulan meledek.
"Gak usah bahas dia lagi. Jomblo gak masalah, karena punya kekasih juga bikin ribet. Gue lagi bahagia dapatin keluarga yang utuh, yang paling penting adalah ibu, beliau sudah menemukan nafasnya lagi setelah beberapa tahun sesak di tinggal ayah. Meskipun ayah tidak tergantikan, pada akhirnya ibu juga pantas bahagia," jelas Lily tegas.
"Ajibbb! loe emang luar biasa," ucap Wulan memujinya.
"lebay loe," jawab Lily.
Kemudian mereka berjalan bersama untuk pulang. Nita dan Wulan naik motor bersama kekasih masing-masing dan Lily duduk di halte yang berada di dekat sekolahannya untuk menunggu bis yang akan mengantarnya pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀
aisshh... yang komen kok setingkat author kabeh yoo, 😀 isin dewe ako😁✌️
2022-01-09
1
Via🔥💰
aihh semoga gaby bisa berubah ya
2021-10-14
1
Miracle Tree
semangat
2021-10-09
1