Dave akhirnya mau menuruti perkataan sang adiknya yang terus saja memaksanya menyantap bubur buatannya. Dalam sekejap, bubur itu telah lenyap dari pandangan Lily.
"Nah gitu, kalau loe segera menghabiskan bubur ini, pasti loe cepat sembuh." ucap Lily.
"Apa hubungan loe sama Daniel?" tanya Dave.
"Hanya teman." jawab Lily.
"Gimana loe bisa kenal sama dia?" tanya Dave.
"Dia kan ketua OSIS, siapa yang gak kenal sama dia." jawab Lily beralasan.
"Iya juga sih, tapi gue curiga loe ada hubungan lebih dari teman sama dia." ucap Dave.
"Gak ada, udah deh loe itu sembuh dulu, baru mikirin yang lain." jawab Lily.
"Penyebab sakit gue tuh lihat loe sama Daniel?" ucap Dave.
"Maksud loe?" tanya Lily heran.
"Demi apa coba muka gue kena bola, kalau bukan buat ngejagain loe dari gangguan di Daniel?" jawab Dave.
"Loe cemburu?" celetuk Lily.
"Iya." jawab Dave.
Dave terdiam, Lily melihat expresi wajah sang kakak yang berubah menjadi lebih serius, gadis itu merasa jika ucapannya memicu sang kakak berpikir terlalu jauh, dia kemudian mengubah topik pembicaraan.
"Kak, gue mau ngerjain tugas di kamar," ucap Lily sambil beranjak tapi Dave mencegahnya pergi.
"Tunggu." cegah Dave.
"Kenapa kak?" Tanya Lily heran.
"Temenin gue bentar, gue mau curhat. Nanti gue bantu loe ngerjain tugas." pinta Dave.
Penawaran Dave sungguh ampuh membuat Lily yang sebenarnya sedang malas melakukan apapun, dan mengerjakan tugas adalah salah satu alasannya untuk menghindar.
"Oke , loe boleh cerita sekarang." ucap Lily dan kembali duduk di samping Dave.
Wajah Dave berubah menjadi sangat serius, seperti ada sesuatu yang benar-benar mengganggu pikirannya.
"Gue balikan sama Gaby." ucap Dave.
Deg ...
Seketika jantung Lily seperti berhenti berdetak. Awal kata yang miris untuknya. Hati sang gadis remuk dan kalang kabut dengan keputusan yang diambil oleh kakaknya. Sedih? pasti, Lily merasa sangat sedih, namun demi sang kakak dia akan menahan rasa itu.
Lily mencoba menanggapi pernyataan Dave senormal mungkin agar kakaknya tidak mengetahui perasaan yang sebenarnya ia rasakan kepada sang kakak.
"Ya syukur kak kalau loe balikan sama dia."
jawab Lily singkat.
"Tapi gue suka sama perempuan lain." timpal Dave.
'Kak Dave ternyata memiliki lebih dari satu perempuan yang disukainya, Ini tidak ku duga sebelumnya.' batin Lily.
Lily merasa selama menjadi "fans gelap" Dave, dia tidak pernah melihat Dave dekat dengan perempuan lain, selain Gaby. Karena memang Gaby 'lah yang menjadi perempuan paling cantik dan cerdas di sekolah mereka. Selain itu dia berasal dari keluarga terpandang.
"Memang perempuan itu siapa?" tanya Lily.
"Ya ada, tapi gue suka sama dia." jawab Dave.
"Kalau loe suka sama dia, kenapa loe balikan sama Gaby? loe gak mikirin perasaan Gaby." ucap Lily.
"Gue sebenernya udah gak mau ada hubungan lagi sama Gaby. Gue capek, dia selalu ngejar-ngejar gue. Apa lagi kisah kami tidak sesempurna yang orang tahu." ucap Dave.
"Kalau boleh gue tahu, loe putus karena apa?" tanya Lily berhati-hati.
"Dia selalu menganggap kalau dia lebih penting dari segalanya. Orangnya egois. Selama dua tahun pacaran bisa di hitung udah berapa kali dia bilang mau putus karena gue sibuk latihan dan banyak belajar. Padahal dia tahu, kalau gue emang pengen kuliah di luar negeri jadi nilai gue harus bagus.
Setiap pulang sekolah gue latihan. Malamnya gue belajar. Gue libur paling hari minggu doank, dia gak ngertiin gue. Udah berulang kali gak ngehargain gue. Jadi gue gantungin aja hubungan gue sama dia." jelas Dave.
"Kalau menurut gue, loe balikan juga baik, perbaiki dan mulai semuanya dari awal." saran Lily.
"Taulah, males bahas juga." jawab Dave.
"Loe harus tegas sama perasaan loe kak, jika loe udah mau balikan, jaga dia dengan baik." ucap Lily.
"Pikir besok aja lah, gue capek. Besok loe izinin gue ya? bilang aja kalau gue sakit." jawab Dave.
"Siap, eh loe udah selesai curhatnya?" tanya Lily.
"Udah." jawab Dave.
"Oke, sekarang bantuin gue ngerjain tugas." pinta Lily.
"Bentar, gue mau tanya satu hal lagi, loe sama Daniel, ada hubungan apa?" tanya Dave.
"Gue kan tadi udah bilang, cuma teman." jawab Lily.
"Dia udah mau nganterin loe pulang, pegang tangan juga. Loe bilang cuman temen? kelewat polos loe! gue kasih tahu ya, Daniel itu suka sama loe." ucap Dave.
"Siapa yang gak suka sama dia? dia ganteng dan cerdas." jawab Lily.
"Kapan dia nembak loe?" tanya Dave.
"Dia gak nembak gue, dia sama gue aja deket baru-baru ini." jawab Lily.
"Terus loe ada keinginan lebih dekat sama dia?" tanya Dave.
"Bentar, loe kan yang mau curhat? kenapa gue yang di intrograsi? curang loe." ucap Lily.
"Hahaha, ya udah. Mana tugas loe? gue bantu ngerjain." ucap Dave.
"Gue ambil dulu di kamar," jawab Lily sembari beranjak dari tempat duduknya.
Sang gadis keluar dari kamar Dave dan segera mengambil tugas di kamarnya, setelah itu Lily kembali lagi ke kamar Dave. Kakaknya benar-benar membantunya mengerjakan tugas, gadis itu merasa senang karena tidak sia-sia memiliki kakak secerdas Dave.
"Kenapa senyum-senyum?" tanya Dave.
"Aku senang karena tugasku akan cepat selesai." ucap Lily.
"Siapa dulu yang bantuin loe, Dave Winanta gitu lho!!" jawab Dave bangga.
"Terserah loe aja, yang penting nanti malam gue bisa santai, tugas kelar, hidup tentram." ucap Lily.
'Lucu banget loe, andai loe bukan adik gue Ly.' batin Dave.
Lily pura-pura tidak tahu saat sang kakak memandangnya cukup lama, daripada akan menjadi semakin salah tingkah, Lily berpamitan kepada Dave untuk segera kembali ke kamarnya. Tapi Dave tidak mengizinkan.
"Di sini dululah, paling gak tunggu gue sampe merem, baru pergi." pinta Dave.
"Udah tua banyak maunya." ucap Lily.
"Gue cuma dua tahun lebih tua dari loe, gue masih muda, ganteng lagi." jawab Dave percaya diri.
Mereka mulai terlihat akrab dan saling melempar canda, kebersamaan yang langka. Lily larut dalam perasaannya yang dianggap sebuah kesalahan itu. Perlahan tapi pasti, Dave mulai memejamkan matanya, Lily beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari kamar Dave.
Lily berjalan melewati tangga dan segera masuk ke dalam kamarnya.
"Tugas udah selesai dan perasaan loe juga harus di selesaikan," ucap Lily di depan cermin.
Dia kini pasrah, dia akan melewati hari yang berat setiap harinya dengan memendam perasaan cinta kepada sang kakak.
"Loe bisa, loe pasti bisa. Jangan patah semangat, ini demi ibu, demi kebahagiaannya." ucap Lily sambil memandang dirinya sendiri dengan senyum yang terkesan dipaksakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Via🔥💰
semangat Lily
2021-10-14
1
Neti Jalia
mendukung dua karya kerenmu🤗🙏
2021-10-09
1
Nulis terus✍️💪
like like like semaaaangat thoor 💪☺️
2021-10-07
1