Chapter 3

Lily sudah mempersiapkan mental untuk menghadapi hari yang berat ini. Dia

setuju untuk berangkat sekolah bersama dengan Dave dan sudah memikirkan resiko yang akan terjadi. Di sepanjang perjalanan menuju sekolah, mereka hanya diam membisu. Hingga motor Dave sudah sampai di gerbangpun, mereka masih tidak bersuara satu sama lain. Baru saja Dave menitipkan motor di parkiran, sudah ada seorang murid perempuan yang datang menghampiri Lily dan bertanya, "Apa hubunganmu dengan kak Dave?"

Dengan suara yang gemetar, Ia menjawab jika Dave adalah kakaknya. Murid perempuan itu tertawa saat mendengar jawaban yang keluar dari mulut gadis itu. Murid perempuan itu kembali bertanya, "Kakak? sejak kapan ibumu menikah dengan ayahnya?" tanya perempuan tadi.

Tiba-tiba Dave sudah ada di depan murid perempuan itu dan menjawab pertanyaannya.

"Kemarin Ayah gue nikah sama ibunya. Ini foto pas mereka nikah. Puas loe?" jawab Dave sambil memperlihatkan foto pernikahan kedua orang tua kami yang dijadikan wallpaper ponsel miliknya.

Murid perempuan itu terkejut bukan kepalang mendengar jawaban dari Dave. Murid perempuan itu meminta maaf kepada Lily karena sudah mengatakan hal yang tidak penting, kemudian murid perempuan itu pergi begitu saja.

" Loe ke kelas dulu aja, murid perempuan tadi, gak usah loe pikirin kata-katanya, udah mati gaya tuh orang," ucap Dave menghibur.

"Oh ya, oke kak." jawab Lily.

Mereka berpisah di parkiran dan melangkahkan kaki mereka menuju kelas masing-masing.

Di dalam kelas,

Teman sekelas Lily yang bernama Lukman tiba-tiba mendekat. Dia adalah murid paling menyebalkan di kelas. Kebiasaannya ingin tahu masalah orang lain.

Lukman mengatakan kalau kabar terbaru tentang hubungan dirinya dan Dave saat berangkat sekolah bersama pagi ini sudah sampai ke telinga Gaby, kekasih Dave. Gaby adalah sapaan akrab dari Gabriella. Lily bilang kalau Dave itu kakaknya. Lukman malah tertawa sambil memegangi perutnya yang buncit karena kebanyakan makan.

"Kalau loe gak percaya ya udah, males gue ngeladenin tukang kepo super nyebelin kayak loe," jawab gadis itu dengan nada kesal.

Nita dan Wulan belum juga datang, padahal jam sudah menunjukkan pukul enam lebih lima puluh lima menit, lima menit lagi bell berbunyi. Lily ingin mengambil ponselnya di dalam tas. Tangannya mencoba meraba ke dalam tas ternyata ponselnya tidak ketemu. Ia masih mengingat ingat dimana dirinya letakkan ponsel itu, Lily berpikir sejenak, perlahan Ia mulai mengingat jika semalam dirinya meletakkan ponsel di atas meja belajar.

'Tidak ada ponsel, bagaimana bisa menghubungi mereka? Aku khawatir dengan keadaan kedua sahabatku itu.' batin Lily.

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, pak Tyo sudah datang dan masuk ke dalam kelas gadis itu. Dia memberitahukan bahwa Nita dan Wulan izin karena sedang ada kepentingan keluarga.

'Bisa barengan gitu ya? Tapi syukur deh kalau ada izin, jadi aku tidak khawatir lagi,' batinku.

Lily baru menyadari kalau sifat kocak dua sahabatnya itu yang membuat harinya menjadi sangat menyenangkan. Saat mereka tidak hadir seperti sekarang ini, terlihat sekali perbedaannya. Satu setengah jam sudah pelajaran matematika pak Tyo berlangsung. Di akhir pertemuan pak Tyo memberikan tugas yang harus di kumpulkan besok.

Waktu istirahat telah tiba, hari ini, Lily tidak punya teman untuk makan di kantin.

'Tak apalah sendiri.' pikir Lily.

Saat Ia beranjak dari tempat duduknya dan pergi ke kantin, tiba-tiba Dave datang dan berdiri tepat di hadapannya.

"Halo adikku sayang, kali ini loe gak boleh nolak. Pokoknya harus setuju makan bakso sama gue di kantin." Dia dengan seenaknya menarik tangan kanannya dan mengajak Lily pergi tanpa memperdulikan ekspresi wajah dari teman-teman sang gadis yang keheranan dengan sikap Dave terhadapnya. Dave sangat kekanak-kanakan. Sifatnya ini sangat bertolak belakang dengan kesehariannya dulu.

Lily berjalan menuju kantin dengan kecemasan luar biasa, namun Ia yakin jika hari ini bukan hari terakhir dalam hidupnya.

"Loe makan yang banyak ya dik? loe kurus gini nanti gue yang di marahin ayah sama ibu. Dikira gak becus jagain adiknya," ucap Dave sangat bersemangat sambil memperhatikan dengan detail saat adik tirinya itu makan.

Dave merasa sangat lapar karena melihat sang adik makan dengan lahap. Dia menyantap semangkuk bakso pesanannya tadi. Para murid yang berada di kantin hanya bisa melihat pemandangan langka seorang Dave Winanta memperlakukan seorang perempuan dengan sangat baik. Lily mengatakan kepada Dave jika Ia dan kakak tirinya itu sedang menjadi bahan tontonan dan gosip. Tapi Dave tidak menghiraukan perkataan Lily dan menyuruhnya segera menghabiskan semangkuk bakso itu segera. Dave menjadi over protective padanya.

"Kak, kamu pacaran sama kak Gaby ya?" tanya Lily.

Tiba-tiba Dave tersedak setelah mendengar pertanyaan yang di ajukan oleh adik tirinya itu. Lily meraih botol air mineral 600 ml di atas meja dan membuka tutup segelnya, kemudian Ia memberikannya kepada Dave. Dia meminum habis airnya dan meletakkan botol sisanya di atas meja.

"Aku udah putus sama Gaby." jawab Dave sesaat setelah menghabiskan air mineral itu.

Lily terkejut mendengar jawaban Dave, Ia berpikir jika sifat baik sang kakak kepadanya hanya sekedar pelampiasan atas kesedihannya setelah putus dari Gaby.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan jam sembilan, bell tanda berakhirnya waktu istirahat berbunyi, Lily berpamitan kepada Dave untuk kembali ke dalam kelas.

"Kak, aku ke kelas dulu ya?" pamit Lily.

"Oke, aku juga mau balik ke kelas kok," jawab Dave sambil membayar semua makanan yang mereka pesan tadi.

Mereka beranjak dari kantin dan menuju kelas masing-masing. Sesampainya di kelas, ketua kelas Lily mengatakan jika pelajaran Fisika oleh pak Steve kosong. Beliau ada rapat dengan kepala sekolah. Waktu pulang masih 3 jam lagi. Pak Steve memberikan tugas mencari artikel tentang macam-macam energi beserta contohnya. Dia menyuruh para murid untuk mengerjakan dengan format pdf dan segera kumpulkan hari ini lewat email. Lily dan teman-teman sekelasnya bergegas menuju perpustakaan untuk mengerjakan tugas, karena di sana tersedia 20 unit komputer untuk para murid mencari informasi di internet. Kebetulan komputernya sedang di pakai murid kelas XII IPA 1.

'*a*da kak Dave di sana, aku harus kabur.' batinku.

Sebelum benar-benar kabur, tak sengaja Lily melihat Gaby yang tidak melepaskan pandangannya terhadap gadis itu, saat Lily masuk ke dalam perpustakaan, dia menghentikan langkah kakinya dengan tubuhnya. Gaby berdiri tepat di hadapannya. Postur tubuh Gaby yang 10 cm lebih tinggi darinyq yang hanya 145 cm membuat kepala gadis itu harus mendongak jika ingin berbicara dengannya.

"Loe yang namanya Lily 'kan?" tanya Gaby.

"Iya, tapi maaf kak, aku kebelet mau buang air kecil," ucapku sambil bergegas menuju kamar mandi yang ada di belakang perpustakaan.

Setelah selesai dengan urusannya di kamar mandi, Ada yang aneh saat Lily hendak keluar dari kamar mandi, tiba-tiba saja pintu kamar mandi itu tidak berfungsi dengan normal.

"Sial sekali, ada yang mengunciku dari luar." umpat Lily masih mencoba membuka pintu itu.

Terpopuler

Comments

Fitri Yani

Fitri Yani

pasti gabin tuh yg mlkukan.

2021-12-14

1

Yukity

Yukity

semangaat🆙😍

2021-10-15

1

ZyMyeshaaa†

ZyMyeshaaa†

Rapih banget panutan😭 Myesha masih nyicil lhooo, semangat nulisnya Akak Othor❤️

2021-10-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!