Pulang sekolah...
Sepanjang perjalanan pulang, mereka mengobrol banyak hal. Tentang Wildan dan Zayn yang menyukai Lily, tentang Dave yang terlalu protektif pada sang adik dan masih banyak lagi. Dave juga mengatakan ingin segera mengajak sang adik ke tempat yang dia ceritakan tadi pagi.
Sesampainya di rumah...
Mereka berdua turun dari motor bergegas masuk ke dalam rumah.
"Gue tunggu loe di depan, cepetan siap-siap. Dandan yang cantik ya?" pinta Dave.
"Gak mau, emang mau kondangan pakai dandan," Jawab ku.
"Hahaha... benar juga sih, kamu siap-siap dulu, nanti aku tunggu kamu di depan," ucap Dave.
"Oke," jawab Lily sambil berjalan menuju kamar atas.
Beberapa menit kemudian...
"Kak Dave, aku sudah siap," Dave terpana dengan penampilan Lily.
"Kamu cantik banget dek," puji Dave.
"Kak Dave berlebihan, setiap hari aku juga seperti ini," ucap Lily.
"Tapi ini bedalah," jawab Dave.
"Daripada nanti kepala ku jadi gede karena kebanyakan di puji, mending kita langsung berangkat aja," saran Lily.
Akhirnya mereka berangkat ke tempat indah yang Dave katakan. Jarak dari rumah ke tempat tujuan lumayan jauh, memakan waktu sekitar satu jam.
"Dimana tempatnya kak?" tanya Dave.
"Turun dulu, baru aku beri tahu," jawab Dave.
"Oh iya, hehe," jawab Lily sambil turun dari motor.
"Aku parkir motor dulu," ucap Dave.
"Oke," jawab Lily.
Ternyata Dave mengajak sang adik pergi ke sebuah taman.
"Tempat apa ini kak? bagus banget," ucap Lily sambil melihat danau yang indah dengan bunga teratai di permukaannya.
"Ini adalah tempat favorit Ibuku. Ayah pernah bilang, dulu saat Ibu masih hidup senang sekali kalau di ajak kemari. Makanya, saat aku rindu Ibu, tempat inilah yang menjadi tujuanku." jawab Dave.
Raut wajah Dave berubah seketika. Lily merasa bersalah mengajukan pertanyaan tadi.
"Maaf kak, tidak seharusnya aku bertanya seperti tadi," ucap Lily.
"Aku tidak apa-apa Lily. Terima kasih sudah mengkhawatirkanku," jawab Dave.
"Kita pulang saja kak. Aku tidak mau di sini jika kak Dave sedih," jawab Lily.
"Kamu terlalu berlebihan, sudahlah lupakan kata-kata ku tadi," pinta Dave.
"Oke, bisakah kak Dave mengajakku jalan-jalan di sekitar taman ini?" tanya sang adik.
"Baiklah, ikut denganku," jawab Dave.
Mereks berpegangan tangan, serasa dunia milik berdua.
"Ibu ku meninggal dunia saat aku masih bayi. Ayah bilang waktu itu aku masih berusia 1 bulan." ucap Dave mengawali ceritanya.
"Foto seorang Ibu yang mengendong bayi itu adalah foto kak Dave dan Ibu kah?" tanya Lily.
"Iya, tidak banyak yang aku tahu soal ibu, aku juga jarang bertanya. Aku kasihan kepada ayah kalau harus mengingatkan tentang Ibu terus menerus. Sejak kecil, aku didik menjadi anak yang kuat dan tidak cengeng. Ayah yang membuat ku seperti ini. Ayahklu itu laki-laki yang sangat baik. Seorang pria bertanggung jawab yang akan selalu melindungi keluarganya dengan segenap jiwa dan raganya. Ayah selalu memberikan yang terbaik untukku, dia menjadi Ayah sekaligus Ibu bagiku. Aku tidak pernah kekurangan apapun. Baik itu tentang perhatian atau finansial. Ayahku memiliki seorang adik perempuan yang sekaligus menjadi bibiku. bibiku bernama Helena. Dia sekarang tinggal di Surabaya bersama suami dan anaknya. Aku memiliki 2 saudara sepupu namanya, Devana dan Devano. Sepasang anak kembar laki-laki dan perempuan. Lama sekali aku tidak bertemu dengan mereka, aku dekat sekali dengan kedua sepupuku ini" Cerita Dave panjang lebar.
"Wiuihh... sisi lain seorang kak Dave. Suka dengan anak kecil? Aku tidak percaya," goda Lily.
"Kalau kamu belum tahu, jangan berkomentar dulu, tukas Dave.
"Aku hanya bercanda kak Dave, hehe," jawab Lily.
"Apa kamu ingin mendengar cerita lagi?" tanya Dave.
"Tentu saja, tapi bisakah kita duduk? aku lelah berjalan terus," keluh Lily.
"Huhu... dasar, katanya mau keliling taman, baru juga setengah jalan sudah menyerah," ledek Dave.
"Bukan begitu, Aku melihat di sebelah sana ada tempat duduk untuk kita beristirahat, ayo kita kesana." Ucap ku.
Aku menarik tangan Kak Dave dan mengajaknya berlari.
"Aku bukan anak kecil , Lily. Lihat sekeliling mu, semua orang memperhatikan kita." Keluh Kak Dave.
"Bodo amat. Ayo lah Kak." Pinta ku manja.
Aku tidak akan pernah melupakan hari ini.
Pertama kalinya kami berjalan-jalan dan pertama kali juga, Kak Dave menunjukkan sisinya yang lain di depanku.
Aku sangat beruntung bertemu dengan Kak Dave.
_______________________
"Duduk di sini aja Kak, langsung menghadap ke danau. Cantik banget." Kata ku.
"Huft, akhirnya rasa malu ku hilang." Keluh Kak Dave.
"Kak Dave tidak suka aku gandeng?" Tanya ku.
"Tadi itu kan, tangan ku di tarik, bukan di gandeng." Jawab Kak Dave.
"Iya deh, Maaf." Kata ku.
"Kamu sudah berapa kali pacaran?" Tanya Kak Dave.
"Aku belum pernah pacaran tauk, gak boleh sama Ibu. Kata nya bikin sekolah jadi gak beres, nilai jeblok, parah nya lagi nanti gak bisa kuliah di luar negeri." Jawab ku menirukan cara Ibu berbicara.
"Hahaha, biasa aja kali bicaranya." Tawa Kak Dave yang melihat ku seperti Ibu-Ibu sedang menasehati anaknya.
"Ibu memang seperti itu kok." Jawab ku polos.
"Kamu pengen ke kuliah di luar negeri dek?" Tanya Kak Dave serius.
"Iya, itu adalah cita-citaku. Aku ingin jadi desainer handal seperti Ibu." Jawabku mengebu-gebu.
"Bagus itu dek. Kamu harus kejar cita-cita kamu." Kata Kak Dave.
"Iya donk, kalau Kak Dave mau kuliah dimana?" Tanya ku penasaran.
"Aku mau kuliah di hati mu saja." Jawab Kak Dave menggodaku.
"Aku serius Kak." Kata ku kesal.
"Kita nikmati saja kebersamaan ini. Tidak usah terlalu memikirkan yang lain." Pinta Kak Dave.
Aku menggangguk.
_________________
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, Kak Dave kemudian mengajakku ke tempat nongkrongnya bersama teman-teman nya.
"Nanti setelah ini, aku ajak kamu ke tempat biasa aku nongkrong sama temen-temen aku."
Ucap Kak Dave.
"Dimana tempatnya Kak?" Tanya ku penasaran.
"Deket sini aja, kita makan di sana. Sate kambingnya enak banget. Pasti kamu suka."
"Oke." Jawab ku.
____________________
Jarak antara Taman dan tempat nongkrong Kak Dave cukup dekat, hanya butuh waktu lima belas menit saja.
Tempat nongkrong Kak Dave dan teman-temannya ternyata sebuah kafe yang di design unik.
Meja dan kursi nya ada di luar ruangan.
Di langit-langit cafe di penuhi dengan lampu warna warni yang indah.
Di tambah ada live musik nya.
Jadi semakin romantis.
Jam segini banyak anak muda yang datang untuk menikmati hidangan yang ada, sekedar nongkrong atau menyaksikan live musik.
"Bagus banget Kak." Kata ku kagum.
"Kamu duduk di sini sebentar." Pinta Kak Dave.
"Oke." Jawab ku sembari duduk di kursi.
Kak Dave terlihat menghampiri personil Band yang sedang memainkan live musik.
Dia terlihat membisikkan sesuatu ke telinga sang vokalis.
"Baiklah ... teman-teman ku semua, teman saya akan persembahkan sebuah lagu untuk wanita cantik di ujung sana yang bernama Lily. Ini lagu untuk mu dari Dave. When I see you smile."
Semua orang yang ada di kafe ini tersenyum ke arahku dan bertepuk tangan.
Malu sekali aku..
Kak Dave masih di atas panggung.
"Cepat turun Kak Dave." Kata ku sambil memberi isyarat pada Kak Dave.
Tapi bukannya turun, dia malah meminta mic dari sang vokalis.
Oh tidak, dia ingin bernyanyi.
...🎵When I see you smile🎵...
...Saat kulihat senyummu,...
...I can face the world, oh...
...Bisa kuhadapi dunia ini...
...You know I can do anything...
...Bisa kulakukan segalanya...
...When I see you smile...
...Saat kulihat senyummu...
...I see a ray of light, oh...
...kulihat bias cahaya...
...I see it shining right through the rain...
...Kulihat bias itu menembus hujan...
...When I see you smile, baby...
...Saat kulihat senyummu...
...When I see you smile at me, oh yeah...
...Saat kulihat kau tersenyum padaku...
"Untung suara Kak Dave lumayan." Gumamku sambil menghela nafas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
renjana biru
8 like mendarat kakkkk,, mangattss
salam dari Love, 35 Cm
2021-12-05
1
Nulis terus✍️💪
suara kak Dev teriang iang di telinga ku 💃💃😁😁🙈
2021-10-14
1
Diana M
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
2021-10-10
1