Chapter 13

Dave membantu Lily mencari buku diary di sekitar ruang keluarga, tempat terakhir gadis itu membawa buku tersebut. Mereka tidak menemukan apapun.

"Loe cari di kamar loe aja dik," saran Dave.

"Gak ada kak, gue udah nyari kemaren," jawab Lily khawatir.

"Gue boleh nanya gak sama loe?" ucap Dave.

"Boleh, tanya apa?" jawab Lily.

"Kalau gue suka sama loe, apa loe mau balas perasaan gue?" tanya Dave dengan wajah serius.

Jantung Lily berdebar tidak karuan, pertanyaan yang sulit terlontar begitu saja dari mulut sang kakak.

"Gue sama loe kan kakak adik, udahlah kak, kayak gini aja gak papa," Jawab Lily sedih.

"Kenapa loe sedih?" tanya Dave yang melihat raut wajah sang adik yang tiba-tiba berubah.

"Perasaan loe aja,* ucap Lily berusaha untuk tenang.

"Asem banget bau badan loe, masih pakai baju seragam lagi, mandi sono!" canda Dave.

"Ini juga gara-gara loe yang gak mau bantuin gue. Gue mandi dulu lah biar mulut pedes loe gak ngoceh terus!" jawab Lily sambil berlalu.

Setelah gadis itu pergi , Dave merasa lega.

"Huft! akhirnya Lily pergi juga, gue dari tadi deg-degan mulu deket dia," ucap Dave.

...* * *...

Suara klakson mobil terdengar dari arah depan rumah.

"Ly, kayak nya itu ayah sama Ibu," ujar Dave yang sudah siap menyambut kedatangan kedua orang tuanya.

"Iya kak, ayo kita ke depan," jawab Lily.

Mereka bersama-sama menuju depan rumah, ternyata benar, suara klakson itu berasal dari mobil ayah Haris. Orang tua mereka baru saja keluar dari dalam mobil, Lily berlari menghampiri kedua orang tuanya, dia terlihat sangat bahagia karena bisa kembali berkumpul menjadi satu keluarga yang utuh. Lily dan Dave segera menghampiri ayah Haris dan Ibu Nawang kemudian mencium tangan keduanya. Mereka memeluk tubuh kedua orang tuanya secara bergantian dan mengajak masuk ke dalam rumah.

"Kami punya kejutan lho buat ayah dan ibu!" ucap Lily bersemangat.

Sesampainya di depan rumah, Dave membuka pintu depan, alangkah terkejutnya ayah Haris dan ibu Nawang melihat ruang tamu yang penuh dengan hiasan yang indah. Di dinding ruang tamu terpasang empat figura yang berukuran 30x24 cm berisikan foto siluet pemain sepakbola dengan gerakan yang berbeda. Pemain sepakbola yang sangat di sukai oleh ayah Haris

itu adalah Maradona.

Ayah Haris dan ibu sangat terkesan. Meskipun kejutan yang kami buat sederhana, ibu dan ayah Haris sangat bahagia. Ibu hampir meneteskan air matanya.

"Terima kasih sayang, kalian berdua memang yang terbaik. ibu sayang Dave dan Lily," ucap Ibu.

"Sama-sama Ibu," jawab Dave.

"Darimana Lily tahu kalau ayah suka Maradona? Dave yang kasih tahu ya?" tanya ayah Haris.

"Tidak yah, aku nebak aja, dulu almarhum ayahku juga suka Maradona," ucap Lily lirih.

"Aku juga ayahmu kan?" jawab ayah Haris sambil memeluk anak gadisnya.

"aku anak siapa?" tanya Dave sambil berakting sedih.

"Dave adalah anak ibu," ucap ibu Nawang sambil memeluk Dave.

Dave merasa terharu.

"Terima kasih bu," jawab Dave mempererat pelukannya.

"Kok jadi pada sedih, ayo kita makan malam dulu. Ayah sudah lapar," ucap ayah Haris.

Ruang makan ...

"Ayah, ibu, maaf ya kalau hanya hidangan sederhana yang bisa kami siapkan. Semoga kalian menyukainya," tukas Lily.

Lily memasak nasi liwet, ayam goreng, orek tempe, sambel tomat, tempe dan tahu goreng serta lalapan (mentimun dan daun kemangi).

Mereka takjub dengan hidangan yang di sajikan. Sekali lagi, mereka berterima kasih kepada anak-anaknya yang sudah mempersiapkan semuanya dengan baik. Di tengah acara makan malam, ayah Haris memuji kerjasama antara kakak beradik itu.

Ayah dan Ibu juga memuji masakan Lily yang ternyata sesuai dengan lidah mereka. Saat sedang menikmati makan malam, Dave merusak suasana dengan mulut cabenya itu.

"Semua ini yang nyiapin si Lily sama pacar barunya lho. Aku tidak ikut serta, nebeng nama doang," celetuk Dave.

Merasa tidak nyaman dengan kata-kata Dave, Lily beralasan ingin mengambil teh hangat yang sudah gadis itu persiapkan di dapur.

'Kurang ajar kak Dave, mana ember lagi dia, ibu bakalan marah kalau gue ketahuan pacaran, awas kak Dave! gue bales loe!' gumam Lily.

Setelah mengambil teh hangat dari dapur, gadis itu meletakkannya di atas meja makan, dia kembali duduk di kursi.

"Lily, kamu masih kecil, jangan pacaran dulu," tegur ibu.

"Bukan pacar, hanya teman dekat saja bu," jawab Lily tegas.

"Pacaran dia,tadi Dave lihat sendiri kalau mereka pacaran," timpal Dave sambil cengengesan.

"Kak Dave juga punya pacar, namanya Gaby," ucap Lily yang membuat Dave tersedak saat sedang makan.

"Kalian berdua berada di masa ingin mencoba hal-hal baru. Menyukai lawan jenis itu suatu hal yang wajar, tapi sebaiknya kalian fokus belajar saja. Lily, jangan lupa dengan janji yang pernah kamu katakan sama Ibu. Lily pernah bilang kalau ingin ke Paris buat kuliah desainer kan? Kalau Lily menghabiskan banyak waktu untuk hal yang tidak penting, buat apa punya mimpi yang sangat tinggi?" ucap Ibu menasehati.

"Betul sekali apa yang Ibu kalian katakan. Untuk Dave juga berlaku." tambah ayah Haris.

"Tuh dengerin dek! pacaran mulu!" sindir Dave.

"Loe kali! nuduh sembarangan," jawab Lily.

Melihat kakak beradik itu berdebat, kedua orang tua mereka tersenyum dan meminta keduanya untuk meneruskan makan malam.

Beberapa menit kemudian,

"Ayah sama ibu ke kamar dulu," ucap ayah Haris.

"Baik yah," jawab Lily.

"Selamat malam ayah dan ibu," ucap mereka berdua.

"Selamat malam juga untuk kalian. Setelah ini kalian harus istirahat, besok sekolah," perintah ayah Haris.

Kami mengangguk, kemudian Ayah dan Ibu bergegas menuju kamar mereka yang bersebelahan dengan kamar Kak Dave di lantai bawah.

"Loe udah ngantuk belum?" Tanya Kak Dave.

"Belum, gue masih kepikiran buku diary."

Jawabku sedih.

Karena merasa bersalah, Dave mengatakan kalau dia yang mengambil buku diary itu.

Seketika Lily terperanjat, gadis itu berusaha tetap tenang.

"Kembalikan buku itu," pinta Lily.

Dave kemudian mengambil buku diary di dalam kamarnya.

"Ini buku loe. Maaf gue udah baca," ucap Dave sambil menyerahkan buku diary pada adiknya.

Lily mengambilnya dengan cepat dan pergi ke kamar atas.

'Dia pasti marah banget sama gue,' gumam Dave.

Dengan langkah gontai dia berjalan menuju kamarnya lagi.

Keesokan harinya ...

Setelah kami selesai sarapan, ayah dan ibu mengatakan ingin bertemu pacar mereka masing-masing.

Lily dan Dave saling menatap.

"Mereka sibuk sekali, tidak ada waktu untuk bertemu. Benar kan kak Dave?" ucap Lily sambil menginjak kakinya.

"Iya!" jawab Dave menahan sakit.

"Ini hanya pertemuan biasa, bukan lamaran," ucap ayah Haris.

Mendengar kata-kata ayah Haris, mereka mengalihkan pembicaraan.

"Uhuk.. uhuk.. aku haus sekali," ucap Dave sambil meneguk segelas air putih.

"Kak Dave , udah hampir jam tujuh. Ayo kita berangkat, nanti telat," timpal Lily.

"Ayah, ibu , kami berangkat sekolah dulu," pamit mereka berdua sembari mencium kedua tangan orang tuanya.

"Hati-hati di jalan, belajar yang rajin. Nanti sampaikan sama pacar kalian untuk datang ke rumah," ucap ayah Haris.

Lily dan Dave pura-pura tidak mendengar dan kabur.

"Dasar, kedua anak itu bekerja sama rupanya," tukas ayah Haris sembari tersenyum.

"Untuk apa ayah memanggil pacar mereka?" tanya ibu Nawang.

"Ingin tahu saja, orang yang dekat dengan anak kita pribadinya seperti apa. Bisa dipertimbangkan untuk menjadi calon menantu," ucap ayah Haris dengan wajah sumringah.

"Eits, tunggu dulu. Ibu tidak setuju kalau mereka menikah muda. Ayah lupa dengan apa yang jadi fokus kita untuk mereka?" protes ibu Nawang.

"Bukan nikah muda Ibu, dulu Ibu juga punya pacar 'kan waktu SMA?" sindir ayah Haris.

"Iya, tapi kan dulu sama sekarang beda. Pergaulan anak zaman sekarang bebas. Kalau kita dulu kan tahu batasannya. Berteman juga sewajarnya. Tidak mengganggu waktu belajar," jelas ibu Nawang.

"Ya maka dari itu, kita harus tahu siapa *p*acar mereka berdua. Kalau sesuai dengan kriteria, kita akan mengawal sampai halal menuju pelaminan. Tentu saja tetap fokus dengan tujuan kita, mereka harus mengejar cita-cita terlebih dahulu," ucap ayah Haris bersemangat.

"Ayah memang cerdas," puji sang istri.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀

lanjut kk, cemungut 💪💪👍

2022-01-09

1

Via🔥💰

Via🔥💰

aku mampir lagi thor..

2021-10-17

0

Neti Jalia

Neti Jalia

mendukung dua karya kerenmu🤗🙏

2021-10-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!