Pagi sekali Lily terbangun setelah semalam tidak mampu untuk memejamkan matanya, hanya beberapa jam saja dia terlelap hingga pagi menjelang. Dia langsung mencurahkan rasa gelisahnya yang kembali menghampiri, dia beranjak dari tempat tidurnya dan segera menuju meja belajar, dia duduk di kursi, jari jemarinya mulai berlarian kesana kemari mengungkapkan isi di dalam hati.
Minggu, 13 Juli 2014
Pukul 05.00
Dear diary,
Selama ini yang bisa aku lakukan hanyalah mencintai dalam diam.
Merasakan kesendirian yang abadi.
Tidak berharap tentang adanya balasan.
Hanya berusaha bersahabat dengan takdir.
Memahami ketidak berdayakan hati.
Tapi mengapa kini cinta yang ku damba datang dan membawa harapan?
Di saat hati sudah terbiasa dengan luka dan air mata.
Pelukan hangat yang dia berikan.
Kata-kata manis yang dia ucapkan.
Apakah cukup untuk memastikan cinta yang kelak akan terbalas?
Mencintai dalam diam, luka dan kepasrahan.
#Cerita tentang kelinci kecil yang terpuruk di dalam pelukan senja.
"Sikap kak Dave yang seperti tadi malam membuat ku bingung. Tatapan mata nya dan pelukan nya,penuh misteri. Apa yang sebenarnya terjadi padanya sehingga terlihat begitu sendu? Argh, orang itu sulit di pahami." ucap Lily.
Gadis itu segera bangkit dari tempat duduknya dan meletakkan "buku ajaib" di "tempat rahasia" agar tidak ada yang tahu tentang isi hatinya yang tercurah di dalamnya.
Pagi yang cerah, pagi yang penuh harapan.
Hari ini adalah akhir pekan pertama Lily di rumah Dave. Setelah kejadian semalam, Dave tak kunjung memperlihatkan dirinya di hadapan sang adik, Biasanya dia sudah ada di dapur dan membuatkan sarapan untuknya. Karena merasa khawatir, Lily pergi menemuinya di kamar lantai bawah. Dia mengetuk pintu kamar kakaknya juga memanggil namanya tapi tidak ada respon.
'Mungkin saja dia kelelahan.' pikir sang gadis.
Setengah jam sudah berlalu ...
Dave belum juga keluar dari kamarnya.
Lily semakin gelisah, kemudian dia mencoba kembali mengetuk pintu kamar Dave. Kali ini masih sama. Lily sangat khawatir, tidak bisa diam saja. Dia memberanikan diri membuka pintu kamar Dave.
'Syukurlah tidak di kunci.' batin Lily.
Di dalam kamarnya, nampak sosok Dave yang masih tidur. Lily menyempatkan diri melihat sekeliling kamar Dave.
Lily memanfaatkan kesempatan langka ini, sebagai fans sejati dari Dave Winanta, sedikit banyak dia tahu tentang apa yang Dave sukai dan tidak. Termasuk tentang striker favoritnya.
Dave adalah salah satu penggemar Romelu Lukaku. Seorang striker terbaik asal Belgia yang di awal tahun ini kembali dianugerahi penghargaan "The Guardian" sebagai salah satu dari sepuluh pemain muda paling berbakat seantero Eropa. Ada beberapa poster Lukaku yang terpajang di kamarnya. Lily juga melihat ada lemari kaca yang berada di sudut ruangan, sepertinya itu lemari yang khusus di gunakan untuk menyimpan piala dan piagam penghargaan milik kakaknya.
Kemudian di atas meja belajarnya nampak ada foto saat dia masih bayi bersama seorang wanita, di sebelah foto itu ada potret seorang pria paruh baya yang wajahnya mirip Dave. Pandangannya masih bertraveling ria di kamar Dave , banyak hal yang bisa temukannya di kamar itu. Perlahan Lily mendekati ranjang kakaknya, kemudian duduk di sebelah Dave.
Melihat Dave yang tidur dengan nyenyak, Lily merasa damai, wajahnya terlihat semakin tampan saat matanya terpejam, sang gadis tidak mengira bisa sedekat ini dengan Dave. Tiba-tiba jantungnya berdegup dengan kencang nya.
"Haisshh, kurang ajar, jiwa fans ku meronta ronta." ucap Lily.
Mata Dave masih terpejam, jarak yang begitu dekat dengannya membuat Lily mampu merasakan suhu ditubuh sang kakak.
"Kak Dave, dia demam!" ucap Lily.
Lily bergegas menuju dapur, mengambil air hangat dan kain untuk mengompres Dave. Setelah selesai, aku kembali ke kamar Dave dan duduk di sebelahnya. Dia memeras kain yang telah meresap air hangat kemudian meletakkan dengan hati-hati di atas kening Dave. Lily kemudian menjaga sang kakak, sampai dia tertidur bersimpuh di lantai dengan posisi kepalanya menindih tangan sebelah kiri Dave yang sedari tadi digenggamnya.
Dave membuka matanya, dia terkejut melihat sang adik berada di sampingnya dengan posisi tubuh yang bersimpuh, dia tersenyum dan membelai rambut sang adik.
"Kalo loe bukan adik gue , gue bakalan jadi orang yang paling bahagia karena bisa mencintai loe sepenuh hati." ucapnya lirih.
Gerakan tangan Dave membuat sang adik terkejut dan membuka mata. Mengetahui adiknya yang sudah membuka matanya, Dave berpura-pura tidur.
"Dave udah turun belum ya panasnya." ucap sambil memeriksa kedua pipi dan keningnya dengan punggung tanganku.
"Syukur deh, udah turun demamnya. Huft, loe bikin gue gila kalo loe sakit kak." celetuk Lily.
Tanpa Lily sadari Dave mendengar apa yang dikatakannya.
Karena merasa demam Dave sudah turun, Lily pergi menuju dapur untuk membuatkannya sarapan. Ketika sang adik sedang berada di dapur, Dave kembali membuka mata, kemudian menyenderkan tubuhnya di ranjang.
"Tadi malam gue gak bisa tidur karena mikirin perasaan macam apa yang ada di hati gue ini. Gue sekarang udah nemuin jawabannya." ucap Dave sembari tersenyum.
Mendengar suara langkah kaki sang adik, Dave kembali berpura-pura tidur. Lily masuk ke dalam kamar kakaknya sembari membawa nampan yang berisi semangkuk bubur dan segelas teh hangat.
"Dia ternyata masih tidur." ucap Lily.
Lily kembali duduk di sebelahnya dan meletakkan nampan di atas meja belajar sang kakak.
"Jangan sakit lagi kak, selama ini loe yang udah bikin gue kuat. Gue gak bisa lihat loe sedih, apa lagi terbaring lemah kayak gini. Mending gue aja yang rasain sakit ini kak." ucap gadis itu sambil menggenggam tangan sang kakak dan kembali meneteskan air mata.
'Gue beruntung bisa ketemu sama loe dik. Loe orangnya baik dan penuh perhatiaan. Tapi kenapa loe selalu menghindar dari gue? apa yang buat loe selalu menolak perhatian yang gue berikan?' Batin Dave sambil masih pura-pura memejamkan matanya.
Lily masih menunggu hingga sang kakak membuka matanya, beberapa detik kemudian, Dave mengakhiri sandiwaranya.
"Ly?" tanya Dave.
"Kakak?" jawab Lily.
Secara refleks, Lily memeluk sang kakak, ia curahkan segala yang dirasakannya di sana.
"Kakak, loe jangan sakit kak, loe cepet sembuh ya? janjinya gak sakit lagi? ayo ngomong donk!" ucap Lily tanpa henti berbicara.
"Iya, gue gak sakit lagi, cuman demam kok, kan ada loe yang rawat gue, jadi gak perlu khawatir lagi." jawab Dave.
"Tetap saja, yang namanya sakit tetap sakit, makan dulu ya? gue udah buatin bubur buat loe." ucap Lily cerewet seperti suster yang sedang menyuruh pasiennya untuk makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
renjana biru
like,, like,, likee akakkkk...
smngt slaluuu yakkk
2021-10-20
0
Via🔥💰
udh dave makan biar di suapin lily
2021-10-14
1
Miracle Tree
Next up, semangat thor🥰💕
2021-10-06
1