🌴🌴🌴
"Kemana saja kau!"
"Maaf, Tuan, saya baru ke toko kue Melani."
"Alasan! kamu terlambat dari perintah saya."
"Mana mungkin lima menit, Tuan, paling sepuluh menit." cibirnya
"Yang, benar kata Mas Raffa, mana mungkin menempuh perjalanan lima menit. sudahlah--jangan marah lagi sama dia. bukannya dia ke toko Melan? malah itu kabar bagus." bisik Chika, melerai perdebatan itu untuk menurunkan tingkat emosi suaminya
"Hmmm, yasudah, aku berangkat ya." pamitnya, nasihat sang istri memang mampu meluluhkan hatinya. sang istri pun mengangguk lalu menyalimi tangan suaminya.
Raffa menatap interaksi sepasang suami istri itu dengan tatapan hangat, tiba-tiba ia ingin sekali memiliki istri yang selalu melayani suaminya disaat akan berangkat sekalipun. Raffa bergegas membukakan pintu untuk Tuannya tatkala pria itu mulai melangkah menuju mobil.
Suasana di dalam mobil pun terasa hening, Assisten Raffa sesekali mengintip boss nya dari balik pantulan spion, tampak sedang memeriksa sesuatu di dalam ponselnya. entah apa itu, mungkin saja sesuatu hal yang penting.
Disisi lain, Melani mulai berkutat pada dunia dapur setelah pria itu pergi meninggalkannya. membuat whipcream dengan memberikannya beberapa warna agar terlihat lebih menarik. tidak butuh waktu lama, hanya beberapa menit saja telah selesai dengan sempurna. kemudian ia memasukkan whipcream tersebut kedalam plastik segitiga, ujung plastiknya disumpal pula oleh spuit yang memiliki beberapa macam bentuk untuk terlihat semakin menarik lagi. dengan cekatannya perempuan itu menghiasi cupcake dengan whipcream, ada yang berbentuk mawar, bintang, dan masih banyak lagi. tak lupa pula dengan ditaburi topping agar semakin terkesan manis.
"Alhamdulillah, selesai juga." Melani akhirnya bisa bernafas dengan lega, senyum manis terukir jelas diwajahnya setelah menyelesaikan tugas akhirnya dalam menyiapkan pesanan seseorang. Ratih yang sedang melayani pembeli pun turut tersenyum senang mendengarnya.
"Alhamdulillah, Nak ... sekarang tinggal kita packing aja lagi." sahut Mama Sarah yang turut membantunya. anak dan ibu itu pun mulai menyusun cupcake kedalam box persegi yang menopang muatan dua belas cupcake didalamnya.
**
"Permisi, apa pesanan saya sudah selesai?" seorang pria mengenakan jas navy menyapa dua gadis yang sedang duduk santai sembari mengobrol
Melani dan Ratih berdiri bersamaan.
"Ah, sudah, Tuan." sahut Ratih, wanita itu menoleh kepada Melani.
"Dia orangnya, Kak." bisik Ratih
"Berapa semuanya, Mbak?" tanyanya
Melani pun memberikan nota pembayaran kepada pria tersebut, menunjukkan senyum manis nan ramahnya kepada pelanggan tampan ini. diliriknya Ratih, perempuan itu menatap lekat pria tampan yang sedang merogoh dompetnya untuk mengambil beberapa lembar uang.
Melani menggeleng-gelengkan kepala menatapnya. "Awas liurmu netes." bisiknya, ia tergelak setelah meledek pegawainya. kemudian Melani mengangkut beberapa box untuk ia bawa ke dalam mobil pria itu
"Is, apaan sih, Kak!" gerutunya, hingga perhatiannya teralihkan pada pria ini yang ingin melakukan pembayaran.
"Pas! terima kasih ya, Tuan. semoga suka dengan cake dari toko kami." ucap Ratih sembari mengatupkan kedua tangannya
"Orang tua saya suka banget, karna pernah beli disini. kebetulan dua jam lagi acaranya." ujar pria tersebut
"Mau dibawa kemana ini, Tuan?" sela Melani
"Ke mobil saya saja. mari sini, saya bantu." ia mengambil box dari tangan Melani, Melani memberikannya dengan hati-hati. setelahnya ia mengambil box yang lain dengan dibantu oleh Ratih.
"Bisa kamu ikut? takutnya nanti malah berantakan saat dijalan." pria itu bermohon kepada Melani
"Bisa, tapi sebelumnya maaf ya ... karna nggak ada tali untuk mengikat boxnya."
"Tidak masalah, asal kamu bisa ikut." pintanya, Melani mengangguk dengan senang hati. lagi pula sebenarnya sudah tugas ia juga untuk mengantar pesanan hingga ke tempat tujuan.
Melani dan pria asing itu pun masuk ke dalam mobil, Melani mendudukkan tubuhnya di bangku jok belakang sembari menjaga delapan box disisi kanan dan dipangkuannya. setelah mesin mobil menyala, pria itu bergegas menekan pedal gas mobil dan melajukannya dengan kecepatan sedang.
Disisi lain, ternyata ada salah satu sosok yang sempat memperhatikan Melani, masuk ke dalam mobil pria asing.
"Hei, matamu kemana!" ternyata Andrew memperhatikan arah mata Assistennya yang menatap keluar. padahal ia tengah menyetir dan hampir melupakan hal itu karena sosok Melani yang berhasil mencuri perhatiannya.
"Ng-enggak, Tuan." ia menggeleng, kembali pada jalan raya yang cukup padat kala tengah hari itu
"Kalau ingin mengakhiri hidup, jangan ajak saya!"
"Ck! siapa juga yang ingin melakukan hal itu." gumamnya
Melani menatap jalanan yang dirasa cukup jauh mereka tempuh, tanpa ia sadari pria didepannya tengah memperhatikannya dengan lekat walaupun hanya sesekali. entah kenapa, menatap wanita itu ada daya tarik tersendiri yang ia rasakan. hingga pandangannya pun terbalaskan, Melani tanpa sengaja juga menatap ke arah spion dan sedikit terkejut karena pria itu mencoba untuk menatapnya.
"Hmmm, maaf, kalau membuat dirimu kurang nyaman." ucapnya, mungkin ia sadar karena tatapannya membuat Melani sedikit risih
"Tidak masalah, Tuan."
"By the way, kita belum kenalan, saya Alex, kamu sendiri?"
"Melani."
"Nama yang bagus. tapi--wajahmu sedikit familiar, makanya saya sedikit memperhatikan kamu." ungkapnya dengan jujur
"Mungkin Tuan pernah melihat saya di suatu tempat."
"Hmm, ya, saya rasa begitu." ucapnya
"Oh iya, maaf ya, karna perjalanannya sedikit jauh."
"Tidak masalah."
Beberapa menit kemudian, mobil yang membawa Melani telah tiba di sebuah perumahan elite. berhenti tepat di depan rumah yang cukup mewah, tapi tidak semewah milik sahabatnya. pria itu pun membunyikan klakson, alih-alih memanggil penjaga kediamannya.
"Ada apa, Tuan?"
"Bawakan box cake di belakang saya." titahnya, penjaga itu mengangguk lalu membuka pintu jok belakang. Melani pun turut turun, mengangkut empat box yang berada dipangkuannya.
"Wah, terima kasih, ya, Nak."
"Sama-sama, Nyonya."
"Kebetulan sudah siang, kamu disini dulu ya ..."
🌴🌴🌴
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Fenty Dhani
siapa??waaahhh Raffa ada saingan...gercep raf...biar g d ambil orang😁
2023-03-18
0
Kasmah Wati
mgkin bukan saingan melainkan saudara satu ayah beda ibu it
2021-12-02
0
anthy haryanti
waduhh pendatang baru nihh,,kayaknya bakalan jadi saingan babang raffa
2021-11-13
0