🌴🌴🌴
Sejuknya suasana pagi hari begitu menenangkan jiwa. menghirup udara segar yang belum tercemar sama sekali. setetes air dari atas genteng, jatuh dengan sempurna hingga menyentuh permukaan kulit milik sesosok perempuan cantik yang baru saja mengeluarkan motornya dari dalam rumah.
Melani menatap sekitar, wangi aroma rerumputan begitu tajam menusuk indra penciumannya. ia begitu menyukai aroma segar ini, hanya bisa ia rasakan saat hujan telah reda mengguyur tanah permukaan bumi.
"Mama, ayo kita berangkat." ajak Melani, perempuan parubaya itu mengangguk dan mengunci pintu kediamannya.
Motor melesat dengan sempurna melewati ratusan mobil yang menguasai jalanan. untungnya Melani sangat lihai dalam menyalip kendaraan, walaupun beberapa kali ia mendapat cubitan dari Mama Sarah yang merasa khawatir melihat tingkah putrinya yang barbar
"Aduh, Ma, ini biar cepat sampai lho." gumam Melani, berbicara cukup keras pun percuma karena Mama pasti tidak mendengarnya.
Hingga beberapaa menit kemudian, motor matic yang senantiasa menemaninya kemana pun telah tiba di depan toko kecil milik mereka.
"Udah sampai kan, Ma? dengan selamat pula." ucap Melani
"Tapi itu mengerikan! bagaimana kalau kecelakaan? kamu ini selalu membuat Mama hampir jantungan."
"Hehehe, nggak lagi, janji." ia cengengesan, Mama hanya memutar bola matanya
Melani bergegas membuka toko untuk memulai kegiatan bisnis kecil-kecilannya. tak lupa ia menyapu dulu, membersihkan kaca etalase supaya tetap indah dipandang bila tiada debu yang menempel. setelahnya ia mulai berkutat dengan cake yang disimpan dalam freezer, memindahkannya kembali ke dalam etalase.
"Ehem!" deheman seseorang menghentikan kegiatannya
Melani menoleh untuk melihat siapa yang datang, seketika matanya membulat melihat Raffa yang mendatanginya.
"Mas Raffa, ada apa?" tanya Melani
"Baru buka?" tanyanya
"Ya, seperti yang kamu lihat."
"Hmm, brownis cokelatnya dong." pintanya
"Kok suka banget makan cake? nggak takut diabet?" tanya Melani
"Enggak, toh aku selalu menjalani hidup sehat." ucapnya dengan bangga
"Hmm, ini!" Melani menyodorkan pesanan Raffa
"Terima kasih." pria itu pun mengambilnya, lalu melenggang pergi tanpa membayar sepersen pun kepada Melani. sontak saja membuat wanita itu terbelalak tak percaya. ia bergegas mengejar lelaki itu sebelum melesat pergi meninggalkannya.
"Woi! tunggu!" teriak Melani, berlari secepat mungkin. namun, pria itu tidak menggubrisnya dan malah tersenyum seringai padanya
Akhirnya Melani berhasil menahan tangan pria menyebalkan ini yang hampir saja menjatuhkan tubuhnya di bangku kemudi tersebut.
"Aw, apa-apaan ini!"
"Bayar! enak saja main pergi!" erang Melani
"Saya sudah bayar, apa kamu lupa?"
"Gila apa! bayar darimananya!" amarah Melani semakin menggebu-gebu, enak saja pria ini berkata ngawur
"Kamu pikir saja sendiri, yang penting saya sudah bayar." Raffa menghempaskan tangan wanita ini, namun tangan itu malah semakin mencengkeramnya dengan kuat.
"Aku nggak akan ngelepasin kamu! bayar dulu, baru aku lepasin!" geram Melani
Raffa tersenyum tipis dari balik wajah datarnya, merasa puas telah membuat wanita ini meradang dengan amukan yang ia rindukan itu. entah kenapa dia suka sekali melihat perempuan ini mengomel.
"Nggak usah lihat-lihat! cepat bayar!" Melani menengadahkan tangannya, tangan yang lain masih mencengkeram lengan itu
"Saya hutang dulu, ya." bisiknya, tepat ditelinga Melani. sontak saja Melani terbelalak sembari menggelengkan kepala.
Tentu saja dia tidak mau menerima utang piutang, dirinya baru memulai merintis usaha. yang ada akan gulung tikar bila modal saja tidak balik.
"Tidak bisa!" Melani memukul dada pria itu hingga berkali-kali, hingga tiba-tiba salah satu kakinya menginjak segumpal batu dan membuatnya hampir terhuyung ke belakang karena merasa terkilir. namun, dengan sigap Raffa merengkuh tubuh itu.
Waktu seakan berhenti, detak jantung pun turut berhenti berdetak. Melani mendongak menatap wajah tampan yang sedang memeluk tubuhnya. wangi parfume khas tubuh Raffa menguar memasuki indra penciumannya, sungguh nyaman sekali, dan Melani menyukai wangi tersebut.
Tatapan keduanya beradu, tatapan teduh itu menelisik setiap lekuk wajah perempuan yang tengah ia dekap. sangat cantik dan manis, hidung mancung dan bibir merah ranum yang natural. tanpa polesan lipstick sekali pun.
Astaga, jantungku yang berhenti, sekarang berdetak kencang. kenapa dia melihatku segitu kali? batin Melani
"Hmmm, le-le-lepas!" Melani meronta-ronta ingin dilepaskan dari pelukan pria ini. sontak saja Raffa tersadar atas apa yang ia lakukan dan menguraikan dekapannya.
"Sebentar." Raffa merogoh sesuatu dari dalam saku celananya.
"Ini." Raffa menyodorkannyaa dua lembar uang berwarna merah
"Nah, gitu dong," Melani mengambilnya. "Dari tadi kek! nampak kali kamu itu sengaja buat drama. bye!" sambungnya, kemudian melenggang pergi meninggalkan pria tersebut
Raffa belum juga beranjak dari tempatnya berpijak, memerhatikan gadis itu yang melangkah menuju tokonya. tanpa sadar ia mengulum senyum tipis, hingga gadis itu tidak terlihat lagi oleh pandangannya.
"Aku benar-benar gila. bagaimana mungkin bisa aku mengerjainya hanya karna ingin mendengar omelannya. ck!"
Raffa kembali masuk kedalam mobil, menyalakan mesin mobil dan bersiap-siap untuk menekan pedal gas mobil. namun, langkahnya terhenti tatkala mendengar ponselnya berdering.
"Hallo."
"Kemana saja kau! sudah hampir jam 8 ini!"
"Astaga," Raffa menatap jam dipergelangan tangannya, sontak saja matanya membulat melihat jarum jam itu. "Maaf, Tuan. saya sedang dijalan sekarang."
"Saya tunggu lima menit! kalau lebih, awas saja kamu!" ancam orang diseberang sana.
"Ck!" Raffa langsung memutuskan panggilan secara sepihak.
"Yang benar saja lima menit?"
🌴🌴🌴
Ampun dah bang Raffa 😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Fenty Dhani
tuh kan candu😆
2023-03-18
0
Fatmawati Wati
ailopiu rafa 🤣🤣
2021-11-09
0
Wati_esha
Eaaa mulai nih ...
2021-10-30
0