🌴🌴🌴
Melani terbelalak kaget melihat pembelinya adalah Raffa, pria menyebalkan namun menyedihkan. sungguh malang, dan kini pria itu berdiri dihadapannya dengan raut wajah yang sama seperti dirinya.
"Mas Raffa?"
"Kau, kerja di toko kecil ini?" pandangan mata itu mengedar ke setiap sudut sisinya
"Jangan menghina toko ku! kecil-kecil tapi bermanfaat, tau nggak!" erangnya, enak saja toko yang baru ia beli sudah dapat hinaan dari pria patah hati itu
"Oh, tokomu ..." dia mengangguk paham
"Nih!" Melani menaruh pesanan Raffa diatas etalase
"Dua ratus ribu!"
"What!" Raffa melotot, yang benar saja harganya setinggi itu
"Iya, mana uangnya? pembukaan pertama ini." Melani menengadahkan tangan sembari mengayunkan jari jemarinya
Toko yang baru ia beli sejak beberapa hari yang lalu, dengan hasil kerja kerasnya selama bekerja di Yudha Group, ditambah lagi dengan hasil magangnya yang digaji dengan cukup besar. seluruhnya pun ia kumpul untuk membeli toko jika saja ada yang menjual dengan harga yang murah.
Inilah dia, toko kecil yang tidak seberapa luasnya. menjadi ladang usaha untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah sebagai penunjang kehidupan mereka. daripada Melani tidak bekerja sama sekali, mending ia membuka usaha kecil untuk hidupnya, bukan? lagi pula Mama Sarah juga hobi sekali membuat kue ulang tahun untuk para pelanggannya. jadi tidak ada salahnya ia memanfaatkan uang tabungan yang sudah terkumpul banyak untuk membuka ladang usaha.
"Mana mungkin segini dua ratus ribu." cerca Raffa, namun tak urung ia juga merogoh dompetnya dan mengeluarkan dua lembaran berwarna merah.
"Ini!" ia menyerahkannya, lalu mengambil bungkusan tersebut lalu melenggang pergi meninggalkan toko tersebut
"Hehehehe, lumayan. lagi pula harga sebenarnya dibawah seratus ribu." Melani tersenyum puas, menatap punggung pria menyedihkan sedang mengitari mobil
Melani kembali ke dapur untuk melanjutkan kegiatannya,
"Siapa, Non? kok ribut?"
"Jangan Non! namaku aja," sanggah Melani
"Hmmm, jangan deh, kakak aja. lagian umurku baru 19 tahun."
"Oh iya, aku lupa." Melani menepuk jidatnya, ia begitu lupa akan identitas pegawainya yang baru ia rekrut kemarin
Disisi lain, Raffa yang baru saja masuk ke dalam mobil, langsung mendapatkan makian dari bossnya. tatapan tajam bagai mata elang itu seakan ingin mencabiknya hingga sekarat. namun pria itu hanya cuek, membiarkan lelaki itu mengoceh panjang lebar hingga berhenti sendiri.
"Sudah ku katakan cepat! tapi ini sampai membuatku menunggu lama!"
"Apa yang kau lakukan di toko itu, hah! sudah tau kesiangan, malah mengobrol sama pegawainya."
Dan masih banyak lagi makian yang diberikan pria itu untuknya, sungguh membuat Raffa kesal dengan bossnya itu. pria itu hanya menggelengkan kepala, mengusap wajahnya dengan kasar.
"Apa agenda kita hari ini?" tanya Andrew yang baru saja masuk kedalam area gedungnya. Assisten Raffa dengan sigap membacakan rentetan jadwal sang boss pada seharian penuh ini. Andrew mengangguk paham sembari melangkah cepat menuju pintu lift.
"Hanya itu. dan--jika anda mau, kita bisa melihat langsung perkembangan restoran untuk Nona Chika."
"Hmm," Andrew tersentak, ia baru mengingat akan hal penting itu. "Astaga! sudah berapa persen persiapannya?"
"Sembilan puluh persen." jawab Raffa
Andrew kaget mendengarnya, "Berarti sudah selesai?" matanya berbinar-binar menatap sang Assisten
"Ya, hanya sisa perabotan saja yang belum." jawab Raffa
"Oke, baiklah. ku pastikan kau sudah mengirim design perabotan yang aku inginkan, kan?"
"Sudah, Tuan."
"Berarti sudah jadi?"
"Akan saya tanyakan, jika sudah kita akan menyuruh mereka mengantarkannya langsung."
"Terserahlah, yang penting aku tidak sabar menunggu beberapa hari. tepat di hari ulang tahun istriku." Andrew tersenyum puas, ia memang sengaja menjadikan restoran tersebut adalah hadiah untuk sang istri tercinta
Ting!
Bunyi lift pun menandakan benda persegi itu telah berhenti tepat dilantai yang dituju. bersamaan dengan itu, pintu otomatis terbuka dan memperlihatkan seluruh pekerja yang berkutat dengan kegiatannya
Sepasang pria tampan yang memiliki sifat dingin dengan kadar yang hampir sama, begitu mendambakan setiap mata yang memandangnya bagi kaum hawa. wajah tampan dengan guratan tegas berhasil menghipnotis, namun untuk keadaan seperti ini mereka hanya bisa mencuri pandang dari depan, dan mendamba bila dibelakang tubuh mereka.
"Oh, bule ... andai saja aku yang menjadi simpanannya saat itu."
"Apa aku boleh menjadi yang ketiga untuknya? dia bule yang tampan dan baik hati."
"Raffa, dia juga tidak kalah tampan, pria itu sungguh menantang dengan sifat es nya. ah ... ingin sekali aku menjadi tungku yang berusaha mencairkan es itu."
Begitulah sekiranya gumaman pujian yang terlontar dari para pegawai wanita yang mendambakan dua makhluk Tuhan yang paling seksi versi pria itu.
Namun, itu hanyalah haluan mereka saja, nyatanya tidak berniat sedikit pun untuk mengganggu rumah tangga baru milik bos, sang pemilik perusahaan. sedangkan Raffa, mereka hanya bisa berdoa agar pria es itu akan berangsur mencair.
🌴🌴🌴
Ayo like koment vote dan hadiah nya ya 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Fenty Dhani
♥️♥️♥️♥️🌹🌹🌹
2023-03-17
0
Bunda Aini
hahaaa,, suka alur ceritanya
2021-11-14
0
dewisaridewi680
asisten rafa kaya jg g sh thor 😅
2021-11-07
0