🌴🌴🌴
Kicauan burung saling bersahut-sahutan diluar sana, seolah tengah memanggil temannya dengan cicitan yang lantang. sesosok manusia tengah terusik karenanya, entah kenapa terlalu banyak burung di area perumahannya hingga membuat sesosok yang masih betah bergelung didalam selimut itu pun merasa terganggu.
Sang mentari pun semakin terik, sinarnya langsung menyoroti ke arah kamar miliknya, cahayanya menembus jendela yang masih tertutup gorden putih itu. dan sejurus itu pula, alarm yang berasal dari waker pun semakin membuatnya kesal nan ingin berteriak
Triiiiiing!! Triiiiiiing!!
"Oh, ****!" ia langsung bangkit sembari menyingkap selimut yang membaluti tubuhnya. Raffa berdecak kesal, bergegas mengambil jam waker yang tertaruh diatas nakas, ia langsung mematikannya sebelum suara nyaring itu memekakkan telinganya
"Hhh ..." Raffa menghembuskan nafas dengan kasar, kembali merebahkan tubuhnya diatas ranjang sembari memejamkan mata. lagi-lagi sosok wanita itu kembali mengganggu pikirannya
"Akan ku dapati kau!" gumamnya, menyeringai dengan salah satu sudut bibir terangkat
Raffa kembali membuka mata, mengingat ia harus kembali bekerja dengan boss nya yang berbuat seenak jidat. Raffa pun bangkit, menjuntaikan kedua kakinya ke bawah hingga menyentuh lantai.
Raffa telah tiba dikediaman Boss nya, melenggang masuk menuju ruang makan karena seperti itulah kebiasaannya. menganggap rumah itu adalah rumahnya sendiri. namun sungguh aneh, yang biasanya Tuan beserta istrinya sudah ada di meja makan, kali ini tidak ada sama sekali.
Raffa menatap jam di pergelangan tangannya, waktu yang tepat saat ia bertandang ke kediaman Andrew
"Raffa, kamu udah datang? astaga, kemana mereka?" Ibunya sang boss menyapa, ia juga baru muncul ke ruang makan untuk sarapan bersama
"Tidak tau, Nyonya, saya kira saya kecepatan datang."
"Hmmm, pasti lagi tidur ini!" gumam Nyonya Chaterine
"Ah, kamu duduk aja dulu dan sarapan di meja, yaa."
"Baik, Nyonya." Raffa menurut sembari membungkukkan sedikit badannya
Raffa mendudukkan tubuhnya diatas kursi meja makan, menatap beberapa lembaran roti yang telah diberi selai nuttela tertata rapi diatas piring
Raffa mengendikkan kepalanya, setelah berpikir cukup lama tidak ada salahnya ia untuk sarapan lagi. pria itu mengambil roti tawar yang lainnya, tentu saja belum diberi selai. terdapat selai cokelat nuttela dan strawberry, pria itu mengambil selai strawberry dan mengolesinya.
Setengah jam ia menunggu, namun pria itu belum juga turun dari kamarnya. sungguh membuat Raffa merasa jengah.
"Diminum kopinya, Nak Raffa. anak itu lelet sekali," gerutu Nyonya Chaterine
Dengan kikuk, ia meraih secangkir kopi untuknya yang masih mengepulkan asap tipis ke udara
**
"Kenapa anda lama sekali, Tuan? pantat saya sudah berbisul karena menunggu anda." ketus Assisten Raffa seraya menyetir mobil
Bugh!!
Seketika Andrew menendang bangku yang di tempati Assistennya
"Beraninya kau!"
"Ohya, jangan lupa gaji saya dinaikkan." pintanya
Andrew mengernyit heran, "Atas dasar apa?"
"Karena kalian selalu mengerjai kami." selorohnya
"Cih!" Andrew memutar bola matanya, "Itu demi kalian juga, sampai kapan kau harus menjomblo disaat kau sudah tua begini? lagi pula Melani adalah gadis yang baik." cerca Andrew
Assisten Raffa hanya diam saja, tidak tahu harus berkata apa kepada atasannya. lagian benar juga, tahun ini ia akan memasuki usia 32 tahun dan masih melajang disaat teman-temannya sudah pada menikah.
Lagi pula masih ada sesosok jiwa yang tersimpan di dalam hatinya, Audy. perempuan cinta semasa remajanya masih membekas dilubuk hatinya yang paling dalam. dan--ia tidak tahu mengapa perempuan itu meninggalkannya tanpa sepatah kata pun, ditambah lagi perempuan itu juga membohonginya atas dasar latar belakang.
Entah apa maksudnya, hingga karena itulah ia membenci wanita itu. namun, tak ayal ia juga masih mencintainya.
Apakah ia harus membuka hati untuk Melani? dari pada mereka harus terjebak dalam permainan pasutri itu.
Entahlah, terkadang hati dan pikiran memang tidak sejalan. orang lain yang bukan milik jiwanya tidak bisa untuk memaksa kehendak atas diri orang tersebut.
Disisi lain, Melani baru saja tiba di toko kue yang baru saja ia buka setelah sekian lama. sudah ada satu pegawai wanita yang menemaninya disana. Melani menyapanya, perempuan itu sedang sibuk membuat adonan cake
"Pagi, Ratih." sapa Melani seraya mengulum senyum
Perempuan yang ia sapa pun menoleh, "Eh, pagi juga, Nona." balasnya, turut membalas senyuman itu
Melani segera mengenakan celemek miliknya, mulai bergulat dengan bahan kue dan alat dapur. baru saja memulainya, tiba-tiba suara seseorang memanggil sang penjaga toko.
"Permisi!"
Kedua wanita itu mendengarnya, "Lanjutkan! biar saya saja." cegah Melani saat pegawainya ingin beranjak.
Perempuan itu bergegas ke depan,
"Beli apa, Tuan?" Melani hanya bisa melihat punggung yang mengenakan jas hitam itu, sepertinya tengah melihat pilihan cake apa saja yang terpajang didalam etalase
"Redvelvet brownies." ia berucap seraya menegapkan tubuhnya
Hingga tatapan keduanya bertemu, membuat mereka terbelalak kaget.
"Melani?"
🌴🌴🌴
Siapa ya??
Ayo like, koment dan hadiahnya yaa 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Fenty Dhani
Raffa kah??
2023-03-17
0
Wati_esha
🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️
2021-10-30
0
Wati_esha
Fandi kah atau yang lain?
2021-10-30
0