🌴🌴🌴
Langit nan cerah dan terik, kini berangsur berubah menjadi kelabu. pertanda waktu yang berjalan begitu cepat telah menunjukkan hari sudah sore kala itu. banyak kendaraan memenuhi jalanan Ibukota, saling berebutan posisi demi cepat tiba ke kediaman masing-masing.
Melani dan pegawainya baru saja selesai memindahkan beragam cake ke dalam freezer, agar awet dan tetap aman. setelahnya keduanya bersiap-siap untuk kembali pulang karena pekerjaan hari ini telah selesai. lumayan, hari pertama buka usaha cukup banyak pembeli yang berdatangan. bahkan pelanggan sebelumnya pun turut berbondong untuk mencicipi cake buatan Melani dan pegawainya.
"Terima kasih ya, Ratih, untuk hari ini." ucap Melani seraya mengulum senyum
"Sama-sama, Kak. seharusnya aku yang berterima kasih udah pekerjakan aku." tukasnya
"Kamu hebat buat kue, kakak bangga."
"Aku lulusan SMK tataboga, Kak, lumayan sih ada manfaatnya."
"Ah iya, tapi hebat banget lho. ayo kita pulang!" ajak Melani, perempuan yang lebih muda darinya itu pun mengangguk seraya mengulum senyum.
**
Raffa baru saja selesai membersihkan diri, kini pria itu menjatuhkan bokongnya tepat diatas ranjang. ia mengambil ipad miliknya, menonton pertunjukan seru yang baru saja di rancang oleh anak buahnya.
Ya, menonton apa saja yang dilakukan oleh mantan kekasihnya di dalam rumah. untung saja anak buahnya berhasil menyamar menjadi sales dan menyelipkan sebuah kamera kecil yang ia yakini tidak akan terlihat oleh sang pemilik.
"Apa ini!" Raffa mengerang tatkala perempuan itu membawa masuk seorang pria ke dalam rumahnya, dengan hasrat yang memburu, sepasang insan itu berciuman panas di belakang daun pintu.
"Sial! wanita jal*ng!" geramnnya, meninju kasur yang empuk itu
Raffa terus memerhatikannya dengan lekat, sepasang netra tak berkedip sedikit pun. seolah ia tengah menonton film biru secara gratis pada layar tersebut. tubuhnya mengerang, bisa-bisanya mereka pergi ke kamar tanpa jangkauan kamera lagi.
"Hah!" Raffa mematikan layar IPad nya, sungguh ada rasa panas yang menjalar di sanubari itu
Setelah perasaannya meredam, pria tampan ini mengambil ponsel yang terletak diatas nakas, sepertinya ingin menghubungi seseorang saat itu juga. ia sudah tidak tahan, dan ini harus ia dapatkan dari anak buahnya
"Hallo, Bos." sahut anak buah yang ia hubungi dari seberang sana
"Carikan aku nomor ponsel wanita itu!"
"Tenang, Boss. saya mendapatkannya,"
"What? sejak kapan?"
"Sejak saya menjadi sales."
"Hmmm, kirimkan sekarang!" titahnya, panggilan diputuskan secara sepihak
Tok tok tok
Raffa tersadar dari lamunannya, tatapannya kembali beralih pada pintu yang baru saja diketuk dari luar. pria yang sedang dilanda patah hati untuk kesekian kalinya pun bergegas turun dari ranjang
Ceklek
"Mama?"
"Sudah jam berapa? ayo kita makan!"
Raffa tersentak, ia sungguh-sungguh tidak sadar jika hari sudah malam. Raffa menatap jam digital yang melekat di dinding, sudah pukul tujuh lewat sepuluh menit. pria itu pun mengangguk kepada Mamanya. mengekori wanita cantik itu menuju ruang makan dengan hidangan yang begitu wangi.
**
Raffa mengajak anak buahnya untuk menemani raga rapuh yang sedang galau itu ke sebuah Club malam, sudah menjadi kebiasaannya berada disini. bahkan ia pernah mengabaikan panggilan bossnya saat pria itu baru saja menikah dengan simpanannya, hanya demi bersenang-senang dengan dunia malam yang begitu menghibur hati.
"Seperti biasa, alkohol rendah." pintanya, bartender itu pun memberikan sebotol bir beserta gelasnya
Raffa terus meneguk minuman terlarang itu, setiap ia teringat dengan masa lalu, tak segan-segan pria ini mencari kesenangan pada tempat yang ia pijak kini. alih-alih ingin menghilangkan pikiran dari bayangan perempuan jal*ng tersebut.
Sedang asyiknya minum sembari menonton goyangan aduhai dari para pengunjung, tiba-tiba pria ini ada yang menyapanya dari samping
"Hai, tampan." sapa seorang perempuan cantik nan aduhai. Raffa menatap penampilan wanita itu, sangat seksi dan terbuka
"Apa kau bekerja disini? aku tidak butuh belaian dari kalian!" tegasnya dengann wajah datar nan dingin, seperti biasanya
"Bukan, hanya tamu." jawabnya, mendudukkan tubuh disamping Raffa, Raffa menatap matanya, hanya sekilas lalu kembali membuang wajah dari wanita ini. bisa-bisanya tatapan wanita itu menggodanya dengan melirik kejantanan yang tertutup rapat dibawah sana
Aku begitu risih sama jal*ng disekitarku. batinnya
"Namanya juga di Club, mana mungkin tidak ada wanita malam. jika ingin jauh dari jal*ng, masih banyak tempat positif yang bisa menenangkan jiwa kamu." suara dari seorang wanita yang begitu tidak asing baginya terdengar tepat di samping kanannya.
"Melani." pria itu sadar bila itu adalah suara Melani. bisa-bisanya perempuan itu berada di tempat terlarang ini. Raffa pun menoleh, ternyata tidak ada Melani atau wanita manapun disamping kanannya, hanya ada dua anak buah yang ia ajak menemani dirinya.
"Astaga, kenapa aku malah berhalusinasi tentang Melani, lagi-lagi dia menasihatiku didalam pikiranku." gumamnya, memijit kening yang dirasa sedang tidak baik-baik saja
"Anda patah hati, Tuan? mau di servis? lumayan, harga murah pun jadi."
Sontak saja Raffa menatapnya dengan tajam.
🌴🌴🌴
Move on dong, Bang .... apa bagusnya sih mantanmu itu? 😂😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Fenty Dhani
move donk Raffa☺️
2023-03-17
0
Herli na
Move on dong
2021-11-13
0
Wati_esha
Hadeuhhhh Raffa, sudah 11 th lho. Ngapain? 😇😇😇😇😇
2021-10-30
0