🌴🌴🌴
"Lihat itu." Raffa menunjuk seorang pak tua tengah memungut paku yang berserakan di jalan.
"Ma-maksudnya, jadi ban motor ku kempes karna terpijak paku-paku itu?" Melani menatap tidak percaya, ia benar-benar merasa bersalah dengan Chika dan suaminya
"Ya, kamu benar. bapak itu baru saja membeli paku tapi sayang sekali kantung kreseknya ada yang bolong jadi beberapa paku berceceran." jelas Raffa, ia mengetahui hal itu dari bapak tersebut.
"Non, Tuan, maaf ya ... karena keteledoran saya, dapat merugikan Nona." pria tua itu merasa tidak enak hati kepada perempuan cantik ini, yang mengakibatkan sepeda motornya kempes akibat melindas paku payung miliknya yang berserakan di jalan
"Gak apa, Pak. tidak masalah kok," ucap Melani seraya mengulum senyum
"Kalau begitu kita pamit dulu, Pak." pamit Raffa, diangguki oleh pria tua itu yang diketahui adalah pekerja di kediaman Aqilla.
Raffa dan Melani harus kembali ke rumah pasutri itu untuk meluruskan kesalah-pahaman yang dibuat oleh Melani, karena pikiran buruknya yang telah terkontaminasi akan kejahilan pasutri itu.
Melani berlari untuk menghampiri Chika tatkala ia melihat perempuan tersebut berdiri di teras rumahnya bersama Andrew. ia benar-benar bersalah, tersulut emosi hingga membuncah begitu saja untuk pertama kalinya kepada perempuan lembut itu.
"Mel."
"Chika!"
Bugh
Melani menghambur memeluk sahabat karibnya, ada sesal yang ia rasakan saat memeluk perempuan ini. Chika menguraikan pelukan itu, ingin melihat wajah sahabat yang telah berhasil memarahinya
"Maaf." sesal Melani, memasang wajah memelas terhadap wanita ini
"Kamu nggak salah kok, tindakan kamu sudah benar. wajar saja kamu curiga sama kita yang udah sering ngerjain kalian." ucap Chika, tatapannya beralih mengarah pada Raffa
"Aku nggak bisa berpikir jernih dan malah menuduh kalian." Melani kembali memeluknya
"Sudah-sudah, yang penting sekarang kamu udah tau kebenarannya." Chika mengelus punggung itu
"Terus sekarang, bagaimana aku mau pulang? kamu tau, aku buka toko."
"Ohya?" Chika tampak tertarik, "Kalau gitu nanti aku sempatkan berkunjung deh. sekarang--kamu pulang sama Mas Raffa aja, biar motor mu disini dulu."
"Tapi--
"Suamiku ada anak buah yang akan mengantar motor ke rumah kamu, jangan takut."
Melani mengangguk paham, "Baiklah."
"Raff, antarkan Melani! aku akan nyusul nanti." titah Andrew yang sedari tadi hanya menyimak interaksi sesama perempuan ini
"Baik, Tuan."
"Daaa!!" Melani melambaikan tangan kepada sahabatnya sembari berjalan mundur menuju mobil milik Raffa
Chika tersenyum menatap kepergian sahabatnya bersama Assisten itu, ada rasa kelegaan yang bercampur rasa bersalah. semuanya menjadi satu, terkadang ia juga menyesal sudah menyetujui ide gila dari suaminya.
Chika mendongak menatap wajah suaminya dengan memasang raut kesal, "Semua gara-gara kamu! coba aja nggak buat ide gila pasti Melani nggak akan marah. aku jadi nggak enak hati, padahal bapak itu suruhan kita." omel Chika
"Tapi kan dia percaya, udah nggak marah lagi." ucap Andrew dengan santai
"Tapi tetap aja!" Chika menonjok bahu suaminya, melenggang pergi masuk kedalam rumah.
Disisi lain, suasana di dalam mobil terasa hening, Melani menatap keluar jendela melihat jalanan yang masih padat siang itu. pikirannya masih berkelana kepada sahabatnya, ia merasa tidak enak hati pada wanita itu. Raffa sesekali menoleh kepadanya dengan wajah datar, didalam pikirannya perempuan ini benar-benar sangat marah atas kejadian tadi. namun--untung saja kebenaran terungkap saat itu juga.
"Jangan menung, nanti kesambet."
Melani tersentak, menoleh menatap Raffa. "Siapa juga yang melamun." sanggahnya
"Siapa tau saja, mending kita dengerin musik. suka Dj?" tanyanya
"Lumayan."
Raffa tersenyum, ia pun menyetel musik Dj yang terpasang di samping kemudi dan diantara dashboard. alih-alih ia ingin menghibur wanita cantik ini
"Nah, ini aja, seru!"
"Bersenang-senanglah, anggap aja ini utang budi dariku karna kemarin kamu udah ngehibur ku." ucap Raffa
"Hmmm, terima kasih, lagian aku nggak apa-apa juga." tukasnya, mengendikkan bahu. tubuhnya mulai bereaksi sesaat mendengarkan musik Dj.
Raffa merasa gemas sekali, ingin sekali ia mencubit pipi gadis itu.
"Hai, joget dong! anggap kita sedang di Club." ajak Melani
"Emang kamu suka ke Club?" tanya Raffa
Melani menggeleng, "Sama sekali nggak pernah. setahuku kalau di Club ya joget," ucapnya
"Syukurlah, jangan sampai kesana."
"Hm. kamu sendiri, pasti dong pernah kesana? secara aku pernah lihat kamu masuk ke Club."
Raffa memicingkan mata, "Kok tau? ngintilin aku lagi ya?"
"Is!" Melani mencubit bahunya, "Mana mungkin! tanpa sengaja."
"Uh, sakit tau! nyubit selalu nggak ngira-ngira." Raffa mengusap bekas cubitan setan dari wanita ini.
Melani tidak menggubrisnya lagi, ia masih asyik berjoget diatas bangku tersebut. hingga mobil yang membawanya tiba-tiba berhenti, membuat perempuan ini mengernyit heran.
"Kok berhenti?"
"Noh, udah sampai." Raffa menunjuk toko kecil itu dengan dagunya
"Oh ya ampun, terbawa suasana sampai lupa kalau udah sampai." gumamnya, Raffa yang mendengar mengulum senyum tipis
"Turunlah! kenapa masih betah di sini?" tanyanya
"Is, ngusir!"
"Bilang aja ingin lama-lama bersamaku." goda Raffa
🌴🌴🌴
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Fenty Dhani
udah berani gombal y si Raffa🤭
2023-03-17
0
Ivone Anantha
sudah ku duga, kerjaan ni pasutri,. soalnya si andre di tonjok kalem2 ajah🤣
2022-05-13
0
Gina Savitri
Andrew dan chika nyari alibi biar nggak melani makin marah 😂😂😂
2022-01-08
0