🌴🌴🌴
"Wanita itu siapa?" tanya Melani, memberanikan dirinya untuk bertanya setelah pelayan pergi meninggalkan mereka dengan membawa sebuah catatan yang berisi menu pesanan pengunjungnya
"Bukan urusan kamu." ketus Raffa, menatap keluar melalui tembok kaca yang menampikkan langsung area luar
"Hmmm, mantan?" tebak Melani, ia yakin pasti itulah jawabannya
Raffa meliriknya sekilas, "Sok tau." tukasnya
"Ceritalah padaku, anggap kita berteman."
"Tidak perlu teman untuk menyalurkan apa keluhanku." ketusnya, menolak
"Dengan adanya teman dan kamu mencurahkan isi hatimu, pasti membuat hatimu sedikit lega karena telah berbagi cerita. Siapa tau aku bisa membantumu." ujar Melani, berusaha meyakinkan pria keras kepala ini
Nyatanya, Raffa hanya diam saja tidak menanggapi perkataan dari Melani. membuat wanita itu melengos ke arah lain. mungkin sebaiknya ia sadar, dirinya tidak berhak untuk mengetahui urusan pribadi orang lain. apalagi hubungan mereka yang jauh dari kata akur.
"Dia mantan saat kuliah." jawabnya setelah beberapa saat terdiam
Sontak saja Melani menoleh menatap kepadanya. hingga, pelayan kembali datang dengan membawa nampan berisi pesanan keduanya.
"Terima kasih." ucap Melani seraya mengulum senyum, dibalas senyum dan anggukan oleh pelayan cantik bak pramugari itu
Melani menatap hidangan itu dengan mata yang berbinar-binar, steak daging makanan orang kaya yang begitu membuatnya ketagihan. seolah ia lupa dengan permasalahan pria dihadapannya karena langsung terhipnotis oleh makanan ini
Ia mendongak menatap Raffa yang hanya diam termanggu dengan tatapan kosong, masih menatap area luar
"Hei, jangan bersedih terus ... mungkin kalian memang bukan berjodoh dan dia belum tentu yang terbaik buatmu. percayalah, Allah pasti akan memberikanmu wanita yang lebih baik lagi darinya."
"Lupakan dia, tata hidupmu menjadi lebih baik lagi dan mulai terima cinta yang baru dari wanita-wanita diluar sana. diatas langit masih ada langit, dia yang baik masih banyak yang lebih baik lagi. begitu pun juga dengan kadar kecantikan." ujar Melani panjang lebar, ia menatap iba pada pria dingin yang tengah terluka dihadapannya
Raffa menoleh, ia tersenyum getir kepada Melani. "Terima kasih." ucapnya
Senyuman itu, pertama kali ia melihat pemandangan langka yang diberikan kepadanya. walau senyum yang terpaksa, tapi terlihat lebih manis bak gulali di sekolahan. Melani terhanyut, ia bahkan melupakan aroma wangi yang terus saja menguar masuk kedalam indra penciumannya.
Hingga suara Raffa kembali membuyarkan lamunannya.
"Jangan melongo terus menatapku! aku bukan pria lemah yang harus kau kasihani. makanlah--bukannya kamu antusias sekali ingin melahapnya?"
"Eh, hmm, iya." Melani menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, merasa malu karena telah tertangkap basah oleh sang pemilik senyuman itu
**
Raffa telah kembali ke kediamannya setelah mengantarkan Melani ke rumahnya. ia melenggang masuk ke dalam rumah bertingkat dua namun sederhana, bukan rumah megah seperti milik Ceo. ia menaiki tangga dengan tatapan lurus menatap lantai keramik putih yang mengkilap, tidak mempedulikan keberadaan orang tuanya yang sedang menonton televisi.
"Raffa."
Pria itu tersentak, ia sedikit kaget akan keberadaannya yang telah tiba di tengah tangga. ia menoleh ke bawah menatap orang tuanya.
"Mama, ada apa?"
"Kamu baik-baik saja? ada masalah?" Mama Raffa yang bernama Santi itu menghampiri dirinya
"Tidak, Ma. hanya capek pulang dari pesta. Raffa ke kamar dulu," pamitnya, tanpa menunggu persetujuan, pria itu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.
"Aneh sekali." gumam Mama, ia kembali pada suaminya
Setiba di kamar, Raffa menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang yang berukuran pada umumnya. menatap langit-langit kamar dengan pandangan kosong, namun pikirannya tengah berkelana pada pertemuan tanpa sengaja antara dirinya dan mantan yang masih ia cintai.
Mengingatkannya kembali pada sebelas tahun silam, dimana sang kekasih pergi begitu saja meninggalkannya tanpa status yang jelas. dan kini--ia telah bersama pria lain, entah siapa itu
"Apa yang terjadi dengannya?"
"Kenapa dia meninggalkanku?" gumam Raffa
"Oh, Audy, kau brengsek!" geram Raffa, menendang lampu tidur yang berada diatas nakas, hingga menimbulkan kegaduhan di kamar tersebut. namun, untung saja kamar itu kedap suara hingga orang diluar kamar tidak dapat mendengarnya.
🌴🌴🌴
Hmmm, masih mencintai orang lain rupanya 😅
Ayo like, koment, vote dan hadiahnya ya 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Fenty Dhani
masih g bisa move on ternyata😔
2023-03-17
0
r.E 0412
raffa ganteng na mubazir 11 taon ggl mop on🤔🤔🤔 nutup diri gegara wanita gaje sia" 11 taon mu...
2021-11-04
0
Wati_esha
Jadi ... mungkin Audy menemukan lelaki lain yang lebih kaya darimu, Raffa.
2021-10-30
0