🌴🌴🌴
Di Kantor, Assisten Raffa merenggangkan otot-otot jemarinya yang kaku dan juga kedua lengannya yang mulai terasa lelah. setelahnya Raffa menatap jam di pergelangan tangan, sudah pukul tiga sore dan pasti pria berkuasa itu telah berada di ruangannya.
Raffa menghembuskan nafas, mengambil undangan untuk Tuannya dan beranjak berdiri dari kursi kebesaran. ia melenggang pergi menuju ruang kerja Presdir.
"Hai, Assisten!" sapa Sekretaris Jasmin, namun pria itu tak menggubrisnya bahkan tidak meliriknya sedikit pun.
Membuat ia berdecak kesal, "Ck! aku dianggap nggak ada." gumamnya
Raffa mendorong pintu ruangan itu. tapi tidak langsung membuka pintu dengan lebar, melainkan sedikit mengintip dari balik celah. alih-alih ingin melihat bossnya yang sedang melakukan apa. ia tidak ingin jika saja terdapat Nona Chika, dan mendapati mereka sedang iya-iya. Sungguh membuatnya resah.
"Tuan." pria itu menyelonong masuk tanpa adanya perintah
"Biasakan ketuk pintu!" sargas Andrew, matanya masih fokus menatap berkas yang diberikan oleh sekretarisnya
"Hehehehe," pria itu cengengesan seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"Hm, apa urusanmu? jangan bilang jam segini bertemu klien!"
"Eh, tidak ... bukan itu." sanggah Andrew
"Lalu?" Andrew menghentikan kegiatannya, menatap sang Assisten yang berdiri dihadapannya
"Tuan, Nona Jesslyn mengundang kita ke acaranya," ia menaruh undangan diatas meja
Andrew mengernyitkan dahi menatap undangan itu, "Undangan apa?" tanya pria ini
"Pertunangan."
"Oh, dia akan bertunangan?"
Assisten Raffa mengangguk
"Syukurlah, setidaknya wanita itu tidak membuat istriku cemburu lagi." Andrew tersenyum bahagia, membuat pria yang bersamanya mengernyit heran
"Cemburu??"
"Ya, dia slalu berpikir buruk tentang Jesslyn, dia tidak pernah berhenti mengingatkanku untuk tidak macam-macam di belakangnya." ujar Andrew, ia mengulum senyum membayangi wajah Chika yang selalu menginstrupsi dirinya kerap kali tiba di rumah.
Dan ia menyukai sikap istrinya, cemburu, possesif dan tentunya karena Chika sangat-sangat mencintainya.
"Oh, istri yang manis." gumam Assisten Raffa sembari tersenyum, ia membayangi jika dirinya mendapat istri yang semanis itu, bukan segalak dan sebarbar Melani.
"Hei! apa yang kau katakan? kau memuji istri orang, hah? ingin menjadi pebinor rupanya!"
"Eh, tidak, Tuan. mana mungkin saya seperti itu." cibir Raffa
"Keluar kau!" usir Andrew, ia menatap kesal pada Assisten pribadinya ini, bisa-bisanya memuji istri orang di depan suaminya. ditambah lagi, Raffa sempat membayangi sosok wanita itu.
Raffa mendengus kesal, tak ayal ia juga menurut Tuannya untuk mengangkat kaki dari ruangan itu.
"Astaga ... boss ku benar-benar seperti macan." gumam Assisten Raffa sembari melangkah menuju ruangannya.
"Apa didalam sana si singa sedang mengaung?" cetus Sekretaris Jasmin
Raffa menoleh kepadanya, "Jaga perkataanmu!" peringatnya, seraya menatap pintu ruangan itu
"Kau habis diserang saja." gerutunya, Raffa tak menanggapi, ia berlalu pergi menuju ruangannya
"Cih! pria itu!"
**
"Apa kau juga diundang?" tanya Andrew, kini mereka baru saja menginjakkan kaki di dalam lift. jam kerja sudah selesai dan keadaan gedung sudah sepi
"Ya, Tuan."
"Nanti jemput aku, kita pergi bersama." titah Andrew
"Apa tidak Tuan saja?" tanyanya,.sontak saja dirinya langsung mendapatkan tatapan tajam
"Profesional lah! ini acara orang penting yang menyangkut kerja sama. kita harus menghargai undangannya, kau harus pergi!"
"Ck! baiklah." Raffa menurut
Di kediaman Melani, gadis cantik itu baru saja tiba di kediaman mereka setelah mengantarkan pesanan kepada pelanggan. gadis itu masuk ke dalam rumah setelah pintunya dibuka oleh Mama Sarah.
Ia menjatuhkan bokong diatas sofa, merasa lelah menghadapi teriknya mentari yang cukup menyengat pada sore itu.
Hingga, ia terkesiap mendengar dering ponsel yang berasal dari dalam kamar. ia bangkit, dan melangkahkan kaki menuju ruang pribadinya.
"Chika?" Melani menatap nama yang tertera di layar ponselnya
Perempuan itu mengangkat telepon tersebut,
"Hallo, Chik?"
"Mel, ntar malam kamu kesini ya,"
"Emang ada apa?"
"Aku butuh teman mengobrol, Andrew akan pergi ntar malam."
"Mertuamu?"
"Mami terlalu asyik di depan tv, mana mungkin bisa mengobrol."
"Hmm, baiklah."
"Iya, tapi jam tujuh kamu harus udah ada disini."
"Iya-iya bawel! kamu terlalu merindukanku saja, padahal tadi udah ketemu." cibirnya
"Kurang, karna kedatangan dua pria itu." Chika memutar bola matanya, sebal
"Ya, aku juga sebal sama Assisten itu." ucap Melani
"What? kenapa? masih belum ada perkembangan kah?"
"Is, apaan sih, Chik! jangan maksa kami begitu lah." Melani mulai kesal, perempuan itu langsung memutuskan panggilan secara sepihak.
Ia merasa kesal bila mengingat dirinya selalu dicomblangi oleh pria itu
"Lelaki itu jahat! aku tidak akan mau menerima laki-laki menjadi pasangan." gumamnya
"Hidup sendiri bersama Mama, sudah membuatku bahagia."
🌴🌴🌴
...Ayo like, koment, vote dan hadiah nya ya 😉...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Fenty Dhani
jangan terlalu benci mel...nanti jadinya bucin🥰
2023-03-09
0
Noli loliii
ternyata kehidupan melani tdk jauh berbeda dg Chika. kasihan. semoga dpt kebahagiaan ya
2021-11-16
0
Zahwa
masih jual mahal Meraka mah 😆
lanjut baca 😍
2021-11-11
0