Aster benar-benar tak berkutik saat Nathan memarahinya habis-habisan. Ayah angkatnya itu memang sangat mengerikan jika taringnya sudah keluar. Dan rasanya Aster ingin menghilang dari dunia ini detik ini juga.
Di bandingkan harus menghadapi kemarahan Nathan yang mengerikan, Aster lebih memilih bertemu hantu, terlebih-lebih jika hantunya seperti Miss K.
Aster terus saja menundukkan kepalanya. Sudah lebih dari 15 menit, tapi Nathan belum juga berhenti mengomel. Padahal telinganya sudah panas mendengar Omelan pria itu.
"Mulai besok kau akan diantar jemput oleh sopir. Dan kau tidak boleh pergi tanpa ijin dariku!!"
Sontak saja Aster mengangkat wajahnya dan menatap Nathan dengan pandangan memelas.
"Paman, apa hukuman itu tidak terlalu kejam untukku? Peringan sedikit, masa iya aku tidak boleh pergi tanpa ijin darimu? Terus jika aku diantar jemput bagaimana aku bisa aku pergi bersama teman-temanku?" Rengek Aster.
"Keputusanku mutlak, dan aku tidak ingin dibantah!! Selama satu bulan kau akan menerima hukuman itu!!"
Nathan meninggalkan kamar Aster begitu saja. Pria itu memijit pelipisnya yang terasa pening. Kelakuan Aster terkadang membuatnya naik darah.
Aster memajukan bibir bawahnya, matanya berkedip cepat. Gadis itu menjatuhkan kepalanya pada bantal sambil menghentak-hentakkan kakinya dikasur. Aster meraung seperti bayi. Dia benar-benar kesal pada Nathan.
"Dasar menyebalkan!! Paman, kau sangat kejam!! Kau menyebalkan!!'
.
.
.
Nathan meraih ponselnya yang ada di atas meja kemudian menghubungi seseorang. Panggilan tersambung, dan seseorang di seberang sana langsung mengangkat panggilan darinya.
"Ada apa, Boss? Kenapa Anda menghubungi saya, malam-malam begini?"
"Aku memiliki tugas untukmu. Aku ingin kau menemukan seseorang untukku. Aku akan mengirimkan fotonya padamu. Dua hari, waktu yang kau miliki. Temukan orang itu dengan segera!!"
"Baik, Boss."
Nathan meletakkan ponselnya di tempat semula. Nathan berencana membuka kembali kasus kematian orang tua Aster yang terjadi 10 tahun yang lalu. Entah kenapa dia berpikir jika kematian mereka bukan murni kecelakaan.
Beberapa fakta janggal berhasil Nathan temukan. Awalnya Nathan tak ingin mengusutnya karena dia pikir itu adalah murni kecelakaan.
Sekitar satu Minggu yang lalu Nathan mendatangi kediaman lama Aster untuk mengenang masa lalunya.
Bagaimana pun juga ayah Aster berjasa besar dalam hidupnya, karena tanpa dukungan dan bimbingan darinya dia tidak akan sesukses sekarang.
Di rumah itu. Tanpa sengaja Nathan menemukan sebuah video yang memperlihatkan seorang pria tengah mengutak-atik mobil milik ayah Aster.
Tidak hanya mengutak-atik saja. Pria itu juga terlihat mencabut sesuatu dari bagian depan mobil tersebut. Nathan mengenali pria itu sebagai sopir di rumah Aster.
"ASTER!! APA YANG KAU LAKUKAN? TURUN DARI SANA, ITU SANGAT BERBAHAYA!!"
Nathan terkejut mendengar teriakan nenek Xiao. Penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Pria itu pun bergegas keluar untuk memastikan jika tidak ada sesuatu yang terjadi.
Setibanya di kamar Aster. Nathan di kejutkan dengan Aster yang berdiri di pagar pembatas balkon. Nenek Xiao, Gavin dan Rio berusaha membujuk Aster supaya gadis itu mau turun. Sedangkan Ella dan Maya malah memprovokasi supaya Aster melompat saja.
"Aster, apa yang kau lakukan? Turun dari sana sekarang juga!!" Pinta Nathan menuntut.
Aster menggeleng. "Tidak mau!! Paman sangat jahat padaku, Paman sudah tidak sayang lagi padaku. Jadi untuk apa lagi aku tetap hidup? Hiks, dari pada aku di perlakukan sekejam ini di dunia ini. Lebih baik aku mati saja dan menyusul orang tuaku!!"
"Ya, memang lebih baik kau mati saja!! Lagipula kau hidup juga tidak ada gunanya. Kau itu tidak berguna dan hanya merepotkan Paman Nathan saja. Jadi lebih baik kalau kau mat-"
PLAKK...
Kalimat Maya di intrupsi oleh tamparan keras Nathan. Dan apa yang Nathan lakukan tentu saja mengejutkan Maya dan Ella. Kedua mata Ella sambil membelalak begitu pula dengan Maya.
"TIDAK BISAKAH KAU DIAM? BERHENTI MEMPERKERUH SUASANA!! SEBAIKNYA KALIAN BERDUA KELUAR DARI SINI!!"
Ella menatap Nathan dengan marah. Kemudian dia membawa Maya pergi dari sana. Maya menoleh pada Aster yang terlihat menjulurkan lidah padanya. Bahkan gadis itu bergoyang kegirangan.
"Dia hanya pura-pura saja!! Dia menyeringai padaku dan mengejekku!!" Teriak Maya sambil menunjuk Aster. Sontak semua mata kini mengarah para Aster kembali.
Aster menutup wajanya dengan sebelah lengannya. Suara isakan terdengar begitu jelas. Maya tau jika Aster hanya berpura-pura saja. Muak dengan kelakuan Aster. Maya berlari menghampirinya dan mendorong Aster membuat semua mata membelalak kaget. Bukan hanya Aster, namun juga Maya ikut terjun bebas bersamanya.
"ASTER//NUNNA!!!"
"MAYA!!"
Nathan, Nenek Xiao, Gavin dan Rio berteriak histeris menyeruhkan nama Aster. Sedangkan Ella menyeruhkan nama putrinya. Tubuh keduanya sama-sama terjun bebas ke bawah. Dengan posisi Aster menghadap langit, sedangkan Maya menghadap tanah.
"ASTER!! TIDAKKK!!"
Nathan mengulurkan tangannya dan tubuhnya mencondonh kedepan melewati pagar pembatas. Pria itu berteriak histeris. Nenek Xiao jatuh terduduk sedangkan Gavin dan Rio langsung pingsan.
Sementara itu.... Aster yang merasa hidupnya akan berakhir saat ini juga hanya bisa pasrah. Gadis itu menutup matanya dan setitik kristal bening mengalir dari pelupuk matanya. Bibirnya terbuka dan bergumam lirih.
"Paman, aku mencintaimu. Selamat tinggal,"
Aster dan Maya sama-sama kebingungan saat mereka tak merasakan sesuatu yang salah pada tubuhnya.
Keduanya sontak membuka mata dan melirik ke bawah. Di bawahnya seorang pria bertubuh tambun sedang merintih kesakitan karena tubuhnya tertindih oleh mereka berdua.
Nathan pun segera turun begitu pula dengan Ella. Nathan menghampiri Aster dan membantunya berdiri. Tanpa berkata apa-apa Nathan menarik Aster ke dalam pelukannya.
"Syukurlah kau tidak apa-apa." Ucap Nathan sambil memeluk gadis itu dengan erat.
"Ahhh,"
Nathan melepaskan pelukannya mendengar rintih kesakitan Aster. "Ada apa? Mana yang sakit?" Tanya Nathan.
"Kakiku, sepertinya kaki kiriku terkilir dan terluka." Jawabnya.
Nathan mengangkat tubuh Aster dan membawanya masuk ke dalam. Sedangkan Maya di urus oleh Ella.
Sementara itu... Pria tambun yang tertimpa mereka langsung di larikan ke rumah sakit karena tak sadarkan diri. Bukan dari pihak Nathan, tapi dari kepolisian.
Ternyata dia adalah buronan yang sedang melarikan diri. Dan dia masuk ke kediaman Nathan dengan cara memanjat dinding yang setinggi sepuluh meter untuk bersembunyi. Tapi sialnya dia malah tertimpa Aster dan Maya.
.
.
.
"Aaahhh... Paman, sakit!!" Jerit Aster histeris.
Nathan berdecak sebal dan menjitak kepala Aster sedikit keras. "Bahkan aku belum menyentuh lukamu!!" Sinis Nathan. Aster tersenyum tiga jari sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Hehehe... Aku hanya terlalu panik," jawabnya.
Nathan mendengus geli. Kedua mata Aster membelalak ketika kapas bercampur alkohol menyentuh luka di lututnya.
"Kkkyyyaaaa ... Perih ..."
Selanjutnya jeritan histeris keluar dari sela-sela bibirnya. Antara geli dan kasihan. Nathan hanya bisa mendengus dan menggelengkan kepala.
Nathan melanjutkan pekerjaannya, dan kemudian membebat lutut Aster dengan perban.
Aster memperhatikan wajah serius Nathan yang sedang melilitkan perban pada lututnya. Ayah angkatnya itu benar-benar sangat tampan jika di lihat dari sisi mana pun. Tidak salah bila Aster begitu tergila-gila padanya.
"Paman, kenapa kau sangat tampan sih? Jika Ayah angkatnya sepertimu, bagaimana mungkin aku tidak jatuh cinta. Paman, bagaimana kalau kita berkencan saja?"
Sontak saja Nathan mengangkat wajahnya dan menatap Aster yang juga menatap padanya. Aster tersenyum sambil menaik-turunkan alisnya. Alih-alih sebuah jawaban. Malah sebuah jitakkan yang Aster dapatkan.
"Jangan bicara lagi, sebaiknya kau tidur sekarang. Ini sudah malam, besok aku akan membawamu ke dokter. Tubuhmu perlu di cek." Nathan mengacak kepala Aster dan pergi begitu saja. Namun tarikan Aster pada lengannya menghentikan langkahnya.
Tubuh Nathan yang kehilangan keseimbangan terpelanting ke atas tempat tidur dengan posisi terlentang. Dan hal itu tak lantas di sia-siajan oleh Aster. Aster naik ke atas tubuh Nathan dan tanpa permisi langsung mencium bibirnya.
Dan melalui ciuman itu Aster ingin Nathan tau seberapa besar cinta yang dia miliki untuk sang ayah angkat tersebut. Meskipun Aster tau ciumannya tak akan di balas oleh Nathan, tapi dia tetap tak mau melepaskannya.
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
Faf Rin
/Facepalm/
2024-12-18
0
Ctrc_ry19
Mau mati kok ngajak-ngajak😭
2024-06-13
1
Puput
Aku jadi ingat orang mau bundir malah nimpa orang lewat dibawahnya, mati deh yang ketimpa😭, Pesanku kalau mau mati JANGAN NGAJAK NGAJAK😭
2024-05-21
0