"Hot Daddy" (Ayah Angkat Ku, Candu Ku"
Mohon tinggalkan like koment setelah membaca 🙏🙏🙏
-
Aster Jung memandang peti ayah dan ibunya dengan pandangan kosong. Ia tak hiraukan ucapan bela sungkawa dari para pelayat yang datang untuk memberikan penghormatan terakhirnya.
Gadis kecil itu lebih memilih memandang ayah dan ibunya sebelum diberangkatkan ke pamakaman.
Rasanya Aster masih tidak percaya jika dia telah kehilangan mereka berdua. Betapa waktu berlalu begitu cepat, saat tiba di rumah sakit ayah dan ibunya telah dinyatakan meninggal dunia.
Sungguh hal itu membuat hati Aster terpukul hebat. Ia tidak memiliki siapa pun lagi di dunia ini. Hanya ayah dan ibunya yang dia miliki.
Dan mulai saat ini, dia mau tinggal bersama siapa? Dia tidak mempunyai kerabat di kota ini. Dan dia juga tidak ingin merepotkan kerabat ibunya, alasan lainnya juga bahwa ia tidak begitu mengenal atau akrab dengan keluarganya yang lain.
"Aster? Apa benar kau, Aster Jung?" Aster menoleh dan mendapati seorang pemuda tampan memandanganya dengan tatapan sedih.
Aster tak kenal dengan pemuda itu, ia baru pertama kali melihatnya. Apalah dia kerabat ayah atau ibunya? Tapi dia tak yakin jika mereka memiliki kerabat berwajah setampan dan secantik laki-laki yang berdiri dihadapannya ini.
"Aku, Nathan Xiao," Aster mulai menunjukkan sedikit pergerakan.
Nathan Xiao? Sepertinya nama itu tidak asing di telinganya? Nama itu sama persis dengan nama mahasiswa yang sering datang ke rumahnya untuk bertemu sang ayah. Tapi sayangnya Aster tak pernah melihat seperti apa rupanya.
"Ya, aku Aster …" ucap gadis kecil itu dengan pelan. Suaranya telah habis karena terisak begitu lama. Tanpa aba-aba, pemuda bernama Nathan tersebut segera memeluk Aster.
"Jangan bersedih lagi. Mulai sekarang, aku yang akan menjaga dan merawatmu, aku janji." Nah, bagus. Sekarang Aster tahu di mana ia akan tinggal. Tapi bisakah dia mempercayai pemuda asing ini?
Aster melepaskan pelukan Nathan. "T-tapi, aku tidak mengenal, Paman," ucap Aster sedikit mempertahankan sifat tsundere-nya.
"Tenang, aku adalah mahasiswa ayahmu. Kau bisa percaya padaku, karena ayahmu sendiri yang menitipkan mu padaku."
"Dan mulai sekarang aku yang akan merawat dan menjagamu. Aku akan mengangkatmu sebagai putriku." Nathan tersenyum lembut.
"Kenapa harus menjadi ayah angkatku? Bahkan, Paman terlalu muda untuk menjadi seorang Ayah,"
"Tidak masalah. Mari kita perbincangkan hal ini setelah pemakaman kedua orang tuamu." Aster memandang pemuda itu dan kemudian mengangguk.
"Baiklah."
.
.
.
Setelah menempuh perjalanan kurang dari satu jam. Mereka tiba di kediaman keluarga Xiao. Nathan terlihat turun dari mobilnya di ikuti oleh Aster yang berdiri beberapa langkah di belakangnya.
Nathan menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. Pemuda itu menghampiri Aster kemudian berlutut di depannya. "Ada apa?" tanya Nathan sambil mengunci manik hazel Aster.
"Apa aku tidak akan merepotkan, Paman? Bagaimana dengan keluarga, Paman? Apa mereka akan menerimaku?"
"Kau tidak perlu mencemaskan hal itu. Aku hanya tinggal dengan beberapa pelayan ku, kedua orang tuaku meninggal tujuh tahun yang lalu dalam kecelakaan pesawat. Keluargaku yang lain ada di China,"
"Tapi bagaimana jika aku menjadi beban untuk, Paman?" Aster menundukkan wajahnya. "Lebih baik aku tinggal bersama kerabat dari ibuku, saja. Memang kami tidak begitu akrab, tapi itu lebih baik."
"Aster, dengarkan Paman!! Ayahmu sendiri yang menitipkan mu pada, Paman. Dan Paman telah berjanji akan menjaga dan merawat mu. Kau adalah tanggung jawab, Paman sekarang. Jadi jangan memikirkan apapun lagi, mengerti!!"
Aster menundukkan kepalanya. Dia bingung harus bagaimana sekarang. Apakah dia harus ikut tinggal bersama Nathan atau tidak, Aster sungguh tidak ingin merepotkan nya. Gadis kecil bertubuh mungil itu kini benar-benar di lemah.
"Apa yang sedang kau pikirkan?" tegur Nathan melihat kediaman Aster.
"Aku bimbang,"
"Kau tidak perlu berpikir lagi. Ayo masuk," Nathan meraih tangan Aster dan menuntun gadis kecil itu untuk masuk ke dalam rumahnya.
Kedatangan mereka di sambut oleh seorang pria yang telah berumur. Pria itu terlihat membungkuk pada Nathan dan tersenyum hangat pada Aster.
"Paman Kim, tolong antarkan Aster ke kamarnya dan biarkan dia istirahat."
"Baik, Tuan Muda. Nona, mari."
Aster menatap Nathan yang terlihat menganggukkan kepala. Aster menundukkan wajahnya, dengan ragu dia mengikuti pria yang di panggil 'Paman Kim' tersebut. Sedangkan Nathan pergi ke kamarnya. Dia merasa lelah dan tubuhnya terasa lengket semua.
.
.
.
Aster menatap kagum kagum pada kamar yang kemungkinan besar mulai malam ini akan menjadi kamarnya. Kamar itu dua kali lebih besar dari kamar miliknya, kamar itu terlihat begitu mewah dengan perpaduan gold dan silver yang begitu elegan.
"Nona, mari masuk. Mulai malam ini, kamar ini akan menjadi kamar Anda. Tuan Muda ingin Anda menempati kamar ini dengan nyaman, Tuan Muda juga sudah menyiapkan semua keperluan Anda."
"Apakah semua ini sudah terencanakan?"
Pria itu menggeleng. "Tidak. Tuan Muda menghubungi saya beberapa jam yang lalu, dia meminta kami menyiapkan kamar karena menurutnya akan ada tamu istimewa yang akan datang."
"Paman, apakah Paman Nathan adalah orang yang baik? Dia terlihat dingin dan misterius,"
"Tuan Muda memang seperti itu. Dia dingin di luar, tapi sebenarnya dia sangat hangat. Nona sudah tertipu dengan cangkang luarnya,"
Apa yang di katakan pria itu memang ada benarnya. Selama bersama dirinya, Nathan selalu menunjukkan sisi hangatnya, meskipun terkadang sikap dinginnya lebih kental dan mendominasi. Dia juga tak banyak bicara apalagi berbasa-basi.
Dan apakah dia akan nyaman tinggal bersama pria seperti itu?
"Nona kecil, Anda melamun?" tegur Kim Derry.
Aster menggeleng. "Tidak, Paman." Gadis kecil itu tersenyum lebar.
"Baiklah, sebaiknya Nona kecil istirahat saja. Saya akan keluar sekarang."
Selepas kepergian Derry, di dalam ruangan itu hanya menyisahkan Aster seorang diri. Aster membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan posisi terlentang. Kedua matanya menatap lurus pada langit-langit kamarnya dengan pandangan hampa.
Rasanya Aster masih tidak percaya jika dia telah kehilangan kedua orang tuanya. Sangat menyakitkan memang, namun dia harus merelakan kepergian mereka meskipun itu terasa berat untuk di lakukan.
"Kau sudah tidur!" Aster terlonjak kaget. Gadis kecil itu segera bangkit dari posisinya dan mendapati Nathan berjalan menghampirinya
Melihat ketampanan pemuda itu membuat Aster tak berkedip. Meskipun dia masih anak-anak, tapi dia bisa membedakan mana berlian dan mana batu kali. Dan jika diibaratkan, Nathan adalah berlian karena ketampanannya.
Aster menggeleng. Menepis semua pemikiran kotornya. Dia masih anak-anak, tidak seharusnya memikirkan hal yang tak seharusnya dia pikirkan.
"Kenapa kau terus menatapku? Apakah ada yang salah di wajahku?" Aster menggeleng. "Lantas?"
"Tidak apa-apa."
"Makan malam sudah siap. Ayo kita turun dan makan malam bersama. Kau pasti sudah sangat lapar karena belum makan sejak pagi. Setelah ini kau bisa istirahat lagi." Aster menatap Nathan, dan kemudian mengangguk.
"Baiklah."
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
Safa Almira
karyanya bagus2
2024-09-24
0
Rini Shop
aslm mlkm,,,Thor SMG slalu di berikan kesehatan
2024-02-12
0
𝐷𝑒𝑙𝑖𝑦𝑎🌷
aku baru mampir thorr
2024-02-05
0