Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Betapa waktu berjalan dengan cepat. Kini usia Aster sudah 20 tahun.
Gadis kecil yang telah kehilangan kedua orang tuanya di usianya yang baru 10 tahun ini sekarang telah tumbuh menjadi seorang gadis dewasa yang sangat cantik, mandiri dan sedikit bar-bar.
Keluarga Aster sudah berubah. Marganya pun juga. Dari Jung, berubah menjadi Xiao. Sejak diangkat putri oleh Nathan, marganya pun berubah.
Saat ini Aster sedang menempuh pendidikannya di Oxford University, London. Dan ini adalah tahun ke 3 Aster kuliah di sana, dan rencananya dia akan kembali ke negeri asalnya dan melanjutkan kuliahnya di sana.
"ASTER!!! KAMI DATANG!!"
Nyaris saja Aster jatuh terjengkang karena ulah kedua sahabatnya yang tiba-tiba datang sambil berteriak seperti orang gila. Siapa lagi mereka jika bukan Ella dan Erica. Sama seperti Aster, mereka juga berasal dari Korea Selatan.
"Yakkk!! Tidak bisakah kalian tidak berteriak seperti di hutan?! Dasar menyebalkan!!"
"Maaf, kami terlalu bersemangat."
"Ini malam Minggu, bagaimana kalau kita pergi keluar dan bersenang-senang?" Usul Ella sambil memeluk lengan kanan Aster.
"Kalian saja, aku sedang malas. Lagipula aku harus bersiap-siap. Aku bisa ketinggalan pesawat jika ikut clubbing bersama kalian."
"Justru karena ini malam terakhirmu di sini. Kita harus menciptakan sebuah moment indah dan berkesan. Tidak lebih dari jam 12 malam, kami berjanji."
Aster melepaskan pelukan Ella dan menggeleng. "Tidak!!" Aster tetap pada pendiriannya. Dia tidak ingin sampai terlambat bangun dan ketinggalan pesawat.
Ella dan Erica mencerutkan bibinya. "Kau sangat tidak asik. Baiklah, kami tidak akan memaksamu. Kalau begitu kami pergi dulu,pasti Mike dan James sudah menunggu kita. Bye-bye...." Aster melambaikan tangannya pada kedua sahabatnya.
Gadis itu beranjak dan berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Rasanya Aster sudah tidak sabar menunggu hari esok tiba.
Setelah tiga tahun, akhirnya dia bisa kembali ke Korea. Tapi bukan itu yang membuatnya sangat senang dan begitu bersemangat, tapi karena dia bisa bertemu dan berkumpul kembali dengan ayah angkatnya yang super tampan itu.
"Paman, akhirnya kita berkumpul lagi. Aku sangat merindukanmu, dan aku sudah tidak sabar untuk bertemu denganmu." Aster menutup matanya, dan dalam hitungan detik saja gadis itu sudah pergi berlayar menuju alam mimpi.
-
Nathan baru saja menyelesaikan pekerjaannya. CEO muda itu terlihat bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke arah toilet yang bersebelahan dengan ruang pribadinya. Ruangan yang biasa Nathan gunakan ketika dia harus lembur atau ketika dia malas untuk pulang ke rumah.
Ketukan terdengar menggema di penjuru ruangan. Namun tak ada sahutan dari dalam sana. Orang yang berdiri di depan pintu itu memutuskan untuk masuk dan mendapati ruangan itu legang.
"Kemana perginya dia?" Gumam orang itu sedikit kebingungan.
"Amanda Im, apa yang sedang kau lakukan di ruangan ku?"
Wanita yang di panggil Amanda itu pun segera menoleh pada asal suara. Wanita itu tersenyum melihat orang yang sedang dia cari dan dia tunggu baru saja keluar dari toilet.
"Nathan, aku merindukanmu." Amanda berhambur ke dalam pelukan Nathan. "Papa menunggumu semalam, tapi kenapa kau tidak datang?" Ucap Amanda sambil menatap langsung manik coklat milik Nathan.
Nathan melepaskan pelukan Amanda dan kemudian beranjak dari hadapannya. "Aku sibuk."
"Sesibuk apapun dirimu, seharusnya kau bisa meluangkan waktumu sebentar untuk menemuinya. Papa, sangat kecewa pada sikapmu."
"Hn, aku tidak peduli."
"Nathan,kenapa kau sangat jahat sekali padaku dan papa? Padahal selama ini dia sudah sangat baik padamu,"
"Aku tidak memintanya!!" Nathan menyela cepat. "Sebaiknya kau keluar, aku masih banyak kerjaan!!"
Amanda mendengus berat. Dengan menahan rasa dongkol di hatinya. Wanita itu berlalu begitu saja dari ruangan Nathan. Sementara Nathan kembali fokus pada pekerjaannya.
Amanda sendiri adalah orang yang di jodohkan dengan Nathan. Terjadi kesepakatan antara mendiang orang tua Nathan dan Amanda jika mereka berdua di jodohkan.
Nathan sendiri tidak tahu menahu perihal masalah perjodohan itu dan dia tak terlalu memusingkannya. Bahkan dia mengetahui hal tersebut dari ayah Amanda sendiri.
Nathan meraih ponselnya yang ada di atas meja kerjanya. Setelah menemukan kontak nama Aster, Nathan mencoba menghubunginya. Tapi ponsel putri angkatnya tersebut malah tidak aktif.
Pria itu mendesah berat. Ia tidak tau apa yang sedang di lakukan oleh aster saat ini sampai-sampai dia harus mematikan ponselnya.
Sepertinya CEO muda nan tampan itu masih belum tau jika putri angkatnya tersebut sedang dalam perjalanan pulang menuju Korea.
Ya, Aster memang tidak memberitahu Nathan perihal kepulangannya hari ini. Dia ingin memberikan kejutan pada pria yang telah merawatnya selama ini.
Tokk...
Tokk...
Tokk...
Suara ketukan sebanyak tiga kali mengalihkan perhatian Nathan dari dokumennya. Pria itu berseru kencang dan mempersilahkan orang itu untuk masuk.
Pintu terbuka dan menampilkan sosok jelita dalam balutan dress selutut berlengan dan bermotif bunga. Sosok itu berjalan menghampiri Nathan yang tidak menghiraukan kedatangannya. Sampai akhirnya...
"Paman..." Sebuah suara yang begitu familiar masuk dan berkaur di dalam telinganya.
Kedua mata Nathan membelalak. Sontak dia mengangkat wajahnya dan mendapati Aster berdiri di depannya sambil mengurai senyum lebar.
"Aster?!" Seru Nathan dengan nada sedikit meninggi.
Aster memutari meja dan langsung berhambur ke dalam pelukan ayah angkatnya itu. "Paman, aku merindukanmu." Ucap Aster sambil mengeratkan pelukannya.
Nathan sempat bingung memang. Tapi tetap saja dia mengangkat kedua tangannya dan membalas pelukan Aster. "Aku merindukan, Paman. Sangat-sangat merindukan, Paman."
Nathan melepaskan pelukan Aster dan menatapnya penasaran. "Kapan kau datang? Dan kenapa kau tidak memberitahuku terlebih dulu?"
"Karena aku ingin memberikan kejutan padamu. Dan aku sangat bahagia karena bisa berada di negeri ini lagi." Tuturnya.
Aster beranjak dari hadapan Nathan. Gadis itu lantas berdiri di depan dinding kaca yang ada di balik meja kerja ayah angkatnya. Sepasang manik hazelnya menatap takjub pada pemandangan Kota Seoul.
Lampu-lampu kota telah di nyalakan, pertanda jika malam akan segera tiba. Dan kota Seoul terlihat lebih hidup saat malam hari.
Nathan meninggalkan meja kerjanya dan kemudian berjalan menghampiri Aster. Keduanya berdiri bersebelahan memandang kota yang tampak sangat indah.
"Rasanya aku masih tidak percaya jika akhirnya aku tiba di sini lagi. Sudah tiga tahun, dan banyak sekali yang berubah pada kota ini."
"Kenapa kau kembali dengan tiba-tiba? Lalu bagaimana dengan kuliahmu di sana?"
"Ini sudah hampir memasuki liburan musim semi, dan rencananya aku akan melanjutkan kuliahku di sini. Aku tidak ingin jauh lagi dari, Paman. Jauh dari, Paman sungguh membuatku tersiksa."
Nathan memicingkan matanya. "Kenapa?"
"Karena terlalu jauh jika aku merindukan, Paman." Jawabnya tersenyum.
Nathan meraih bahu Aster dan kemudian membawa gadis itu ke dalam pelukannya."Paman, juga sangat merindukanmu. Rumah terasa sangat sepi dan sunyi sejak kau memutuskan untuk pergi."
"Untuk itu aku tidak akan pergi lagi, Paman."
Aster menutup matanya dan semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Nathan. Aster terlalu merindukan Nathan, sampai-sampai dia ingin menangis sekarang.
Nathan melepaskan pelukannya dan memandang Aster dengan senyum hangatnya.
"Kau pasti sudah sangat lapar. Aku selesaikan pekerjaanku dulu. Setelah ini kita makan malam bersama." Ucap Nathan yang segera di balas anggukan oleh Aster. Kebetulan dia memang sangat kelaparan sekarang.
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
Safa Almira
,syuka banget walau part nya panjang
2024-10-11
0
Misel27 27
bagussd
2024-04-19
0
Dewi Zahra
lanjut kak
2023-09-13
0