Shazia dan David sudah tiba di ruangan kerja. Pertama kali tiba di ruangan tersebut, Shazia sedikit kaget. Karena kali ini orang yang ingin menemui David adalah seorang wanita. Dengan memakai gaun pendek warna merah, wanita itu terlihat sangat cantik dan seksi. Di tambah lagi rambutnya di gerai dan wajahnya di poles dengan make up. Berbeda dengan Shazia yang suka berpenampilan natural.
Bukan hanya wanita itu saja yang ada di sana. Albert ternyata sudah menunggu di ruangan tersebut. Pria itu terlihat kesal melihat Shazia muncul di ruangan tersebut.
"Selamat malam, Tuan David. Apa kabar?" Wanita itu tersenyum ramah. Shazia turun dari pangkuan David. Ia mengambil alih untuk mendorong kursi roda David.
"Selamat malam juga, Nona ...." Shazia menahan kalimatnya.
"Panggil saja saya Scarlett."
"Perkenalkan, saya Shazia. Istri dari David." Shazia menyodorkan tangan kanannya.
"Oh, ya. Aku sudah dengar kabar pernikahan kalian. Maafkan aku karena tidak bisa datang. Tapi, dengar-dengar juga tidak ada resepsi ya?" ujar Scarlet dengan tatapan penuh arti.
"Anda salah. Bukan tidak ada resepsi. Tapi, memang kami tidak mau mengundang orang-orang yang tidak penting," jawab Shazia tidak mau kalah.
Albert dan Logan saling memandang. Mereka tidak mau mendengar perdebatan dua wanita itu saat ini. Mendengar ocehan Shazia saja sudah membuat mereka pusing. Apa lagi sekarang harus ada dua wanita.
"Tuan, Nona Scarlet datang untuk membeli pulau kita yang ada di New Zealand." Albert menunjukkan berkas-berkas yang sudah ia persiapkan. Membuka lembar demi lembar secara perlahan agar David bisa membacanya dengan jelas.
"Di jual? Untuk apa di jual? Apa kalian kehabisan uang sejak aku masuk ke rumah ini? Makanku tidak banyak," ujar Shazia sambil sesekali melirik berkas di tangan Albert.
"Nona, pulau itu tidak pernah dihuni dan tidak bermanfaat sama sekali. Sejak Tuan David tidak bisa berbicara, pulau itu menjadi terbengkalai. Jadi, lebih baik di jual untuk menambah aset kita di kota ini," jelas Albert agar Shazia mengerti.
"Saya dengar-dengar anda orang ... ehm begini. Berbeda dari kita-kita ya? Jadi, anda tidak akan pernah mengerti dengan yang namanya investasi. Bukankah begitu, Nona Shazia?" sindir Scarlett.
Shazia menggenggam kursi roda David dengan geram. Namun ia tidak mau semua orang melihat tingkahnya yang asli.
"Saya tidak setuju jika pulau itu di jual?" ketus Shazia dengan suara yang lantang. Hal itu tentu saja membuat Albert, Logan dan Scarlett memandang ke arah wajahnya. David menghentikan kegiatannya untuk membaca berkas di hadapannya.
"Nona, anda tidak punya hak untuk bersuara di ruangan ini!" ketus Albert kesal.
"Tidak punya hak? Siapa bilang. Apa perlu aku jelaskan siapa aku di rumah ini?" jawab Shazia dengan wajah yang tegas. "David sudah resmi menjadi suamiku. Aku punya hak untuk memutuskan apa yang ingin ia lakukan. Suamiku tidak bisa berjalan dan bisu. Dia tidak bisa menolak apa yang kalian inginkan. Lagian untuk apa di jual? Bukankah hartanya masih banyak. Tidak perlu banyak-banyak harta, karena itu hanya akan membuat orang jahat datang mengincar," ucap Shazia sejelas-jelasnya.
Hal itu membuat Scarlet terlihat kesal. "Maaf, Nona Shazia yang terhormat. Tapi, sebelum anda menikah dengan Tuan David. Pulau itu sudah di tawarkan ke saya. Hanya saja waktu itu saya belum ada uang. Itu berarti sejak awal Tuan David memang ingin menjual pulaunya. Tidak ada pemaksaan di sini."
"Ya. Saya paham. Tapi, saat itu suami saya ini sedang bosan. Jadi dia berpikir untuk menjualnya. Kalau sekarang, dia akan berpikir dua kali. Karena saya sudah ada di sampingnya. Saya justru ingin melihat pulaunya. Siapa tahu tempatnya cocok untuk tempat bulan madu kami," ujar Shazia dengan senyum mengembang di bibirnya.
"Shazia, apa yang kau katakan. Sepertinya kau terlalu bersemangat bermain dengan peranmu sebagai istri David. Bulan madu apaan? Aku benar-benar gila. Jika saja The Felix melihat semua yang aku lakukan di rumah ini. Mereka pasti akan geleng-geleng kepala," gumam Shazia di dalam hati.
Scarlet dan Albert saling memandang. "Sekarang keputusan ada di tangan Tuan David. Benar kata Nona Shazia, kali ini Nona Shazia memiliki hak untuk berpendapat," ucap Logan yang seolah bersikap sebagai penengah.
"Tidak bisa. Pulau itu harus menjadi milik saya!" teriak Scarlett tidak terima.
Shazia menghela napas. "Suamiku, jika kau ingin pulau ini di jual. Tetap pegang pena ini dan tanda tangan segera. Jika tidak, kau harus menjatuhkan pena ini ke lantai." Shazia memberikan pena ke genggaman David. Hal itu membuat semua orang harap-harap cemas karena memang seharusnya David hanya perlu tanda tangan saja malam ini.
"Sebenarnya aku tidak ada untungnya menahan pulau itu. Tapi, tidak tahu kenapa aku tidak suka pulau itu di jual," gumam Shazia di dalam hati.
Setelah mereka menunggu David mengambil keputusan sekitar 30 menit. Akhirnya David menjatuhkan pena tersebut. Hal itu membuat Shazia kegirangan sedangkan yang lainnya memasang wajah kecewa.
"Tidak! Kalian sudah mempermainkan saya. Apa kalian tahu, sudah berapa banyak aset yang saya jual hanya untuk mendapatkan pulau ini?" teriak Scarlet tidak terima.
"Mungkin anda bisa membeli pulau di tempat lain. Di Afrika misalnya," jawab Shazia santai.
Scarlett mengepal tangannya dengan wajah kecewa. "Saya tidak akan pernah melupakan kejadian ini!" Scarlett mengambil tasnya di atas meja dan berjalan pergi. Shazia melambaikan tangan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Scarlett.
"Hati-hati di jalan, Nona!" teriak Shazia sebelum Scarlett menghilang di balik pintu.
Albert dan Logan hanya bisa membisu. Mereka juga tidak mau memaksa David.
"Ruangan ini, kenapa aku baru lihat. Jangan-jangan barang yang aku cari ada di ruangan ini," gumam Shazia di dalam hati.
"Sudah malam. Sebaiknya Anda membawa Tuan David kembali ke kamar, Nona," ucap Logan kepada Shazia.
"Tidak. Aku masih ingin di sini."
"Anda tidak boleh ada di ruangan ini!" ujar Albert.
"Aku akan tetap di sini bersama suamiku. Setelah aku perhatikan, ruangannya sangat indah. Sangat cocok untuk ...." Shazia melirik ke David. "Membuat David junior."
Logan sampai terbatuk saat mendengar perkataan Shazia. Sedangkan Albert memasang wajah sangar yang menjadi ciri khasnya.
"Kenapa? Kalian tidak percaya? Suamiku ini hanya tidak bisa bergerak. Tapi, dia masih normal. Tentu saja aku harus hamil agar orang-orang yang ingin mengusirku dari rumah ini berpikir dua kali."
"Saya permisi, Tuan," ujar Albert lebih dulu. Setelahnya diikuti oleh Logan. Mereka pergi meninggalkan ruangan tersebut. Sungguh lelah berbicara dengan Shazia.
Shazia menatap wajah David dengan senyuman. "Jangan berpikir yang aneh-aneh. Aku tidak akan memperko*samu. Aku juga tidak tahu bagaimana cara membuat David junior. Aku hanya perlu memeriksa ruangan ini. Aku ingin mencari benda yang aku inginkan. Bukankah jika kau melihatnya itu tidak bisa dinamakan mencuri. Aku mengambil di depan tuan rumahnya."
David semakin penasaran dengan benda yang selama ini di cari oleh Shazia. "Dasar wanita aneh. Bisa-bisanya dia mencuri di depan pemiliknya."
Shazia berjalan ke arah lemari yang tersusun ratusan buku di sana. Memang benda yang ia cari berbentuk buku. Jadi setiap buku warna hitam menjadi sorot perhatiannya. Di dalam buku itu ada foto dan identitas pria yang pernah menghancurkan rencananya.
Saat bawahan Shazia melakukan penyelidikan, buku itu sudah hampir ada di tangan mereka. Namun, tidak tahu kenapa buku itu hilang lagi. Kabar terakhir yang mereka terima kalau buku itu di simpan di rumah David.
"Aku sedikit lupa sampulnya. Mungkin kalau aku melihatnya aku bisa mengenalinya," gumam Shazia di dalam hati. Saat baru mengambil beberapa buku, tiba-tiba pintu sudah terbuka kembali. Shazia kaget bukan main ketika mendengar suara pintu terbuka.
"Sudah saya tebak. Anda pasti ingin mencari sesuatu, Nona Shazia." Albert berdiri di depan pintu dan menatap wajah Shazia dengan tatapan menuduh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Lyn
ingat David, Sazhia nda mencuri, dia kn Sdh bilng nda ada pencuri yg mengambil barang dihadapan pemiliknya wkwk
2022-05-24
0
Kustri
Yaaah np g kunci dl pintu'a
2022-02-16
0
Retno Dwi
kpn david ketahuan normal nya
2022-01-26
0