Tidak lama kemudian, Shazia dan David sudah berada di dalam kamar mereka. Suasana rumah terlihat tenang seperti tidak terjadi apa-apa di sana. Sejak tiba di rumah Shazia tidak melihat batang hidung Logan. Ingin sekali wanita itu menemuinya dan mengatakan rencana Logan kepada David dan Albert.
Pasukan The Felix telah berhasil menemukan keberadaan Eva. Sayangnya wanita itu ditemukan dalam keadaan pingsan. Bahkan hingga detik ini juga Eva belum sadarkan diri. Namun, kondisinya tetap baik-baik saja. Pelayan wanita itu tidak cedera sedikitpun. Justru kepala Shazia yang masih terasa sedikit sakit karena jambakan dari pria tadi sangatlah kuat.
Shazia duduk di kursi sambil memandang wajah David. Seorang dokter berdiri di dekat David untuk mengobati luka tusukan di tangannya. Albert juga masih ada di kamar itu untuk memastikan tidak ada cedera serius yang di alami David. Suasana sangat hening. Tidak ada yang mau berbicara lebih dulu sampai dokter tersebut selesai melakukan tugasnya.
"Aku sangat yakin, kalau tadi dia telah menggerakkan kedua tangannya. Itu tidak mungkin halusinasi," gumam Shazia di dalam hati. Ia terus saja kepikiran atas kejadian yang tadi sempat ia alami. Walau waktunya sangat singkat dan saat itu Shazia tidak konsentrasi, tapi tetap saja Shazia yakin dengan apa yang ia lihat. Genggaman David di pinggangnya masih bisa ia rasakan hingga sekarang.
"Ini hanya luka kecil. Tusukannya tidak terlalu dalam, Tuan. Hanya perlu meminum obat dan memastikan lukanya tidak basah. Maka semua akan baik-baik saja," ucap dokter itu. Ia menyelesaikan tugasnya dan merapikan kembali alat medis yang sempat ia gunakan.
"Dok, apa saya boleh bertanya sesuatu?" Shazia menatap wajah dokter itu dengan serius.
"Boleh, Nona. Silahkan." Dokter itu tersenyum ramah. David dan Albert sama-sama memandang wajah Shazia. Mereka sangat penasaran dengan pertanyaan Shazia kali ini.
"Apa sakit yang di alami suami saya bisa sembuh? Ehm, maksud saya. Apa mungkin dia bisa berjalan lagi dan bisa menggerakkan seluruh tubuhnya lagi?" Pertanyaan Shazia membuat David dan Albert saling memandang. Namun, agar Shazia tidak curiga David dengan mudahnya bertingkah seperti orang tidak bisa apa-apa.
Pertanyaan yang dikatakan Shazia membuat sang dokter memandang ke arah Albert. Dokter itu adalah dokter pribadi David. Jelas saya dia tahu kalau David tidak cacat. Namun, jika ia tidak menjawab pertanyaan Shazia maka akan terkesan menutup-nutupi. Sedangkan jika ia mengatakan yang sebenarnya, dia juga akan mendapat masalah besar.
"Begini, Nona. Tuan David mengalami cacat karena sebuah insiden kecelakaan. Sudah sering Tuan David menjalani terapi dan meminum aneka ramuan. Tapi, semua tidak berhasil. Justru salah satu ramuan yang kami berikan memberi efek buruk hingga akhirnya membuat Tuan David sulit berbicara dan sulit menggerakkan seluruh tubuhnya."
"Bukan itu jawaban yang saya inginkan. Yang ingin saya ketahui, apa masih ada harapan untuk suami saya sembuh?"
Dokter itu terlihat ragu. Ia yakin jawabannya kali ini akan mempengaruhi hal yang buruk bagi David jika sampai salah jawab. "Saya tidak bisa menjamin soal itu, Nona."
"Tapi, Dok. Tadi saya melihat jelas kalau suami saya menggerakkan kedua tangannya," sambung Shazia penuh semangat.
Deg. Albert langsung menatap wajah David. Pria itu tidak menyangka kalau tadi David rela kebohongan ketahuan hanya demi menyelamatkan nyawa Shazia. Wanita yang tidak tahu asal usulnya bahkan tujuannya berada di rumah itu. Bahkan dokter itu juga sempat kaget. Namun, ia tetap berusaha tenang agar Shazia tidak semakin curiga.
Dokter itu tersenyum masih dengan wajah yang tenang. "Mungkin itu hanya refleks. Ketika kita melihat orang yang berarti di dalam hidup kita dalam bahaya, kita pasti akan refleks untuk menyelamatkannya. Tapi, itu semua tidak menjamin kalau Tuan David sudah sembuh Nona."
"Refleks?" Shazia mulai percaya. Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Wajahnya sudah tidak terlihat curiga lagi.
"Saya permisi dulu, Nona." Dokter itu ingin cepat-cepat pergi agar tidak ada lagi pertanyaan yang diberikan kepadanya.
"Biar saya antar, dok," ucap Albert cepat.
Shazia masih melamun sambil memandang ke arah jendela. Sedangkan David, mulai khawatir karena kini Shazia sudah mulai terlihat curiga terhadap keadaannya.
"Apa yang dia pikirkan? Apa dia kini berpikir kalau aku hanya pura-pura saja? Apa dia mulai curiga denganku? Lalu, bagaimana dengan dirinya? Bukankah dia juga memiliki tujuan tersendiri masuk ke rumahku," gumam David di dalam hati.
Albert kembali masuk ke dalam kamar. Shazia melirik Albert sebelum memandang wajah David. Ia semakin penasaran sebenarnya seberapa percayanya David terhadap Albert. Melihat tingkah laku Logan yang sangat jahat membuat Shazia tidak mau percaya begitu saja terhadap orang-orang yang ada di sekeliling David.
"Darimana kau tahu kalau kami ada di hutan? Bukankah kau di beri tugas mengurus perusahaan yang ada di luar kota?" tanya Shazia kepada Albert.
Albert hanya diam mendengar pertanyaan Shazia. Pria itu sama sekali tidak tertarik untuk menjelaskan apapun kepada Shazia. Termasuk alasan dirinya tiba di hutan tadi.
"Hei, aku berbicara kepadamu! Kenapa kau tidak menjawab? Apa kau juga bisu!" ketus Shazia kesal.
"Nona, Anda juga belum menjawab pertanyaan saya tadi. Kenapa Anda membawa Tuan David ke hutan? Apa anda tahu kalau ada banyak binatang buas di sana?"
Shazia beranjak dari duduknya. Kali ini wajahnya benar-benar kesal melihat tingkah laku Albert. "Aku membawanya ke sana karena ingin menolongnya. Jika kau benar-benar orang yang bisa di percaya olehnya. Seharusnya kau tidak pernah berada jauh darinya." Shazia berjalan ke arah pintu. Ia benar-benar kesal dan tidak mau berdebat lagi. Tatapan Albert kali ini terlihat jelas kalau sedang menuduhnya.
Shazia membanting pintu kamar karena kesal. Albert menatap wajah David setelah pintu tertutup rapat.
"Dia wanita yang bar-bar, Bos."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Ny.vachirawit97
🙈🙈🙈🙈
2022-01-28
1
Tina
biar pun bar bar tapi pintar kan 😁😁
2021-12-13
0
Elly
sama2 tanggu dan sama2 ketua mafia......cerita ini smaa dengan Sherina dan zeroun
2021-11-01
0