Tidak Ketahuan

Di sisi lain, para pengawal membawa penyusup tersebut ke halaman belakang untuk di introgasi. Mereka tidak mau membuat keributan di rumah hingga membangunkan semua penghuni. Tiba-tiba saja salah satu pengawal tertusuk sebuah belatih. Hingga akhirnya ia jatuh dan tidak lagi sadarkan diri.

"Bodoh! Kenapa seperti itu saja sampai ketahuan!" teriak salah satu pengawal yang ada di belakang.

Penyusup tersebut menatap pengawal yang membawanya dan tersenyum penuh kemenangan. "Awalnya semua berjalan lancar. Tapi, istri pria cacat itu sungguh cantik. Aku tertarik untuk mencicipinya," jawabnya dengan santai.

"Kau memang tidak berguna. Sudah berapa kali kau gagal membunuh pria cacat itu. Aku akan memberimu kesempatan terakhir. Jika kau masih gagal. Jangan harap kau bisa hidup bebas lagi!" ancam pria itu dengan sorot mata yang tajam.

"Baiklah. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan terakhirku." Penyusup itu berjalan santai meninggalkan kediaman David.

Pengawal yang tadi berbicara dengan penyusup itu mengepal tangannya dengan wajah kesal. "Bodoh! Dasar pria tidak berguna!" umpatnya kesal. Ia memandang beberapa pengawal yang kini mengelilinginya.

"Jika kalian tidak ingin bernasip sama seperti dia. Jangan pernah coba-coba untuk mengatakan yang sebenarnya terjadi. Karena, jika kalian melaporkan semua ini kepada pria cacat itu percuma saja. Pria itu tidak akan bisa menolong kalian. Jadi, lebih baik diam daripada mati! Apa kalian mengerti?"

"Mengerti Tuan," jawab semuanya secara serempak.

"Bagus. Kembalilah bertugas. Jika besok pagi wanita itu bertanya soal penyusup. Katakan kalau dia sudah tewas. Kalian terpaksa menembaknya karena dia mencoba melawan."

"Baik, Tuan."

Semua pengawal pergi meninggalkan pria itu sendiri. Mereka kembali ke posisi jaga mereka masing-masing tanpa ada yang berani membantah. Sebelumnya sudah banyak pengawal yang ingin menyampaikan kejahatan pria itu kepada David. Tapi, sayang. Tidak ada yang sampai berhasil bertemu dengan David. Karena di mata David, pria itu adalah orang yang paling ia percaya di rumah ini. Sudah bertahun-tahun hidup menemani perjuangan David hingga kini David tidak bisa apa-apa.

***

Pagi yang indah. Ketika cahaya matahari berhasil menembus di balik tirai, Shazia mulai membuka kedua matanya. Ia tersenyum indah memandang keindahan di luar jendela di pagi hari. Langit biru yang cerah seperti lukisan yang sangat indah.

"Hari ini adalah hari pertamaku menjadi istri dari David. Ya, walaupun pernikahan ini hanya sebuah jembatan untuk memperlancar rencanaku. Tapi, tetap saja aku sudah menjadi seorang istri. Suka tidak suka aku harus mengakuinya sebagai suamiku," gumam Shazia. Ia memiringkan kepalanya dan memandang David. Pria itu sudah lebih dulu membuka kedua matanya. Ia memandang ke arah langit-langit kamar dengan tatapan kosong.

Shazia mengeryitkan dahi dan mendekati David. Ia ingin tahu sebenarnya apa yang kini dipikirkan oleh suaminya.

"Hei, apa yang kau pikirkan? Apa kau membutuhkan sesuatu?" tanya Shazia lembut.

Tok tok

Suara ketukan pintu mengagetkan Shazia. Ia segera menjauh dari David dan memberi izin kepada orang yang mengetuk pintu untuk masuk.

Ketika pintu terbuka, para pelayan masuk dengan beberapa benda di tangan mereka.

"Nona, sudah waktunya Tuan mandi," ucap salah satu pelayan.

"Hmm, ya. Silahkan," jawab Shazia santai saja.

Para pengawal saling memandang. Mereka terlihat bingung dengan jawaban Shazia. Shazia yang menyadari hal itu kembali menatap wajah para pelayan.

"Ada apa?"

"Mulai sekarang Anda yang bertugas untuk memandikan Tuan, Nona."

"Saya?" Shazia menunjuk dirinya sendiri.

"Benar, Nona. Kami hanya membantu Anda membawa Tuan ke kamar mandi."

Shazia meringis sedih. Ia hampir lupa kalau tugasnya menjadi istri David bukan tugas yang mudah. Sejak awal memang ia sudah tahu. Namun, ketika semua kenyataan harus dijalani Shazia merasa keberatan melakukannya.

"Ya, baiklah. Bantu aku membawanya ke kamar mandi." Shazia turun dari tempat tidur. "Hemm, maksudku. Bantu aku membawa suamiku ke kamar mandi."

"Baik, Nona." Para pelayan membagi tugas mereka. Ada yang bertugas mengisi bak mandi. Ada yang bertugas menyiapkan pakaian David. Dan sisanya bersama dengan Shazia membawa David ke kamar mandi.

"Tuan biasa berendam selama 20 menit, Nona."

Shazia hanya diam sambil memandang bak mandi yang ada di depannya. Ia mengalihkan pandangannya ke arah David yang masih mengenakan pakaian lengkap

"Kami permisi Nona. Anda bisa memanggil kami jika membutuhkan sesuatu."

Shazia memandang kepergian para pelayan dengan wajah sangat sedih. Ia duduk di sebuah kursi yang memang telah tersedia di kamar mandi.

"Bagaimana ini? Apa kau biasa berendam dengan menggunakan pakaian?" tanya Shazia kepada David. Shazia masih belum siap jika harus membuka seluruh pakaian David dan melihat pria itu dalam keadaan polos.

"Oh ya, aku hampir lupa. Bulu-bulu di wajahmu ini. Apa boleh aku bersihkan? Kau terlihat seperti buronan jika berpenampilan seperti ini."

Shazia beranjak dari kursi dan mengambil alat cukur. Ia sudah tidak sabar untuk melihat penampilan baru suaminya. Dengan penuh semangat, Shazia kembali duduk di kursinya dan mulai mencukur brewok di wajah David. Shazia melakukannya dengan lembut dan hati-hati.

"Apa benar pelayan itu mengurusmu? Kau justru terlihat seperti orang tidak terurus," gumam Shazia pelan. Ia mulai menghilangkan bulu di wajah David.

David hanya diam sambil memandang kedua mata Shazia yang indah. Pria itu berkedip berulang kali.

"Kenapa kau berkedip? Kau marah dengan apa yang aku lakukan? Marah saja. Aku ingin melihat dirimu marah," ledek Shazia lagi sambil melanjutkan apa yang sedang ia kerjakan.

"Berani sekali wanita ini! Siapa dia? Kenapa dia tidak seperti yang aku pikirkan? Dia justru terlihat sangat cerdas. Tidak seperti wanita bodoh pada umumnya. Dia juga berani. Dari sorot matanya aku bisa melihat kalau tidak ada hal apapun yang ia takuti," gumam David di dalam hati.

"Oke, sudah selesai." Shazia menjauh dari tubuh David. Wanita itu terdiam hingga beberapa detik ketika menatap wajah David yang bersih dari brewok.

Tiba-tiba saja kejadian ketika Shazia mengejar pria yang ia benci kembali terulang. Shazia seperti pernah bertemu dengan David sebelumnya.

"Aneh. Kenapa aku seperti pernah bertemu dengannya? Tapi, di mana dan kapan? Oh ya, sebenarnya sejak kapan dia cacat?"

Terpopuler

Comments

moemoe

moemoe

Jgn2 dia jg yg buat david lumpuh,, pantas gk ketahuan org pengawal dekatny

2022-09-07

0

MamihZupe

MamihZupe

kak Sisca karya mu selalu is the bestt ..

2022-02-16

0

Kustri

Kustri

Qu kira David dijadiin kambing hitam sj, musuh sebenar'a pengawal pribadi David

2022-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Pertemuan Pertama
3 Makan Malam
4 Tamu Tengah Malam
5 Tidak Ketahuan
6 Mandi Bersama
7 Pengawal David
8 Masa Lalu
9 Kenangan Buruk
10 Satu Kalimat
11 Musuh yang Sama
12 Ancaman Logan
13 Penyerangan
14 Luka Kecil
15 Kecurigaan Shazia
16 Tuduhan Logan
17 Penjelasan Shazia
18 Rasa Pedas dan Asin
19 Rapat Aneh
20 Ketahuan
21 Pembelaan David
22 Mabuk
23 Pikiran Aneh
24 Amarah Logan
25 Tebakan Shazia
26 Amarah Shazia
27 The Felix
28 Salah Sangka
29 Balasan untuk Eva
30 Dokter Gadungan
31 Pesta Tengah Malam
32 Pertemuan tak Direncanakan
33 Tidak Mudah
34 Pertolongan David
35 Aku Suamimu
36 Bujukan Eva
37 Kekuatan Devid
38 Kecurigaan Shazia
39 Tidak Rela
40 Amarah Shazia
41 Kekalahan Devid
42 Kecurigaan Leah
43 Balasan untuk Devid
44 Bimbang
45 Permintaan David
46 Penasaran
47 Makan Malam
48 Akhir Rencana
49 Malam Pertama
50 Bahagia David
51 Rencana Logan
52 Kejutan Pagi
53 Keinginan David
54 Bulan Madu Part. 1
55 Bulan Madu Part. 2
56 Rahasia Eva
57 Ketahuan
58 Maaf Shazia
59 Menjemput Devid
60 Kisah Eva
61 Serangan Logan
62 Kemesraan di Ponsel
63 Pertemuan Eva dan Devid
64 Kerinduan
65 Penculikan
66 Penyesalan David
67 Permintaan Eva
68 Kembali
69 Kasih Sayang David
70 Balasan Shazia
71 Tidak Menyangka
72 Akhir Masalah
73 Permintaan Angel
74 Pilihan Devid
75 Tak diundang
76 Pertolongan Shazia
77 Kami Keluarga!
78 Pengakuan Devid
79 Novel Baru
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Prolog
2
Pertemuan Pertama
3
Makan Malam
4
Tamu Tengah Malam
5
Tidak Ketahuan
6
Mandi Bersama
7
Pengawal David
8
Masa Lalu
9
Kenangan Buruk
10
Satu Kalimat
11
Musuh yang Sama
12
Ancaman Logan
13
Penyerangan
14
Luka Kecil
15
Kecurigaan Shazia
16
Tuduhan Logan
17
Penjelasan Shazia
18
Rasa Pedas dan Asin
19
Rapat Aneh
20
Ketahuan
21
Pembelaan David
22
Mabuk
23
Pikiran Aneh
24
Amarah Logan
25
Tebakan Shazia
26
Amarah Shazia
27
The Felix
28
Salah Sangka
29
Balasan untuk Eva
30
Dokter Gadungan
31
Pesta Tengah Malam
32
Pertemuan tak Direncanakan
33
Tidak Mudah
34
Pertolongan David
35
Aku Suamimu
36
Bujukan Eva
37
Kekuatan Devid
38
Kecurigaan Shazia
39
Tidak Rela
40
Amarah Shazia
41
Kekalahan Devid
42
Kecurigaan Leah
43
Balasan untuk Devid
44
Bimbang
45
Permintaan David
46
Penasaran
47
Makan Malam
48
Akhir Rencana
49
Malam Pertama
50
Bahagia David
51
Rencana Logan
52
Kejutan Pagi
53
Keinginan David
54
Bulan Madu Part. 1
55
Bulan Madu Part. 2
56
Rahasia Eva
57
Ketahuan
58
Maaf Shazia
59
Menjemput Devid
60
Kisah Eva
61
Serangan Logan
62
Kemesraan di Ponsel
63
Pertemuan Eva dan Devid
64
Kerinduan
65
Penculikan
66
Penyesalan David
67
Permintaan Eva
68
Kembali
69
Kasih Sayang David
70
Balasan Shazia
71
Tidak Menyangka
72
Akhir Masalah
73
Permintaan Angel
74
Pilihan Devid
75
Tak diundang
76
Pertolongan Shazia
77
Kami Keluarga!
78
Pengakuan Devid
79
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!