Musuh yang Sama

David memandang wajah Shazia tanpa berkedip. Mereka berbaring dengan posisi berhadapan. Shazia telah terlelap dalam tidurnya hingga ia tidak lagi sadar kalau kini tubuh David miring ke arahnya. Walau sudah terlelap, tapi tetap saja sesekali terlihat Isak tangis Shazia yang begitu memilukan.

Tadi saat ada di pangkuan David, Shazia tertidur dengan sendirinya. Wanita itu terlihat sangat lelah hingga ia tidak sadar dimana posisinya tidur. Dengan bantuan pelayan wanita dan pengawal, kini mereka sudah ada di atas tempat tidur. Walau begitu pakaian Shazia belum terganti. David tidak bisa memberi perintah kepada pelayan wanita untuk mengganti pakaian Shazia karena tidak mau Shazia terbangun dan kembali bersedih.

David mengeryitkan dahi ketika melihat ada darah di lengan baju yang dikenakan Shazia. Ia tahu kalau itu bukan darah binatang, melainkan darah manusia.

"Apa yang terjadi? Apa dia terluka?" gumam David mulai khawatir.

Shazia menggerakkan tubuhnya untuk mencari posisi yang nyaman. David segera berbaring dan memejamkan mata. Ia tidak mau Shazia melihat tingkahnya dan menyadari kalau dirinya tidaklah cacat.

Seperti apa yang dipikirkan David, Shazia membuka kedua matanya secara perlahan. Ia memandang langit-langit kamar dengan mata yang masih berat.

"Di mana ini?" gumam Shazia. Ia memiringkan kepalanya dan melihat David di sana. Detik itu Shazia sadar kalau dirinya telah ada di rumah David.

"Apa aku ketiduran?" Shazia duduk di atas tempat tidur dan memperhatikan penampilannya. Pakaian yang sedikit kotor dan kusut. Shazia menghela napas melihat penampilannya sendiri yang tidak karuan.

"Aku harus mengganti pakaianku." Shazia turun dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi. Ketika pintu kamar mandi tertutup, David kembali membuka mata.

"Hampir saja ketahuan. Sepertinya aku tidak bisa bertingkah seperti tadi lagi. Kapan saja aku bisa ketahuan."

Di dalam kamar mandi, Shazia berendam di dalam bak mandi dengan aroma terapi dan air hangat. Walau jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi, tapi Shazia tetap saja tidak peduli. Saat ia bersama dengan geng mafianya juga ia tidak pernah melihat waktu ketika ingin mandi. Jam berapa saja mereka menyelesaikan misi, maka jam segitu juga Shazia akan mandi.

Saat hatinya mulai tenang, Shazia kembali ingat dengan Nora. Pemakaman wanita itu membuat Shazia kembali bersedih. Ia tidak menyangka akan mengalami hal sesakit ini.

"Siapa pria yang sudah melakukan hal sekeji ini terhadap Nora? Sejak kapan ia kenal dengan Nora? Kenapa selama ini aku tidak pernah sadar kalau ada seorang pria yang sedang dicintai Nora. Aku benar-benar sahabat tidak berguna. Terlalu sibuk dengan urusanku sendiri hingga akhirnya aku tidak memperhatikan kehidupan Nora lagi. Tapi, siapapun pria itu. Aku akan mencarinya. Aku akan membuatnya menderita. Ia harus merasakan apa yang dirasakan Nora!"

Sorot mata Shazia sangat tajam. Ia benar-benar dendam atas kematian Nora. Tadi siang saat polisi melakukan penyelidikan, Shazia tidak ada di sana. Namun, ketika ada yang memberi kabar. Pihak polisi mengatakan kalau Nora tewas karena terkena luka tusukan sebanyak 5 kali. Luka itu mengani rahimnya hingga membuat janinnya juga tidak dapat tertolong. Maka dari itu Shazia mengalami banyak sekali pendarahan. Bukan hanya di bagian perut saja, tapi di pangkal pahanya banyak keluar darah.

Bahkan di bagian kepala Shazia juga tidak luput dari benda tumpul. Sebuah benda yang sangat keras telah menyentuh kepalanya dengan begitu keras. Shazia bisa merasakan betapa perihnya luka yang dirasakan Nora sebelum ia memejamkan mata. Hatinya sudah terluka namun tubuhnya juga harus ikut tersiksa.

Shazia beranjak dari bak mandi saat merasa sudah bosan berendam. Ia segera membersihkan tubuhnya agar bisa kembali istirahat. Sekilas Shazia kembali ingat dengan ancaman Logan terhadapnya tadi pagi.

"Satu persatu kalian akan mati di tanganku. Kalian para pria sangat tidak berguna. Ketika ada wanita yang dengan tulus menyerahkan hatinya kepada kalian, kalian justru membalasnya dengan penyiksaan. Kalian semua pria sama saja. Tidak ada yang bisa dipercaya. Yang ada dipikiran kalian hanya harta dan kekuasaan!"

***

Logan baru saja tiba di sebuah rumah. Ia memandang beberapa pria yang berdiri menyambutnya. Sebelum melangkah masuk, Logan melirik jam di tangannya. Ia hanya memiliki waktu beberapa menit saja di rumah itu sebelum kembali ke rumah David. Ia tidak mau ada yang curiga atas kepergiannya lagi ini.

"Apa Boss ada di dalam?"

"Bos sudah menunggu Anda sejak tadi, Logan. Kenapa Anda lama sekali," ujar pria yang kini berdiri di hadapan Logan.

"Maafkan aku. Ada masalah kecil di rumah pria cacat itu!"

"Baiklah. Cepat masuk!"

Setelah mendengar perintah pria itu, Logan segera melangkah masuk. Ia berjalan setengah berlari agar segera tiba di ruangan yang ingin ia tuju. Dua pria yang menjadi penjaga ruangan itu segera membukakan pintu ketika melihat Logan tiba di sana. Logan segera melangkah masuk ketika pintu terbuka.

Setibanya di dalam ruangan tersebut, Logan melihat seorang pria sedang berkumpul dengan beberapa pria lainnya. Mereka seperti sedang mengadakan pesta minuman keras. Ada beberapa wanita seksi yang kini mendampingi mereka minum.

"Maaf, Bos. Saya datang terlambat." Logan menunduk hormat dengan wajah bersalah.

Seorang pria berusia 30 tahun menatap Logan dengan senyuman tipis. Ia menyingkirkan dia wanita yang ada di sisinya sebelum menuang wine ke dalam gelas kosong yang ada di hadapannya.

"Logan ... duduklah. Jangan panik seperti itu. Semua baik-baik saja bukan?" Pria itu memberikan gelas yang baru saja ia isi.

Logan menerima gelas tersebut dan duduk di kursi yang ada di hadapannya. "Semua berjalan sesuai rencana, Bos. Tapi, wanita yang baru saja menikah dengannya sepertinya tidak bisa kita sepelekan."

"Kau takut dengan seorang wanita?" ujar pria itu sebelum tertawa meledek. "Bahkan hari ini aku baru saja membunuh seorang wanita."

"Saya tidak takut, Bos."

"Bagus! Jika wanita itu merugikan kita. Kau bisa membunuhnya kapan saja. Aku akan membantumu untuk menyingkirkannya nanti. Tenang saja."

Logan memandang foto wanita yang tergeletak di atas meja. Alisnya saling bertaut ketika ia melihat wanita cantik di foto tersebut.

"Bos, bukankah dia wanita yang selama ini menemani Anda?" ujar Logan penasaran.

Pria itu melirik foto wanita di atas meja. "Ya. Nora namanya. Wanita bodoh yang sangat mudah menangis. Tapi sekarang dia sudah tenang. Dia tidak perlu menemuiku lagi untuk meminta tanggung jawab." Pria itu tertawa kencang setelahnya. Seolah kematian Nora adalah kabar baik yang harus ia rayakan.

Logan hanya diam membisu dan mulai meneguk minumannya. Ia juga tidak terlalu kenal dengan Nora. Jadi, hilangnya Nora sungguh bukan masalah bagi hidupnya.

Terpopuler

Comments

LENY

LENY

Devid msh hidup kembaran David

2022-02-27

0

Kustri

Kustri

Apa itu Devid???

Hati" shazia... Suamimu bukan musuhmu yg kau cari..

2022-02-16

0

Retno Dwi

Retno Dwi

siapa nm bos nya logan

2022-01-26

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Pertemuan Pertama
3 Makan Malam
4 Tamu Tengah Malam
5 Tidak Ketahuan
6 Mandi Bersama
7 Pengawal David
8 Masa Lalu
9 Kenangan Buruk
10 Satu Kalimat
11 Musuh yang Sama
12 Ancaman Logan
13 Penyerangan
14 Luka Kecil
15 Kecurigaan Shazia
16 Tuduhan Logan
17 Penjelasan Shazia
18 Rasa Pedas dan Asin
19 Rapat Aneh
20 Ketahuan
21 Pembelaan David
22 Mabuk
23 Pikiran Aneh
24 Amarah Logan
25 Tebakan Shazia
26 Amarah Shazia
27 The Felix
28 Salah Sangka
29 Balasan untuk Eva
30 Dokter Gadungan
31 Pesta Tengah Malam
32 Pertemuan tak Direncanakan
33 Tidak Mudah
34 Pertolongan David
35 Aku Suamimu
36 Bujukan Eva
37 Kekuatan Devid
38 Kecurigaan Shazia
39 Tidak Rela
40 Amarah Shazia
41 Kekalahan Devid
42 Kecurigaan Leah
43 Balasan untuk Devid
44 Bimbang
45 Permintaan David
46 Penasaran
47 Makan Malam
48 Akhir Rencana
49 Malam Pertama
50 Bahagia David
51 Rencana Logan
52 Kejutan Pagi
53 Keinginan David
54 Bulan Madu Part. 1
55 Bulan Madu Part. 2
56 Rahasia Eva
57 Ketahuan
58 Maaf Shazia
59 Menjemput Devid
60 Kisah Eva
61 Serangan Logan
62 Kemesraan di Ponsel
63 Pertemuan Eva dan Devid
64 Kerinduan
65 Penculikan
66 Penyesalan David
67 Permintaan Eva
68 Kembali
69 Kasih Sayang David
70 Balasan Shazia
71 Tidak Menyangka
72 Akhir Masalah
73 Permintaan Angel
74 Pilihan Devid
75 Tak diundang
76 Pertolongan Shazia
77 Kami Keluarga!
78 Pengakuan Devid
79 Novel Baru
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Prolog
2
Pertemuan Pertama
3
Makan Malam
4
Tamu Tengah Malam
5
Tidak Ketahuan
6
Mandi Bersama
7
Pengawal David
8
Masa Lalu
9
Kenangan Buruk
10
Satu Kalimat
11
Musuh yang Sama
12
Ancaman Logan
13
Penyerangan
14
Luka Kecil
15
Kecurigaan Shazia
16
Tuduhan Logan
17
Penjelasan Shazia
18
Rasa Pedas dan Asin
19
Rapat Aneh
20
Ketahuan
21
Pembelaan David
22
Mabuk
23
Pikiran Aneh
24
Amarah Logan
25
Tebakan Shazia
26
Amarah Shazia
27
The Felix
28
Salah Sangka
29
Balasan untuk Eva
30
Dokter Gadungan
31
Pesta Tengah Malam
32
Pertemuan tak Direncanakan
33
Tidak Mudah
34
Pertolongan David
35
Aku Suamimu
36
Bujukan Eva
37
Kekuatan Devid
38
Kecurigaan Shazia
39
Tidak Rela
40
Amarah Shazia
41
Kekalahan Devid
42
Kecurigaan Leah
43
Balasan untuk Devid
44
Bimbang
45
Permintaan David
46
Penasaran
47
Makan Malam
48
Akhir Rencana
49
Malam Pertama
50
Bahagia David
51
Rencana Logan
52
Kejutan Pagi
53
Keinginan David
54
Bulan Madu Part. 1
55
Bulan Madu Part. 2
56
Rahasia Eva
57
Ketahuan
58
Maaf Shazia
59
Menjemput Devid
60
Kisah Eva
61
Serangan Logan
62
Kemesraan di Ponsel
63
Pertemuan Eva dan Devid
64
Kerinduan
65
Penculikan
66
Penyesalan David
67
Permintaan Eva
68
Kembali
69
Kasih Sayang David
70
Balasan Shazia
71
Tidak Menyangka
72
Akhir Masalah
73
Permintaan Angel
74
Pilihan Devid
75
Tak diundang
76
Pertolongan Shazia
77
Kami Keluarga!
78
Pengakuan Devid
79
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!