Ingin Kembali Ke Desa

Selamat Membaca

🌹🌹🌹🌹🌹

Rumah yang luar biasa mewah, yang dikata hampir setiap orang dapat memeberikan kenyamanan dan kebahagiaan bagi pemiliknya, ternyata tak selamanya benar.

Tidak ada seorang manusia pun yang tidak memeiliki masalah di dunia ini. Setiap manusia pasti pernah dirundung suatu permasalahan, meski orang itu adalah orang yang berkuasa sekalipun. Namun tetap saja yang namanya masalah pasti ada dan akan menghampiri, karena itu memang lah bagian dari hidup.

Begitupun yang dialami oleh seorang Alexander Gerald Georgino, seorang CEO muda yang sangat pintar, berpengaruh dan kaya raya, tetap harus menghadapi masalah yang masih tak kunjung usai.

Kepintarannya dalam mengurus perusahaan, memenangkan banyak tender yang sudah tak terhitung, dan berbagai macam prestasi yang telah di capainya, ternyata tak membuatnya pintar dalam menangani masalah pribadi dan juga perasaannya.

Al masih belum percaya sepenuhnya dengan pengakuan yang diucapkan oleh Adinda. Dirinya masih merasa yakin bahwa gadis yang sudah ia nodai pada malam itu adalah Adinda, tetapi semua bukti mengarah pada Sintia. Entahlah Al benar - benar merasa sangat bingung, bukti yang nyata sangat bertentangan dengan keyakinannya.

" Ya Tuhan, kenapa hatiku terus menolak kebenaran ini?, bagaimana ini Ya Tuhan?, benarkah wanita itu adalah Sintia?, haruskah aku menerima nya?, ". Batin Al.

Setelah cukup lama Al menyelami alam pikirannya, terdengar seperti ada suara ketokan pintu, tentu saja hal itu berhasil mengarahkan pandangannya pada sang sumber suara.

Tok..... tok..... tok.....

" Masuk ". Sahut Al.

Orang yang mengetuk pintu itupun masuk ke ruangan kerja Al. Terlihat dari balik pintu itu menampilkan sosok remaja dengan wajah imut dan manisnya, wajah khas anak remaja yang masih belum memasuki usia dewasa.

" Adinda? ". Seru Al lirih, namun dirinya cukup terkejut, pasalnya tidak biasanya Adinda datang ke ruangannya selama ini, selain hanya untuk mengantarkan makanan ataupun minuman.

" Tuan, apakah saya boleh berbicara empat mata dengan tuan? ". Tanya Adinda lembut.

Entah mengapa mendengar pertanyaan dari Adinda, membuat hati Al merasa senang. Apakah Adinda akan mengakui kebenaran yang sesungguhnya?, tidak ingin membuang waktu Al pun mempersilahkan Adinda.

" Iya, tentu boleh, duduklah disini ". Sahut Al.

Adinda pun duduk di sofa empuk yang sebelumnya sudah pernah ia duduki, begitupun dengan Al yang beranjak dari kursi kerjanya dan duduk di sofa yang sama dengan Adinda.

" Katakanlah kamu ingin berbicara apa Adinda? ". Tanya Al lembut.

" Haahh..... ". Adinda menghela nafasnya cukup panjang.

" Tuan, sebelumnya saya mau mengucapkan Terima kasih pada tuan Al, karena tuan mau menerima saya bekerja disini dan juga tuan sudah memperlakukan saya dengan baik selama ini ". Seru Adinda.

" Haahh..... ". Sekali lagi Adinda menghela nafasnya, bahkan kali ini lebih dalam.

" Tuan Al, saya ingin meminta maaf pada tuan ". Seru Adinda pada akhirnya.

Al mengernyitkan alisnya yang merasa bingung, mengapa Adinda meminta maaf.

" Kenapa kamu meminta maaf Adinda?, kamu tidak bersalah padaku ". Sahut Al.

" Tuan, saya mau meminta maaf atas kejadian tadi malam yang sudah membuat acara tuan menjadi bermasalah ". Seru Adinda dengan menunduk.

" Oh, tidak, kamu sama sekali tidak bersalah Adinda, kamu seperti itu juga atas keteledoranku, seharusnya aku juga memperhatikan para pelayanku. Bekerja seharian tanpa istirahat pasti sangat melelahkan, apalagi dengan kondisi kamu yang saat ini sedang ha... ".

Al tidak melanjutkan kalimat nya. Dirinya merasa tidak sanggup untuk mengatakan hal itu. Dan lagi - lagi perasaan ini muncul.

" Adinda, kamu bilang bukan kamu wanita di malam itu, tapi kenapa perasaan bersalah ini masih ada dan itu tetap sama. Andai saja jika anak yang kamu kandung adalah anak - anakku, betapa bahagianya aku Adinda ".

" Ya Tuhan, bagaimana caraku bisa mengendalikan perasaan ini, perasaan ini sangat membingungkan bagiku. Aku tidak tahu apakah perasaan ini karena rasa bersalah ku ataukah perasaan ini ada karena engkau yang menginginkannya Tuhan? ". Batin Al berbicara.

Melihat tuannya yang masih diam, lebih tepatnya kalimat yang dilontarkan tuannya terhenti, membuat Adinda ingin melanjutkan apa yang menjadi alasannya ingin berbicara empat mata saja.

" Tuan Al ". Seru Adinda.

" I, iya ". Sahut Al tersendat.

" Saya..... emm..... saya ingin mengundurkan diri bekerja di rumah ini tuan ". Ucap Adinda pada akhirnya, dan itu adalah kalimat yang membuat Al terkejut bukan main.

" Apa, mengundurkan diri, kenapa kamu ingin mengundurkan diri Adinda? ". Seru Al terkejut. Entah itu terkejut karena kalimat yang diucapkan oleh Adinda, atau mungkin lebih tepatnya karena Al merasa tidak ingin Adinda pergi.

" Tuan, maafkan saya sebelumnya, tapi saya sudah memikirkannya tuan, saya ingin mengundurkan diri bekerja di rumah ini, dan saya ingin kembali ke desa saya tuan ". Seru Adinda menjelaskan.

" Tapi kenapa Adinda?, apa karena gaji yang ku berikan masih kurang?, baiklah, kalau gaji yang aku berikan untuk asisten rumah tangga masih kurang aku akan menambah nya lagi menjadi dua kali lipat ". Sahut Al.

Mendengar ucapan tuannya, Adinda sedikit tersenyum.

" Tidak, tidak seperti itu tuan, gaji yang tuan berikan untuk saya yang hanya bekerja sebagai asisten rumah tangga itu sudah sangat lebih dari cukup, bahkan sangat lebih malah ". Sahut Adinda.

" Lalu kalau seperti itu, kenapa kamu ingin mengundurkan diri Adinda? ". Sahut Al lagi.

" Setelah saya berpikir dan merenungkan diri dan juga kondisi saya, saya sudah memutuskan untuk kembali lagi ke desa tuan dan hidup bersama dengan ayah saya disana ". Sahut Adinda.

" Tapi tunggu dulu, kamu bilang merenungkan kondisimu?, maksud kamu apa?, apa karena kamu hamil kamu ingin berhenti bekerja padaku? ".

" Hahh..... ". Al menghela nafasnya.

" Adinda, meski kamu dalam kondisi hamil sekalipun kamu tetap boleh bekerja disini ". Seru Al, dan mungkin ini adalah bagian dari rasa takut nya. Rasa takut jika Adinda benar - benar pergi darinya.

Membiarkan seorang pelayan yang sedang mengandung bahkan menyuruhnya untuk tetap bekerja padanya, tentu hal ini bukanlah kebiasaan dari seorang Alexander.

Al adalah tipe orang yang akan mempekerjakan seseorang yang memang bersungguh - sungguh dalam bekerja.

Lalu bagaimana dengan Adinda yang saat ini sedang mengandung, sudah bisa dipastikan kondisinya yang seperti ini akan membuatnya tidak bisa bekerja dengan maksimal. Dan hal itu sudah pasti tidak akan disukai oleh seorang Alexander.

Dan apalagi, setelah kejadian pingsannya semalam, Al menyuruh Adinda untuk beristirahat hingga pulih. Sebenarnya apa yang terjadi pada diri seorang Alexander, hal ini benar - benar tidak mencerminkan seperti dirinya.

" Terima kasih tuan Al, tapi saya sudah memikirkannya dengan matang tuan. Saya ingin kembali ke desa saja. Daripada saya pulang ke desa dengan membawa dua orang anak, pasti hal itu akan membuat ayah saya menjadi lebih terkejut lagi ". Sahut Adinda menjelaskan.

Mendengar penuturan dari Adinda, Al tidak tahu harus berbuat apa agar gadis berhijab itu tidak pergi. Hatinya merasa tidak rela jika gadis yang tanpa Al sadari sudah membuat hati Al terikat padanya itu pergi meninggalkannya. Namun Al juga tidak bisa berbuat apa - apa, karena yang lebih berhak atas hidup Adinda adalah Adinda sendiri.

" Hah..... ". Al menghela nafasnya.

" Kalau itu adalah pilihan yang menurutmu baik, baiklah, aku akan mengabulkan permintaan mu". Ucap Al dengan hati yang terasa berat.

" Terima kasih tuan, kalau begitu saya permisi pamit ke kamar dulu ". Seru Adinda.

Al hanya mengangguk. Gadis berhijab itupun menegakkan tubuhnya kembali dan kembali melangkah menuju pintu keluar. Setelah hampir sampai di dekat pintu, tiba - tiba saja.....

" Adinda " Panggilnya. Siapa lagi jika bukan sang tuan Alexander.

Mendengar suara yang begitu tidak asing di telinganya sedang menyebut namanya, Adinda pun langsung menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah sumber suara.

" Iya tuan ". Sahutnya.

Al pun mendekat ke arah Adinda, entah apa yang ingin tuan muda itu lakukan.

" Ini untukmu ". Ucap Al dengan menyodorkan sebuah black card pada Adinda.

Adinda yang melihat itupun membelalakkan kedua bola matanya tak percaya. Meski dirinya belum pernah memiliki kartu tanpa batas bahkan ini adalah pertama kalinya Adinda melihatnya, bukan berarti dirinya tidak mengetahui apa itu balck card.

" I, ini maksudnya apa tuan? ". Tanya Adinda yang merasa bingung.

" Gunakanlah kartu ini untuk memenuhi semua kebutuhan mu Adinda ". Ucap Al.

" Ta, tapi tuan saya tidak pantas menerima kartu ini tuan ". Sahutnya yang merasa tak enak hati.

" Pantas atau tidak pantas hanya aku yang berhak menentukan, ambillah kartu ini aku tidak menerima penolakan ". Seru Al tanpa bantahan.

Mau tidak mau Adindapun menerima kartu tanpa batas itu karena menolakpun akan percuma.

" Terima kasih tuan Al ". Sahut Adinda tulus, dan direspon anggukan oleh Al.

" Kalau begitu saya permisi keluar tuan ". Ucap Adinda lagi dan hanya dijawab anggukan oleh Al.

Sangat aneh memang jika seorang asisten rumah tangga diberi sebuah kartu yang mungkin hanya dimiliki oleh orang - orang tertentu saja.

Namun apapun itu bukan tanpa alasan Al memeberikan kartu itu pada Adinda. Al masih tidak percaya dengan pengakuan yang diucapkan oleh Adinda tadi pagi, karena disaat Al menanyakan kebenaran itu, ada gurat kesedihan yang sangat dalam Adinda rasakan, dan Al dapat melihat hal itu dengan jelas dari sorot matanya. Lalu apa hubungannya dengan black card hanya Al yang mengetahui.

Adinda terus melangkah menuju ruang kamarnya, disaat dirinya telah hampir sampai di tempat yang dituju, terlihat di depan pinta kamarnya bibi - bibinya sedang menunggunya.

Mulai dari bu Nadia, bu Ika, bu Ima, dan juga bu Lusi dan bu Arti yang memang ditugaskan hanya membersihkan halaman depan.

Ya, sebelumnya Adinda sudah memebicarakan keinginannya untuk kembali pulang ke desa pada bu Nadia bibi kandungnya.

Meski awalnya bu Nadia merasa khawatir jika kakak kandungnya yang tak lain adalah ayah Adinda akan merasa shock ketika mendengar kabar ini, tapi paling tidak itu akan lebih baik daripada kakaknya mendengar kabar ini dari orang lain.

" Bibi ". Seru Adinda pada semua bibinya, dan mendekat pada mereka.

Tanpa aba - aba mereka langsung memeluk tubuh Adinda dengan penuh rasa haru. Tidak ingin rasanya mereka melepas Adinda untuk pergi.

Meski baru lima bulan lamanya Adinda bekerja di rumah ini, tetapi hal itu sudah berhasil membuat mereka terikat secara emosional pada Adinda.

Mungkin karena Adinda adalah gadis yang sangat baik, lemah lembut, penurut, dan sangat sopan, sehingga membuat mereka sangat menyayangi Adinda seperti menyayangi putrinya sendiri.

Setelah cukup lama berpelukan, akhirnya mereka melepas tubuh mungil Adinda dari rengkuhannya.

" Adinda, kamu akan pulang hari ini? ". Tanya bu Ima.

" Iya bi, Adinda akan pulang hari ini ". Sahutnya tersenyum.

" Adinda pasti kami akan merindukanmu nak ". Ucap bu Tarsih.

" Nak, kalau kamu sudah kembali ada di desamu, jangan pernah kamu lupakan kami ya nak ". Seru bu Tarsih lagi.

" Tentu saja bi, Adinda tidak akan melupakan kalian, bibi - bibi semua sudah Adinda anggap seperti ibu Adinda sendiri ". Sahut Adinda.

" Adinda kemarilah nak ". Seru bu Nadia, dan Adinda pun mendekat.

Bu Nadia memeluk keponakan semata wayangnya itu. Dielus nya dengan lembut pucuk kepala yang tertutup hijab itu.

" Nak, kalau kamu ada masalah disana, jangan pernah sungkan untuk menghubungi bibi ya nak " Seru bu Nadia lembut.

" Iya bi pasti, bibi tenang saja Adinda akan sering - sering mengabari bibi kok ". Sahutnya.

" Maafkan bibi ya nak, maafkan bibi karena tidak bisa menjaga kamu dengan baik ". Seru bu Nadia dengan penuh kesedihan.

Tanpa bu Nadia sadari ada tetesan air mata yang keluar dari kedua pelupuknya. Adinda yang merasakan seperti ada tetesan air yang jatuh di bahu kanannya mencoba untuk menguraikan pelukannya.

" Bibi kenapa menangis? ". Tanya gadis berhijab itu, lalu ia menggunakan jemarinya untuk mengusap lelehan air mata di pipi wanita parubaya itu.

" Tidak apa - apa nak, bibi hanya merasa gagal saja dalam menjaga kamu ". Sahutnya sedih.

" Tidak bi, selama ini bibi sudah menjaga Adinda dengan sangat baik, bibi sudah memberikan kasih sayang seorang ibu pada Adinda " Sahut Adinda.

Ya, bu Nadia merasa sedih karena dirinya tidak bisa menjaga keponakan kandungnya yang sudah ia anggap seperti anak kandungnya sendiri.

Bu Nadia merasa sangat sedih melihat kondisi keponakannya, pasalanya semenjak dari kecil hingga sekarang keponakannya itu sangat sedikit mendapatkan kebahagiaan. Bu Nadia hanya bisa berharap semoga suatu hari nanti akan ada kebahagiaan sejati yang akan datang menjemput Adinda.

*****

Di sebuah kamar yang hanya dihuni oleh dua orang, sepertinya terasa kurang bersahabat. Pasalnya wanita yang ada di kamar itu sedang mendapat telfon dari sang kekasih yang sepertinya sangat kesal dengannya.

" Kelvin kenapa kamu marah seperti ini sih, kamu kan bisa bicara dengan tenang tidak perlu marah - marah ". Seru Sintia.

" Tenang kamu bilang, kamu menyuruhku untuk tenang, dimana otakmu Sintia?, aku sudah sering menghubungi kamu, tapi kamu tidak pernah menjawab telfon dariku? ". Seru Kelvin yang sudah merasa sangat kesal.

" Kelvin, kamu juga harus tahu, aku disini sedang berusaha memainkan peran ku, agar semua keluarga Georgino tetap percaya sama aku Kelvin ". Sahut Sintia.

" Halah, itu hanya alasan kamu saja, kamu memang sengaja kan ingin menghindar dariku Sintia?, ingat Sintia, anak yang ada dalam kandunganmu itu adalah anakku, jadi jangan macam - macam kamu denganku Sintia, kalau sampai kamu mencoba menghianatiku, jangan salahkan aku jika aku akan membongkar semua kebusukan kamu di depan keluarga Georgino ". Peringat Kelvin dan kali ini tidak lah main - main.

Ya, selama beberapa minggu ini, Kelvin sangat sulit untuk menghubungi Sintia. Semenjak Sintia dinyatakan hamil oleh dokter, ia seperti sengaja menghindari Kelvin. Tentu saja hal itu membuat Kelvin sangat marah. Hingga setelah cukup lama tidak bisa dihubungi akhirnya Sintia baru mengangkat telfon dari kekasihnya itu.

" Sayang, kamu kenapa mengancamku seperti ini sih?, ancamanmu itu benar - benar membuatku takut, memangnya kamu tidak kasihan apa sama aku, aku ini sedang mengandung anakmu sayang ". Seru Sintia yang berusaha merajuk pada kekasihnya yang dilanda kemarahan itu.

Kelvin yang awalnya merasa sangat emosi itupun akhirnya mulai sedikit mereda. Entah sihir apa yang dimiliki oleh Sintia, sehingga setiap kali Kelvin merasa marah padanya ia selalu bisa untuk menaklukkan Kelvin.

Bersambung..........

Jangan lupa like, komen, dan favorit nya ya 🙏❤❤❤

🌹🌹🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Normila Aspul Anwar

Normila Aspul Anwar

ayo Al, mata2 ai kegiatan sintia

2024-07-08

0

Yuni Rasyid

Yuni Rasyid

Jangan jadikan wanita nya bodoh

2023-10-07

0

dd

dd

karena lu bego Kelvin.. makanya bisa dimanfaatin SM si sodakoh Sintia 😤😤😤😤
lanjuuttt Thor gaskeun 😁✌️👍

2022-07-08

0

lihat semua
Episodes
1 Ternodai
2 Pengakuan Palsu Sintia
3 Keputusan Al
4 Rasa Yang Aneh
5 Meminta Restu
6 Hari Pernikahan
7 Mual - mual
8 Pingsan Di Tengah Resepsi
9 Adinda Hamil
10 Ingin Memastikan
11 Ingin Kembali Ke Desa
12 Mengantar Pulang
13 Bertemu Ayah
14 Dibalik Kalung
15 Kepergian Adinda
16 Pertemuan Tak Terduga
17 Mencoba Menerima
18 Mendekati Hari Kelahiran
19 Sintia Melahirkan
20 Hilangnya Si Bayi
21 Kebenaran Akan Kalung
22 Kemarahan Tuan Herdi
23 Mencari Adinda
24 Surat Perceraian
25 Menemukan Adinda
26 Kelahiran Si Kembar
27 Permohonan Maaf Al
28 Pulang Ke Rumah
29 Rencana Pernikahan
30 Cerita Dari ART
31 Bertemu Paman Herdi
32 Ikatan Suci
33 Sah
34 Trauma
35 Kamu Akan Mencintaiku
36 Pengakuan Adinda
37 Melanjutkan
38 Berusaha Lebih Sabar
39 Rencana Bulan Madu
40 Menuju Inggris
41 Keinginan Suami
42 Aku Mencintaimu
43 Perubahan Vita
44 Merindukan Anak - anak
45 Aku Akan Kembali
46 Bertemu Aganta Dan Damian
47 Memaafkan
48 Ketidaksengajaan Andrew
49 Tentang Tunangan Al
50 Adinda Mencintaimu Mas
51 Tak Rela
52 Tentang Hari Ini
53 Andrew Melamar Vita
54 Bertemu Bi Nadia
55 Niat Jahat?
56 Kejahilan Si Kembar
57 Kemarahan Al
58 Diasingkan
59 Kembali Ke Rumah 2
60 Rencana Punya Debay
61 Kabar Pernikahan
62 Tidak Akan Meninggalkan
63 Menanam Keraguan
64 Akad Nikah Andrew & Vita
65 Secara Perlahan
66 Malam Pertama Andrew Dan Vita
67 Ingin Main Ke Rumah Ayah
68 Panggilan Tak Bersuara
69 Dibuat Pusing
70 Tidak Sabar
71 Masih Penasaran
72 Meminta Rekaman CCTV
73 Mau Baju Princess
74 Kenapa Mas Meninggalkanku?
75 Hanya Kamu Wanitaku
76 Ikut Bahagia
77 Bukti Rekaman CCTV
78 Mall
79 Merasakan Kontraksi
80 Andri Putra Choi
81 Mian Inin Adik Bayi Myh
82 Membuat Adik Bayi
83 Ingin Tahu Walik
84 Hamil Adik Bayi
85 Bereskan Semuanya
86 Tidak Seperti Biasanya
87 Boleh Bertemu
88 Perhatian
89 Mobil Sport Mainan Remote Control
90 Mainan Membawa Petaka
91 Bermurah Hati
92 Permintaan Kenzie
93 Obrolan Tiga Bocil
94 Wanita Murahan Pembawa Anak Haram
95 Istri Dan Anak - anakku
96 Rencana Resepsi Pernikahan
97 Al Dan Tuan David
98 Kedatangan Diandra
99 Rendi Dan Diandra
100 Mian Dak Lewel
101 Pelan - pelan Ya Mas
102 Cinderamata
103 Tuan Muda Tampan
104 Sepenggal Kisah
105 Sepenggal Kisah 2
106 Baju Pengantin
107 Berenang Bersama
108 Akhirnya Bertemu Denganmu
109 Kenyataannya
110 Cintaku Hanya Untuk Adinda
111 Makan Kue Bersama
112 Baju Baby Girl
113 Melindungi Diandra
114 Adik Bayina Dak Delak - delak
115 Foto Bersama
116 Mian Yan Palin Tampan
117 Ungkapan Perasaan Rendi
118 Jadi Ini Istri Al
119 Berusaha Melupakan
120 Kiss Mark
121 Mencoba Gaun Pengantin
122 Persiapan Malam Resepsi Pernikahan
123 Teunapa Dak Ulan Taun
124 Bertemu Kakek Nenek
125 Adinda Mengerti Mas
126 Malam Resepsi Pernikahan
127 Kabar Mengejutkan
128 Mengalami Kendala
129 Kenyataan Yang Terungkap
130 Batas Toleransi Sang Paman
131 Permintaan Devina
132 Hukuman Dari Mama
133 Peringatan Keras Dari Herdi
134 Ingin Menebus Kesalahan
135 Makan Puding Bersama
136 Pemutusan Kontrak Kerja
137 Tempat Tidur Baby Girl
138 Bangun Mas Perutku Sakiiit
139 Alexa Gerald Georgino
140 Baby Alexa
141 Alexa ( Alexander )
142 Tak Menyukai Sintia
143 Mandikan Adik Alexa
144 Mian Duda Minum ACI?
145 Menambah Anak Lagi
146 Alexa Demam
147 Nona Muda Kecil Masuk Angin
148 Ma Ma Ma
149 Empat Tahun
150 Nyonya Adinda Mengandung ( Finish )
151 Kembar Lagi ( Bonus )
152 Ulang Tahun Alexa ( Bonus )
153 Takut Dioperasi ( Bonus )
154 Ingin Makan Bakso ( Bonus )
155 Gerobak Bakso ( Bonus )
156 Terlalu Doyan ( Bonus )
157 Karena Kamu ( Benar - benar Finish )
158 Pengumuman Novel Baru
159 Malam Kehancuran (21+)
160 Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Ternodai
2
Pengakuan Palsu Sintia
3
Keputusan Al
4
Rasa Yang Aneh
5
Meminta Restu
6
Hari Pernikahan
7
Mual - mual
8
Pingsan Di Tengah Resepsi
9
Adinda Hamil
10
Ingin Memastikan
11
Ingin Kembali Ke Desa
12
Mengantar Pulang
13
Bertemu Ayah
14
Dibalik Kalung
15
Kepergian Adinda
16
Pertemuan Tak Terduga
17
Mencoba Menerima
18
Mendekati Hari Kelahiran
19
Sintia Melahirkan
20
Hilangnya Si Bayi
21
Kebenaran Akan Kalung
22
Kemarahan Tuan Herdi
23
Mencari Adinda
24
Surat Perceraian
25
Menemukan Adinda
26
Kelahiran Si Kembar
27
Permohonan Maaf Al
28
Pulang Ke Rumah
29
Rencana Pernikahan
30
Cerita Dari ART
31
Bertemu Paman Herdi
32
Ikatan Suci
33
Sah
34
Trauma
35
Kamu Akan Mencintaiku
36
Pengakuan Adinda
37
Melanjutkan
38
Berusaha Lebih Sabar
39
Rencana Bulan Madu
40
Menuju Inggris
41
Keinginan Suami
42
Aku Mencintaimu
43
Perubahan Vita
44
Merindukan Anak - anak
45
Aku Akan Kembali
46
Bertemu Aganta Dan Damian
47
Memaafkan
48
Ketidaksengajaan Andrew
49
Tentang Tunangan Al
50
Adinda Mencintaimu Mas
51
Tak Rela
52
Tentang Hari Ini
53
Andrew Melamar Vita
54
Bertemu Bi Nadia
55
Niat Jahat?
56
Kejahilan Si Kembar
57
Kemarahan Al
58
Diasingkan
59
Kembali Ke Rumah 2
60
Rencana Punya Debay
61
Kabar Pernikahan
62
Tidak Akan Meninggalkan
63
Menanam Keraguan
64
Akad Nikah Andrew & Vita
65
Secara Perlahan
66
Malam Pertama Andrew Dan Vita
67
Ingin Main Ke Rumah Ayah
68
Panggilan Tak Bersuara
69
Dibuat Pusing
70
Tidak Sabar
71
Masih Penasaran
72
Meminta Rekaman CCTV
73
Mau Baju Princess
74
Kenapa Mas Meninggalkanku?
75
Hanya Kamu Wanitaku
76
Ikut Bahagia
77
Bukti Rekaman CCTV
78
Mall
79
Merasakan Kontraksi
80
Andri Putra Choi
81
Mian Inin Adik Bayi Myh
82
Membuat Adik Bayi
83
Ingin Tahu Walik
84
Hamil Adik Bayi
85
Bereskan Semuanya
86
Tidak Seperti Biasanya
87
Boleh Bertemu
88
Perhatian
89
Mobil Sport Mainan Remote Control
90
Mainan Membawa Petaka
91
Bermurah Hati
92
Permintaan Kenzie
93
Obrolan Tiga Bocil
94
Wanita Murahan Pembawa Anak Haram
95
Istri Dan Anak - anakku
96
Rencana Resepsi Pernikahan
97
Al Dan Tuan David
98
Kedatangan Diandra
99
Rendi Dan Diandra
100
Mian Dak Lewel
101
Pelan - pelan Ya Mas
102
Cinderamata
103
Tuan Muda Tampan
104
Sepenggal Kisah
105
Sepenggal Kisah 2
106
Baju Pengantin
107
Berenang Bersama
108
Akhirnya Bertemu Denganmu
109
Kenyataannya
110
Cintaku Hanya Untuk Adinda
111
Makan Kue Bersama
112
Baju Baby Girl
113
Melindungi Diandra
114
Adik Bayina Dak Delak - delak
115
Foto Bersama
116
Mian Yan Palin Tampan
117
Ungkapan Perasaan Rendi
118
Jadi Ini Istri Al
119
Berusaha Melupakan
120
Kiss Mark
121
Mencoba Gaun Pengantin
122
Persiapan Malam Resepsi Pernikahan
123
Teunapa Dak Ulan Taun
124
Bertemu Kakek Nenek
125
Adinda Mengerti Mas
126
Malam Resepsi Pernikahan
127
Kabar Mengejutkan
128
Mengalami Kendala
129
Kenyataan Yang Terungkap
130
Batas Toleransi Sang Paman
131
Permintaan Devina
132
Hukuman Dari Mama
133
Peringatan Keras Dari Herdi
134
Ingin Menebus Kesalahan
135
Makan Puding Bersama
136
Pemutusan Kontrak Kerja
137
Tempat Tidur Baby Girl
138
Bangun Mas Perutku Sakiiit
139
Alexa Gerald Georgino
140
Baby Alexa
141
Alexa ( Alexander )
142
Tak Menyukai Sintia
143
Mandikan Adik Alexa
144
Mian Duda Minum ACI?
145
Menambah Anak Lagi
146
Alexa Demam
147
Nona Muda Kecil Masuk Angin
148
Ma Ma Ma
149
Empat Tahun
150
Nyonya Adinda Mengandung ( Finish )
151
Kembar Lagi ( Bonus )
152
Ulang Tahun Alexa ( Bonus )
153
Takut Dioperasi ( Bonus )
154
Ingin Makan Bakso ( Bonus )
155
Gerobak Bakso ( Bonus )
156
Terlalu Doyan ( Bonus )
157
Karena Kamu ( Benar - benar Finish )
158
Pengumuman Novel Baru
159
Malam Kehancuran (21+)
160
Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!