Dibalik Kalung

Selamat Membaca

🌹🌹🌹🌹🌹

" Ayah, ayah sudah minum obatnya?". Tanya Adinda pada sangat ayah yang sudah merebahkan diri untuk beristirahat.

" Sudah nak, ayah sudah minum obatnya ". Sahut pak Budi.

" Ya sudah, kalau begitu ayah istirahat ya, Adinda juga mau istirahat di kamar ". Sahutnya sambil menutup tubuh ayahnya itu dengan selimut.

Namun kali ini pak Budi tidak menyahut lagi kalimat dari putrinya. Ada sesuatu yang begitu menarik perhatiannya. Pak Budi merasa ada sesuatu yang tidak ada saat ia memandang putrinya.

" Adinda, sebentar nak ". Seru pak Budi.

" Iya yah ". Sahut Adinda.

" Dimana kalung mu? ". Tanya pak Budi pada akhirnya.

Deg.....

Seketika itu tubuh Adinda seolah membeku, deru nafasnya pun seolah terhenti. Untuk sesaat denyutan jantung yang biasanya berdetak untuk menyetabilkan aliran darah ke seluruh tubuhnya, kini seolah hilang entah kemana.

" Adinda nak, kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan ayah?, dimana kalung mu? ". Tanya pak Budi lagi.

Adinda masih terdiam. Kebingungan benar - benar mencekam begitu dalam di hatinya saat ini.

Melihat putrinya yang tak kunjung juga menjawab, membuat Budi menegakkan tubuhnya kembali.

" Adinda ada apa nak?, ayah bertanya padamu dimana kalung mu nak?, jangan katakan jika kalung itu hilang? ". Seru pak Budi lagi.

Deg..... deg.....

Lagi - lagi perkataan yang dilontarkan oleh sang ayah, benar - benar membuat Adinda menjadi kehilangan keberanian nya.

" Adinda, kamu masih tidak mau menjawab nak?, baiklah ayah paham, kalung itu pasti sudah hilang kan? ".Ujar Budi pada akhirnya.

Dengan sedikit keberaniannya, Adinda mencoba membuka suara.

" A, ayah, maafkan Adinda ". Seru Adinda.

Adinda menunduk sedih. Air matanya kini sudah mulai menggenangi setiap sudut mata indahnya.

Menyadari putrinya yang terlihat sedih karena hilangnya kalung yang berharga itu, membuat Budi memahami pasti sudah ada masalah besar yang sudah terjadi.

" Adinda, angkat kepalamu nak, lihat ayah ". Perintah pak Budi lembut namun penuh penekanan.

Adinda yang sudah memahami akan sikap ayahnya, sudah tidak bisa mengelak lagi.

Dengan berusaha menguatkan hatinya, Adinda mencoba melihat sosok pria yang sudah membesarkannya itu. Tatapan ayah dan anak itu kini saling bertemu. Sungguh Adinda merasa tak sanggup jika harus mengatakan yang sebenarnya pada sang ayah.

Akan tetapi mau bagaimana lagi, sangat tidak mungkin bukan jika dirinya terus menutupinya dari sang ayah. Pasti suatu saat nanti ayahnya akan mengetahui nya juga.

" Jujurlah pada ayah nak. Katakan masalah apa yang sudah terjadi? ". Seru pak Budi.

Rasa takut ini semakin menjadi - jadi.....

" A, ayah, se, sebenarnya, A, Adinda hamil ". Mengaku Adinda pada akhirnya.

Deg.....

Bak dihantam batu besar di dadanya. Pengakuan dari putrinya benar - benar telah membuat hati pria tua itu seolah hancur berkeping - keping.

Ia mendengarnya dengan jelas dan ini bukanlah mimpi. Putrinya sedang mengandung?, bagaimana bisa ini terjadi?.

Mendengar kabar yang serasa seperti mencabik - cabik hatinya membuat pak Budi seperti merasakan ada sesuatu yang menyengat dan menjalar ke dada sebelah kirinya. Budi memegangi dadanya, ia meringis seolah menahan sakit.

" Akhh..... astagfirullah ". Pekik pak Budi dengan memegangi dada sebelah kirinya.

" Ayah ". Pekik Adinda terkejut.

Pak Budi tetap meringis dan menahan rasa sakit yang terasa menyekat di dadanya. Namun ia berusaha untuk tetap tenang dan menurunkan rasa keterkejutannya. Mengontrol emosi yang mendera hatinya adalah satu - satunya cara agar dirinya menjadi lebih tenang.

" Ayah hiks... maafkan Adinda ayah hiks... Adinda bisa menjelaskan semuanya hiks hiks... ". Seru Adinda dengan menangis pilu.

" Ini semua terjadi hiks... di luar keinginan Adinda ayah hiks..... ". Serunya lagi.

Ya, pak Budi memang sudah mengetahui, pasti sudah ada masalah besar yang menimpa putrinya. Dan hilangnya kalung istimewa itu telah menjadi bukti akan kebenaran masalah besar yang sudah terjadi.

Tiga belas tahun yang lalu.....

" Budi, dua hari lagi adalah hari ulang tahun Adinda. Aku ingin memberikan kalung cantik ini untuk keponakanku yang cantik itu ". Seru Hermawan Aditama Kanzu dan menyodorkan sebuah kalung cantik yang masih bertengger di tempatnya.

" Terima kasih Herdi ". Sahut Budi.

" Kalung ini sangat cantik, pasti kalung ini berasal dari bahan yang sangat istimewa ". Seru Budi lagi dengan memperhatikan kalung itu.

" Iya memang benar, kalung ini adalah kalung istimewa. Aku sendiri yang merancang dan membuat kalung ini dari bahan batu permata dan intan yang sangat langka. Di dunia ini hanya ada satu model kalung ini, aku tidak membuatnya lebih dari satu, karena apa?, karena aku hanya membuat kalung ini khusus untuk keponakanku Adinda ". Serunya tulus.

" Tapi sebenarnya yang membuat kalung ini istimewa bukanlah bahannya Budi ". Sahut Herdi lagi.

" Bukan bahannya?, lalu apanya yang membuat kalung ini istimewa? ". Tanya Budi.

" Doa, doa akan kebahagiaan hidup Adinda ". Sahut Herdi.

" Aku tidak mengerti maksudmu Her? ". Budi merasa bingung.

" Budi, pada kalung ini sudah ada doa khusus untuk Adinda, aku ingin di hari ulang tahunnya nanti Adinda memakai kalung istimewa ini ".

" Aku ingin Adinda terus memakai kalung ini dan tidak melepasnya hingga maut menjemput. Jika sampai kalung ini terlepas dari Adinda, pasti sedang terjadi masalah besar yang menimpanya, dan masalah besar itu yang akan sangat berdampak pada kebahagiaan Adinda ".

" Aku hanya bisa terus berharap, semoga Adinda terus mendapat kebahagiaan. Jadi aku meminta padamu Bud, jagalah Adinda, jangan sampai kalung ini lepas darinya, karena di dalam kalung ini ada sesuatu yang istimewa yaitu doa terbaikku untuk kebahagiannya ". Ujar Herdi menjelaskan.

" Baiklah Herdi, di hari ulang tahunnya nanti Adinda akan memakai kalung ini dan akan terus memakainya. Terima kasih Her, karena kamu begitu menyayangi putriku ". Sahut Budi merasa terharu.

" Tentu saja Budi, Adinda adalah darah daging dari Adikku yang artinya Adinda juga darah daging ku, aku sangat menyayanginya begitupun dengan Haikal, mereka berdua sangat berarti bagiku ". Sahut Herdi.

Ya, dan seperti inilah yang terjadi, suatu masalah besar yang entah apakah masih ada kebahagiaan yang akan mengiringi hidup Adinda. Sungguh tidak pernah disangka oleh pak Budi jika hilangnya kalung istimewa itu dari putrinya menjadi pertanda hadirnya musibah besar ini.

Gadis yang memiliki bola mata indah itu, masih terus terisak dan merasa bersalah pada ayahnya. Apalagi saat ini kesehatan ayahnya menjadi semakin terganggu akibat dari perbuatannya.

" Ayah hiks..... tolong maafkan Adinda hiks..... ini semua terjadi di luar keinginan Adinda hiks..... ". Serunya lagi dengan tetap terisak.

" Adinda nak ". Sahut pak Budi dengan suaranya yang terdengar lirih.

" Siapa ayah dari anak yang kamu kandung? " Tanya pak Budi pada akhirnya.

Adinda merasa sangat bingung. Bagaimana cara ia mengatakan pada ayahnya tentang siapa ayah kandung dari anak - anaknya.

" Adinda, kenapa kamu hanya diam nak, jawab pertanyaan ayah, siapa ayah dari anak yang kamu kandung? ". Seru pak Budi lagi namun kali ini penuh penekanan.

" Tu, tuan Al ayah ". Sahut Adinda pada akhirnya.

Pak Budi membelalakkan kedua bola matanya tak percaya. Jadi yang menghamili putrinya adalah majikannya sendiri.

Sungguh pak Budi merasa sangat menyesal. Andai saja jika dirinya tidak pernah merestui putrinya untuk bekerja di kota, pasti hal ini tidak akan pernah terjadi.

Dan sesaat kemudian, pak Budi tersadar. Andai saja dirinya tidak pernah sakit - sakitan, pasti putrinya ini tidak akan bekerja hingga keluar kota. Tapi mau bagaimana lagi, semuanya sudah terjadi.

" Adinda ". Panggil pak Budi pada akhirnya.

" Iya yah hiks..... ". Sahut Adinda dengan masih terisak.

" Majikanmu itu harus bertanggung jawab nak ". Ucap pak Budi.

Mendengar penuturan ayahnya yang menyuruh agar tuannya Al bertanggung jawab, benar - benar membuat Adinda semakin terisak.

Bagaimana bisa dirinya meminta pertanggung jawaban dari seorang laki - laki yang sudah beristri. Belum lagi ancaman dari Sintia kakak sepupunya sendiri. Tidak, itu sangatlah tidak mungkin.

" Adinda, apa kamu tidak mendengar perkataan ayah nak, kamu harus meminta pertanggung jawaban dari majikanmu itu nak, dia tidak boleh membiarkan kamu menanggung masalah sendiri, dia harus bertanggung jawab Adinda ". Ujar pak Budi dengan sedikit geram namun masih memegangi dadanya.

" Ayah hiks..... tuan Al sudah menikah ayah, dia sudah menikah dengan kak Sintia, bahkan kak Sintia sekarang sedang mengandung anaknya hiks..... ".Seru Adinda sedih.

Semuanya bagaikan sebuah mimpi buruk yang tak bertepi. Pria yang sudah menginjak kepala lima itu benar - benar sangat sedih melihat nasib putrinya yang seperti ini. Dan disaat yang bersamaan pula, Budi merasa sangat kesal pada laki - laki yang bernama Al itu.

Betapa biadap nya majikannya itu, setelah menghamili putrinya tetapi tidak mau betanggung jawab, malah ia menikah dengan keponakan kandungnya.

" Adinda, maafkan ayah nak, jika saja ayah tidak sakit - sakitan seperti ini, pasti kamu tidak akan merantau ke kota dan bekerja pada majikan yang tidak berakhlak seperti dia ". Ucap pak Budi yang merasa geram.

Mendengar kata tidak berakhlak yang ayahnya tujukan pada tuannya Al, membuat air mata Adinda seketika itu menyurut. Iya, ayahnya belum mengetahui semuanya.

" Ayah, tuan Al bukanlah orang yang tidak berakhlak. Tuan Al adalah majikan yang sangat baik ". Sahut Adinda.

" Baik?, baik apanya nak, kalau dia memang benar baik, dia tidak akan meninggalkanmu disaat kondisimu sedang mengandung seperti ini nak". Ujar pak Budi yang sudah sedikit kesal.

" Tidak ayah, itu tidaklah benar ". Sahut Adinda lagi untuk membela tuan Alnya.

Adinda pun menceritakan semua kejadian yang sebenarnya pada sang ayah, termasuk ancaman dari kakak sepupunya sendiri Sintia.

Mendengar penuturan cerita dari putrinya itu, membuat seorang pria yang sudah berkepala lima itu merasa sulit untuk percaya. Bagaimana bisa keponakannya yang sudah ia anggap seperti putrinya sendiri begitu tega melakukan perbuatan jahat pada saudara sepupunya sendiri, bahkan ia tidak segan - segan untuk mengancam.

" Ayah, tuan Al adalah orang yang baik yah. Bahkan sampai saat ini tuan Al masih merasa yakin jika Adinda lah wanita di malam itu ". Seru Adinda.

Pak Budi memandang wajah putrinya lekat - lekat.

" Adinda, apa yang akan kamu lakukan setelah ini nak, dalam kondisi mu yang seperti ini ". Tanya Budi pada akhirnya.

Adinda menurunkan nafasnya setelah perlahan.....

" Adinda akan melahirkan dan membesarkan anak Adinda meski tanpa adanya seorang suami. Dan satu hal lagi yang sebenar Adinda inginkan ayah, Adinda ingin kita pindah dari rumah ini, karena Adinda yakin, kak Sintia pasti sudah menyuruh orang untuk memata - matai kita ". Ujar Adinda dengan khawatir.

*****

Pagi hari yang cerah begitu memberi semangat baru bagi setiap insan yang telah melewati malam indahnya. Banyak orang yang begitu mendambakan waktu ini, yang menurut banyak orang adalah waktu yang paling baik untuk memperkaya diri.

Namun dibalik cerahnya mentari dengan sinarnya yang begitu bertebaran menyinari hampir ke setiap penjuru bumi, nyatanya tak mampu mencerahkan dan memberi kehangatan hati seorang Alexander.

Pria dengan bola mata biru keabu - abuan itu sepertinya selama beberapa hari ini seperti tidak bersemangat dalam bekerja. Hal ini tentu tidak mencerminkan diri seorang Alexander.

Pria blasteran - Indonesia - Inggris itu yang begitu dikenal dengan sosok yang pekerja keras dan sangat memprioritaskan pekerjaan, nyatanya pada hari ini bak pemuda yang telah dicabut semangat hidupnya. Sepertinya kepergian Adinda dari rumahnya benar - benar membuat Al seperti tak tahu arah.

Merasa bosan, sangat geram, namun tak bisa berbuat apa - apa itulah yang Al rasakan saat ini. Namun meski begitu, Al tetap tak kehabisan akal untuk mendapatkan kebenaran yang sebenarnya, hanya saja saat ini tentang masalah waktu. Ya, Al akan mengetahui fakta yang sebenarnya setelah dua bulan lagi.

Setelah cukup lama Al menerawangi alam pikirannya sendiri, Al mendengar seperti ada suara langkah seseorang yang mendekat ke arahnya.

" Papa " Seru Al.

Enriko kini mendekat dan duduk di kursi yang terletak tidak terlalu jauh dari posisi Al.

" Al, ada yang ingin papa tanyakan padamu ". Ucap Enriko setelah dirinya duduk di kursi itu.

" Papa mau tanya apa pa? ". Sahut Al.

" Al, katakan dengan jujur, ada masalah apa yang coba kamu tutupi dari semua orang?, dan katakan dengan jujur sebenarnya ada hubungan apa antara kamu dengan Adinda? ". Tanya Enriko langsung pada intinya.

Al sangat tetegun mendengar pertanyaan papanya yang begitu menohok.

" Katakan semuanya pada papa Al, tidak usah kamu menutupinya lagi ". Ujar Enriko lagi namun masih dengan nada suaranya yang tetap tenang.

Ya, tentu saja Enriko akan menanyakan hal ini pada putranya. Pasalnya setelah kejadian kemarin, dimana anaknya sampai rela jauh - jauh mengantar pulang seorang wanita adalah hal yang sangat tidak biasa.

" Haahh..... ". Al menghela nafasnya dengan panjang. Tatapannya kini masih fokus ke arah depan.

" Pa, sebenarnya Al tidak yakin jika anak yang dikandung oleh Sintia adalah anak Al ". Sahut Al pada akhirnya.

Enriko merasa terkejut bukan main. Apa maksud putranya yang mengatakan bahwa anak yang dikandung oleh istrinya bukanlah anaknya?, bagaimana bisa putranya mengatakan hal seperti itu?.

" Al, apa maksud kamu, jangan main - main dengan apa yang kamu katakan itu Al! ". Sahut Enriko dengan keterkejutannya.

" Haahh..... " Al menghela nafasnya lagi.

" Maaf pa, sejujurnya Al merasa ragu kalau wanita yang sudah Al nodai itu adalah Sintia, karena pada saat itu kondisi rumah sedang gelap, ditambah lagi kepala Al yang pusing waktu itu membuat Al tidak bisa mengingat dengan benar. Entah kenapa Al merasa wanita yang sudah Al nodai di malam itu adalah Adinda ". Sahut Al dengan segala uneg - unegnya.

" Haahh..... ". Sekarang giliran Enriko lah yang menghela nafasnya dengan cukup panjang. Sekarang ia memahami, mengapa putranya itu sampai rela mengantar Adinda sampai pulang ke rumahnya.

" Lalu kenapa pada saat itu kamu ingin menikahi Sintia, kalau kamu sendiri tidak bisa mengingat dengan benar kalau wanita di malam itu adalah Sintia? ". Tanya Enriko yang merasakan jengah dengan putranya.

Inilah yang menjadi kebingungan Al. Kalung yang menjadi satu - satunya bukti atas kejadian di malam itu adalah milik Sintia, akan tetapi mimpi buruk yang dialaminya menunjukkan bukan Sintia lah korbannya.

" Karena pada saat itu satu - satunya bukti yang menjadi petunjuk kejadian malam itu mengarah pada Sintia pa. Saat Al tersadar ada kalung wanita di kasur Al, dan kalung itu adalah milik Sintia. Tapi yang membuat Al tidak habis pikir adalah hampir setiap malam Al selalu memimpikan kejadian itu. Al sangat kesal dengan diri sendiri kenapa Al tidak bisa mengingat wajahnya dengan jelas. Tapi ada satu hal yang membuat Al tetap mengingatnya dengan jelas, suaranya, suara wanita dalam mimpi itu adalah suara Adinda pa " . Seru Al panjang lebar dengan kesedihannya.

Enriko benar - benar merasa pusing dengan nasib putranya.

" Lalu bagaimana, apakah Adinda merasa kehilangan kalung? ". Tanya Enriko.

" Itulah masalahnya pa, Adinda mengatakan kalau kalung itu adalah milik Sintia. Tapi Al yakin itu hanyalah alasan Adinda saja yang berusaha menutupi kebenaran yang sebenarnya ". Sahut Al frustasi.

" Lalu setelah semua kejadian yang membingungkan ini, apa yang akan kamu lakukan Al? ". Tanya Enriko pada akhirnya.

Al diam sejenak..... ". Al akan melakukan tes DNA pa ". Sahutnya.

" Al akan melakukan tes DNA itu dua bulan lagi disaat usia kandungan Sintia sudah berusia empat bulan ". Serunya lagi.

" Apa itu tidak terlalu berbahaya nak ". Tanya Enriko yang sedikit khawatir.

" Ya, memang sedikit berbahaya, Al akan menyuruh dokter terbaik untuk melakukannya ". Serunya penuh rasa yakin.

" Tapi papa tidak setuju nak, dengan caramu ini ". Protes Enriko.

" Kenapa? ". Tanya Al.

" Al, bagaimana jika anak yang dikandung oleh Sintia memanglah benar anakmu, apa kamu tidak kasihan pada darah dagingmu sendiri. Ingat nak, jangan hanya karena mimpi yang tidak jelas kebenarannya membuat kamu salah dalam mengambil keputusan ". Seru Enriko mengingatkan putranya.

Al terdiam, setelah mendengar perkataan dari papanya. Benar apa yang dikatakan oleh papanya. Jangan sampai dirinya salah dalam mengambil langkah.

" Al, jika kamu masih ingin melakukan tes DNA maka lakukanlah ketika anak itu sudah lahir nak. Papa hanya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi jika memang benar anak itu adalah anakmu ". Seru Enriko mengingatkan.

" Dan untuk Adinda, tenanglah, papa akan mengirim orang kepercayaan papa untuk melindunginya sampai kebenaran ini terungkap ". Tambah nya lagi.

Bersambung..........

Maaf Author baru up. Bagi teman - teman yang ingin kebusukan Sintia segera terbongkar, harap bersabar dulu ya 🙏🙏🙏💕.

🌹🌹🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Shanty Syakirasakina

Shanty Syakirasakina

papa cerdas,Al hemmmppp

2023-12-08

0

Tarmi Widodo

Tarmi Widodo

good papa,Al bodoh

2023-11-13

0

Nurhayati

Nurhayati

good papa love papanya pak Al 🤭👍🏼👍🏼👍🏼lanjut Thor 💪💪💪

2022-12-13

1

lihat semua
Episodes
1 Ternodai
2 Pengakuan Palsu Sintia
3 Keputusan Al
4 Rasa Yang Aneh
5 Meminta Restu
6 Hari Pernikahan
7 Mual - mual
8 Pingsan Di Tengah Resepsi
9 Adinda Hamil
10 Ingin Memastikan
11 Ingin Kembali Ke Desa
12 Mengantar Pulang
13 Bertemu Ayah
14 Dibalik Kalung
15 Kepergian Adinda
16 Pertemuan Tak Terduga
17 Mencoba Menerima
18 Mendekati Hari Kelahiran
19 Sintia Melahirkan
20 Hilangnya Si Bayi
21 Kebenaran Akan Kalung
22 Kemarahan Tuan Herdi
23 Mencari Adinda
24 Surat Perceraian
25 Menemukan Adinda
26 Kelahiran Si Kembar
27 Permohonan Maaf Al
28 Pulang Ke Rumah
29 Rencana Pernikahan
30 Cerita Dari ART
31 Bertemu Paman Herdi
32 Ikatan Suci
33 Sah
34 Trauma
35 Kamu Akan Mencintaiku
36 Pengakuan Adinda
37 Melanjutkan
38 Berusaha Lebih Sabar
39 Rencana Bulan Madu
40 Menuju Inggris
41 Keinginan Suami
42 Aku Mencintaimu
43 Perubahan Vita
44 Merindukan Anak - anak
45 Aku Akan Kembali
46 Bertemu Aganta Dan Damian
47 Memaafkan
48 Ketidaksengajaan Andrew
49 Tentang Tunangan Al
50 Adinda Mencintaimu Mas
51 Tak Rela
52 Tentang Hari Ini
53 Andrew Melamar Vita
54 Bertemu Bi Nadia
55 Niat Jahat?
56 Kejahilan Si Kembar
57 Kemarahan Al
58 Diasingkan
59 Kembali Ke Rumah 2
60 Rencana Punya Debay
61 Kabar Pernikahan
62 Tidak Akan Meninggalkan
63 Menanam Keraguan
64 Akad Nikah Andrew & Vita
65 Secara Perlahan
66 Malam Pertama Andrew Dan Vita
67 Ingin Main Ke Rumah Ayah
68 Panggilan Tak Bersuara
69 Dibuat Pusing
70 Tidak Sabar
71 Masih Penasaran
72 Meminta Rekaman CCTV
73 Mau Baju Princess
74 Kenapa Mas Meninggalkanku?
75 Hanya Kamu Wanitaku
76 Ikut Bahagia
77 Bukti Rekaman CCTV
78 Mall
79 Merasakan Kontraksi
80 Andri Putra Choi
81 Mian Inin Adik Bayi Myh
82 Membuat Adik Bayi
83 Ingin Tahu Walik
84 Hamil Adik Bayi
85 Bereskan Semuanya
86 Tidak Seperti Biasanya
87 Boleh Bertemu
88 Perhatian
89 Mobil Sport Mainan Remote Control
90 Mainan Membawa Petaka
91 Bermurah Hati
92 Permintaan Kenzie
93 Obrolan Tiga Bocil
94 Wanita Murahan Pembawa Anak Haram
95 Istri Dan Anak - anakku
96 Rencana Resepsi Pernikahan
97 Al Dan Tuan David
98 Kedatangan Diandra
99 Rendi Dan Diandra
100 Mian Dak Lewel
101 Pelan - pelan Ya Mas
102 Cinderamata
103 Tuan Muda Tampan
104 Sepenggal Kisah
105 Sepenggal Kisah 2
106 Baju Pengantin
107 Berenang Bersama
108 Akhirnya Bertemu Denganmu
109 Kenyataannya
110 Cintaku Hanya Untuk Adinda
111 Makan Kue Bersama
112 Baju Baby Girl
113 Melindungi Diandra
114 Adik Bayina Dak Delak - delak
115 Foto Bersama
116 Mian Yan Palin Tampan
117 Ungkapan Perasaan Rendi
118 Jadi Ini Istri Al
119 Berusaha Melupakan
120 Kiss Mark
121 Mencoba Gaun Pengantin
122 Persiapan Malam Resepsi Pernikahan
123 Teunapa Dak Ulan Taun
124 Bertemu Kakek Nenek
125 Adinda Mengerti Mas
126 Malam Resepsi Pernikahan
127 Kabar Mengejutkan
128 Mengalami Kendala
129 Kenyataan Yang Terungkap
130 Batas Toleransi Sang Paman
131 Permintaan Devina
132 Hukuman Dari Mama
133 Peringatan Keras Dari Herdi
134 Ingin Menebus Kesalahan
135 Makan Puding Bersama
136 Pemutusan Kontrak Kerja
137 Tempat Tidur Baby Girl
138 Bangun Mas Perutku Sakiiit
139 Alexa Gerald Georgino
140 Baby Alexa
141 Alexa ( Alexander )
142 Tak Menyukai Sintia
143 Mandikan Adik Alexa
144 Mian Duda Minum ACI?
145 Menambah Anak Lagi
146 Alexa Demam
147 Nona Muda Kecil Masuk Angin
148 Ma Ma Ma
149 Empat Tahun
150 Nyonya Adinda Mengandung ( Finish )
151 Kembar Lagi ( Bonus )
152 Ulang Tahun Alexa ( Bonus )
153 Takut Dioperasi ( Bonus )
154 Ingin Makan Bakso ( Bonus )
155 Gerobak Bakso ( Bonus )
156 Terlalu Doyan ( Bonus )
157 Karena Kamu ( Benar - benar Finish )
158 Pengumuman Novel Baru
159 Malam Kehancuran (21+)
160 Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Ternodai
2
Pengakuan Palsu Sintia
3
Keputusan Al
4
Rasa Yang Aneh
5
Meminta Restu
6
Hari Pernikahan
7
Mual - mual
8
Pingsan Di Tengah Resepsi
9
Adinda Hamil
10
Ingin Memastikan
11
Ingin Kembali Ke Desa
12
Mengantar Pulang
13
Bertemu Ayah
14
Dibalik Kalung
15
Kepergian Adinda
16
Pertemuan Tak Terduga
17
Mencoba Menerima
18
Mendekati Hari Kelahiran
19
Sintia Melahirkan
20
Hilangnya Si Bayi
21
Kebenaran Akan Kalung
22
Kemarahan Tuan Herdi
23
Mencari Adinda
24
Surat Perceraian
25
Menemukan Adinda
26
Kelahiran Si Kembar
27
Permohonan Maaf Al
28
Pulang Ke Rumah
29
Rencana Pernikahan
30
Cerita Dari ART
31
Bertemu Paman Herdi
32
Ikatan Suci
33
Sah
34
Trauma
35
Kamu Akan Mencintaiku
36
Pengakuan Adinda
37
Melanjutkan
38
Berusaha Lebih Sabar
39
Rencana Bulan Madu
40
Menuju Inggris
41
Keinginan Suami
42
Aku Mencintaimu
43
Perubahan Vita
44
Merindukan Anak - anak
45
Aku Akan Kembali
46
Bertemu Aganta Dan Damian
47
Memaafkan
48
Ketidaksengajaan Andrew
49
Tentang Tunangan Al
50
Adinda Mencintaimu Mas
51
Tak Rela
52
Tentang Hari Ini
53
Andrew Melamar Vita
54
Bertemu Bi Nadia
55
Niat Jahat?
56
Kejahilan Si Kembar
57
Kemarahan Al
58
Diasingkan
59
Kembali Ke Rumah 2
60
Rencana Punya Debay
61
Kabar Pernikahan
62
Tidak Akan Meninggalkan
63
Menanam Keraguan
64
Akad Nikah Andrew & Vita
65
Secara Perlahan
66
Malam Pertama Andrew Dan Vita
67
Ingin Main Ke Rumah Ayah
68
Panggilan Tak Bersuara
69
Dibuat Pusing
70
Tidak Sabar
71
Masih Penasaran
72
Meminta Rekaman CCTV
73
Mau Baju Princess
74
Kenapa Mas Meninggalkanku?
75
Hanya Kamu Wanitaku
76
Ikut Bahagia
77
Bukti Rekaman CCTV
78
Mall
79
Merasakan Kontraksi
80
Andri Putra Choi
81
Mian Inin Adik Bayi Myh
82
Membuat Adik Bayi
83
Ingin Tahu Walik
84
Hamil Adik Bayi
85
Bereskan Semuanya
86
Tidak Seperti Biasanya
87
Boleh Bertemu
88
Perhatian
89
Mobil Sport Mainan Remote Control
90
Mainan Membawa Petaka
91
Bermurah Hati
92
Permintaan Kenzie
93
Obrolan Tiga Bocil
94
Wanita Murahan Pembawa Anak Haram
95
Istri Dan Anak - anakku
96
Rencana Resepsi Pernikahan
97
Al Dan Tuan David
98
Kedatangan Diandra
99
Rendi Dan Diandra
100
Mian Dak Lewel
101
Pelan - pelan Ya Mas
102
Cinderamata
103
Tuan Muda Tampan
104
Sepenggal Kisah
105
Sepenggal Kisah 2
106
Baju Pengantin
107
Berenang Bersama
108
Akhirnya Bertemu Denganmu
109
Kenyataannya
110
Cintaku Hanya Untuk Adinda
111
Makan Kue Bersama
112
Baju Baby Girl
113
Melindungi Diandra
114
Adik Bayina Dak Delak - delak
115
Foto Bersama
116
Mian Yan Palin Tampan
117
Ungkapan Perasaan Rendi
118
Jadi Ini Istri Al
119
Berusaha Melupakan
120
Kiss Mark
121
Mencoba Gaun Pengantin
122
Persiapan Malam Resepsi Pernikahan
123
Teunapa Dak Ulan Taun
124
Bertemu Kakek Nenek
125
Adinda Mengerti Mas
126
Malam Resepsi Pernikahan
127
Kabar Mengejutkan
128
Mengalami Kendala
129
Kenyataan Yang Terungkap
130
Batas Toleransi Sang Paman
131
Permintaan Devina
132
Hukuman Dari Mama
133
Peringatan Keras Dari Herdi
134
Ingin Menebus Kesalahan
135
Makan Puding Bersama
136
Pemutusan Kontrak Kerja
137
Tempat Tidur Baby Girl
138
Bangun Mas Perutku Sakiiit
139
Alexa Gerald Georgino
140
Baby Alexa
141
Alexa ( Alexander )
142
Tak Menyukai Sintia
143
Mandikan Adik Alexa
144
Mian Duda Minum ACI?
145
Menambah Anak Lagi
146
Alexa Demam
147
Nona Muda Kecil Masuk Angin
148
Ma Ma Ma
149
Empat Tahun
150
Nyonya Adinda Mengandung ( Finish )
151
Kembar Lagi ( Bonus )
152
Ulang Tahun Alexa ( Bonus )
153
Takut Dioperasi ( Bonus )
154
Ingin Makan Bakso ( Bonus )
155
Gerobak Bakso ( Bonus )
156
Terlalu Doyan ( Bonus )
157
Karena Kamu ( Benar - benar Finish )
158
Pengumuman Novel Baru
159
Malam Kehancuran (21+)
160
Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!