Keputusan Al

Selamat Membaca

🌹🌹🌹🌹🌹

" Kata siapa tidak ada laki - laki yang mau menerima mu?, masih ada laki - laki yang mau menerima mu Sintia ". Seru Al lembut dengan menatap wajah Sintia.

" Apa maksud tuan? ". Tanya Sintia yang juga menatapnya.

" Aku akan bertanggung jawab Sintia. Aku akan mempertanggung jawabkan semua kesalahanku padamu. Aku akan menikahi mu Sintia ". Ucap Al dengan segala kesungguhannya.

" Be benarkah itu tuan?, tuan akan menikahi saya?, tuan tidak berbohong kan? ". Tanya Sintia untuk memastikan.

" Iya ". Mengangguk pasti.

" Tapi tuan, ibu saya tidak tahu masalah yang saya hadapi, ibu saya tidak tahu kalau saya emm..... sudah di nodai, karena kalau sampai ibu saya tahu dia pasti akan sangat hancur ". Ucap nya sedih dengan tatapannya yang mulai sendu.

Al terdiam. Rasa bersalah semakin menggrogoti hatinya. Akibat dari perbuatan kejinya, seorang gadis yang begitu baik dan lugu harus menyimpan dan menanggung masalah yang disebabkan oleh dirinya.

Tekad kuatnya untuk menikahi Sintia sudah semakin bulat. Al tidak ingin jika gadis di depannya ini menderita lagi karena perbuatannya.

" Baiklah aku akan merahasiakannya ". Jawab Al setelah beberapa detik terdiam karena larut dalam pikiran nya.

" Terima kasih tuan ". Ucap Sintia.

Senyum kemenangan begitu menggelora di hati Sintia saat ini. Keinginan untuk menjadi istri seorang Alexander lengkap dengan kekayaannya yang yang tidak akan habis hingga tujuh turunan hanya tinggal selangkah lagi.

" Ternyata untuk menjadi istri dari seorang tuan Alexander, sangat mudah. Hemm ini semua berkat kalung itu. Terima kasih Adinda, kamu dan kalung mu itu sudah melancarkan semua apa yang menjadi keinginanku selama ini ". Batin Sintia tersenyum puas.

Flashback on

Sekitar pukul tiga dini hari, Adinda keluar dari kamar tuan Al nya. Suasana masih nampak begitu lengang tanpa adanya aktivitas apapun. Yang menandakan bahwa masih belum adanya aksi dari para pelayan untuk melakukan aktivitas seperti pada biasanya.

Dengan langkah yang tertatih - tatih Adinda berusaha menahan rasa perih dan sakit yang ada di bawah sana.

Dengan tetesan air mata yang masih setia bercucuran membasahi wajah cantiknya. Kesedihan dan kehancuran begitu teramat mendalam mendera batinnya.

Dilangkahkannya terus kaki jenjang yang tertutup rok panjang itu dengan perlahan. Sesekali Adinda berhenti melangkah dan meringis menahan sakit di bagian sensitif nya, dengan telapak tangan yang berusaha menekan bagian itu agar dapat mengurangi rasa sakitnya, meski pada faktanya hal itu tetap tidak dapat mengurangi rasa sakitnya.

Adinda menuruni anak tangga secara perlahan, hingga dirinya telah sampai di tempat dimana ia biasa melepaskan segala kepenatan nya.

Di atas sebuah ranjang kasur kini dirinya berada. Disandarkannya bagian belakang tubuhnya itu pada papan kasur. Kejadian yang dialaminya benar - benar membuat dirinya terpuruk. Hancur, merasa kotor, merasa lalai itulah yang dirinya rasakan.

Tatapan nya tertuju ke arah depan, mengingatkan memori otaknya akan sang ayah dan juga almarhumah ibunya.

" Ayah, ibu, tolong maafkan Adinda. Adinda sudah mengecewakan ayah dan juga ibu. Adinda sudah gagal. Adinda tidak bisa menjaga sesuatu yang harus Adinda jaga. Tolong maafkan Adinda ayah, ibu ". Seru Adinda sedih saat mengingat kedua orang tuanya.

" Ibu, ibu pasti sedih kan melihat Adinda seperti ini?, ibu jangan sedih ya bu, Adinda ingin ibu tetap tersenyum di surga sana. Adinda tidak ingin karena masalah yang Adinda hadapi ini membuat ibu jadi ikutan sedih. Percayalah bu Adinda akan berusaha untuk tetap tegar dalam menghadapi semua ini. Adinda janji setelah ini Adinda akan berusaha untuk menjaga diri lebih baik lagi ". Serunya dengan mengingat almarhumah ibunya.

Diperhatikannya pakaian yang ia kenakan, terlihat sangat kusut, bahkan ada sebagian dari bajunya yang robek akibat di tarik paksa oleh tuan Al nya.

Adinda ingin mengguyur tubuh nya dengan air, berharap agar bekas kejadian buruk yang dialami nya bisa menghilang.

Ia beralih dari kasurnya menuju lemari, hendak mengambil pakaian ganti, di tanggalkan nya pakaian kusutnya itu dan beralih dengan pakaian yang lebih bersih.

Saat semua pakaian yang Adinda butuhkan terasa sudah lengkap, ia merasa ada sesuatu yang kurang dari dirinya. Bahkan itu adalah sesuatu yang sangat berharga yang diberikan oleh kedua orang tuanya.

" Kalung ku, dimana kalungku?, kenapa kalungku tidak ada?, Ya Allah, astagfirullah hal adzim kalungku, kalungku ada di kamar tuan Al, iya kalungku tertinggal disana, bagaimana ini?, aku harus bagaimana? ". Serunya cemas.

Entah keberuntungan apa yang berpihak pada Sintia. Ia mendengar semua keluh kesah saudara sepupunya. Ya, saat Adinda berjalan menuju kamarnya di waktu sebelum subuh, secara tidak sengaja Sintia melihatnya. Rasa penasaran di dalam dirinya pun mengajaknya untuk terus mengawasi Adinda, hingga ia mendengar semua apa yang menjadi keluh kesah saudara sepupunya itu.

Hingga sekitar pukul 09:30 pagi menuju siang, Sintia yang pada kala itu sedang membersihkan ruang tamu melihat para pelayan pria sedang tergesa - gesa bersiap menemui tuan Al. Pasti ada hal yang sangat penting.

Tidak ingin melewatkan informasi penting, Sintia pun beralih ke tempat dimana dirinya bisa mendengar semua perkataan tuannya.

Ia mendengar semuanya dengan jelas. Hingga sebuah rencana jahat telah muncul di kepalanya.

Sintia yang ingin rencananya terlaksana pun segera mendatangi Adinda di kamarnya. Ia mengancam Adinda untuk tidak memberi tahu siapa pun tentang apa yang dialaminya bersama tuan Al.

Hingga tidak berselang lama dari itu, bu Nadia ibu kandungnya sendiri datang mencarinya. Ia ingin dirinya dan juga Adinda menemui tuan Al.

Sintia yang memang sudah mengetahui alasan tuannya itu, benar - benar telah memanfaatkan situasi ini untuk mencapai tujuannya. Hingga tiba saat......

" Ingat, kalian harus menjawab dengan jujur, karena kalau sampai kalian berbohong, akan aku pastikan kalian akan mendapatkan hukuman yang tidak akan pernah kalian bayangkan ". Seru tuan Al.

" Apa kalian paham ".

" Paham tuan ". Jawab mereka bersamaan.

" Siapa pemilik kalung ini ". Tanyanya dengan menunjukkan sebuah kalung emas putih yang sangat cantik.

Namun tidak ada satupun dari mereka yang menjawab.

" Kenapa kalian hanya diam, cepat mengaku padaku siapa pemilik kalung ini?, kalau tidak ada yang mau mengaku aku akan menghukum kalian semua ". Ancam nya.

Namun lagi - lagi mereka masih diam tak menjawab.

" Masih belum ada yang mau mengaku? ". Tanya nya lagi.

Hingga salah satu dari mereka ada yang menjawab.

" Sa saya tuan ". Sahutnya. Ya dia yang tidak lain dan tidak bukan adalah Sintia. Wanita yang sudah begitu tega memanfaatkan penderitaan saudara sepupunya sendiri demi mencapai apa yang di inginnya.

Tangisan palsu, dan pengakuan palsu pun telah ia lakoninya demi mencapai tujuannya.

Flashback Off.

Dan seperti inilah sekarang. Ia tersenyum puas karena sebentar lagi dirinya akan menjadi istri dari seorang Alexander, pewaris tunggal dari keluarga Georgino.

*****

Wanita yang berusia delapan belas tahun itu kini sedang duduk termenung di atas kasurnya. Setelah kejadian di ruang utama tadi tidak ada niat pun bagi Adinda untuk keluar dari ruang kamarnya.

Ketidak beradaannya itu tentu menjadi tanda tanya bagi pelayan wanita yang lain.

" Bu Nadia, putrimu tadi di ajak bicara hanya berdua dengan tuan Al, memangnya mereka mau membicarakan apa? ". Tanya bu Tarsih yang juga ART di rumah Al.

" Saya juga tidak tahu bu, kenapa tuan Al ingin bicara berdua dengan putri saya. Semoga saja tidak ada masalah ". Sahut bu Nadia yang merasa cemas.

" Iya semoga saja ".

" Ayo kita makan dulu, sekarang sudah masuk waktunya makan siang ". Seru bu Tarsih pada semua temannya yang ada di sana.

Hanya tersisa lima orang pelayan wanita di rumah itu. Tidak ada keberadaan Sintia dan juga Adinda di antara mereka. Hingga salah satu dari mereka membuyarkan fokus mereka yang sedang makan siang.

" Oh iya bu Nadia, dari tadi pagi saya tidak melihat Adinda, kemana anak itu? ". Tanya bu Fifah yang juga bekerja sebagai ART di kediaman Al.

" Iya bu Nadia, dimana Adinda? ". Tanya bu Romlah yang juga teman mereka.

" Eh iya saya lupa cerita pada kalian. Adinda saat ini sedang kurang enak badan. Dia sakit, ada di kamarnya sekarang ". Sahut bu Nadia.

" Aduh, kasihan sekali anak itu, baru tiga bulan bekerja sudah sakit ". Seru mereka sedih.

" Bu Nadia, apa Adinda sudah makan bu? ". Tanya bu Ima yang sedari tadi hanya menyimak.

" Belum bu Ima, sebentar lagi kalau saya sudah selesai makan, saya akan membawakan dia makan siang ". Sahutnya.

Mereka pun mengangguk paham. Setelah percakapan singkat itu, kelima wanita parubaya itu kembali fokus menikmati makan siangnya.

" Bu Nadia, biarkan saya yang mencuci piring bekas ibu. Lebih baik bu Nadia kasih makan siangnya dulu pada Adinda ". Seru bu Romlah.

" Tidak apa - apa bu, mencuci piring tidak lama kok, biar saya mencuci piring saya sendiri saja ". Sahut bu Nadia.

" Aduh bu Nadia, lebih baik ibu antarkan saja dulu makan siangnya untuk Adinda. Kasihan anak itu pasti sudah lapar ". Sahut bu Ima dan langsung menyaut piring bekas bu Nadia.

" Terima kasih ibu - ibu, sudah mau peduli pada keponakan saya ". Ucapnya.

" Tentu saja bu Nadia, kami peduli pada Adinda. anak itu adalah anak yang baik, kami sudah menganggap nya seperti anak kami sendiri ".

Terharu itulah yang dirasakan oleh bu Nadia.

Makanan yang akan diberikan pada Adinda pun telah siap. Bu Nadia terus melangkah menuju kamar pribadi keponakannya itu. Dengan memegang sebuah nampan yang berisikan nasi lengkap dengan lauk dan pauk nya.

Ya, di kediaman Alexander, semua pelayan memang memiliki kamar masing - masing yang tidak terlalu besar, namun kamar - kamar tersebut sangatlah layak untuk di jadikan tempat istirahat bagi seorang pelayan.

Hal itu sengaja Al lakukan sebagai majikan, karena Al tetap ingin para pelayannya tetap merasa nyaman saat bekerja padanya.

Tok..... tok..... tok.....

Ceklek.....

" Adinda, bibi membawakan makan siang nak,..... loh kemana anak itu?.

Suara gemericik air terdengar samar - samar di balik sebuah pintu berwarna coklat yang ada di kamar Adinda.

" Rupanya anak itu di kamar mandi ". Lanjut bu Nadia, dengan meletakkan makanan yang dibawanya di atas meja yang tidak terlalu jauh dari kasur Adinda.

Hingga sekitar lima menit lamanya barulah muncul sosok Adinda dari kamar mandi itu.

Diperhatikan nya langkah keponakannya itu. Sepertinya ada yang aneh. Kenapa langkah Adinda sedikit di seret - seret dan terkesan mengambang. Apakah selain demam keponakannya itu juga sakit kaki?.

" Adinda ". Panggil bu Nadia.

Terkejut..... " Eh, bibi, iya bi ". Sahut Adinda terkejut.

" Ayo kamu makan siang dulu nak, pasti kamu sudah lapar kan? ". Tanyanya memastikan.

" Maaf bi, Adinda tidak dengar bibi masuk ". Sahut nya.

" Tidak apa - apa, ayo kemari makan dulu makananmu! ". Perintahnya lembut.

" Adinda, ada apa dengan kakimu nak?, bibi lihat langkahmu sedikit di seret - seret, apa kamu sakit kaki nak? ". Tanya bu Nadia saat Adinda sudah duduk di atas kasurnya.

Deg.....

" Ti, tidak bi, mungkin karena Adinda, masih belum fit, jadinya seperti ini jalannya ". Sahut nya dengan setenang mungkin.

" Ya sudah kalau begitu, habis makan kamu istirahat ya nak, biar tubuhmu cepat pulih ". Seru bu Nadia dengan mengelus bahu keponakannya itu.

" Iya bi ". Sahutnya.

*****

Rumah mewah, lengkap dengan banyaknya hiasan - hiasan indah di setiap dindingnya. Ditambah lagi dengan suasana rumah yang begitu nyaman dan sejuk, ternyata tidak selamanya bisa memberikan kenyamanan bagi pemiliknya.

Bagaimana tidak, sebuah pengakuan dari satu - satunya penerus keluarga Georgino, telah berhasil memporak - porandakan hati sepasang suami istri yang sudah hampir tiga puluh tahun hidup bersama.

" Apa katamu Al, kamu menodai seorang gadis? ". Seru Enriko tak percaya pada putranya.

" Bagaimana bisa nak hiks..... bagaimana bisa kamu melakukan perbuatan keji itu pada pelayanmu sendiri hiks..... ". Seru Devina pada putra semata wayangnya itu.

Ya, Enriko Gerald Georgino dan Devina Putri Georgino, adalah sepasang orang tua yang sangat menyayangi putra semata wayangnya Alexander Gerald Georgino. Namun pengakuan putranya itu benar - benar telah memberi luka dan kekecewaan yang teramat mendalam. Devina sebagai mama Al, merasa sangat kecewa pada dirinya sendiri karena telah gagal mendidik putranya.

" Ma, pa, tolong maafkan Al. Itu semua terjadi di luar keinginan Al ". Sahut Al mencoba menjelaskan.

" Di luar keinginan bagaimana maksudmu Al. Jangan kamu mengada - ngada membuat alasan yang tidak masuk akal. Papa tahu, bagaimana tabiat seorang laki - laki normal ". Bantah Enriko.

" Pa, percayalah pa, bukan keinginan Al untuk melakukan semua itu. Seseorang sudah mencampur obat perangsang di minuman Al pa, dan itu dosisnya sangat tinggi. Al pulang dari acara itu, karena Al tidak ingin sesuatu yang di luar kendali terjadi di sana. Saat Al sampai di rumah, rumah sudah dalam keadaan gelap, dan kepala Al juga pusing saat itu. Dan..... dan seseorang datang waktu itu ingin menolong Al, tapi Al sudah menolaknya dengan sangat keras, karena Al tidak ingin lepas kendali pa, tetapi apa, dia tetap ingin menolong Al, hingga Al tidak bisa mengendalikan diri Al lagi, dan akhirnya..... terjadilah hal itu ".

Kini air mata Devina sang mama, semakin meluncur deras, ia merasa bersalah karena sudah salah menilai putranya.

Seharusnya ia percaya, bahwa putranya tidak mungkin begitu dengan tega dan sengaja melakukan perbuatan se keji itu pada seorang wanita.

Begitu pun dengan Enriko, setelah mendengar penjelasan dari putranya, tidak semua yang terjadi adalah murni kesalahannya. Bahkan disini putranya adalah korban.

Melihat kesedihan dan tangisan sang mama benar - benar telah menyayat hati Al. Ia benar - benar tidak sanggup jika membuat mama kandungnya itu bersedih apalagi sampai mengeluarkan air mata.

Dirangkul nya tubuh sang mama untuk ia masukkan dalam dekapannya.

" Ma, maafkan Al ma, tolong mama jangan menangis seperti ini, Al tidak sanggup melihatnya ". Serunya.

" Seharusnya mama yang minta maaf nak, karena sudah menilai mu dengan buruk " Sahutnya.

Enriko yang tidak sanggup melihat kesedihan istrinya pun, ingin memastikan bagaimana tindakan putranya.

" Setelah semua ini terjadi, apa yang ingin kamu lakukan Al ". Tanya Enriko ingin memastikan.

Al membuang nafasnya dengan kasar.

" Al akan menikahi nya ". Sahutnya.

" Apa kamu sudah yakin nak? ". Tanya Devina.

" Al yakin, dan ini sudah menjadi keputusan Al ". Sahut Al yakin.

Bersambung.....

🌹🌹🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Linda Darijati

Linda Darijati

mudah mudahan tdk jadi nikah sama sintia

2024-10-21

1

Wiwi

Wiwi

aduh thor jgn sampai nikah sama si sintia tuh si alexander

2024-03-10

0

epifania rendo

epifania rendo

sintia benar2

2023-12-04

0

lihat semua
Episodes
1 Ternodai
2 Pengakuan Palsu Sintia
3 Keputusan Al
4 Rasa Yang Aneh
5 Meminta Restu
6 Hari Pernikahan
7 Mual - mual
8 Pingsan Di Tengah Resepsi
9 Adinda Hamil
10 Ingin Memastikan
11 Ingin Kembali Ke Desa
12 Mengantar Pulang
13 Bertemu Ayah
14 Dibalik Kalung
15 Kepergian Adinda
16 Pertemuan Tak Terduga
17 Mencoba Menerima
18 Mendekati Hari Kelahiran
19 Sintia Melahirkan
20 Hilangnya Si Bayi
21 Kebenaran Akan Kalung
22 Kemarahan Tuan Herdi
23 Mencari Adinda
24 Surat Perceraian
25 Menemukan Adinda
26 Kelahiran Si Kembar
27 Permohonan Maaf Al
28 Pulang Ke Rumah
29 Rencana Pernikahan
30 Cerita Dari ART
31 Bertemu Paman Herdi
32 Ikatan Suci
33 Sah
34 Trauma
35 Kamu Akan Mencintaiku
36 Pengakuan Adinda
37 Melanjutkan
38 Berusaha Lebih Sabar
39 Rencana Bulan Madu
40 Menuju Inggris
41 Keinginan Suami
42 Aku Mencintaimu
43 Perubahan Vita
44 Merindukan Anak - anak
45 Aku Akan Kembali
46 Bertemu Aganta Dan Damian
47 Memaafkan
48 Ketidaksengajaan Andrew
49 Tentang Tunangan Al
50 Adinda Mencintaimu Mas
51 Tak Rela
52 Tentang Hari Ini
53 Andrew Melamar Vita
54 Bertemu Bi Nadia
55 Niat Jahat?
56 Kejahilan Si Kembar
57 Kemarahan Al
58 Diasingkan
59 Kembali Ke Rumah 2
60 Rencana Punya Debay
61 Kabar Pernikahan
62 Tidak Akan Meninggalkan
63 Menanam Keraguan
64 Akad Nikah Andrew & Vita
65 Secara Perlahan
66 Malam Pertama Andrew Dan Vita
67 Ingin Main Ke Rumah Ayah
68 Panggilan Tak Bersuara
69 Dibuat Pusing
70 Tidak Sabar
71 Masih Penasaran
72 Meminta Rekaman CCTV
73 Mau Baju Princess
74 Kenapa Mas Meninggalkanku?
75 Hanya Kamu Wanitaku
76 Ikut Bahagia
77 Bukti Rekaman CCTV
78 Mall
79 Merasakan Kontraksi
80 Andri Putra Choi
81 Mian Inin Adik Bayi Myh
82 Membuat Adik Bayi
83 Ingin Tahu Walik
84 Hamil Adik Bayi
85 Bereskan Semuanya
86 Tidak Seperti Biasanya
87 Boleh Bertemu
88 Perhatian
89 Mobil Sport Mainan Remote Control
90 Mainan Membawa Petaka
91 Bermurah Hati
92 Permintaan Kenzie
93 Obrolan Tiga Bocil
94 Wanita Murahan Pembawa Anak Haram
95 Istri Dan Anak - anakku
96 Rencana Resepsi Pernikahan
97 Al Dan Tuan David
98 Kedatangan Diandra
99 Rendi Dan Diandra
100 Mian Dak Lewel
101 Pelan - pelan Ya Mas
102 Cinderamata
103 Tuan Muda Tampan
104 Sepenggal Kisah
105 Sepenggal Kisah 2
106 Baju Pengantin
107 Berenang Bersama
108 Akhirnya Bertemu Denganmu
109 Kenyataannya
110 Cintaku Hanya Untuk Adinda
111 Makan Kue Bersama
112 Baju Baby Girl
113 Melindungi Diandra
114 Adik Bayina Dak Delak - delak
115 Foto Bersama
116 Mian Yan Palin Tampan
117 Ungkapan Perasaan Rendi
118 Jadi Ini Istri Al
119 Berusaha Melupakan
120 Kiss Mark
121 Mencoba Gaun Pengantin
122 Persiapan Malam Resepsi Pernikahan
123 Teunapa Dak Ulan Taun
124 Bertemu Kakek Nenek
125 Adinda Mengerti Mas
126 Malam Resepsi Pernikahan
127 Kabar Mengejutkan
128 Mengalami Kendala
129 Kenyataan Yang Terungkap
130 Batas Toleransi Sang Paman
131 Permintaan Devina
132 Hukuman Dari Mama
133 Peringatan Keras Dari Herdi
134 Ingin Menebus Kesalahan
135 Makan Puding Bersama
136 Pemutusan Kontrak Kerja
137 Tempat Tidur Baby Girl
138 Bangun Mas Perutku Sakiiit
139 Alexa Gerald Georgino
140 Baby Alexa
141 Alexa ( Alexander )
142 Tak Menyukai Sintia
143 Mandikan Adik Alexa
144 Mian Duda Minum ACI?
145 Menambah Anak Lagi
146 Alexa Demam
147 Nona Muda Kecil Masuk Angin
148 Ma Ma Ma
149 Empat Tahun
150 Nyonya Adinda Mengandung ( Finish )
151 Kembar Lagi ( Bonus )
152 Ulang Tahun Alexa ( Bonus )
153 Takut Dioperasi ( Bonus )
154 Ingin Makan Bakso ( Bonus )
155 Gerobak Bakso ( Bonus )
156 Terlalu Doyan ( Bonus )
157 Karena Kamu ( Benar - benar Finish )
158 Pengumuman Novel Baru
159 Malam Kehancuran (21+)
160 Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Ternodai
2
Pengakuan Palsu Sintia
3
Keputusan Al
4
Rasa Yang Aneh
5
Meminta Restu
6
Hari Pernikahan
7
Mual - mual
8
Pingsan Di Tengah Resepsi
9
Adinda Hamil
10
Ingin Memastikan
11
Ingin Kembali Ke Desa
12
Mengantar Pulang
13
Bertemu Ayah
14
Dibalik Kalung
15
Kepergian Adinda
16
Pertemuan Tak Terduga
17
Mencoba Menerima
18
Mendekati Hari Kelahiran
19
Sintia Melahirkan
20
Hilangnya Si Bayi
21
Kebenaran Akan Kalung
22
Kemarahan Tuan Herdi
23
Mencari Adinda
24
Surat Perceraian
25
Menemukan Adinda
26
Kelahiran Si Kembar
27
Permohonan Maaf Al
28
Pulang Ke Rumah
29
Rencana Pernikahan
30
Cerita Dari ART
31
Bertemu Paman Herdi
32
Ikatan Suci
33
Sah
34
Trauma
35
Kamu Akan Mencintaiku
36
Pengakuan Adinda
37
Melanjutkan
38
Berusaha Lebih Sabar
39
Rencana Bulan Madu
40
Menuju Inggris
41
Keinginan Suami
42
Aku Mencintaimu
43
Perubahan Vita
44
Merindukan Anak - anak
45
Aku Akan Kembali
46
Bertemu Aganta Dan Damian
47
Memaafkan
48
Ketidaksengajaan Andrew
49
Tentang Tunangan Al
50
Adinda Mencintaimu Mas
51
Tak Rela
52
Tentang Hari Ini
53
Andrew Melamar Vita
54
Bertemu Bi Nadia
55
Niat Jahat?
56
Kejahilan Si Kembar
57
Kemarahan Al
58
Diasingkan
59
Kembali Ke Rumah 2
60
Rencana Punya Debay
61
Kabar Pernikahan
62
Tidak Akan Meninggalkan
63
Menanam Keraguan
64
Akad Nikah Andrew & Vita
65
Secara Perlahan
66
Malam Pertama Andrew Dan Vita
67
Ingin Main Ke Rumah Ayah
68
Panggilan Tak Bersuara
69
Dibuat Pusing
70
Tidak Sabar
71
Masih Penasaran
72
Meminta Rekaman CCTV
73
Mau Baju Princess
74
Kenapa Mas Meninggalkanku?
75
Hanya Kamu Wanitaku
76
Ikut Bahagia
77
Bukti Rekaman CCTV
78
Mall
79
Merasakan Kontraksi
80
Andri Putra Choi
81
Mian Inin Adik Bayi Myh
82
Membuat Adik Bayi
83
Ingin Tahu Walik
84
Hamil Adik Bayi
85
Bereskan Semuanya
86
Tidak Seperti Biasanya
87
Boleh Bertemu
88
Perhatian
89
Mobil Sport Mainan Remote Control
90
Mainan Membawa Petaka
91
Bermurah Hati
92
Permintaan Kenzie
93
Obrolan Tiga Bocil
94
Wanita Murahan Pembawa Anak Haram
95
Istri Dan Anak - anakku
96
Rencana Resepsi Pernikahan
97
Al Dan Tuan David
98
Kedatangan Diandra
99
Rendi Dan Diandra
100
Mian Dak Lewel
101
Pelan - pelan Ya Mas
102
Cinderamata
103
Tuan Muda Tampan
104
Sepenggal Kisah
105
Sepenggal Kisah 2
106
Baju Pengantin
107
Berenang Bersama
108
Akhirnya Bertemu Denganmu
109
Kenyataannya
110
Cintaku Hanya Untuk Adinda
111
Makan Kue Bersama
112
Baju Baby Girl
113
Melindungi Diandra
114
Adik Bayina Dak Delak - delak
115
Foto Bersama
116
Mian Yan Palin Tampan
117
Ungkapan Perasaan Rendi
118
Jadi Ini Istri Al
119
Berusaha Melupakan
120
Kiss Mark
121
Mencoba Gaun Pengantin
122
Persiapan Malam Resepsi Pernikahan
123
Teunapa Dak Ulan Taun
124
Bertemu Kakek Nenek
125
Adinda Mengerti Mas
126
Malam Resepsi Pernikahan
127
Kabar Mengejutkan
128
Mengalami Kendala
129
Kenyataan Yang Terungkap
130
Batas Toleransi Sang Paman
131
Permintaan Devina
132
Hukuman Dari Mama
133
Peringatan Keras Dari Herdi
134
Ingin Menebus Kesalahan
135
Makan Puding Bersama
136
Pemutusan Kontrak Kerja
137
Tempat Tidur Baby Girl
138
Bangun Mas Perutku Sakiiit
139
Alexa Gerald Georgino
140
Baby Alexa
141
Alexa ( Alexander )
142
Tak Menyukai Sintia
143
Mandikan Adik Alexa
144
Mian Duda Minum ACI?
145
Menambah Anak Lagi
146
Alexa Demam
147
Nona Muda Kecil Masuk Angin
148
Ma Ma Ma
149
Empat Tahun
150
Nyonya Adinda Mengandung ( Finish )
151
Kembar Lagi ( Bonus )
152
Ulang Tahun Alexa ( Bonus )
153
Takut Dioperasi ( Bonus )
154
Ingin Makan Bakso ( Bonus )
155
Gerobak Bakso ( Bonus )
156
Terlalu Doyan ( Bonus )
157
Karena Kamu ( Benar - benar Finish )
158
Pengumuman Novel Baru
159
Malam Kehancuran (21+)
160
Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!