Selamat Membaca
🌹🌹🌹🌹🌹
Ada rasa yang aneh di hati Al saat menatap wajah Adinda. Bayang - bayang akan dirinya disaat gelap gulita itu tiba - tiba saja berseliweran di ingatannya.
Al teringat akan saat - saat dimana dirinya sudah dengan begitu teganya telah mengkungkung seorang gadis dan mengagahinya tanpa ampun. Entah mengapa rasa bersalah mencuat dengan begitu kuatnya di hatinya saat ini.
" Ya Tuhan, kenapa aku merasa bersalah pada gadis ini " . Batin Al.
Setelah sepersekian detik mereka saling menatap, Adinda pun tersadar dari keterpakuannya. Dirinya langsung beringsut ingin di lepaskan dari sang pemilik sepasang tangan kekar itu.
" Ma, maafkan saya tuan ". Seru Adinda dengan menunduk.
" Oh, em, iya, tidak apa - apa ". Sahut Al juga setelah sadar dari keterpakuannya.
Andrew Choi sang asisten yang menyaksikan sebuah tontonan live bak drama Korea itu, hanya bisa tercengang tak percaya.
Pasalnya meski hanya sepersekian detik dirinya menyaksikan hal itu, Andrew merasakan ada hal yang tak biasa pada diri tuannya.
Ya, Andrew Choi, yang notabene nya adalah seorang asisten yang memiliki pandangan yang tajam dan sangat mengenal tuannya, benar - benar membuat situasi ini tidak bisa dihindari dari kemampuannya dalam mengenali masalah tuannya.
Sebenarnya apa yang terjadi pada tuannya. Andrew merasa tuannya seperti menyembunyikan masalah darinya.
" Sa, saya permisi dulu tuan ". Seru Adinda pada akhirnya dan berlalu pergi dari ruangan itu.
*****
Suara d*s*h*n k*n*km*t*n, begitu memenuhi sebuah ruang kamar yang tidak terlalu besar itu. Dua anak manusia yang melakukan hubungan percintaan itu benar - benar telah larut dalam nikmatnya surga dunia.
Sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta itu seolah enggan untuk saling melepas. Tanpa merasa berdosa mereka melakukan hubungan terlarang itu, bahkan lebih parahnya mereka sering melakukannya jika saling bertemu.
Namun penyatuan yang dilakukan oleh mereka kali ini telah dibalut dengan rencana licik mereka. Hingga hampir sekitar tiga jam lamanya sepasang kekasih itu baru selesai dengan kegiatan panasnya.
" Terima kasih sayang..... cup ". Ucap Kelvin dengan mengecup kening Sintia.
" Hemm..... ". Dan hanya dijawab deheman oleh Sintia.
Dengan posisi tubuh Kelvin yang masih memeluk tubuh Sintia.
" Sayang ingat ya, kalau kamu sudah hamil, kamu harus menjaga bayi kita ". Peringat Kelvin.
" Iya, sayang ". Jawab Sintia lirih.
" Sayang ingat ya, kalau rencana kita berjalan lancar, dan apa yang kita mau sudah tercapai, jangan lupa kamu juga harus membaginya untukku ". Seru Kelvin.
" Iya, sayang tentu aku juga akan membaginya denganmu, karena rencana kita bisa berjalan lancar juga karena kamu juga sayang ". Sahut Sintia.
" Mmuahh..... Terima kasih sayang, aku semakin cinta sama kamu ". Seru Kelvin.
" Tapi ingat, kamu harus pantau terus bagaimana kabar paman Budi, supaya si Adinda itu tidak bisa macam - macam ". Peringatnya.
" Tentu sayang, kamu tenang saja ". Sahut Kelvin.
*****
Hari sudah hampir menjelang sore. Beberapa pelayan wanita sedang disibukkan dengan aktivitasnya.
Adinda sedang menyiram bunga - bunga yang sedang tumbuh bermekaran di halaman belakang kediaman Al. Hingga tanpa Adinda sadari bu Ima datang menghampiri nya dan ikut bergabung membantunya menyiram.
" Adinda ". Seru bu Ima.
" Eh bi Ima ". Sahut Adinda yang sedikit terkejut.
" Bibi bantu ya nak, biar cepat selesai kamu nyiram nya ". Ujar bu Ima.
" Iya boleh, terima kasih ya bi ". Ucap Adinda.
" Iya sama - sama, hemm..... kamu ini nak, pakai bilang terima kasih. Kita ini memang harus saling membantu nak " Gerutu bu Ima sambil tersenyum.
" Nak, tadi kamu di panggil sama tuan Al, memangnya tuan Al membicarakan apa sama kamu nak? ". Tanya bu Ima yang penasaran.
Adinda terdiam sesaat.....
" Emm, anu bi, tadi tuan Al hanya bertanya tentang latar belakang Adinda. Mungkin karena bibi Adinda yang mengajak Adinda bekerja disini, sehingga tuan Al tidak sempat meng interview, jadinya Adinda di panggil tadi ". Sahut Adinda menjelaskan.
" Oh begitu, ya memang tuan Al itu adalah orang yang tidak terlalu banyak bicara dan terlihat dingin. Tapi sebenarnya tuan Al itu adalah orang yang sangat baik nak, buktinya saja kami berempat itu dulunya hidup susah, tapi semenjak bertemu dengan tuan Al, hidup kami menjadi lebih baik. Dengan rasa kepedulian nya yang tinggi pada orang - orang kecil, kami diajak tuan Al untuk bekerja disini nak. Dan seperti inilah kami sekarang bisa mendapatkan penghasilan dan hidup yang lebih layak ". Seru bu Ima dengan rasa kekaguman nya pada tuan Al.
Adinda hanya sedikit mengangguk mendengar ucapan bu Ima. Dalam hatinya ia merasa miris. Memang benar jika tuannya itu adalah orang yang sangat baik, tetapi mengapa pada malam itu tuannya begitu tega melecehkan dirinya. Itu yang membuat Adinda tidak habis pikir.
Meski pada akhirnya tuannya itu mau mencari wanita yang sudah ia tiduri tetapi tetap saja perbuatannya itu sangatlah keji. Namun apalah daya, Adinda sudah tidak mau memikirkannya lagi. Meski pada kenyataannya dirinya masih belum bisa menghilangkan rasa trauma nya, ia sudah memutuskan untuk ikhlas dalam menjalani semua ini. Mungkin seperti inilah takdir hidupnya, harus kehilangan mahkotanya sebelum dirinya menikah.
Setelah malam yang kelam itu, tidak sedikitpun bagi Adinda berharap akan ada seorang laki - laki yang mau menerima dirinya kelak, karena dirinya sadar sangat sulit akan ada seorang laki - laki yang mau menerima nya setelah apa yang dirinya alami.
Dan yang ingin Adinda lakukan saat ini hanya satu hal yaitu bekerja untuk mendapatkan uang demi memenuhi kebutuhan hidupnya bersama sang ayah.
Setelah hampir semua tanaman bunga mereka berdua siram, terdengar suara gerbang pintu di halaman belakang terbuka. Adinda dan bu Ima pun menoleh ke sumber suara. Dan terlihat sosok Sintia disana yang baru masuk.
Tanpa ada niat untuk menyapa Adinda maupun bu Ima. Sintia terus melangkah masuk dan melewati Adinda dan juga bu Ima yang sedang menyiram.
" Dari mana anak itu?, malah nyelonong masuk, hemm..... tidak sopan. Bibi heran Adinda, kenapa sifat Sintia itu sangat berbeda dengan bu Nadia ". Ujar bu Ima yang merasa kurang suka dengan sikap Sintia.
Adinda hanya tersenyum menanggapi bu Ima.
" Adinda, apa jangan - jangan sewaktu kamu baru lahir kamu dengan Sintia tertukar, makanya sifat kamu yang lebih mirip bu Nadia ". Tanya bu Ima.
Adinda tersenyum. Ia menggeleng gelengkan kepalanya mendengar gerutuan bu Ima.
" Pupphh..... bibi ini ada - ada saja. Bagaimana mungkin Adinda dengan tertukar dengan kak Sintia. Kak Sintia itu lebih dulu lahir dari Adinda bi, jadi tidak mungkin kami tertukar ". Sahut Adinda dengan menahan tawanya.
" Oh iya ya, kamu benar nak, kok bibi bisa lupa ya ". Sahut bu Ima dengan menepuk jidatnya sendiri.
*****
Malam pun telah tiba. Sepasang suami Istri yang sudah tidak muda lagi itu, namun masih tetap tampan dan juga cantik di usianya, kini tengah berada di kediaman putra semata wayangnya Alexander Gerald Georgino.
Ya, mereka berdua adalah tuan Enriko Gerald Georgino, dan nyonya Devina Putri Georgino yang tengah duduk dengan kewibawaan nya di ruang utama Al, sang putra.
Tak lupa di ruangan mewah itu, sudah ada Al, Sintia, dan juga bu Nadia.
Dalam hatinya bu Nadia bertanya - tanya, mengapa dirinya dan juga sang putri di suruh ikut bergabung dengan keluarga utama di keluarga ini.
" Baiklah, Al akan langsung berbicara pada intinya ". Ucap Al.
" Bi Nadia ". Seru Al.
" Iya tuan ". Sahut bu Nadia.
" Pasti bibi bertanya - tanya, mengapa Al dan juga kedua orang tua Al menyuruh bibi untuk bergabung bersama disini, jadi seperti ini bi, Al dan juga orang tua Al sudah memutuskan hal ini. Al ingin meminta restu bibi, Al ingin menikahi Sintia bi ". Seru Al pada akhirnya.
Terkejut.....
Bu Nadia begitu terkejut mendengar penuturan tuannya Al. Bagaimana bisa tuannya itu ingin menikahi putrinya, yang statusnya hanya seorang pelayan.
" Tu, tuan, apa maksud tuan, tuan Al ingin menikahi putri saya? ". Tanya bu Nadia tak percaya.
" Iya bi ". Sahut Al.
" Ta, tapi, bagaimana bisa tuan, putri saya hanya seorang pelayan di rumah ini? ". Sahut bu Nadia merasa tak pantas.
" Memangnya kenapa kalau seorang pelayan bi? ". Kali ini bukan Al yang menjawab tetapi Devina sang mama.
" Keluarga kami tidak pernah memandang seseorang dari status nya maupun dari latar belakang keluarganya ". Imbuh Devina lagi.
" Benar itu bi Nadia, jika dengan menikahi seorang pelayan ataupun pembantu bisa membuat anak kami bahagia mengapa tidak? ". Sahut Enriko yang menimpali perkataan istrinya.
Bu Nadia sangat terharu mendengar pernyataan tuan dan nyonya nya.
Bu Nadia hanya diam. Ia melihat putrinya Sintia yang sedari tadi hanya diam.
" Kalau untuk soal itu, biarlah putri bibi yang akan menjawabnya tuan. Karena biar bagaimanapun dia yang lebih berhak untuk memutuskan ". Sahut bu Nadia pada akhirnya.
Al tersenyum kecil.....
" Bi Nadia, Al dengan Sintia sudah sepakat ingin menikah. Dan sekarang, kami ingin meminta restu dari bibi ". Sahut Al.
" Apa?, jadi tuan dan putri saya sudah menjalin hubungan? ". Seru bu Nadia dengan membelalak tak percaya.
" Benar ". Jawab Al dan juga kedua orang tuanya.
" Jadi bagaimana bi, apakah bibi merestui Al dan Sintia untuk menikah? ". Seru Al lagi pada akhirnya.
Bu Nadia diam sesaat. Dipandang nya wajah putrinya itu. Dapat bu Nadia lihat, tidak ada sanggahan ataupun penolakan dari putrinya itu. Dari sini dirinya bisa memahami jika putrinya memang menginginkan pernikahan ini.
" Sebelumnya saya ucapkan terima kasih pada tuan dan nyonya, karena selama ini sudah baik pada saya dan juga keluarga saya. Jika memang dengan tuan Al menikahi putri saya Sintia, bisa membuat tuan Al dan putri saya juga keluarga tuan bisa bahagia. Saya..... merestuinya ". Sahut bu Nadia pada akhirnya.
" Terima kasih bi ". Seru Al.
" Terima kasih bi, ya sudah kalau begitu, kita harus menyegerakan tanggal pernikahannya ". Seru Devina bahagia dengan tidak sabar.
Lagi - lagi dan lagi - lagi, kemenangan berhasil Sintia dapatkan. Tidak lama lagi dirinya akan menjadi istri dari seorang Alexander, dan menjadi ratu di rumah ini.
Flashback on
Sintia keluar dari gerbang pintu gerbang halaman belakang di kediaman Al. Ia terus melangkah menjauhi area rumah mewah itu. Hingga langkahnya terhenti di sebuah pertigaan jalan. Terlihat di sana sudah ada seorang pria yang tengah duduk di atas motornya.
" Aduh sayangku Sintia, aku merindukanmu sayang ". Seru Kelvin dengan sedikit membuka kedua lengan kekarnya agar sang kekasih bisa memeluknya.
" Aku juga merindukanmu sayang ". Sahut Sintia dan langsung memeluk Kelvin.
Cukup lama berpelukan.....
" Adu Kelvin, lepaskan, jangan lama - lama memeluknya, nanti kita bisa ketahuan ". Seru Sintia merasa agak kesal.
" Oke, oke sayang, ayo cepat naik ke motorku ". Ujar Kelvin.
Mereka berdua pun pergi dari tempat itu. Kelvin terus mengendarai motornya dengan Sintia yang setia memeluk nya dari belakang.
Hingga mereka telah sampai di tempat yang telah mereka tuju. Ya, saat ini mereka telah berada di sebuah rumah kontrakan kecil yang hanya terdapat dua kamar tidur di dalamnya. Sintia dan Kelvin telah berada di ruangan itu.
" Sayang aku merindukanmu ". Seru Kelvin dengan memeluk kekasihnya itu.
" Aku juga sayang ". Sahut Sintia.
" Kelvin, ayo sudah meluknya, ada hal penting yang harus aku kasih tahu sama kamu ". Seru Sintia lagi.
Kelvin pun melepaskan pelukannya.
" Ada hal penting apa sih sayang? ". Tanya Kelvin.
" Aku akan menikah ". Sahut Sintia.
" Apa?, menikah? ". Sentak Kelvin.
" Jangan macam - macam kamu Sintia ". Sahut Kelvin lagi yang kini sudah memegang erat bahu Sintia.
" Aduh Kelvin lepaskan, sakit, kamu jangan marah seperti ini, aku melakukan semua ini untuk kebaikan kita, lepaskan dulu Kelvin ". Seru Sintia dengan sedikit menyentak di akhir kalimat nya.
" Akhirnya Kelvin pun, melepaskan cengkraman nya dari kedua bahu Sintia.
" Kebaikan kita?, kebaikan kita apa? ". Tanya Kelvin pada akhirnya.
Sintia pun menceritakan bagaimana kejadian yang dialami oleh Adinda, termasuk rencananya dalam memanfaatkan situasi ini.
" Benar seperti itu? ". Tanya Kelvin menelisik.
" Iya sayang, percayalah, kalau aku sudah menikah dengan tuan Al, aku akan dapat kekayaannya, dan kamu akan mendapatkannya juga sayang ". Ujar Sintia menjelaskan.
Kelvin terdiam sejenak. Sebuah senyuman kecil kini tersemat di bibirnya.
" Aku akan membantu rencana mu lebih hebat lagi sayang ". Serunya.
" Maksud kamu? ". Bingung Sintia.
" Kamu harus hamil anakku ". Sahut Kelvin pada akhirnya.
" Apa hamil? ". Pekik Sintia.
" Iya sayang, coba kamu pikirkan, tuan Al itu ingin menikahi mu karena rasa bersalah, belum tentu suatu hari nanti, Al akan jatuh cinta sama kamu, dan bisa jadi suatu hari nanti dia akan menceraikan kamu. Dengan kamu hamil dan melahirkan anak, akan membuat Al berpikir dua kali untuk menceraikan kamu sayang. Jadi, kamu bisa memanfaatkan anak kita untuk mendapatkan kekayaan yang sebanyak - banyaknya dari Al ". Ucap Kelvin panjang lebar dengan ide liciknya.
Sintia terdiam. Dirinya mencoba mencerna perkataan kekasihnya itu. Setelah di pikir - pikir idenya sangatlah cemerlang. Memang benar dengan adanya anak diantara dirinya dan juga Al, akan membuat Al semakin terikat padanya.
" Aku setuju sayang, dengan ide mu". Jawab Sintia pada akhirnya.
" Jadi kita menunggu apa lagi?, ayo kita lakukan sekarang. Kali ini aku tidak akan menggunakan pengaman sayang ". Seru Kelvin merasa senang.
Dan akhirnya mereka berdua melakukan hubungan terlarang itu lagi.
Flashback off
Dan seperti inilah akhirnya. Sintia akan menikah dengan Al, sesuai dengan apa yang di rencanakannya.
" Lihat saja kamu Adinda, kalau aku sudah menjadi istri Al, akan aku jadikan kamu seperti budak ". Batin Sintia tersenyum licik.
Bersambung............
**Buat teman - teman jangan lupa tinggalkan like, komen, dan tidak lupa tekan ikon favorit ya 🙏❤❤❤
🌹🌹🌹🌹🌹**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Kalsum
g rela sentia nikah sama al.kasihan dinda
2024-03-10
1
epifania rendo
tidak rela sintia menikah sama Al
2023-12-04
2
Kar Genjreng
coment biarpun sudah lama tamat...di kirimnya blum lama sama author...apa bila Andinda di perlakukan ga baik moga-moga sintia...di tendang ke laut kidul sama al...dan adinda yang jadi istrinya 🤭🤭🤭🤭
2022-12-04
1