Mencoba Menerima

Selamat Membaca

🌹🌹🌹🌹🌹

Andrew dan sang sekretaris yaitu Rani, masih terus memperhatikan aktivitas orang - orang di pasar ini, hingga tanpa sengaja kini pandangan Andrew terarah pada sosok wanita berhijab. Dan itu adalah sosok wanita yang sangat ia tahu.

" Adinda ". Gumam Andrew.

" Sebentar Rani, aku ada keperluan, kamu tetaplah disini ". Perintah Andrew.

Andrew pun melangkahkan kakinya dan mencoba mendekat ke arah Adinda.

" Adinda ". Panggil Andrew.

Adinda yang merasa ada seseorang yang sedang memanggil namanya mencoba menoleh ke arah sumber suara.

Deg.....

Adinda sangat terkejut. Tiba - tiba saja tubuhnya terasa menegang. Apa maksudnya ini, bagaimana mungkin tuan Andrew berada di tempat seperti ini.

" Adinda, kamu Adinda kan, salah satu ART di rumah tuan Al? ". Tanya Andrew.

Adinda masih terdiam membeku, ia tidak menyangka akan pertemuan tak terduga ini. Mengapa asisten tuannya ada di sini?, apa jangan - jangan asisten tuannya ini di utus untuk mencarinya.

Andrew memperhatikan kondisi Adinda saat ini. Ia memperhatikannya dari ujung atas sampai dengan ujung bawah.

Terlihat perut Adinda yang sudah besar. Entah mengapa melihat nasib Adinda yang seperti ini, benar - benar membuat Andrew merasa tak tega pada Adinda.

Pasti sangat sulit bagi gadis seusianya menjalani hari - harinya dalam kondisi seperti ini. Dalam benak Andrew timbul pertanyaan besar yang sedari awal ingin ia utarakan namun merasa tak pantas untuk di ucap.

" Adinda, kenapa kamu diam, kamu masih mengenalku kan, aku Andrew Choi asisten dari tuan Alexander ". Seru Andrew.

" I, iya tuan, saya mengingat anda ". Sahut Adinda gugup.

" Kamu ada disini, apa kamu tinggal di daerah ini? ". Tanya Andrew.

Mendengar pertanyaan dari asisten tuan Al nya, membuat Adinda menyadari jika tuan Andrew sama sekali tidak tahu menahu tentang Kepergiannya. Sepertinya kali ini Adinda bisa bernafas dengan lega.

" Iya tuan, saya tinggal di daerah ini ". Sahut Adinda.

Menyadari jika mengobrol dalam keadaan berdiri terasa kurang baik, terutama bagi Adinda yang saat ini sedang mengandung, membuat Andrew berinisiatif untuk mencari tempat duduk.

" Kita bicara di sana saja, aku ingin bicara penting denganmu ". Seru Andrew mengajak Adinda dengan menunjuk ke arah gazebo yang ada di dekat pasar itu.

Adinda yang merasa jika tuan Andrew ingin berbicara serius padanya membuat Adinda merasa takut. Apa yang ingin ditanyakan oleh tuan Andrew, apakah tuan Andrew ingin menanyakan masalahnya dengan tuan Al nya.

" Adinda, ayo kita duduk di sana kenapa kamu hanya diam, kamu ini terlalu banyak diam ya ". Seru Andrew ketika dirinya sudah maju dua langkah namun Adinda masih tetap diam di tempat.

Mau tidak mau Adinda pun menuruti keinginan tuan Andrew, karena biar bagaimanapun tuan Andrew adalah orang kepercayaan tuan Al nya.

" Ba, baik tuan ". Sahut Adinda dan mengikuti langkah Andrew.

Dan disinilah mereka berdua duduk, di sebuah gazebo di dekat pasar yang ukurannya tidak terlalu besar.

Andrew yang melihat Adinda sedang meletakkan sebuah keranjang plastik, bisa memastikan jika gadis yang duduk di depannya ini baru saja selesai berjualan. Dan hal ini membuat Andrew semakin ingin bertanya.

" Adinda, kamu baru selesai berjualan?, Apa kamu sudah berhenti bekerja di rumah tuan Al? ". Tanya Andrew setelah baru menyadarinya.

" I, iya tuan ". Sahut Adinda terbata - bata.

" Tapi kenapa kamu berhenti?, apa karena kamu hamil? ". Tanya Andrew menebak.

Adinda menundukkan kepalanya ". Iya tuan ". Sahutnya lirih.

" Haahh..... ". Andrew menghela nafasnya. Merasa iba, itulah yang Andrew rasakan.

" Adinda, jawablah pertanyaan ku dengan jujur, siapa ayah dari anak yang kamu kandung? ". Tanya Andrew pada akhirnya. Sebuah pertanyaan yang memang ingin ia tanyakan sedari dulu.

Adinda terdiam dan menunduk. Belahan bibirnya seolah terasa enggan untuk mengeluarkan suara. Sedih, itulah yang Adinda rasakan.

Menyadari jika Adinda seperti sengaja menutupi yang sebenarnya, membuat Andrew semakin ingin mengetahui masalah apa yang sebenarnya terjadi.

" Adinda, jawablah dengan jujur, aku akan membantu masalahmu, katakan siap laki - laki yang sudah membuat kamu seperti ini, dia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya, dan akan aku pastikan itu " Seru Andrew dengan penekanan.

Bukan tanpa sebab Andrew menanyakan hal ini. Andrew merasa yakin jika Adinda adalah wanita baik - baik, hanya saja pasti ada suatu masalah yang menyebabkan ia sampai seperti ini.

Adinda yang mendengar niat tulus dari asisten tuannya membuat hatinya merasa terenyuh. Asisten tuan Al nya ingin mencari tahu siapa laki - laki yang sudah menghamili nya?, sedangkan orang yang tuan Andrew cari adalah tuan nya sendiri yaitu tuan Al.

Kali ini Adinda tak mampu membendung air matanya lagi agar tak jatuh namun nyatanya tak bisa, air mata itu tetap berjatuhan tanpa adanya permisi. Tidak mungkin dirinya mengatakan siapa ayah kandung dari anak - anaknya.

" Adinda jangan menangis, percayakan semuanya padaku, aku akan menemukan laki - laki brengs*k itu. Cepat katakan siapa laki - laki brengs*k itu Adinda". Seru Andrew lagi, entah itu untuk yang ke berapa kalinya.

Mau tidak mau Adinda harus menjawab pertanyaan Andrew dengan kebohongan. Karena sangat tidak mungkin dirinya mengatakan yang sebenarnya.

Lagipula semenjak dirinya meninggalkan ibu kota, Adinda sudah memutuskan untuk tidak memiliki hubungan apapun dengan orang-orang di masa lalunya, karena sudah terlalu banyak luka yang sudah ia dapat. Dan Adinda tidak ingin lagi jika di kehidupan baru nya ini harus menuai torehan luka lagi.

" Dengan berusaha menahan isak tangisnya, Adinda mencoba untuk bersuara.

" Tu, tuan, terima kasih, karena tuan sudah mau membantu saya, tapi saya sudah tidak membutuhkan tanggung jawab dari laki - laki itu. Saya sudah tidak mau lagi berhubungan dengannya, saya sudah sangat bahagia dengan kehidupan saya yang sekarang ". Seru Adinda.

Mendengar pernyataan Adinda, membuat Andrew hanya bisa menghela nafasnya. Ya, kalau Adinda sudah memutuskan seperti ini apa yang bisa dirinya perbuat.

" Adinda, apa kamu yakin dengan keputusanmu ini yang tidak ingin meminta pertanggung jawaban dari ayah anak yang ada dalam kandungan mu? ". Tanya Andrew lagi untuk memastikan.

" Iya tuan ". Sahut Adinda dengan disertai anggukan.

Andrew pun hanya bisa mengangguk paham dengan keputusan Adinda.

" Tuan, boleh saya bertanya sesuatu? ". Tanya Adinda mencoba memberanikan diri.

" Boleh, tanyakanlah ". Sahut Andrew singkat.

" Tuan kenapa bisa ada disini? ". Tanya Adinda.

Ya, inilah yang ingin Adinda tanyakan sejak awal pada asisten tuannya.

" Aku ada urusan pekerjaan disini. Perusahaan milik tuan Al akan melakukan proyek pembangunan perbaikan di semua pasar tradisional di daerah ini, termasuk pasar tempat kamu jualan kue ". Sahut Andrew menjelaskan.

Deg..... bak di sambar petir di siang bolong. Apa?, tuan Al nya memiliki proyek pembangunan di tempat ini.

Rasa takut kini mulai mendera perasaan Adinda. Bagaimana jika tuan Al nya jika mengetahui keberadaan nya. Pasti Sintia kakak sepupunya itu akan berulah lagi.

Tidak, Adinda tidak ingin hal buruk terjadi pada keluarganya. Ternyata memang benar apa kata orang, kehidupan di dunia ini hanya seluas daun kelor, niat hati ingin pergi dari sang tuan tetapi malah keadaan mendekatkan nya kembali.

" Tuan Andrew, apakah tuan Al akan ke tempat ini? ". Tanya Adinda untuk memastikan.

" Tentu saja tuan Al akan datang kemari. Kenapa kamu ingin bertemu dengan tuan Al? ". Sahut Andrew.

" Em, ti, tidak, em maksud saya, iya saya akan kemari kalau tidak sibuk tuan ". Sahut Adinda gugup. Entah sudah berapa kebohongan yang sudah dirinya lontarkan.

" Ya Allah, ampunilah hamba yang terus - terusan berbohong ". Batin Adinda memohon.

" Em ya sudah tuan, kalau begitu saya pamit pulang dulu ". Seru Adinda meminta izin.

" Kamu mau pulang, tunggu dulu sebentar ". Perintah Andrew.

Pria yang selalu setia mengenakan jas mahal itu mencoba merogoh sesuatu di balik jasnya.

" Ini untukmu, jangan menolak, kamu harus menerima nya ". Ucap Andrew dengan menyodorkan sepuluh lembar uang seratus ribuan pada Adinda.

" Ya Allah, tuan, tapi ini terlalu banyak ". Sahut Adinda.

" Tidak apa - apa, ambillah, dan ini adalah kartu namaku, kalau kamu butuh sesuatu atau ada masalah, jangan takut untuk menghubungiku ". Ujar Andrew.

" Terima kasih banyak tuan ". Seru Adinda.

Adinda merasa sangat terharu akan kebaikan tuan Andrew. Ternyata tuan Andrew sama baiknya dengan tuan Al nya.

*****

Di sebuah kamar mewah, terlihat seorang wanita paru baya yang entah sudah berapa tetesan air mata yang bercucuran. Kesedihan yang melanda hatinya atas kepergian sang keponakan seolah menjadi luka yang tak kunjung sembuh.

Ya, bu Nadia merasa sangat sedih. Pasalnya sudah tiga bulan ini dirinya tidak mendapatkan kabar tentang keberadaan Adinda dan juga Budi kakaknya.

Semua tetangga di kampungnya memberi kabar jika keponakan dan juga kakaknya telah pergi dari kampungnya.

Sudah berkali - kali bu Nadia mencoba menghubungi Adinda lewat telfon, namun tetap saja tidak ada jawaban.

Dengan memegang sebuah vigura kecil, bu Nadia memperhatikan foto kebersamaan mereka berempat. Terlihat di foto itu bu Nadia dengan kakaknya Budi, dan Adinda dengan Sintia.

" Kalian ada dimana, kenapa kalian tidak ada niat untuk mengabari? ". Seru bu Nadia dengan mengusap foto kebersamaan mereka.

Bu Nadia masih menangisi Adinda dan juga kakaknya. Dan setelah cukup lama bu Nadia menangis, kini ia kembali meletakkan foto itu. Bu Nadia teringat akan sesuatu, sekarang ini adalah waktunya bagi putrinya yang tengah hamil itu untuk meminum susu.

Bu Nadia melangkahkan kedua kakinya menuju dapur untuk membuat susu khusus ibu hamil. Dan setelah selesai membuat susunya, bu Nadia pun menuju kamar atas dimana putrinya berada. Hingga kini langkahnya telah sampai di depan pintu kamar putrinya.

Tok... tok... tok...

" Sintia, buka pintunya nak, ini ibu sudah membuatkan susu untukmu ". Seru bu Nadia yang berada di balik pintu.

Ceklek..... pintu itupun di buka.

" Bawa ke dalam bu ". Perintah Sintia.

Ya, seperti itulah Sintia, semenjak istrinya menjadi istri dari seorang Alexander, sikapnya sungguh sangat berubah terutama pada semua pelayan di sana.

Dirinya selalu ingin diperlakukan layaknya seorang putri. Tidak jarang dirinya suka meminta untuk di pijatkan pada ART yang bekerja bekerja di rumah Al. Pada mereka semua adalah teman seperjuangannya dulu.

Namun status telah mengubah dirinya. Dan mungkin istilah seperti kacang lupa akan kulitnya itulah yang patut disematkan pada Sintia.

Bahkan seperti sekarang ini, disaat bu Nadia membuatkan susu untuknya dan mengantar susu itu ke kamarnya, sebenarnya ia bisa meletakkan sendiri susu itu sendiri di mejanya namun ia merasa enggan melakukannya. Karena dirinya adalah seorang Alexander membuat Sintia merasa harus dihormati oleh siapapun.

" Sintia, diminum dulu susunya ". Ucap bu Nadia dengan tetap memegang nampannya.

" Aduh ibu, letakkan saja di sana, tidak perlu disuruh, Sintia bisa meminumnya nanti ". Sahut Sintia jutek dengan tetap fokus pada layar ponselnya.

" Haahh..... ". Bu Nadia menghela nafasnya. Selalu saja putrinya bersikap seperti itu.

Bu Nadia mencoba mendudukkan tubuhnya di kasur empuk putrinya itu.

" Nak, apa kamu sudah ada kabar tentang Adinda? ". Tanya bu Nadia lembut.

Pandangan mata yang awalnya hanya fokus pada layar ponsel, kini telah beralih dan menatap tajam. Sintia menatap tak suka pada pertanyaan ibunya.

" Kenapa sih, ibu itu selalu saja menanyakan soal Adinda, aku ini bukan asistennya Adinda yang bisa tahu semua hal tentang dia ". Sahut Sintia dengan rasa tak sukanya.

" Ya ibu hanya bertanya saja nak, mungkin Adinda menghubungi kamu ". Sahut bu Nadia.

" Tidak ada, Adinda tidak pernah menghubungiku, ibu itu tidak perlu khawatir, Adinda itu sudah besar ibu, jadi dia bisa menjaga dirinya sendiri, lagipula dia itu pergi dari rumah tidak sendirian tapi dengan paman Budi ". Sahut nya tetap dengan nada tak suka.

" Lagipula ini salah dia sendiri, salah siapa jadi anak nakal dan hamil diluar nikah ". Tuduh Sintia yang mencoba menjelaskan jika Adinda bukan ah perempuan baik - baik.

*****

Tanpa terasa waktu kini sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Tapi sepertinya pria paru baya yang merupakan pendiri dari perusahaan G. Group itu sepertinya masih merasa enggan untuk keluar dari ruangan kerja putranya. Entah apa yang ingin dilakukan pria keturunan Indonesia - Inggris itu.

" Al ". Panggil Enriko.

" Iya pa ". Sahut Al.

" Papa perhatikan sepertinya diri kamu sudah jauh lebih baik. Apa masalahmu sudah selesai? ". Tanya Enriko.

" Tidak tahulah pa, tapi setelah Al memikirkannya lebih dalam, alasan Al yang mencurigai Sintia sangatlah tidak mendasar ". Sahut Al sedikit lirih.

" Lalu bagaimana, apa kamu masih ingin melakukan tes DNA setelah Sintia melahirkan ? ". Tanya Enriko lagi yang ingin memastikan.

" Haahh..... ". Al menghela nafasnya dengan berat.

" Entahlah pa, Al masih bingung, hati dan pikiran Al masih sangat bertolak belakang ". Sahut Al.

" Kalau menurut saran papa, cobalah kamu sedikit membuka hatimu, papa perhatikan dari awal kamu menikah dengan Sintia tidak pernah sekalipun kamu bersikap manis padanya. Ingat nak, kamu sendiri yang ingin menikahi Sintia karena kamu merasa bersalah padanya. Lalu, apakah seperti ini cara kamu menebus kesalahan yang sudah kamu perbuat padanya ". Ujar Enriko menasehati.

Al menundukkan kepalanya, entah mengapa ras bersalah kini sudah menggelayut di hatinya.

" Al, jika kamu masih ragu, tidak apa - apa, papa akan tetap melakukan tes DNA antara kamu dan anak yang di bandung Sintia. Tetapi papa tetap meminta satu hal padamu. Terlepas jika anak yang di kandung oleh Sintia adalah anakmu atau bukan, maka tetaplah perlakukan dia dengan baik nak, karena biar bagaimanapun dia adalah istrimu. Dan kalau kamu merasa sulit untuk melakukannya, setidaknya kamu melakukan itu demi mamamu yang begitu menyayangi Sintia ". Imbuh Enriko lagi menasehati.

Al diam sejenak. Ia mencoba mempertimbangkan perkataan papanya.

" Baiklah pa, Al akan mencoba menerima Sintia sebagai istri Al, tapi..... apakah Al akan mencintainya, Al masih belum bisa memastikan itu ". Sahutnya.

*****

Pyar.....

Brak.....

Krumpyang.....

Suara gaduh bak sambaran petir yang menggelegar, kini telah meraja lela di kamar sang pemuda yang sedang dilanda perasaan gundah gulana itu.

Semua barang - barang berharganya bernasib menyedihkan, tewas mengenaskan menjadi serpihan - serpihan tak berharga akibat dari sentuhan hebat sang pemiliknya.

Ya, Kelvin saat ini sangatlah marah, kemarahannya benar - benar telah membuncah seolah telah membakar seluruh bagian tubuhnya. Merasa telah di khianati oleh kekasihnya sendiri itulah yang menjadi penyebab kemarahannya.

Pyar..... " Brengs*k, brengs*k kamu Sintia, kamu berani menghianati ku, lihat saja kamu Sintia, aku tidak akan diam saja diperlakukan seperti ini ". Marah Kelvin dengan membanting barangnya.

" Aaaahhh..... ". Krumpyang..... Kelvin kembali membanting barangnya. Entah seperti apa kondisi kamarnya saat ini.

" Anak itu, anak itu adalah anakku, tidak akan aku biarkan kamu mengambil sesuatu yang menjadi milikku, lihat saja aku akan mengambil anakku, aku pastikan itu ".

Ya, seperti inilah yang terjadi pada Kelvin saat ini. Pasalnya sudah tiga bulan ini Sintia sangat sulit untuk dihubungi.

Semua yang telah menjadi sandiwaranya, sudah Kelvin lakukan selama ini. Tetapi nyatanya apa, semua yang dilakukannya seolah berbalik mengkhianatinya.

Terlalu berambisi dengan kekayaan telah membuat Kelvin gelap mata, sehingga ia dengan begitu bodohnya mengikuti keinginan Sintia termasuk memperalat anaknya sendiri yang masih belum lahir. Tetapi kali ini Kelvin sadar, jika anaknya sangatlah berharga baginya. Dan kali ini Kelvin tidak main - main. Ia akan benar - benar mengambil anaknya. Entah dengan cara apapun, ia akan melakukannya.

Sedangkan di lain tempat, nampak wanita yang tengah hamil besar itu sedang disibukkan dengan barang - barang miliknya dan juga sang ayah. Dua koper besar pun telah siap untuk menampung barang - barang itu. Nampaknya ia akan pergi.

Ya, semenjak pertemuannya dengan orang kepercayaan majikannya, membuat Adinda memutuskan untuk pergi lagi.

Mengetahui jika tuan Al nya melakukan proyek pembangunan dimana dirinya tinggal membuat Adinda merasa takut, takut jika tuannya bertemu dengannya lagi.

" Adinda apa ini tidak terlalu terburu - buru untuk pergi nak? ". Tanya pak Budi pada putrinya yang sedang sibuk dengan pakaiannya.

" Sepertinya tidak ayah, kita harus pergi secepatnya dari kampung ini, tuan Andrew sedang menginap di daerah ini, Adinda takut jika tuan Andrew mengatakan semuanya pada tuan Al ". Sahut Adinda dengan rasa takutnya.

" Sampai kapan kamu akan terus menghindari seperti ini nak ". Batin pak Budi.

Bersambung..........

Maaf ya, baru update. Jangan lupa beri like, komentar, dan hadiahnya ya 🙏❤❤❤

🌹🌹🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Wiwi

Wiwi

si adinda bodoh banget gak

2024-03-10

0

epifania rendo

epifania rendo

adinda harus pikir masa depan anaknya

2023-12-04

1

Najwa

Najwa

emang ada kenyataan orang Habil di luar nikah nga mau punya suami yang bertanggung jawab dasar nopel harus masuk akal juga dong

2023-12-03

1

lihat semua
Episodes
1 Ternodai
2 Pengakuan Palsu Sintia
3 Keputusan Al
4 Rasa Yang Aneh
5 Meminta Restu
6 Hari Pernikahan
7 Mual - mual
8 Pingsan Di Tengah Resepsi
9 Adinda Hamil
10 Ingin Memastikan
11 Ingin Kembali Ke Desa
12 Mengantar Pulang
13 Bertemu Ayah
14 Dibalik Kalung
15 Kepergian Adinda
16 Pertemuan Tak Terduga
17 Mencoba Menerima
18 Mendekati Hari Kelahiran
19 Sintia Melahirkan
20 Hilangnya Si Bayi
21 Kebenaran Akan Kalung
22 Kemarahan Tuan Herdi
23 Mencari Adinda
24 Surat Perceraian
25 Menemukan Adinda
26 Kelahiran Si Kembar
27 Permohonan Maaf Al
28 Pulang Ke Rumah
29 Rencana Pernikahan
30 Cerita Dari ART
31 Bertemu Paman Herdi
32 Ikatan Suci
33 Sah
34 Trauma
35 Kamu Akan Mencintaiku
36 Pengakuan Adinda
37 Melanjutkan
38 Berusaha Lebih Sabar
39 Rencana Bulan Madu
40 Menuju Inggris
41 Keinginan Suami
42 Aku Mencintaimu
43 Perubahan Vita
44 Merindukan Anak - anak
45 Aku Akan Kembali
46 Bertemu Aganta Dan Damian
47 Memaafkan
48 Ketidaksengajaan Andrew
49 Tentang Tunangan Al
50 Adinda Mencintaimu Mas
51 Tak Rela
52 Tentang Hari Ini
53 Andrew Melamar Vita
54 Bertemu Bi Nadia
55 Niat Jahat?
56 Kejahilan Si Kembar
57 Kemarahan Al
58 Diasingkan
59 Kembali Ke Rumah 2
60 Rencana Punya Debay
61 Kabar Pernikahan
62 Tidak Akan Meninggalkan
63 Menanam Keraguan
64 Akad Nikah Andrew & Vita
65 Secara Perlahan
66 Malam Pertama Andrew Dan Vita
67 Ingin Main Ke Rumah Ayah
68 Panggilan Tak Bersuara
69 Dibuat Pusing
70 Tidak Sabar
71 Masih Penasaran
72 Meminta Rekaman CCTV
73 Mau Baju Princess
74 Kenapa Mas Meninggalkanku?
75 Hanya Kamu Wanitaku
76 Ikut Bahagia
77 Bukti Rekaman CCTV
78 Mall
79 Merasakan Kontraksi
80 Andri Putra Choi
81 Mian Inin Adik Bayi Myh
82 Membuat Adik Bayi
83 Ingin Tahu Walik
84 Hamil Adik Bayi
85 Bereskan Semuanya
86 Tidak Seperti Biasanya
87 Boleh Bertemu
88 Perhatian
89 Mobil Sport Mainan Remote Control
90 Mainan Membawa Petaka
91 Bermurah Hati
92 Permintaan Kenzie
93 Obrolan Tiga Bocil
94 Wanita Murahan Pembawa Anak Haram
95 Istri Dan Anak - anakku
96 Rencana Resepsi Pernikahan
97 Al Dan Tuan David
98 Kedatangan Diandra
99 Rendi Dan Diandra
100 Mian Dak Lewel
101 Pelan - pelan Ya Mas
102 Cinderamata
103 Tuan Muda Tampan
104 Sepenggal Kisah
105 Sepenggal Kisah 2
106 Baju Pengantin
107 Berenang Bersama
108 Akhirnya Bertemu Denganmu
109 Kenyataannya
110 Cintaku Hanya Untuk Adinda
111 Makan Kue Bersama
112 Baju Baby Girl
113 Melindungi Diandra
114 Adik Bayina Dak Delak - delak
115 Foto Bersama
116 Mian Yan Palin Tampan
117 Ungkapan Perasaan Rendi
118 Jadi Ini Istri Al
119 Berusaha Melupakan
120 Kiss Mark
121 Mencoba Gaun Pengantin
122 Persiapan Malam Resepsi Pernikahan
123 Teunapa Dak Ulan Taun
124 Bertemu Kakek Nenek
125 Adinda Mengerti Mas
126 Malam Resepsi Pernikahan
127 Kabar Mengejutkan
128 Mengalami Kendala
129 Kenyataan Yang Terungkap
130 Batas Toleransi Sang Paman
131 Permintaan Devina
132 Hukuman Dari Mama
133 Peringatan Keras Dari Herdi
134 Ingin Menebus Kesalahan
135 Makan Puding Bersama
136 Pemutusan Kontrak Kerja
137 Tempat Tidur Baby Girl
138 Bangun Mas Perutku Sakiiit
139 Alexa Gerald Georgino
140 Baby Alexa
141 Alexa ( Alexander )
142 Tak Menyukai Sintia
143 Mandikan Adik Alexa
144 Mian Duda Minum ACI?
145 Menambah Anak Lagi
146 Alexa Demam
147 Nona Muda Kecil Masuk Angin
148 Ma Ma Ma
149 Empat Tahun
150 Nyonya Adinda Mengandung ( Finish )
151 Kembar Lagi ( Bonus )
152 Ulang Tahun Alexa ( Bonus )
153 Takut Dioperasi ( Bonus )
154 Ingin Makan Bakso ( Bonus )
155 Gerobak Bakso ( Bonus )
156 Terlalu Doyan ( Bonus )
157 Karena Kamu ( Benar - benar Finish )
158 Pengumuman Novel Baru
159 Malam Kehancuran (21+)
160 Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Ternodai
2
Pengakuan Palsu Sintia
3
Keputusan Al
4
Rasa Yang Aneh
5
Meminta Restu
6
Hari Pernikahan
7
Mual - mual
8
Pingsan Di Tengah Resepsi
9
Adinda Hamil
10
Ingin Memastikan
11
Ingin Kembali Ke Desa
12
Mengantar Pulang
13
Bertemu Ayah
14
Dibalik Kalung
15
Kepergian Adinda
16
Pertemuan Tak Terduga
17
Mencoba Menerima
18
Mendekati Hari Kelahiran
19
Sintia Melahirkan
20
Hilangnya Si Bayi
21
Kebenaran Akan Kalung
22
Kemarahan Tuan Herdi
23
Mencari Adinda
24
Surat Perceraian
25
Menemukan Adinda
26
Kelahiran Si Kembar
27
Permohonan Maaf Al
28
Pulang Ke Rumah
29
Rencana Pernikahan
30
Cerita Dari ART
31
Bertemu Paman Herdi
32
Ikatan Suci
33
Sah
34
Trauma
35
Kamu Akan Mencintaiku
36
Pengakuan Adinda
37
Melanjutkan
38
Berusaha Lebih Sabar
39
Rencana Bulan Madu
40
Menuju Inggris
41
Keinginan Suami
42
Aku Mencintaimu
43
Perubahan Vita
44
Merindukan Anak - anak
45
Aku Akan Kembali
46
Bertemu Aganta Dan Damian
47
Memaafkan
48
Ketidaksengajaan Andrew
49
Tentang Tunangan Al
50
Adinda Mencintaimu Mas
51
Tak Rela
52
Tentang Hari Ini
53
Andrew Melamar Vita
54
Bertemu Bi Nadia
55
Niat Jahat?
56
Kejahilan Si Kembar
57
Kemarahan Al
58
Diasingkan
59
Kembali Ke Rumah 2
60
Rencana Punya Debay
61
Kabar Pernikahan
62
Tidak Akan Meninggalkan
63
Menanam Keraguan
64
Akad Nikah Andrew & Vita
65
Secara Perlahan
66
Malam Pertama Andrew Dan Vita
67
Ingin Main Ke Rumah Ayah
68
Panggilan Tak Bersuara
69
Dibuat Pusing
70
Tidak Sabar
71
Masih Penasaran
72
Meminta Rekaman CCTV
73
Mau Baju Princess
74
Kenapa Mas Meninggalkanku?
75
Hanya Kamu Wanitaku
76
Ikut Bahagia
77
Bukti Rekaman CCTV
78
Mall
79
Merasakan Kontraksi
80
Andri Putra Choi
81
Mian Inin Adik Bayi Myh
82
Membuat Adik Bayi
83
Ingin Tahu Walik
84
Hamil Adik Bayi
85
Bereskan Semuanya
86
Tidak Seperti Biasanya
87
Boleh Bertemu
88
Perhatian
89
Mobil Sport Mainan Remote Control
90
Mainan Membawa Petaka
91
Bermurah Hati
92
Permintaan Kenzie
93
Obrolan Tiga Bocil
94
Wanita Murahan Pembawa Anak Haram
95
Istri Dan Anak - anakku
96
Rencana Resepsi Pernikahan
97
Al Dan Tuan David
98
Kedatangan Diandra
99
Rendi Dan Diandra
100
Mian Dak Lewel
101
Pelan - pelan Ya Mas
102
Cinderamata
103
Tuan Muda Tampan
104
Sepenggal Kisah
105
Sepenggal Kisah 2
106
Baju Pengantin
107
Berenang Bersama
108
Akhirnya Bertemu Denganmu
109
Kenyataannya
110
Cintaku Hanya Untuk Adinda
111
Makan Kue Bersama
112
Baju Baby Girl
113
Melindungi Diandra
114
Adik Bayina Dak Delak - delak
115
Foto Bersama
116
Mian Yan Palin Tampan
117
Ungkapan Perasaan Rendi
118
Jadi Ini Istri Al
119
Berusaha Melupakan
120
Kiss Mark
121
Mencoba Gaun Pengantin
122
Persiapan Malam Resepsi Pernikahan
123
Teunapa Dak Ulan Taun
124
Bertemu Kakek Nenek
125
Adinda Mengerti Mas
126
Malam Resepsi Pernikahan
127
Kabar Mengejutkan
128
Mengalami Kendala
129
Kenyataan Yang Terungkap
130
Batas Toleransi Sang Paman
131
Permintaan Devina
132
Hukuman Dari Mama
133
Peringatan Keras Dari Herdi
134
Ingin Menebus Kesalahan
135
Makan Puding Bersama
136
Pemutusan Kontrak Kerja
137
Tempat Tidur Baby Girl
138
Bangun Mas Perutku Sakiiit
139
Alexa Gerald Georgino
140
Baby Alexa
141
Alexa ( Alexander )
142
Tak Menyukai Sintia
143
Mandikan Adik Alexa
144
Mian Duda Minum ACI?
145
Menambah Anak Lagi
146
Alexa Demam
147
Nona Muda Kecil Masuk Angin
148
Ma Ma Ma
149
Empat Tahun
150
Nyonya Adinda Mengandung ( Finish )
151
Kembar Lagi ( Bonus )
152
Ulang Tahun Alexa ( Bonus )
153
Takut Dioperasi ( Bonus )
154
Ingin Makan Bakso ( Bonus )
155
Gerobak Bakso ( Bonus )
156
Terlalu Doyan ( Bonus )
157
Karena Kamu ( Benar - benar Finish )
158
Pengumuman Novel Baru
159
Malam Kehancuran (21+)
160
Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!