Adinda Hamil

Selamat Membaca

🌹🌹🌹🌹🌹

" Selamat tuan Al, nona, semoga pernikahan tuan dan nona hingga kakek dan nenek ". Ucap tuan Rahmad, yang merupakan salah satu rekan kerja Al.

" Terima kasih tuan ". Sahut Al dan Sintia.

Di lain sisi Adinda begitu nampak sangat sibuk kesana kemari mengantarkan minuman ke setiap meja para tamu undangan. Rasa lelah begitu mendera tubuhnya, namun Adinda harus tetap melakukan tugas nya, karena ini adalah tanggung jawabnya sebagai seorang pelayan.

" Silahkan, dinikmati minumannya tuan ". Seru Adinda ramah.

" Terima kasih ".

Dan begitulah seterusnya. Dirinya berpindah dari satu meja ke meja yang lain hanya untuk menyuguhkan minuman pada setiap mereka yang datang.

Karena rasa lelahnya yang begitu sangat mendera membuatnya beberapa kali berhenti melangkah dan diam sejenak. Dan hal itu tanpa sengaja telah menarik perhatian Al yang sedari tadi sudah duduk dengan penuh kewibawaan di singgasana nya.

" Ada apa dengan gadis itu?, apa dia sakit? ". Batin Al.

Rasa pusing yang Adinda rasakan sedari tadi sepertinya sudah tidak bisa ia tahan lagi hingga akhirnya...

" Ya Allah, kepalaku... ". Batin Adinda.

Brukk.....

" Adindaaa..... ". Pekik Al.

Semua gelas minuman yang Adinda bawa menggunakan nampan telah berjatuhan tak tersisa.

Melihat Adinda yang tergeletak tak sadarkan diri, membuat Al langsung berlari meninggalkan singgahsana dimana ia dan istrinya sedang duduk bersama.

Dengan tanpa memperdulikan istri dan juga para tamu yang hadir di sana Al mendekat ke arah Adinda.

" Adinda, bangun Adinda, apa yang terjadi padamu? ". Seru Al khawatir dengan menepuk - nepuk lembut pipi kiri Adinda.

" Adinda sadarlah ". Serunya lagi.

Rasa khawatir yang tidak bisa dibendung itupun telah membuat Al mengambil tindakan yang akan menjadi tanda tanya besar bagi setiap orang yang melihatnya.

" Bertahanlah Adinda, aku akan menolongmu ". Serunya.

Tanpa memperdulikan tatapan dari orang - orang, Al menggendong tubuh mungil Adinda dan membawanya pergi dari tempat itu.

Andrew yang melihat tuannya begitu sangat khawatir pada gadis yang ada dalam gendongannya membuat Andrew langsung mengikuti sang tuan.

Al membawa Adinda ke kamar pribadinya yang sudah dua bulan ini ia tinggalkan semenjak dirinya menikah. Sebuah kamar yang pernah menjadi saksi bisu dimana Adinda pernah dinodai olehnya.

Diletakkan nya tubuh mungil gadis berhijab itu dengan lembut di atas kasur empuknya.

" Andrew cepat hubungi dokter Richard ". Perintah Al tegas.

" Baik tuan ". Sahut Andrew siap.

Di lain tempat dimana acara mewah itu masih berlangsung menjdi ricuh. Bagaimana tidak, sang tuan utama yang menjadi tokoh utama dalam acara mewah ini tidak ada di tempat dan meninggalkan sang tokoh wanita di singgahsananya seorang diri.

Bisik - bisik yang kurang nyaman didengar pun sudah banyak berseliweran di halaman luas itu. Sintia sang mempelai wanita merasa sangat kesal dengan situasi ini. Dirinya merasa sangat malu dengan situasi ini.

" Sial ini semua gara - gara kamu Adinda. Lihat saja setelah ini akan aku beri pelajaran kamu ". Gumam Sintia kesal.

Para tamu.....

" Bagaimana bisa tuan Al meninggalkan acaranya sendiri, apalagi hanya untuk seorang pelayan ".

" Benar tuan, kenapa tuan Al tega meninggalkan istrinya seorang diri di pelaminan? ".

" Sepertinya ini ada yang tidak beres tuan - tuan. Apa jangan - jangan tuan Al memiliki hubungan spesial dengan pelayan tadi? ".

" Sudah lah tuan - tuan, mungkin saja tadi tuan Al memang berniat membantu pelayan tadi. Bukankah itu bagus, itu artinya tuan Al tidak memandang seseorang dari statusnya ".

Itulah desas - desus omongan yang bermunculan dari para tamu.

Menyadari adanya pembicaraan yang kurang menyenangkan dari pihak tamu, membuat Enriko harus bertindak sesuatu yang dapat mengkondusifkan situasi di acara yang sedang berlangsung itu.

" Selamat malam para tamu undangan yang kami hormati. Mohon maaf sebelumnya atas kejadian yang baru saja terjadi. Jadi seperti ini, wanita yang pingsan itu tadi adalah salah satu asisten rumah tangga tuan Alexander. Ya, seperti yang tuan - tuan ketahui jika tuan Alexander adalah orang yang memiliki rasa kepedulian yang tinggi. Karena rasa kemanusiaan nya yang tinggi itu apalagi yang pingsan tadi adalah salah satu pekerjanya, membuat putra saya Al tidak berpikir panjang untuk menolong. Jadi yang tadi putra saya lakukan adalah karena rasa kemanusian nya saja. Dan kami harap para tamu undangan yang kami hormati tetap menikmati acara ini ". Seru tuan Enriko menjelaskan.

Di kamar Al, Devina sedang melakukan protes dengan putranya.....

" Al, apa yang kamu lakukan nak, di luar sana sedang dilangsungkan resepsi pernikahan kamu, bagaimana bisa kamu meninggalkan acara penting itu nak, di luar sana istri kamu Sintia sedang sendirian duduk di pelaminan, pasti dia sangat malu dan sedih Al ". Seru Devina panjang lebar.

" Maafkan Al ma, Al tadi sangat khawatir ". Sahut Al.

" Mama tahu kalau kamu sedang khawatir, tapi bukan berarti kamu bertindak sendiri dan meninggalkan pesta begitu saja. Banyak para penjaga yang bertugas di luar sana, kamu bisa meminta mereka untuk menolongnya ". Ucap Devina lagi.

Hah..... Al menghela nafasnya.

" Ya sudah, sekarang kamu harus kembali ke acara itu dan temani istrimu Sintia ". Perintah Devina.

Belum sempat Al menjawab perintah mamanya, dokter Richard telah datang untuk melakukan pemeriksaan.

Terlihat dari arah belakang tubuh dokter Richard diikuti oleh Andrew an juga bu Nadia yang terlihat khawatir.

" Permisi tuan ". Seru dokter Richard.

" Periksa gadis ini dengan baik dok ". Perintah Al tanpa basa - basi.

" Baik tuan ". Sahut dokter Richard.

Dokter Richard memulai tugas nya. Ia memeriksa dengan sangat teliti mengenai kondisi Adinda. Bahkan dokter Richard dalam pemeriksaan nya sedikit menekan - nekan perut Adinda.

" Maaf tuan, nyonya, apa saya boleh bertanya sesuatu? ". Tanya dokter Richard.

" Silahkan dok ". Sahut Al.

" Dokter boleh menanyakannya pada saya dok, saya bibinya ". Seru bu Nadia.

" Begini nyonya, apakah nyonya tahu kapan terakhir kali pasien kedatangan tamu bulanan? ". Tanyanya.

Bu Nadia mengernyit bingung, mengapa sang dokter menanyakan hal itu.

" Saya tidak tahu dokter, kapan terakhir kali keponakan saya datang bulan. Memangnya apa yang terjadi pada keponakan saya dok? ". Tanya bu Nadia khawatir.

" Begini nyonya, pasien saat ini sedang mengandung, dan usia kandungannya sudah berusia dua bulan, jadi saya..... ".

" Apa?, mengandung?, Adinda hamil? ". Sahut bu Nadia yang merasa sangat terkejut.

Al, nyonya Devina, dan Andrew begitu sangat terkejut.

" Dok, coba dokter periksa lagi, mungkin ada sesuatu yang terlewat saat pemeriksaan ".

" Iya dok, periksa lagi pasti keponakan saya tidak hamil ". Seru bu Nadia lagi.

" Mohon maafkan saya nyonya. Berdasarkan hasil pemeriksaan, pasien memang benar - benar sedang mengandung, bahkan pasien mengandung anak kembar ". Lanjut dokter Richard.

Air mata bu Nadia sudah luruh tak terkira. Merasa hancur itulah yang dirasakan oleh bu Nadia. Dirinya sudah merasa gagal dalam menjaga keponakannya. Bagaimana bisa keponakannya itu hamil sementara dirinya belum bersuami.

Dan apa tadi yang dokter katakan, usia kandungannya dua bulan. Itu artinya kehamilan keponakannya dimulai di tempat ini bukan di desa. Niat hati ingin membantu malah membuat keponakan yang sangat disayanginya malah bernasib begitu memilukan.

" Bu Nadia yang sabar ya bu, lebih baik ibu tenangkan diri ibu dulu, kita bahas ini nanti saja dengan Adinda, kalau dia sudah sadar ". Seru Devina dengan mengusap punggung bu Nadia.

" Kalau begitu, tuan, nyonya saya pamit permisi dulu ". Izin dokter Richard dengan sopan.

" Silahkan dok! ". Sahut Devina.

Semenjak mendengar pernyataan dokter tadi jika jika Adinda hamil, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari belahan bibir Al. Entah mengapa dirinya merasakan sesuatu yang ia sendiri tidak bisa memahami apa itu.

Entah mengapa Al merasa tidak tega melihat Adinda dalam kondisi terbaring lemah dengan wajah yang sudah sangat pucat seperti ini.

"Ya Tuhan, kenapa harus seperti ini, kenapa aku merasa sakit melihat gadis ini tergeletak lemah. Seharusnya aku merasakan hal ini pada Sintia bukan?, Ya Tuhan sebenarnya perasaan macam apa ini? ". Batin Al.

" Andrew ". Panggil Al.

" Iya tuan ". Sahut Andrew.

" Cepat kamu urus acara di depan, lakukan tindakan apapun agar para tamu tidak curiga karena ketidakberadaanku! ". Perintah Al.

" Baik tuan, akan saya lakukan ". Sahut nya.

Cukup lama wanita berhijab dengan bulu mata yang indah itu memejamkan kelopak matanya, hingga hampir dua jam lamanya barulah gadis itu tersadar. Ia mengerjap - ngerjakan kedua kelopak matanya.

" Adinda, akhirnya kamu sadar juga nak ". Seru bu Nadia.

Semua orang yang ada di ruang kamar itupun mengarahkan pandangannya dan mendekati Adinda.

" Adinda kenapa bi, dan kenapa semua orang ada disini? ". Tanya Adinda yang merasa bingung. Dan ia pun berusaha menegakkan tubuhnya dari posisi berbaring nya.

" Kamu tadi pingsan nak ". Sahut bu Nadia.

Adinda menelisik ke setiap sudut ruangan di kamar itu. Jelas ini bukanlah kamarnya, tetapi ini kamar siapa, hingga pandangannya terarah pada sebuah foto yang terletak di slah satu dinding. Saat itu Adinda sadar jika kamar ini adalah kamar tuannya Al.

" Ma, maafkan saya tuan, saya sudah lancang berada di kamar tuan ". Seru Adinda. Dan dirinya hendak ingin beranjak dari kamar itu.

" Kamu mau kemana, tetaplah disini ". Seru Al.

" Tapi saya tidak enak berada di kamar ini tuan. Kamar ini adalah kamar tuan, saya harus kembali ke kamar saya ". Sahut Adinda.

" Tidak, tetaplah disini, ini perintah " Jawab Al dengan tegas.

Tentu Adinda tidak dapat menolak perintah dari majikannya. Meski masih ada rasa trauma pada kamar ini, namun Adinda tidak bisa berbuat apa - apa untuk menolak.

Sintia yang melihat itu semua benar - benar membuat rasa bencinya semakin bertambah pada Adinda.

" Seperti nya ancaman saja tidak cukup ya untuk mu gadis tidak tahu diri. Lihat saja bagaimana pun caranya kamu harus pergi dari rumah ". Batin Sintia jahat.

" Adinda nak, bibi mau bertanya sama kamu dn kamu harus menjawabnya dengan jujur nak ". Seru bu Nadia.

" Iya bi, Adinda akan berusaha menjawab dengan jujur memangnya bibi ingin menanyakan hal apa apada Adinda? ". Sahutnya.

" Nak, sebenarnya siap laki - laki yang sudah menghamili kamu? ". Tanya bu Nadia langsung pada intinya.

Adinda mengernyit bingung apa maksud dari bibinya.

" Maksud bibi apa, Adinda tidak mengerti ". Sahutnyabtak paham.

" Nak, tadi di acara resepsi tuan Al kamu pingsan, dan menurut pemeriksaan dokter kamu hamil nak. Katakan Adinda siapa laki - lakinyang sudah menghamili kamu nak? ". Tanya bu Nadia dengan air mata yang sudah menggenang.

Deg..... bak di sambar petir. tubuh Adinda membeku, nafasnya seolah terhenti saat itu juga.

" Ti, tidak mungkin, tidak mungkin bi, tidak mungkin Adinda hamil ". Seru Adinda dengan air mata yang sudah siap akan jatuh.

" Apanya yang tidak mungkin nak hiks..... kata dokter kamu hamil, dan usia kehamilan kamu sudah berusia dua bulan, cepat katakan pada bibi nak siapa laki - laki yang sudah membuat kamu seperti ini hiks..... dia harus mempertanggung jawabkan semua ini Adinda hiks..... hiks..... ". Seru bu Nadia dengan mengguncang kedua bahu keponakannya.

" Bu sabar bu, bu Nadia harus tenang ". Peringat Devina pada besannya.

" Apa yang harus bibi katakan pada ayahmu nak hiks..... jawab Adinda jawablah dengan jujur, katakan siapa laki - laki yang sudah menghamili kamu nak? ". Tanya bu Nadia untuk yang kesekian kalinya. Namun Adinda masih tetap diam tak menjawab.

Adinda mengalihkan tatapan sendunya yang sudah dipenuhi dengan linangan air mata itu pada tuan Al. Ditatap nya lekat - lekat bola mata biru ke abu - abuan itu. Begitu pun dengan Al. Ia menatap mata sendu yang di penuhi air mata milik Adinda. Dapat Al rasakan betapa gadis yang sedang menatapnya itu sangat membutuhkan dirinya.

Rasa bersalah yang begitu mendalam kini mencuat kembali dalam relung hati Al. Entah mengapa rasa bersalah ini muncul lagi saat melihat tatapan sendu Adinda.

" Ya Tuhan, perasaan macam apa ini, kenapa rasa ini muncul lagi?, kenapa setiap kali aku melihat tatapan sendunya mengingatkanku akan perbuatan keji ku ". Batin Al.

" Tuan, aku harus bagaimana tuan, apa yang harus Adinda lakukan tuan, Adinda hamil tuan, Adinda hamil anak tuan ". Batin Adinda menangis bingung.

" Aku harus memastikan sekali lagi, harus! ".

Bersambung.....

Buat teman - teman jang lupa like, komentar, dan pilih ikon favorit ya, Terima kasih. 🙏💕

Terpopuler

Comments

gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕

gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕

lahh responnya malah gini, bukannya terkejut dengan usia kandungannya...


hello Thor, buat CEO itu berpikir optimis, cepat dan tepat. bukannya kolot. hadeuwww

2024-04-14

0

gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕

gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕

lah bodohnya .masa gak tau dya sdh menodai wanita kapan? adinda hamil dua bulan sedangkan Sintia 5 Minggu.


masa iya gak tau , katanya pemimpin . otaknya dikemanain?

kalau mau cari alasan buat Al gak curiga ..jangan dibedain usia kandungannya. 5 Minggu ke 2 bulan?🤦aku kira adinda juga hamil 5.minggu🙃

aku yg oon atau yg buat cerita?

2024-04-14

0

Yusria Mumba

Yusria Mumba

sabar adinda,

2023-11-13

1

lihat semua
Episodes
1 Ternodai
2 Pengakuan Palsu Sintia
3 Keputusan Al
4 Rasa Yang Aneh
5 Meminta Restu
6 Hari Pernikahan
7 Mual - mual
8 Pingsan Di Tengah Resepsi
9 Adinda Hamil
10 Ingin Memastikan
11 Ingin Kembali Ke Desa
12 Mengantar Pulang
13 Bertemu Ayah
14 Dibalik Kalung
15 Kepergian Adinda
16 Pertemuan Tak Terduga
17 Mencoba Menerima
18 Mendekati Hari Kelahiran
19 Sintia Melahirkan
20 Hilangnya Si Bayi
21 Kebenaran Akan Kalung
22 Kemarahan Tuan Herdi
23 Mencari Adinda
24 Surat Perceraian
25 Menemukan Adinda
26 Kelahiran Si Kembar
27 Permohonan Maaf Al
28 Pulang Ke Rumah
29 Rencana Pernikahan
30 Cerita Dari ART
31 Bertemu Paman Herdi
32 Ikatan Suci
33 Sah
34 Trauma
35 Kamu Akan Mencintaiku
36 Pengakuan Adinda
37 Melanjutkan
38 Berusaha Lebih Sabar
39 Rencana Bulan Madu
40 Menuju Inggris
41 Keinginan Suami
42 Aku Mencintaimu
43 Perubahan Vita
44 Merindukan Anak - anak
45 Aku Akan Kembali
46 Bertemu Aganta Dan Damian
47 Memaafkan
48 Ketidaksengajaan Andrew
49 Tentang Tunangan Al
50 Adinda Mencintaimu Mas
51 Tak Rela
52 Tentang Hari Ini
53 Andrew Melamar Vita
54 Bertemu Bi Nadia
55 Niat Jahat?
56 Kejahilan Si Kembar
57 Kemarahan Al
58 Diasingkan
59 Kembali Ke Rumah 2
60 Rencana Punya Debay
61 Kabar Pernikahan
62 Tidak Akan Meninggalkan
63 Menanam Keraguan
64 Akad Nikah Andrew & Vita
65 Secara Perlahan
66 Malam Pertama Andrew Dan Vita
67 Ingin Main Ke Rumah Ayah
68 Panggilan Tak Bersuara
69 Dibuat Pusing
70 Tidak Sabar
71 Masih Penasaran
72 Meminta Rekaman CCTV
73 Mau Baju Princess
74 Kenapa Mas Meninggalkanku?
75 Hanya Kamu Wanitaku
76 Ikut Bahagia
77 Bukti Rekaman CCTV
78 Mall
79 Merasakan Kontraksi
80 Andri Putra Choi
81 Mian Inin Adik Bayi Myh
82 Membuat Adik Bayi
83 Ingin Tahu Walik
84 Hamil Adik Bayi
85 Bereskan Semuanya
86 Tidak Seperti Biasanya
87 Boleh Bertemu
88 Perhatian
89 Mobil Sport Mainan Remote Control
90 Mainan Membawa Petaka
91 Bermurah Hati
92 Permintaan Kenzie
93 Obrolan Tiga Bocil
94 Wanita Murahan Pembawa Anak Haram
95 Istri Dan Anak - anakku
96 Rencana Resepsi Pernikahan
97 Al Dan Tuan David
98 Kedatangan Diandra
99 Rendi Dan Diandra
100 Mian Dak Lewel
101 Pelan - pelan Ya Mas
102 Cinderamata
103 Tuan Muda Tampan
104 Sepenggal Kisah
105 Sepenggal Kisah 2
106 Baju Pengantin
107 Berenang Bersama
108 Akhirnya Bertemu Denganmu
109 Kenyataannya
110 Cintaku Hanya Untuk Adinda
111 Makan Kue Bersama
112 Baju Baby Girl
113 Melindungi Diandra
114 Adik Bayina Dak Delak - delak
115 Foto Bersama
116 Mian Yan Palin Tampan
117 Ungkapan Perasaan Rendi
118 Jadi Ini Istri Al
119 Berusaha Melupakan
120 Kiss Mark
121 Mencoba Gaun Pengantin
122 Persiapan Malam Resepsi Pernikahan
123 Teunapa Dak Ulan Taun
124 Bertemu Kakek Nenek
125 Adinda Mengerti Mas
126 Malam Resepsi Pernikahan
127 Kabar Mengejutkan
128 Mengalami Kendala
129 Kenyataan Yang Terungkap
130 Batas Toleransi Sang Paman
131 Permintaan Devina
132 Hukuman Dari Mama
133 Peringatan Keras Dari Herdi
134 Ingin Menebus Kesalahan
135 Makan Puding Bersama
136 Pemutusan Kontrak Kerja
137 Tempat Tidur Baby Girl
138 Bangun Mas Perutku Sakiiit
139 Alexa Gerald Georgino
140 Baby Alexa
141 Alexa ( Alexander )
142 Tak Menyukai Sintia
143 Mandikan Adik Alexa
144 Mian Duda Minum ACI?
145 Menambah Anak Lagi
146 Alexa Demam
147 Nona Muda Kecil Masuk Angin
148 Ma Ma Ma
149 Empat Tahun
150 Nyonya Adinda Mengandung ( Finish )
151 Kembar Lagi ( Bonus )
152 Ulang Tahun Alexa ( Bonus )
153 Takut Dioperasi ( Bonus )
154 Ingin Makan Bakso ( Bonus )
155 Gerobak Bakso ( Bonus )
156 Terlalu Doyan ( Bonus )
157 Karena Kamu ( Benar - benar Finish )
158 Pengumuman Novel Baru
159 Malam Kehancuran (21+)
160 Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Ternodai
2
Pengakuan Palsu Sintia
3
Keputusan Al
4
Rasa Yang Aneh
5
Meminta Restu
6
Hari Pernikahan
7
Mual - mual
8
Pingsan Di Tengah Resepsi
9
Adinda Hamil
10
Ingin Memastikan
11
Ingin Kembali Ke Desa
12
Mengantar Pulang
13
Bertemu Ayah
14
Dibalik Kalung
15
Kepergian Adinda
16
Pertemuan Tak Terduga
17
Mencoba Menerima
18
Mendekati Hari Kelahiran
19
Sintia Melahirkan
20
Hilangnya Si Bayi
21
Kebenaran Akan Kalung
22
Kemarahan Tuan Herdi
23
Mencari Adinda
24
Surat Perceraian
25
Menemukan Adinda
26
Kelahiran Si Kembar
27
Permohonan Maaf Al
28
Pulang Ke Rumah
29
Rencana Pernikahan
30
Cerita Dari ART
31
Bertemu Paman Herdi
32
Ikatan Suci
33
Sah
34
Trauma
35
Kamu Akan Mencintaiku
36
Pengakuan Adinda
37
Melanjutkan
38
Berusaha Lebih Sabar
39
Rencana Bulan Madu
40
Menuju Inggris
41
Keinginan Suami
42
Aku Mencintaimu
43
Perubahan Vita
44
Merindukan Anak - anak
45
Aku Akan Kembali
46
Bertemu Aganta Dan Damian
47
Memaafkan
48
Ketidaksengajaan Andrew
49
Tentang Tunangan Al
50
Adinda Mencintaimu Mas
51
Tak Rela
52
Tentang Hari Ini
53
Andrew Melamar Vita
54
Bertemu Bi Nadia
55
Niat Jahat?
56
Kejahilan Si Kembar
57
Kemarahan Al
58
Diasingkan
59
Kembali Ke Rumah 2
60
Rencana Punya Debay
61
Kabar Pernikahan
62
Tidak Akan Meninggalkan
63
Menanam Keraguan
64
Akad Nikah Andrew & Vita
65
Secara Perlahan
66
Malam Pertama Andrew Dan Vita
67
Ingin Main Ke Rumah Ayah
68
Panggilan Tak Bersuara
69
Dibuat Pusing
70
Tidak Sabar
71
Masih Penasaran
72
Meminta Rekaman CCTV
73
Mau Baju Princess
74
Kenapa Mas Meninggalkanku?
75
Hanya Kamu Wanitaku
76
Ikut Bahagia
77
Bukti Rekaman CCTV
78
Mall
79
Merasakan Kontraksi
80
Andri Putra Choi
81
Mian Inin Adik Bayi Myh
82
Membuat Adik Bayi
83
Ingin Tahu Walik
84
Hamil Adik Bayi
85
Bereskan Semuanya
86
Tidak Seperti Biasanya
87
Boleh Bertemu
88
Perhatian
89
Mobil Sport Mainan Remote Control
90
Mainan Membawa Petaka
91
Bermurah Hati
92
Permintaan Kenzie
93
Obrolan Tiga Bocil
94
Wanita Murahan Pembawa Anak Haram
95
Istri Dan Anak - anakku
96
Rencana Resepsi Pernikahan
97
Al Dan Tuan David
98
Kedatangan Diandra
99
Rendi Dan Diandra
100
Mian Dak Lewel
101
Pelan - pelan Ya Mas
102
Cinderamata
103
Tuan Muda Tampan
104
Sepenggal Kisah
105
Sepenggal Kisah 2
106
Baju Pengantin
107
Berenang Bersama
108
Akhirnya Bertemu Denganmu
109
Kenyataannya
110
Cintaku Hanya Untuk Adinda
111
Makan Kue Bersama
112
Baju Baby Girl
113
Melindungi Diandra
114
Adik Bayina Dak Delak - delak
115
Foto Bersama
116
Mian Yan Palin Tampan
117
Ungkapan Perasaan Rendi
118
Jadi Ini Istri Al
119
Berusaha Melupakan
120
Kiss Mark
121
Mencoba Gaun Pengantin
122
Persiapan Malam Resepsi Pernikahan
123
Teunapa Dak Ulan Taun
124
Bertemu Kakek Nenek
125
Adinda Mengerti Mas
126
Malam Resepsi Pernikahan
127
Kabar Mengejutkan
128
Mengalami Kendala
129
Kenyataan Yang Terungkap
130
Batas Toleransi Sang Paman
131
Permintaan Devina
132
Hukuman Dari Mama
133
Peringatan Keras Dari Herdi
134
Ingin Menebus Kesalahan
135
Makan Puding Bersama
136
Pemutusan Kontrak Kerja
137
Tempat Tidur Baby Girl
138
Bangun Mas Perutku Sakiiit
139
Alexa Gerald Georgino
140
Baby Alexa
141
Alexa ( Alexander )
142
Tak Menyukai Sintia
143
Mandikan Adik Alexa
144
Mian Duda Minum ACI?
145
Menambah Anak Lagi
146
Alexa Demam
147
Nona Muda Kecil Masuk Angin
148
Ma Ma Ma
149
Empat Tahun
150
Nyonya Adinda Mengandung ( Finish )
151
Kembar Lagi ( Bonus )
152
Ulang Tahun Alexa ( Bonus )
153
Takut Dioperasi ( Bonus )
154
Ingin Makan Bakso ( Bonus )
155
Gerobak Bakso ( Bonus )
156
Terlalu Doyan ( Bonus )
157
Karena Kamu ( Benar - benar Finish )
158
Pengumuman Novel Baru
159
Malam Kehancuran (21+)
160
Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!