Ingin Memastikan

Selamat Membaca

🌹🌹🌹🌹🌹

Semburat cahaya mentari telah datang menyapa setiap celah perkotaan yang besar itu. Serpihan - serpihan sisa pesta semalam kini sudah mulai meninggalkan halaman yang luas dan indah itu.

Adinda kini hanya duduk berdiam diri di kamarnya. Semenjak kejadian dimana dirinya pingsan, Al selaku majikannya melarang Adinda untuk bekerja selama beberapa hari agar kesehatan Adinda bisa pulih kembali.

Gadis yang memiliki bola mata hitam yang indah itu sedang larut dalam pikirannya. Berbagai macam pertanyaan yang membingungkan sudah memenuhi ruang otaknya.

Adinda merasa sedih dan bingung saat ini. Meski dirinya telah berusaha menghilangkan traumanya akibat dari kejadian buruk yang dirinya alami beberapa bulan yang lalu, Adinda sudah memutuskan dan berusaha untuk sembuh dan menghilangkan luka itu.

Namun masih belum luka itu sembuh, Tuhan kini menitipkan dua malikat kecil di dalam rahimnya yang tidak lain adalah hasil dari luka itu.

Adinda tidak tahu harus bagaimana, apa yang harus dirinya katakan pada sang ayah, pria yang sudah membesarkannya dengan kasih sayang dan cinta itu, pasti akan sangat hancur ketika mengetahui bagaimana kondisinya.

Tidak ada yang bisa Adinda lakukan saat ini selain hanya berdoa dan mengharapkan kebaikan dari yang maha kuasa.

Adinda yang kini masih larut dalam pikirannya sendiri tidak sadar jika sudah ada seseorang yang masuk ke kamarnya.

" Heh, wanita tidak tahu diri " Sentak Sintia.

Sontak saja hal itu membuat Adinda terkejut bukan main, dan ia pun langsung menoleh ke arah sumber suara.

" Kak Sintia ". Sahut nya.

Sintia melangkah mendekati Adinda dan langsung menjambak rambut indahnya yang tertutup hijab itu.

" Aww..... astagfirullah apa yang kak Sintia lakukan? ". Seru Adinda yang merasa kesakitan.

" Kamu, dasar wanita tidak tahu diri, gara - gara kamu, aku ditinggal Al sendirian di pelaminan dan dipermalukan disana. Kamu sengaja kan melakukan itu, iya kan kamu sengaja melakukan itu wanita sial*n ". Ucap Sintia marah dengan terus menjambak rambut indah Adinda yang tertutup hijab.

" Akh..... astagfirullah, lepaskan kak sakit..... aww yang kak Sintia tuduhkan itu tidak benar. Adinda, Adinda tidak bermaksud melakukan itu kak " Sahut Adinda meringis.

" Kamu kira aku bodoh hah?, dengar ya ini wanita sial*n, jangan pernah kamu katakan pada siapapun apalagi pada Al kalau kamu sedang mengandung anaknya, kalau sampai kamu mengatakan hal itu, lihat saja, saat itu juga ayahmu akan mer*gang nyawa ". Lagi - lagi Sintia mengancam, namun kali ini ancamannya tidaklah main - main.

" Lepaskan kak, lepaasss..... ". Sentak Adinda dan menarik cengkraman kuat tangan Sintia dari rambutnya yang tertutup hijab itu hingga akhirnya benar - benar terlepas.

" Kak, kenapa kak Sintia terus mengancam dan terus menyakiti Adinda, bukankah Adinda sudah mengikuti semua keinginan kakak, lalu kenapa kak Sintia masih terus melakukan ini? ". Seru Adinda yang sudah mulai berani membela dirinya.

" Wah, wah, wah, wah, kamu sekarang sudah mulai berani ya, baiklah kalau seperti itu aku akan menunjukkan sesuatu sama kamu ". Seru Sintia dengan tersenyum jahat.

Sintia pun merogoh ponselnya dari saku roknya. Ia pun menunjukkan salah satu tayangan video yang berisikan tentang pertemuan ayahnya dengan Kelvin kekasih Sintia.

Hal itupun membuat hati Adinda terasa dicekam dengan rasa takut yang luar biasa. Bagaimana jika Kelvin melukai ayahnya, tidak bukan melukai tapi melenyapkan ayahnya. Tidak, Adinda tidak ingin hal itu terjadi.

Adinda tidak ingin kehilangan satu - satunya orang tua kandung yang dia miliki. Tetesan air mata kini mulai bercucuran membasahi pipi putihnya.

Satu hal yang membuat Adinda tidak mengerti saat ini, mengapa kakaknya itu masih terus mengancamnya, padahal dirinya sudah mengikuti semua keinginannya.

" Kak hiks..... sebenarnya kakak mau apa lagi dari Adinda hiks..... kenapa kakak terus - terusan mengancam Adinda, tidak cukupkah apa yang sudah Adinda lakukan untuk menuruti semua keinginan kakak hiks hiks..... ". Seru Adinda dengan tangis pilunya.

" Iya memang benar, karena apa, karena kamu harus melakukan satu hal lagi untukku ". Seru Sintia dengan senyum jahatnya.

" Aku mau kamu cepat pergi dari rumah ini dan menjauh dari hidup Al. Dan ingat jangan pernah sekali - kali kamu memunculkan diri lagi di kehidupan Al. Dan aku janji setelah ini aku tidak akan mengusik hidup kalian lagi ".

Bukan tanpa sebab Sintia ingin Adinda segera pergi dari rumah ini. Sintia merasa khawatir jika Adinda tetap bekerja dan melahirkan anak - anaknya disini bukan tidak mungkin jika Al akan mengetahui kalau anak - anak yang dilahirkan oleh Adinda adalah anak - anaknya. Sintia benar - benar tidak ingin jika hal itu terjadi, karena jika sampai hal itu benar - benar terjadi maka Al tidak akan pernah mengampuninya.

" Baiklah, baiklah kak, jika memang itu yang kak Sintia mau, Adinda akan pergi dari rumah ini, dan Adinda akan pergi sejauh - jauhnya dari kehidupan tuan Al. Tapi Adinda juga mohon sama kakak, tolong jangan lagi kakak mengusik hidup Adinda, ayah Adinda, dan..... dan juga anak - anak Adinda ". Serunya.

" Hemm, bagus, wanita pintar, pokoknya aku tidak mau tahu dua hari lagi kamu sudah harus pergi dari rumah ini". Ucapnya dengan penuh kesombongan.

" Nasib ayahmu, ada di tanganmu Adinda, kalau kamu tetap mau ayahmu masih hidup, maka turutilah apa yang aku mau, kalau kamu tidak mau menuruti jangan salahkan aku, kalau ayahmu celaka ".

Setelah merasa puas, akhirnya wanita yang selalu berambisi untuk menjadi istri seorang Alexander itu akhirnya melangkahkan kakinya keluar dari kamar Adinda.

Di lain tempat seperti biasa para asisten rumah tangga kini sedang sibuk memasak untuk mempersiapkan sarapan majikannya.

Namun kali ini ada yang berbeda pada suasana hati mereka. Pasalnya setelah mendengar kabar jika Adinda mengandung, mereka benar - benar sangat terkejut dan tak percaya.

Bagaimana bisa seorang Adinda yang merupakan anak gadis baik- baik bisa hamil di luar hubungan pernikahan.

Tetapi apapun itu, tidak sedikitpun membuat mereka membenci Adinda, malah sekarang mereka sangat sedih dan prihatin pada nasib Adinda, mungkin karena mereka sudah menyayangi dan menganggap Adinda seperti putrinya sendiri.

" Bu Nadia, bagaimana keadaan Adinda bu? ". Tanya bu Ima.

" Adinda masih istirahat di kamarnya bu, tuan Al melarang nya bekerja selama beberapa hari kedepan sampai kondisi Adinda membaik ". Sahut bu Nadia.

" Kasihan sekali anak itu ". Sahut bu Tarsih dan yang lain.

" Lalu bagaimana bu dengan laki - laki yang sudah menghamili Adinda, apa dia mau bertanggung jawab? ". Tanya bu Ima.

" Saya juga tidak tahu bu, Adinda sendiri tidak mau mengatakan siapa laki - laki yang sudah menghamili nya ". Sahut bu Nadia sedih.

" Yang sabar ya bu, mungkin Adinda punya alasan tersendiri mengapa anak itu memilih diam, yang harus kita lakukan adalah menjaga nak Adinda dan juga si kembar yang ada dalam kandungan nya ". Sahut bu Ima mengingatkan.

" Iya bu, terima kasih ". Sahut bu Nadia.

Di sebuah kamar mewah yang dilengkapi dengan hiasan - hiasan lukisan mahal di dindingnya. Seorang pria dengan bola mata biru keabu - abuan tengah bersiap ingin memastikan sesuatu yang telah menjadi keraguan hebat dalam batinnya.

Ceklek..... Sintia memasuki ruang kamar.

" Mas, mas Al kenapa, sepertinya ada yang berbeda dengan mas hari ini? ". Tanya Sintia.

" Iya, karena aku ingin memastikan sesuatu ". Sahut Al dingin.

Tiba - tiba saja ada kecemasan di hati Sintia. Apa maksud perkataan suaminya itu, ingin memastikan sesuatu, sesuatu apa, apakah sesuatu tentang kehamilan Adinda?, gawat jika sampai hal itu benar, ini akan menjadi bahaya besar baginya.

" Mas ingin memastikan apa? ". Tanya Sintia lagi.

" Sesuatu yang tidak mengandung kebohongan ". Sahut Al singkat namun sangat menampar batin Sintia.

Tanpa memperdulikan keberadaan istrinya yang masih diam mematung, Al langsung saja berlalu melewati Sintia.

Al terus melangkah hingga sampai di depan pintu kamar Adinda.

Tok.... tok..... tok.....

Tanpa menunggu, pria itupun langsung membuka pintunya tanpa permisi. Tentu saja hal itu membuat Adinda terkejut dan takut.

" Adinda ". Panggil Al lembut.

" I, iya tuan ". Sahutnya gugup.

" Duduklah disini " Seru Al dengan menepuk kasur Adinda.

Adinda pun mendekat dan duduk. Rasa takut di hatinya masih menguasai, namun sebisa mungkin ia bersikap tenang.

" Adinda, aku mohon padamu, kali ini kamu harus menjawabnya dengan jujur, aku tidak ingin adanya kebohongan disini, kejujuranmu sangat penting bagiku Adinda ". Seru Al.

" Adinda, anak yang kamu kandung adalah anakku kan? ". Tanya Al langsung pada intinya.

Deg..... Adinda terpaku, darimana tuannya Al bisa tahu.

" Adinda, kenapa kamu diam?, anak yang ada dalam kandunganmu adalah anak - anakku kan?, jawab dengan jujur Adinda! ". Tegas Al.

Adinda tidak tahu harus bagaimana saat ini. Ingin sekali rasanya dia jujur, tapi jika dirinya jujur ia akan kehilangan ayah kandungnya, dan bukan hanya itu bisa saja kakak sepupunya itu juga menyakiti kedua anaknya yang masih belum lahir. Tidak, Adinda tidak ingin hal itu terjadi.

" Ma, maaf tuan, bukan saya bermaksud kurang ajar, tapi bagaimana bisa tuan berkata seperti ini, ingat tuan anda adalah suami dari kakak sepupu saya, dan dia saat ini sedang mengandung anak tuan ". Sahut Adinda.

Haaah..... Al menghela nafasnya cukup panjang, mungkin sekarang lah ia mengatakan yang sebenarnya.

" Tapi, aku sudah tidak lagi percaya dengan itu, karena apa, karena hampir setiap malam aku memimpikan perbuatan kejiku yang sudah tega memperk*sa seorang gadis, dan gadis itu bukanlah Sintia. Aku memang tidak bisa mengingat wajahnya dengan jelas, tapi aku mengenali suaranya Adinda, dan suara itu adalah suara kamu ". Seru Al dan mengungkapkan uneg - unegnya selama ini.

" Adinda, lima bulan yang lalu pada saat kondisi rumah sedang gelap karena mati lampu, aku sudah melakukan perbuatan yang di luar kendaliku. Aku sudah menodai seorang gadis, dan aku yakin gadis itu adalah kamu kan? ". Serunya.

Tanpa terasa Adinda meneteskan air matanya.....

" Kenapa kamu menangis?, jadi memang benar kalau gadis yang sudah aku nodai waktu itu adalah kamu? ". Seru Al lagi dengan memegang kedua bahu Adinda.

" Adinda, kenapa kamu tidak menjawab ku? ".

" Adinda, kalau sampai aku tidak bisa menemukan siapa sebenarnya gadis yang sudah aku nodai, maka aku tidak akan pernah memaafkan diriku sampai kapanpun. Pasti dia sangat menderita karena perbuatan ku. Jawablah Adinda gadis itu adalah kamu kan? ". Seru Al dengan berkaca - kaca.

Adinda semakin meneteskan air matanya. Ternyata selama ini bukan hanya dirinya yang merasa terluka, tuannya pun juga sama terlukanya.

Namun bagaimana lagi, mengakui hal yang sebenarnya juga tidak mungkin Adinda lakukan.

" Tuan Al, wanita yang tuan nodai bukanlah saya, tapi kak Sintia ". Sahut Adinda dengan masih meneteskan air matanya.

" Kamu berusaha membohongi ku Adinda?, kenapa kamu tidak terkejut?, seharusnya kalau memang benar jika wanita yang aku nodai bukanlah kamu, seharusnya kamu merasa terkejut karena tuanmu sudah melakukan pem*rkosaan, tapi kamu tidak terkejut sama sekali, itu artinya memang benar kamulah wanita yang sudah aku nodai Adinda ". Seru Al lagi yang sudah merasa tidak tahan dengan kebohongan ini.

Deg..... Seketika itu Adinda tertegun. Air mata yang semula mengalir kini terhenti seketika. Berusaha untuk mengelak, mungkin jalan satu - satunya adalah membuat pengakuan palsu.

Haaah..... Adinda menghela nafasnya cukup panjang.

" Tuan, maafkan saya, mengapa saya tidak terkejut, karena saya sudah mengetahui semuanya ". Ucap Adinda dengan hatinya yang berdebar.

" Tuan, sebenarnya kejadian di malam itu saya sudah mengetahui semuanya. Saya melihat sendiri jika di malam itu, tuan menarik tubuh kak Sintia dan membawanya ke kamar tuan ".

Deg..... tubuh Al yang mulanya menegang kini mendadak menjadi lemas. Jadi selama ini memang benar, jika gadis yang sudah ia nodai memanglah Sintia.

" Ya Allah, ampunilah hamba karena hamba sudah berbohong, tapi hamba terpaksa melakukannya Ya Allah, hamba tidak ingin kehilangan ayah hamba..... tuan maafkan Adinda tuan ". Batin Adinda menangis.

Bersambung.............

🌹🌹🌹🌹🌹

Maaf, Author baru update. Jangan lupa like, komen, dan pilih ikon ❤. 🙏🙏🙏.

Terpopuler

Comments

Normila Aspul Anwar

Normila Aspul Anwar

thor buat adinda jdi kuat,,jgn lemah begitu...

2024-07-08

1

🌺 Lady Rin 🌺

🌺 Lady Rin 🌺

adinda bodohhhh keselllll

2024-02-22

0

Shanty Syakirasakina

Shanty Syakirasakina

adinda bego

2023-12-08

2

lihat semua
Episodes
1 Ternodai
2 Pengakuan Palsu Sintia
3 Keputusan Al
4 Rasa Yang Aneh
5 Meminta Restu
6 Hari Pernikahan
7 Mual - mual
8 Pingsan Di Tengah Resepsi
9 Adinda Hamil
10 Ingin Memastikan
11 Ingin Kembali Ke Desa
12 Mengantar Pulang
13 Bertemu Ayah
14 Dibalik Kalung
15 Kepergian Adinda
16 Pertemuan Tak Terduga
17 Mencoba Menerima
18 Mendekati Hari Kelahiran
19 Sintia Melahirkan
20 Hilangnya Si Bayi
21 Kebenaran Akan Kalung
22 Kemarahan Tuan Herdi
23 Mencari Adinda
24 Surat Perceraian
25 Menemukan Adinda
26 Kelahiran Si Kembar
27 Permohonan Maaf Al
28 Pulang Ke Rumah
29 Rencana Pernikahan
30 Cerita Dari ART
31 Bertemu Paman Herdi
32 Ikatan Suci
33 Sah
34 Trauma
35 Kamu Akan Mencintaiku
36 Pengakuan Adinda
37 Melanjutkan
38 Berusaha Lebih Sabar
39 Rencana Bulan Madu
40 Menuju Inggris
41 Keinginan Suami
42 Aku Mencintaimu
43 Perubahan Vita
44 Merindukan Anak - anak
45 Aku Akan Kembali
46 Bertemu Aganta Dan Damian
47 Memaafkan
48 Ketidaksengajaan Andrew
49 Tentang Tunangan Al
50 Adinda Mencintaimu Mas
51 Tak Rela
52 Tentang Hari Ini
53 Andrew Melamar Vita
54 Bertemu Bi Nadia
55 Niat Jahat?
56 Kejahilan Si Kembar
57 Kemarahan Al
58 Diasingkan
59 Kembali Ke Rumah 2
60 Rencana Punya Debay
61 Kabar Pernikahan
62 Tidak Akan Meninggalkan
63 Menanam Keraguan
64 Akad Nikah Andrew & Vita
65 Secara Perlahan
66 Malam Pertama Andrew Dan Vita
67 Ingin Main Ke Rumah Ayah
68 Panggilan Tak Bersuara
69 Dibuat Pusing
70 Tidak Sabar
71 Masih Penasaran
72 Meminta Rekaman CCTV
73 Mau Baju Princess
74 Kenapa Mas Meninggalkanku?
75 Hanya Kamu Wanitaku
76 Ikut Bahagia
77 Bukti Rekaman CCTV
78 Mall
79 Merasakan Kontraksi
80 Andri Putra Choi
81 Mian Inin Adik Bayi Myh
82 Membuat Adik Bayi
83 Ingin Tahu Walik
84 Hamil Adik Bayi
85 Bereskan Semuanya
86 Tidak Seperti Biasanya
87 Boleh Bertemu
88 Perhatian
89 Mobil Sport Mainan Remote Control
90 Mainan Membawa Petaka
91 Bermurah Hati
92 Permintaan Kenzie
93 Obrolan Tiga Bocil
94 Wanita Murahan Pembawa Anak Haram
95 Istri Dan Anak - anakku
96 Rencana Resepsi Pernikahan
97 Al Dan Tuan David
98 Kedatangan Diandra
99 Rendi Dan Diandra
100 Mian Dak Lewel
101 Pelan - pelan Ya Mas
102 Cinderamata
103 Tuan Muda Tampan
104 Sepenggal Kisah
105 Sepenggal Kisah 2
106 Baju Pengantin
107 Berenang Bersama
108 Akhirnya Bertemu Denganmu
109 Kenyataannya
110 Cintaku Hanya Untuk Adinda
111 Makan Kue Bersama
112 Baju Baby Girl
113 Melindungi Diandra
114 Adik Bayina Dak Delak - delak
115 Foto Bersama
116 Mian Yan Palin Tampan
117 Ungkapan Perasaan Rendi
118 Jadi Ini Istri Al
119 Berusaha Melupakan
120 Kiss Mark
121 Mencoba Gaun Pengantin
122 Persiapan Malam Resepsi Pernikahan
123 Teunapa Dak Ulan Taun
124 Bertemu Kakek Nenek
125 Adinda Mengerti Mas
126 Malam Resepsi Pernikahan
127 Kabar Mengejutkan
128 Mengalami Kendala
129 Kenyataan Yang Terungkap
130 Batas Toleransi Sang Paman
131 Permintaan Devina
132 Hukuman Dari Mama
133 Peringatan Keras Dari Herdi
134 Ingin Menebus Kesalahan
135 Makan Puding Bersama
136 Pemutusan Kontrak Kerja
137 Tempat Tidur Baby Girl
138 Bangun Mas Perutku Sakiiit
139 Alexa Gerald Georgino
140 Baby Alexa
141 Alexa ( Alexander )
142 Tak Menyukai Sintia
143 Mandikan Adik Alexa
144 Mian Duda Minum ACI?
145 Menambah Anak Lagi
146 Alexa Demam
147 Nona Muda Kecil Masuk Angin
148 Ma Ma Ma
149 Empat Tahun
150 Nyonya Adinda Mengandung ( Finish )
151 Kembar Lagi ( Bonus )
152 Ulang Tahun Alexa ( Bonus )
153 Takut Dioperasi ( Bonus )
154 Ingin Makan Bakso ( Bonus )
155 Gerobak Bakso ( Bonus )
156 Terlalu Doyan ( Bonus )
157 Karena Kamu ( Benar - benar Finish )
158 Pengumuman Novel Baru
159 Malam Kehancuran (21+)
160 Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Ternodai
2
Pengakuan Palsu Sintia
3
Keputusan Al
4
Rasa Yang Aneh
5
Meminta Restu
6
Hari Pernikahan
7
Mual - mual
8
Pingsan Di Tengah Resepsi
9
Adinda Hamil
10
Ingin Memastikan
11
Ingin Kembali Ke Desa
12
Mengantar Pulang
13
Bertemu Ayah
14
Dibalik Kalung
15
Kepergian Adinda
16
Pertemuan Tak Terduga
17
Mencoba Menerima
18
Mendekati Hari Kelahiran
19
Sintia Melahirkan
20
Hilangnya Si Bayi
21
Kebenaran Akan Kalung
22
Kemarahan Tuan Herdi
23
Mencari Adinda
24
Surat Perceraian
25
Menemukan Adinda
26
Kelahiran Si Kembar
27
Permohonan Maaf Al
28
Pulang Ke Rumah
29
Rencana Pernikahan
30
Cerita Dari ART
31
Bertemu Paman Herdi
32
Ikatan Suci
33
Sah
34
Trauma
35
Kamu Akan Mencintaiku
36
Pengakuan Adinda
37
Melanjutkan
38
Berusaha Lebih Sabar
39
Rencana Bulan Madu
40
Menuju Inggris
41
Keinginan Suami
42
Aku Mencintaimu
43
Perubahan Vita
44
Merindukan Anak - anak
45
Aku Akan Kembali
46
Bertemu Aganta Dan Damian
47
Memaafkan
48
Ketidaksengajaan Andrew
49
Tentang Tunangan Al
50
Adinda Mencintaimu Mas
51
Tak Rela
52
Tentang Hari Ini
53
Andrew Melamar Vita
54
Bertemu Bi Nadia
55
Niat Jahat?
56
Kejahilan Si Kembar
57
Kemarahan Al
58
Diasingkan
59
Kembali Ke Rumah 2
60
Rencana Punya Debay
61
Kabar Pernikahan
62
Tidak Akan Meninggalkan
63
Menanam Keraguan
64
Akad Nikah Andrew & Vita
65
Secara Perlahan
66
Malam Pertama Andrew Dan Vita
67
Ingin Main Ke Rumah Ayah
68
Panggilan Tak Bersuara
69
Dibuat Pusing
70
Tidak Sabar
71
Masih Penasaran
72
Meminta Rekaman CCTV
73
Mau Baju Princess
74
Kenapa Mas Meninggalkanku?
75
Hanya Kamu Wanitaku
76
Ikut Bahagia
77
Bukti Rekaman CCTV
78
Mall
79
Merasakan Kontraksi
80
Andri Putra Choi
81
Mian Inin Adik Bayi Myh
82
Membuat Adik Bayi
83
Ingin Tahu Walik
84
Hamil Adik Bayi
85
Bereskan Semuanya
86
Tidak Seperti Biasanya
87
Boleh Bertemu
88
Perhatian
89
Mobil Sport Mainan Remote Control
90
Mainan Membawa Petaka
91
Bermurah Hati
92
Permintaan Kenzie
93
Obrolan Tiga Bocil
94
Wanita Murahan Pembawa Anak Haram
95
Istri Dan Anak - anakku
96
Rencana Resepsi Pernikahan
97
Al Dan Tuan David
98
Kedatangan Diandra
99
Rendi Dan Diandra
100
Mian Dak Lewel
101
Pelan - pelan Ya Mas
102
Cinderamata
103
Tuan Muda Tampan
104
Sepenggal Kisah
105
Sepenggal Kisah 2
106
Baju Pengantin
107
Berenang Bersama
108
Akhirnya Bertemu Denganmu
109
Kenyataannya
110
Cintaku Hanya Untuk Adinda
111
Makan Kue Bersama
112
Baju Baby Girl
113
Melindungi Diandra
114
Adik Bayina Dak Delak - delak
115
Foto Bersama
116
Mian Yan Palin Tampan
117
Ungkapan Perasaan Rendi
118
Jadi Ini Istri Al
119
Berusaha Melupakan
120
Kiss Mark
121
Mencoba Gaun Pengantin
122
Persiapan Malam Resepsi Pernikahan
123
Teunapa Dak Ulan Taun
124
Bertemu Kakek Nenek
125
Adinda Mengerti Mas
126
Malam Resepsi Pernikahan
127
Kabar Mengejutkan
128
Mengalami Kendala
129
Kenyataan Yang Terungkap
130
Batas Toleransi Sang Paman
131
Permintaan Devina
132
Hukuman Dari Mama
133
Peringatan Keras Dari Herdi
134
Ingin Menebus Kesalahan
135
Makan Puding Bersama
136
Pemutusan Kontrak Kerja
137
Tempat Tidur Baby Girl
138
Bangun Mas Perutku Sakiiit
139
Alexa Gerald Georgino
140
Baby Alexa
141
Alexa ( Alexander )
142
Tak Menyukai Sintia
143
Mandikan Adik Alexa
144
Mian Duda Minum ACI?
145
Menambah Anak Lagi
146
Alexa Demam
147
Nona Muda Kecil Masuk Angin
148
Ma Ma Ma
149
Empat Tahun
150
Nyonya Adinda Mengandung ( Finish )
151
Kembar Lagi ( Bonus )
152
Ulang Tahun Alexa ( Bonus )
153
Takut Dioperasi ( Bonus )
154
Ingin Makan Bakso ( Bonus )
155
Gerobak Bakso ( Bonus )
156
Terlalu Doyan ( Bonus )
157
Karena Kamu ( Benar - benar Finish )
158
Pengumuman Novel Baru
159
Malam Kehancuran (21+)
160
Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!