Pingsan Di Tengah Resepsi

Selamat Membaca

🌹🌹🌹🌹🌹

Mobil mewah warna hitam dengan harga yang fantastis itu kini telah sampai di pelataran rumah mewah Alexander.

Devina sang mama sedari tadi terlihat begitu tidak sabar menanti kedatangan sang putra dan juga menantunya. Sedangkan tuan Enriko dan bu Nadia tetap bersikap tenang dalam menantikan kedatangan mereka.

Al dan Sintia keluar dari mobil mewah itu dan mengajak langkah mereka menuju ruangan rumah. Di sela kegiatan melangkah bersama, sebuah tangan wanita tiba - tiba saja melingkar di lengan kiri Al.

Sintia memang sengaja melingkarkan lengan tangannya pada lengan kekar Al. Memahami jika wanitanya sengaja melakukan hal itu membuat Al tidak bisa menolak. Ia membiarkan saja apa yang ingin dilakukan oleh Sintia.

Bukan tanpa sebab Al membiarkan hal ini. Mengingat saat ini wanita yang berstatus sebagai istrinya itu sedang mengandung buah hatinya, membuat Al harus bersikap untuk tidak terlalu dingin padanya.

Al, bukanlah seorang laki - laki yang tidak tahu bagaimana kondisi wanita hamil. Demi agar anak nya yang belum lahir itu tetap baik, Al akan berusaha untuk bersikap lebih baik pada wanita yang berstatus sebagai istrinya itu dari sikap sebelumnya.

" Akhirnya kalian datang juga, bagaimana sayang kata dokter, kamu hamil kan? ". Tanya Devina dengan begitu antusiasnya.

" Iya ma, Sintia hamil ". Sahut Sintia senang.

" Alhamdulillah ". sahut semuanya.

" Duduklah dulu sayang! ". Seru Devina.

Senyum kebahagian begitu terpancar di wajah mereka. Hal yang paling dinantikan oleh keluarga Georgino akhirnya terkabul.

" Al, selamat ya nak, akhirnya kamu akan menjadi seorang ayah ". Seru Enriko.

" Terima kasih pa ". Sahut Al.

" Al, mulai sekarang kamu harus lebih memperhatikan istri kamu Sintia ". Seru Devina.

" Al akan berusaha ma ". Sahut Al.

" Baguslah kalau begitu nak ". Sahut Enriko.

" Al, kamu dan Sintia masih belum mengadakan resepsi pernikahan, jadi mama ingin resepsi pernikahan kalian harus di segerakan, agar semua orang tahu kalau wanita cantik ini adalah istri kamu ". Seru Devina.

" Iya ma, setelah Al mengetahui jika Sintia hamil, Al sudah memutuskan kalau resepsi pernikahan akan dilakukan pada bulan bulan depan di minggu akhir ". Sahut Al.

" Baguslah kalau begitu sayang, lebih cepat lebih baik ". Sahut Devina dan diangguki oleh semuanya.

Dalam lubuk hati seorang ibu. Bu Nadia benar - benar merasa sangat terharu dan bersyukur. Dirinya tidak menyangka jika anaknya yang hanya seorang gadis desa yang tidak berasal dari keluarga kaya bisa diterima dan disayangi oleh keluarga yang apabila dibandingkan dengan keluarganya, maka keluarganya hanyalah bagaikan butiran debu.

Entah kebaikan apa dulu yang pernah ia lakukan sehingga dipertemukan keluarga hebat seperti keluarga Georgino.

Dalam hatinya bu Nadia hanya bisa berdoa dan berharap agar putri semata wayangnya itu bisa terus hidup bahagia meski dirinya sudah tidak lagi ada untuk mendampingi putrinya.

Tanpa terasa bu Nadia meneteskan air matanya.

" Bu, ibu kenapa menangis? ". Tanya Sintia.

" Tidak apa - apa nak, ini hanya air mata bahagia. Ibu bahagia karena putri ibu dianugerahi suami yang baik dan mertua yang sangat menyayangi putri ibu ". Sahut bu Nadia dengan penuh haru.

" Bu Nadia, tentu kami sangat menyayangi Sintia, karena Sintia adalah anak yang sangat baik, Sintia adalah wanita terbaik untuk Al. Bahkan Sintia mau menerima perbuatan buruk Al, yang belum tentu wanita lain akan mau menerimanya jika hal itu benar - benar terjadi ". Sahut Devina tanpa ia sadari apa akibat dari perkataan nya itu.

Bu Nadia mengernyit tak paham.

" Perbuatan buruk nak Al? ". Tanya bu Nadia bingung.

Deg..... tubuh Al menjadi menegang.

Seketika itu Devina langsung tersadar dari perkataan nya.

" Mak, maksud saya, Al itu kan anu, orangnya terlalu sibuk bu sama pekerjaan, jadi, jadi dari kesibukan putra saya itu membuat Sintia jadi terabaikan, tapi nak Sintia tetap mau menerima dan memaklumi apa yang menjadi kebiasaan putra saya bu, dimana kalau hal itu dialami oleh wanita lain belum tentu mau menerima pasangan yang seperti anak saya ". Sahut Devina gelagapan dengan diakhiri senyum kecut nya.

" Oh seperti itu, kalau hal itu bisa dimaklumi lah bu, kan nak Al adalah pemuda pekerja keras dan mengemban tanggung jawab besar, jadi wajar saja kalau nak Al sangat sibuk. Dan ya, kalau untuk soal ini insya Allah, putri saya bisa menerima dan memakluminya bu ". Sahut bu Nadia.

Al merasa lega, tubuh yang tadinya sempat menegang sekarang sudah rileks kembali. Hampir saja semuanya ketahuan. Sedangkan Enriko hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat sikap istrinya yang terkadang hampir keceplosan.

Begitu ingin agar kabar gembira tentang kehamilan putranya segera tersebar ke setiap penjuru yang ada di setiap sudut ruangan rumah mewah itu. Bu Nadia tak ingin melewatkan untuk memberi tahu kabar bahagia ini pada teman - teman yang dulu pernah seprofesi dengannya.

" Oh iya bu Devina, pak Enriko, saya permisi mau menemui keponakan dan juga teman - teman saya dulu, saya ingin membagi kabar bahagia ini pada mereka ". Seru bu Nadia.

" Baik bu silahkan ". Sahut Enriko dan Devina.

Bu Nadia pun meninggalkan ruang utama dan menuju ke tempat dimana teman - teman seperjuangannya itu berada.

" Ibu - ibu". Seru bu Nadia setelah dirinya sampai di tempat itu.

" Eh iya ". Sahut bu Ima, dan mereka semua pun menoleh.

" Ada apa bu Nadia? ". Tanya bu Ika.

" Saya punya kabar bahagia yang ingin saya bagikan kepada kalian ". Serunya.

" Kabar bahagia apa bu? ".

" Ibu - ibu, Adinda saya mau memberi tahu kalau putri saya Sintia saat ini sedang mengandung ". Seru bu Nadia dengan tersenyum bahagia.

" Alhamdulillah ". Seru mereka ikut bahagia.

" Selamat ya bu Nadia, sebentar lagi ibu akan menjadi seorang nenek ". Seru bu Tarsih dengan memeluk.

" Iya bu selamat ya bu, semoga nak Sintia dan bayinya diberi kesehatan, dan nak Sintia diberi kelancaran saat melahirkan ". Seru bu Ima dan di amini oleh mereka.

Begitu pun dengan Adinda, ia juga turut bahagia atas kehamilan saudara sepupunya itu. Meski saudara sepupunya selalu bersikap tidak baik dan suka mengancamnya, tidak sedikitpun Adinda membencinya.

Adinda tetap memaafkan dan memberikan doa terbaiknya untuk saudara sepupu dan juga bayi yang dikandungnya.

*****

Waktu sudah malam.....

Malam hari yang cukup menenangkan begitu lekat menyelimuti alam. Taburan bintang - bintang terlihat bertebaran menghiasi indahnya langit.

Meski malam indah ini begitu menyelimuti tak membuat langit yang sudah memancarkan malam yang indah itu membuat hati seorang gadis yang sedang duduk memandang ke arahnya tak secerah indahnya langit malam.

Adinda menerawang memandang indahnya langit malam. Serpihan - serpihan hidupnya bermunculan di ingatannya.

Rasa sedih ini masih sama, sama sekali tidak berkurang sedikit pun. Pengalaman hidupnya bersama kedua orang tua dan juga kaka nya, membuat gadis yang baru berusia delapan belas tahun itu memiliki pikiran yang lebih dewasa dari anak seusianya.

Di tinggalkan ibu dan juga kakak kandungnya di usia nya yang masih dua belas tahun karena suatu kecelakaan menjadi suatu pukulan yang teramat dahsyat yang mengguncang hidupnya.

Terlahir dari sebuah keluarga yang sederhana dan juga orang tua yang sederhana membuat Adinda tumbuh menjadi seorang gadis yang sederhana dan juga penyayang.

Hingga saat dirinya telah duduk di bangku SMA, kesehatan ayahnya menjadi menurun. Dan hal itu mengharuskan ayahnya berhenti bekerja menjadi buruh tani.

Hanya dengan sisa tabungan yang mereka miliki, ayah Adinda memutuskan untuk menanam sayuran di halaman belakang rumahnya. Meski hanya ada satu petak dan penghasilannya setiap kali panen tidak seberapa Adinda dan ayahnya tetap bersyukur.

Hingga telah tiba saat kelulusan sekolahnya Adinda memutuskan untuk membantu ayahnya berkebun.

Empat bulan telah berlalu, Adinda mendapat kabar dari bibinya yang bekerja di kota, jika ada sebuah pekerjaan dengan gaji yang dapat membuat kehidupan nya dan juga sang ayah menjadi lebih baik.

Awalnya terasa berat bagi Adinda untuk meninggalkan sang ayah seorang diri. Namun ayahnya memberikan semangat kepercayaan agar putrinya tidak merasa khawatir untuk meninggalkannya seorang diri.

Adinda bekerja di kediaman Alexander atas ajakan bibinya. Di awal hari pertama dirinya bekerja, Adinda disambut dengan begitu baiknya oleh semua orang yang juga bekerja di sana.

Sintia yang merupakan kakak sepupunya begitu suka rela mengulurkan tangannya untuk selalu memberi tahu dan membimbingnya untuk bagaimana melakukan pekerjaan yang benar di rumah itu.

Selama dirinya bekerja di sana hanya beberapa kali saja Adinda bertegur sapa dengan sang majikan Alexander.

Sikap tuannya yang tidak terlalu banyak bicara dan hanya akan bicara untuk hal - hal yang penting saja membuat Adinda merasa sungkan dan juga segan setiap kali ia harus mengantarkan makanan ataupun minuman pada majikannya itu.

Gaji yang Adinda dapatkan setiap bulannya pun terbilang sangat besar untuk gaji seorang asisten rumah tangga yaitu sepuluh juta.

Dengan gaji yang sebesar itu tentu akan sangat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga ayahnya di desa. Adinda selalu mengirimkan gajinya lewat rekening bibi kandungnya bu Nadia, yang merupakan adik kandung dari ayahnya.

Tiga bulan sudah dirinya bekerja di rumah mewah ini. Dan selama dirinya bekerja di rumah mewah milik majikannya, sekalipun tidak pernah ada sesuatu yang buruk yang terjadi padanya.

Hingga pada suatu malam, Adinda terbangun dari tidurnya. Entah mengapa dirinya merasa sangat ingin minum. Adinda mencoba meraih botol minum yang memang selalu dirinya merasa haus di tengah malam.

Namun sangat disayangkan, entah Adinda yang lupa mengisi botol minumannya atau memang sudah habis tidak ada air minum di botolnya itu.

Karena hal itupun mengharuskan Adinda untuk pergi pergi ke dapur dan minum di sana. Adinda melangkah keluar dari kamarnya. Disaat langkahnya belum sampai di dapur tiba - tiba saja semua lampu di rumah itu padam.

Adinda yang merasa dirinya sudah sangat haus tetap melangkah dan ingin minum. Setelah selesai menenggak satu gelas air penuh, Adinda pun ingin kembali ke kamarnya. Namun di tengah - tengah langkahnya Adinda mendengar seperti ada suara des*h*n yang terdengar seperti sedang menahan sakit.

Suara itu begitu tidak asing di telinganya. Hingga pandangannya Adinda arahkan pada lantai atas di rumah mewah itu.

Meski dalam keadaan gelap Adinda tetap bisa melihat dengan jelas. Terlihat di sana tuannya Al sedang memegangi kepalanya.

Adinda yang merasa khawatir pun tanpa berpikir panjang ingin mendekati tuannya. Adinda melangkah dengan cepat dan melewati setiap susunan anak tangga yang tersusun kokoh itu.

Hingga langkahnya telah sampai di dekat tuan Al nya. Adinda mencoba ingin menolong namun di tolak dengan keras oleh tuannya. Rasa khawatir yang begitu besar akan kondisi tuannya membuat Adinda tidak memperdulikan penolakan dari tuannya.

Dengan tanpa aba - aba Adinda langsung memegang lengan kekar tuannya berniat untuk mengantarkan sang tuan ke tempat peristirahatannya. Namun tindakannya itu malah mendapatkan respon di luar dugaan.

Tuan Al nya malah menarik paksa dirinya ke dalam kamarnya. Tuannya menutup kamar itu dengan begitu keras. Tentu saja hal itu membuat Adinda merasa sangat ketakutan.

Dan di kamar itulah Adinda kehilangan sesuatu yang sangat berharga di dalam dirinya, yaitu sesuatu yang harus ia berikan untuk suaminya kelak, tetapi malah direnggut paksa oleh majikannya sendiri.

Entah setan apa yang telah merasuki tuan mudanya itu. Dengan tanpa adanya rasa kasihan sedikit pun tuannya melakukannya secara membabi buta tanpa memberinya ampun.

Merasa hancur sehancur - hancurnya itulah yang Adinda rasakan. Tubuhnya sudah merasa tidak sanggup lagi untuk menahan rasa sakit yang teramat sangat itu dan menyebabkan dirinya tak sadarkan diri.

Entah semenjak kapan tanpa dirinya sadari, Adinda meneteskan air matanya. Mengingat itu semua benar - benar telah menambah deretan luka di dalam hatinya.

*****

Suasana malam yang indah di halaman luas milik Alexander terlihat begitu sangat ramai dipenuhi banyaknya pengunjung.

Deretan ucapan selama dari para rekan kerja, karyawan, dan juga sahabat begitu beriringan ingin menyaut uluran tangan sang pemilik acara.

Ya, malam ini adalah malam dimana resepsi pernikahan Al dan juga Sintia dilangsungkan.

Para pelayan baik dari kediaman rumah utama maupun dari kediaman Al sendiri sama - sama berkolaborasi untuk memberikan kinerja terbaiknya dalam menyambut para tamu.

Tak lupa sang asisten pribadi yang selalu dapat diandalkan oleh Al yaitu Andrew Choi telah siap siaga dalam memantau situasi dan kondisi acara mewah dan besar itu.

Adinda begitu sangat sibuk mengantarkan minuman ke tempat para tamu. Semenjak dari tadi pagi dirinya terus bekerja tanpa beristirahat.

Al yang pada saat itu tanpa sengaja melihat Adinda, merasakan ada yang aneh pada pelayannya.

Rasa pusing yang Adinda rasakan sedari tadi sepertinya sudah tidak bisa ia tahan lagi. hingga akhirnya...

" Ya Allah, kepalaku..... ". Batin Adinda.

Brukk.....

" Adindaaa ". Pekik Al.

Al berlari meninggalkan singgasana dimana ia dan istrinya berada. Dengan tanpa memperdulikan istri dan juga para tamu yang hadir di sana Al mendekat ke arah Adinda.

" Adinda, bangun Adinda, apa yang terjadi padamu? ". Seru Al khawatir dengan menepuk - nepuk lembut pipi Adinda.

" Adinda bangun ". Serunya Al.

Rasa khawatir yang tak bisa di bendung itupun telah membuat Al mengambil tindakan yang akan menjadi tanda tanya besar bagi setiap orang yang melihatnya.

" Bertahanlah Adinda, aku akan menolongmu ". Serunya.

Tanpa memperdulikan tatapan dari orang - orang, Al menggendong tubuh mungil Adinda dan membawanya pergi dari tempat itu.

Bersambung.....

Halo, buat teman - teman jangan lupa tinggalkan like, komentar, dan pilih ikon favorit ya 🙏❤❤❤

🌹🌹🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Normila Aspul Anwar

Normila Aspul Anwar

peran adinda terlalu lemah min,,,jdi kasian

2024-07-08

0

gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕

gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕

wanitanya dan tdk bisa.menolak? Dua kata yg memiliki arti berbeda. dan terkesan plin plan. knp? satu sisi dya mengakui Sintia wanitanya dan satu sisi dya tdk mau mengakui.


plin plan banget lu thor

2024-04-14

0

epifania rendo

epifania rendo

anaknya kevin

2023-12-04

1

lihat semua
Episodes
1 Ternodai
2 Pengakuan Palsu Sintia
3 Keputusan Al
4 Rasa Yang Aneh
5 Meminta Restu
6 Hari Pernikahan
7 Mual - mual
8 Pingsan Di Tengah Resepsi
9 Adinda Hamil
10 Ingin Memastikan
11 Ingin Kembali Ke Desa
12 Mengantar Pulang
13 Bertemu Ayah
14 Dibalik Kalung
15 Kepergian Adinda
16 Pertemuan Tak Terduga
17 Mencoba Menerima
18 Mendekati Hari Kelahiran
19 Sintia Melahirkan
20 Hilangnya Si Bayi
21 Kebenaran Akan Kalung
22 Kemarahan Tuan Herdi
23 Mencari Adinda
24 Surat Perceraian
25 Menemukan Adinda
26 Kelahiran Si Kembar
27 Permohonan Maaf Al
28 Pulang Ke Rumah
29 Rencana Pernikahan
30 Cerita Dari ART
31 Bertemu Paman Herdi
32 Ikatan Suci
33 Sah
34 Trauma
35 Kamu Akan Mencintaiku
36 Pengakuan Adinda
37 Melanjutkan
38 Berusaha Lebih Sabar
39 Rencana Bulan Madu
40 Menuju Inggris
41 Keinginan Suami
42 Aku Mencintaimu
43 Perubahan Vita
44 Merindukan Anak - anak
45 Aku Akan Kembali
46 Bertemu Aganta Dan Damian
47 Memaafkan
48 Ketidaksengajaan Andrew
49 Tentang Tunangan Al
50 Adinda Mencintaimu Mas
51 Tak Rela
52 Tentang Hari Ini
53 Andrew Melamar Vita
54 Bertemu Bi Nadia
55 Niat Jahat?
56 Kejahilan Si Kembar
57 Kemarahan Al
58 Diasingkan
59 Kembali Ke Rumah 2
60 Rencana Punya Debay
61 Kabar Pernikahan
62 Tidak Akan Meninggalkan
63 Menanam Keraguan
64 Akad Nikah Andrew & Vita
65 Secara Perlahan
66 Malam Pertama Andrew Dan Vita
67 Ingin Main Ke Rumah Ayah
68 Panggilan Tak Bersuara
69 Dibuat Pusing
70 Tidak Sabar
71 Masih Penasaran
72 Meminta Rekaman CCTV
73 Mau Baju Princess
74 Kenapa Mas Meninggalkanku?
75 Hanya Kamu Wanitaku
76 Ikut Bahagia
77 Bukti Rekaman CCTV
78 Mall
79 Merasakan Kontraksi
80 Andri Putra Choi
81 Mian Inin Adik Bayi Myh
82 Membuat Adik Bayi
83 Ingin Tahu Walik
84 Hamil Adik Bayi
85 Bereskan Semuanya
86 Tidak Seperti Biasanya
87 Boleh Bertemu
88 Perhatian
89 Mobil Sport Mainan Remote Control
90 Mainan Membawa Petaka
91 Bermurah Hati
92 Permintaan Kenzie
93 Obrolan Tiga Bocil
94 Wanita Murahan Pembawa Anak Haram
95 Istri Dan Anak - anakku
96 Rencana Resepsi Pernikahan
97 Al Dan Tuan David
98 Kedatangan Diandra
99 Rendi Dan Diandra
100 Mian Dak Lewel
101 Pelan - pelan Ya Mas
102 Cinderamata
103 Tuan Muda Tampan
104 Sepenggal Kisah
105 Sepenggal Kisah 2
106 Baju Pengantin
107 Berenang Bersama
108 Akhirnya Bertemu Denganmu
109 Kenyataannya
110 Cintaku Hanya Untuk Adinda
111 Makan Kue Bersama
112 Baju Baby Girl
113 Melindungi Diandra
114 Adik Bayina Dak Delak - delak
115 Foto Bersama
116 Mian Yan Palin Tampan
117 Ungkapan Perasaan Rendi
118 Jadi Ini Istri Al
119 Berusaha Melupakan
120 Kiss Mark
121 Mencoba Gaun Pengantin
122 Persiapan Malam Resepsi Pernikahan
123 Teunapa Dak Ulan Taun
124 Bertemu Kakek Nenek
125 Adinda Mengerti Mas
126 Malam Resepsi Pernikahan
127 Kabar Mengejutkan
128 Mengalami Kendala
129 Kenyataan Yang Terungkap
130 Batas Toleransi Sang Paman
131 Permintaan Devina
132 Hukuman Dari Mama
133 Peringatan Keras Dari Herdi
134 Ingin Menebus Kesalahan
135 Makan Puding Bersama
136 Pemutusan Kontrak Kerja
137 Tempat Tidur Baby Girl
138 Bangun Mas Perutku Sakiiit
139 Alexa Gerald Georgino
140 Baby Alexa
141 Alexa ( Alexander )
142 Tak Menyukai Sintia
143 Mandikan Adik Alexa
144 Mian Duda Minum ACI?
145 Menambah Anak Lagi
146 Alexa Demam
147 Nona Muda Kecil Masuk Angin
148 Ma Ma Ma
149 Empat Tahun
150 Nyonya Adinda Mengandung ( Finish )
151 Kembar Lagi ( Bonus )
152 Ulang Tahun Alexa ( Bonus )
153 Takut Dioperasi ( Bonus )
154 Ingin Makan Bakso ( Bonus )
155 Gerobak Bakso ( Bonus )
156 Terlalu Doyan ( Bonus )
157 Karena Kamu ( Benar - benar Finish )
158 Pengumuman Novel Baru
159 Malam Kehancuran (21+)
160 Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Ternodai
2
Pengakuan Palsu Sintia
3
Keputusan Al
4
Rasa Yang Aneh
5
Meminta Restu
6
Hari Pernikahan
7
Mual - mual
8
Pingsan Di Tengah Resepsi
9
Adinda Hamil
10
Ingin Memastikan
11
Ingin Kembali Ke Desa
12
Mengantar Pulang
13
Bertemu Ayah
14
Dibalik Kalung
15
Kepergian Adinda
16
Pertemuan Tak Terduga
17
Mencoba Menerima
18
Mendekati Hari Kelahiran
19
Sintia Melahirkan
20
Hilangnya Si Bayi
21
Kebenaran Akan Kalung
22
Kemarahan Tuan Herdi
23
Mencari Adinda
24
Surat Perceraian
25
Menemukan Adinda
26
Kelahiran Si Kembar
27
Permohonan Maaf Al
28
Pulang Ke Rumah
29
Rencana Pernikahan
30
Cerita Dari ART
31
Bertemu Paman Herdi
32
Ikatan Suci
33
Sah
34
Trauma
35
Kamu Akan Mencintaiku
36
Pengakuan Adinda
37
Melanjutkan
38
Berusaha Lebih Sabar
39
Rencana Bulan Madu
40
Menuju Inggris
41
Keinginan Suami
42
Aku Mencintaimu
43
Perubahan Vita
44
Merindukan Anak - anak
45
Aku Akan Kembali
46
Bertemu Aganta Dan Damian
47
Memaafkan
48
Ketidaksengajaan Andrew
49
Tentang Tunangan Al
50
Adinda Mencintaimu Mas
51
Tak Rela
52
Tentang Hari Ini
53
Andrew Melamar Vita
54
Bertemu Bi Nadia
55
Niat Jahat?
56
Kejahilan Si Kembar
57
Kemarahan Al
58
Diasingkan
59
Kembali Ke Rumah 2
60
Rencana Punya Debay
61
Kabar Pernikahan
62
Tidak Akan Meninggalkan
63
Menanam Keraguan
64
Akad Nikah Andrew & Vita
65
Secara Perlahan
66
Malam Pertama Andrew Dan Vita
67
Ingin Main Ke Rumah Ayah
68
Panggilan Tak Bersuara
69
Dibuat Pusing
70
Tidak Sabar
71
Masih Penasaran
72
Meminta Rekaman CCTV
73
Mau Baju Princess
74
Kenapa Mas Meninggalkanku?
75
Hanya Kamu Wanitaku
76
Ikut Bahagia
77
Bukti Rekaman CCTV
78
Mall
79
Merasakan Kontraksi
80
Andri Putra Choi
81
Mian Inin Adik Bayi Myh
82
Membuat Adik Bayi
83
Ingin Tahu Walik
84
Hamil Adik Bayi
85
Bereskan Semuanya
86
Tidak Seperti Biasanya
87
Boleh Bertemu
88
Perhatian
89
Mobil Sport Mainan Remote Control
90
Mainan Membawa Petaka
91
Bermurah Hati
92
Permintaan Kenzie
93
Obrolan Tiga Bocil
94
Wanita Murahan Pembawa Anak Haram
95
Istri Dan Anak - anakku
96
Rencana Resepsi Pernikahan
97
Al Dan Tuan David
98
Kedatangan Diandra
99
Rendi Dan Diandra
100
Mian Dak Lewel
101
Pelan - pelan Ya Mas
102
Cinderamata
103
Tuan Muda Tampan
104
Sepenggal Kisah
105
Sepenggal Kisah 2
106
Baju Pengantin
107
Berenang Bersama
108
Akhirnya Bertemu Denganmu
109
Kenyataannya
110
Cintaku Hanya Untuk Adinda
111
Makan Kue Bersama
112
Baju Baby Girl
113
Melindungi Diandra
114
Adik Bayina Dak Delak - delak
115
Foto Bersama
116
Mian Yan Palin Tampan
117
Ungkapan Perasaan Rendi
118
Jadi Ini Istri Al
119
Berusaha Melupakan
120
Kiss Mark
121
Mencoba Gaun Pengantin
122
Persiapan Malam Resepsi Pernikahan
123
Teunapa Dak Ulan Taun
124
Bertemu Kakek Nenek
125
Adinda Mengerti Mas
126
Malam Resepsi Pernikahan
127
Kabar Mengejutkan
128
Mengalami Kendala
129
Kenyataan Yang Terungkap
130
Batas Toleransi Sang Paman
131
Permintaan Devina
132
Hukuman Dari Mama
133
Peringatan Keras Dari Herdi
134
Ingin Menebus Kesalahan
135
Makan Puding Bersama
136
Pemutusan Kontrak Kerja
137
Tempat Tidur Baby Girl
138
Bangun Mas Perutku Sakiiit
139
Alexa Gerald Georgino
140
Baby Alexa
141
Alexa ( Alexander )
142
Tak Menyukai Sintia
143
Mandikan Adik Alexa
144
Mian Duda Minum ACI?
145
Menambah Anak Lagi
146
Alexa Demam
147
Nona Muda Kecil Masuk Angin
148
Ma Ma Ma
149
Empat Tahun
150
Nyonya Adinda Mengandung ( Finish )
151
Kembar Lagi ( Bonus )
152
Ulang Tahun Alexa ( Bonus )
153
Takut Dioperasi ( Bonus )
154
Ingin Makan Bakso ( Bonus )
155
Gerobak Bakso ( Bonus )
156
Terlalu Doyan ( Bonus )
157
Karena Kamu ( Benar - benar Finish )
158
Pengumuman Novel Baru
159
Malam Kehancuran (21+)
160
Pengumuman ( Menjadi Pembantu Ayah Dari Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!