Nama yang Sama

Sepulang sekolah. Tiba- tiba dihati Ayu timbul keinginan berjalan- jalan dengan motor barunya. Tadinya ia sudah membawa bekal ditasnya. Dijok juga mukena sudah sedia. Pada Ayah dan ibunya ia juga sudah wanti- wanti kalau pulang telat.

" Kepantai Ah...Sudah lama aku ngak jalan - jalan kepantai, sambil makan sate sore, duduk sante memandang laut,ngak ape sekali- kali kali ye?" fikir Ayu sehabis turun dari lantai dua Stsanawiyah tempat

ia mengajar hari ini.

Lumayan menempuh jalan memutar sih untuk mencapai pantai. Tapi Ayu seakan tak peduli, karna ia sedang bersemangat sekali.

Satu jam lama ia menempuh jalan lintas P - A.Bgs. Hatinya girang ketika sampai di muara. Ia melihat jam tangannya, pukul 13: 10 Menit WIB. " Masih ada waktu Zuhur, aku shalat dulu diMesjid ini.

" Gumamnya sembari mengeluarkan mukenanya dari Jok. Setelah memarkir motornya dan menguncinya, iapun mulai

berjalan menuju tempat bersuci.

Usai menunaikan 4 rakaat itu, Ayu meluangkan waktu sebentar untuk bermunajat, baru ia kembali bersiap untuk mencapai pantai A. Bgs.

Lama Ayu menimbang, sebelum memstarter motornya. Entah dimura saja atau pergi Ke pantai Tugu.

" Assalamualaikum Ufti..." Kata sebuah suara berat membuyarkan lamunannya.

Wa...Walaikum salam...Jawabnya gugup, karna Salam pria itulah yang membuyarkan lamunannya. Ia melirik kearah sumber suara pria yang tadi mengucap salam.

Seraut wajah tampan menyunggingkan senyum termanisnya pada Ayu. Pria itu

nampaknya juga baru keluar dari Mesjid,

dan hendak menuju parkiran Mesjid.

Pria berkulit kuning langsat, berambut hitam,lurus pendek dengan gaya potongan AKABRI. Tubuh tinggi sekitar 165 Cm. Pria itu memakai kemeja Berwarna hitam bergaris putih vertikal,

dipadu dengan celana bahan satin berwarna hitam, membuat pria itu nampak sempurna dimata Ayu.

Tak sengaja Ayu juga membagi senyumnya pada pria itu, dan tangannya terhenti untuk menstarter motor metik barunya. Ia seakan terhipnotis dengan lelaki mempesona yang beberapa langkah lagi akan mendekati Ayu. Mata Ayu tak berkedip menatap pria itu. Untung giginyanya Ayu bagus, kalau tidak

betapa jelek kelihatan ketika ia melongo menatap pria tampan yang Auranya auranya mampu mengalahkan raja Sahman kekasihnya.

" Kau kah yang malih rupa man?" tanya Ayu begitu pria itu sudah berada disampingnya.

" Memang aku Man kok dik...Namaku

Sahman Maulana. Kenalannya ngak pake salaman ya dik..cukup mulut yang bicara." Ia berkata sembari merapikan krah kemejanya dengan bercermin ria dispion Tigernya.

Ayu baru saja mau menghidupkan mesin motorku ketika pria itu bicara lagi.

" Jangan pergi dulu, tak baik gadis cantik jalan sendiri, apalagi belum sempat sebutkan nama sama nomor telefonnya

pada raja Sahman. "

" Kau kenal raja Sahman? tanyaku kembali meliriknya.

" Maksudnya diriku adik...Sahman yang ini ingin menjadi raja dihatimu." katanya nampak narsis, membuatku jadi berfikir lain tentangnya.

" Malas ah...kenalan, apalagi kasih nomor

sama nih orang. Bentuk aja yang sempurna, tapi ia kayaknya Playboy cap kucing garong." batinku bergidik ngeri, lebih ngeri ketimbang saat aku terkurung dilembah gunung itu.

" Jangan suka bengong dong dik...apalagi berbicara sendiri, ntar adik dikita lebih senang bicara dengan mahluk Asral ketimbang mahluk tampan berjenis manusia. Ha...ha...Maaf...jangan tersinggung ya...Abang bukannya ngejek, cuma ngingatin saja. Karna hari ini Abang ingin bersantai sembari mengelilingi pantai teluk sembilan. Sudikah adik sebagai orang sini menjadi tour guede untuk Abang? " tanyanya dengan tatapan memohon.

Ayu terdiam sejenak sembari memikirkan tawaran pria asing ini.

" Sudahlah...Jangan banyak mikir, Abang bukan orang jahat, Abang hanyalah orang dari provinsi yang mau cari peluang bisnis disini. Ini kartu nama Abang, Abang hanyalah pegawai dinas kepariwisataan. Ingin melakukan monitoring sekalian menikmati waktu cuti dipantai kalian ini." katanya sembari menyodorkan kartu namanya.

" Monitoring kok ngak dengan rombongan? " tanya Ayu sembari protes.

" Kan Abang bilang lagi cuti, jadi kerjanya sambil nyantai, sekalian Abang kesini buat nengoin nenek Abang yang di Bunga

T, Ia ibu almarhum ayah Abang, Abang sudah sehari semalam dirumah saja ngencanin nenek. Giliran mau diajak jalan

dia bilang ngak kuat lagi. Kayaknya adik mirip deh sama nenek Abang, mau ya gantiin nenek nemanin Abang..." Rengeknya yang membuat Ayu makin kesal.

" Emang aku dah tua kali ya, kok dibilang kayak nenek. " Ayu mengernyit seraya menghidupkan starter.

Pria yang bernama Sahman Maulana itu dengan beraninya mematikan motor Ayu dengan menarik kontaknya.

" Jangan sampai Abang pulang lalu cerita

sama semua kalau orang PSB itu sombong - sombong ya dik." katanya sok kuasa, sembari memainkan kunci motor Ayu, dan mengikatnya dengan gantungan kunci motornya.

" Nih pria kok maksa amat sih, aku yang kesini pengen santai malah makin tegang karna dia. " gerutu Ayu kesal.

Jangankan tersinggung, malah pria itu tersenyum makin manis.

" Jadi orang sini ngak mau dibilang tua ya? " tanyanya enteng.

" Siapa juga yang mau dibilang tua?

" Abang mau, karna setiap kita pasti akan

tua juga kok dik. Tak ada imut yang akan selamanya tak keriput. Tak ada tampan yang selamanya takkan beruban. Semua akan menua pada waktunya, dan saat waktu itu tiba, hendaknya kita benar- benar sudah cukup bekal, bekal baik materi, non materi, maupun amal yang cukup, agar kita tidak susah dihari tua. Menderita menjelang ajal.

Memang mumbang jatuh kelapapun jatuh ( muda pergi / meninggal, tua apalagi ), tapi setidaknya mulai dari kini kita harus nyadar diri kalau hidup takkan selamanya indah dan mudah, andai umur kita panjang, jangan sampai umur yang panjang itu tersia- siakan. Nikmati waktu berharga kita untuk hal yang berguna, tanpa lupa bahwa kita akan tua dan mati pula. " katanya panjang lebar.

" Ayu tak ngerti bang... Ceramah Abang kepanjangan, Ayu jadi pusing mikir ne. Ayu bukan asli sini, kampung Ayu 25 KM dari sini, tapi Ayu sering main kesini, pas lebaran, atau sekedar buang suntuk sambil nyantai sore makan sate. Ayah Abang kan orang sini, tentu Abang sering kesini waktu kecil, Abang akan lebih tahu daerah sini. Jadi Ayu ngak cocok jadi tour quide Abang. " Ayu menaikkan bahunya setelah berkata.

" Okelah...jadi nama ne neng Ayu...Sory dik Ayu...Abang kebanyakan omong. Tapi bolehkan Abang jalan sama adik, tak apa masalah siapa tour guidenya yang penting tujuannya sama santai sore sama makan sate. Disini sate kulitnya memang enak. Kita jalan naik motor masing- masing saja, biar ngak mengundang fitnah. Yang penting beriring. Jalan berdua lebih baik ketimbang jalan sendiri. Mau kan? " tanyanya sembari menancapkan kembali

kunci motor Ayu. Kemudian ia membuka joknya, mengeluarkan dua pasang kaca mata.

" Ini buat Abang...biar makin macho dan dan ini buat adik biar makin cantik dan ngak kemasukan pasir mata indahnya." katanya sembari menyerahkan reben model cewek pada Ayu.

" Ini?

" Jangan khawatir, itu bukan punya cewek Abang, tapi itu punya nenek Abang.

" Mau makainya, ngak takut ketularan tua kan?

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kekasih?? Suami kali...Ingat Ayu kamu sudah punya Suami,Ah perjanjian itu..Kenapa harus ada perjanjian pisah sama Sahman sih..Duh aku gak rela...huaaaaa😭😭😭

2025-02-27

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Woooww Nama yg kebetulan sekali ya..🤔🤔

2025-02-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!