Korban ke Dengkian.

Ayu makan dengan lahap sampai setelah ganti baju setiba dirumah. Setelah makan, ia kekamar mandi untuk gosok gigi lalu berwudhu. Sebenarnya ia ingin mandi, tapi ditahannya keinginan itu, mengingat tadi ia keburu makan duluan.

Usai sholat, Ayu pamit pada ibunya untuk kembali mengurus mobil Toyota baru, yang langsung disabotase oleh seseorang remnya.

" Ayu pergi dulu ya bunda. Kalau ayah nanya, bis balik dari kebun, bilang Ayu pulangnya lama, habis

perbaikan mobil, rencananya Ayu mau kekampung St. Mau ziarah kekuburan Almarhum. " kata Ayu pada sang bunda.

" Baiklah nak, tapi kalau bisa jangan nginap ya, kan ayah sama bunda kesepian kalau Ayu tak ada. " kata sang Bunda.

" Ngak ada Ayu kan ayah bunda bisa berduaan, sembari menatap bintang, sambil bernostalgia. " kata Ayu menggoda bundanya yang langsung dapat hadiah jeweran dari sang bunda.

" Ayumu bukan anak kecil lagi bunda, pake dijewer- jewer. " protes Ayu.

" Habis orang tua aja diolokin. " kata Aini.

" Bukan ngolok bunda cayang...Itu perlu kalian lakukan, biar hari tua makin terasa indah. " kata Ayu

mengulang promo proposal cinta buat orang tuanya.

Kemudian Ayu cipika- cipiki pipi Aini, lalu salam dan cium tangan.

Bunda...Aku pergi! " katanya riang.

Kemudian melaju dengan motor honda milik Udin.

Ayu tak lupa tadi membungkuskan masakan bundanya buat sang Mekanik yang lagi bekerja memperbaiki rem mobilnya.

" Bang Udin...Makan dulu. " kata Ayu begitu sampai , memberikan bungkusan nasi bawaannya untuk Udin sedunia.

" Adik Ayu cantik manis! tau aja bang Udin belum makan. " kata Udin segera meraih makanan yang Ayu bawa.

" Aduh...wanginya, makin ngak sabar nih cacing bunyi- bunyi pengen nyicip masakan ibu mertua yang ngak jadi. " Canda Udin yang membuat Sahman disamping Ayu mencibir.

" Kalau cuma cacing yang mau dikasih makan ngak

usah bang, sini balikin makanannya, kata Ayu pura- pura cemberut.

" Ngak ah...Dosa minta yang udah dikasih cantik!...

itu namanya mintak Kukang. " kata Udin segera membuka makanannya, lalu mulai akan menyuap.

" Cuci tangan dulu, tuh dimobil ada Aqua. " kata Ayu kemudian.

" Sory..habis makanannya begitu menggoda, sampai lupa cuci tangan. " kata Udin.

" Makanya jadi orang yang Apik kang...ngak tahu ini

zaman Corona. " kata Ayu mengingatkan.

" Okay buk guru, lain kali ngak bakalan lupa lagi kalau ingat! " kata Udin masih bercanda.

" Dasar Jalaluddin. Udin yang suka dijalan. " kata Ayu mengingat lagu Udin sedunia.

" Namanya juga anak jalanan buk Guru, wajar kalau norak dan sembarangan. Harap maklum. " kata Udin.

" Iya deh...yang mau mau makan jangan lupa berdoa, makan jengan bersuara. " kata Ayu bak mengajar anak TK. Udin sang mekanik membalas dengan senyum yang sengaja dimanis- manisin.

Setelah mobilnya dinyatakan Aman, Ayu memberikan beberapa lembar anti basah pada Udin, kemudian menyerahkan kunci motor Udin.

" Thank you bang Udin, mat jalan. " kata Ayu.

" Sama- sama neng Cantik.. Adik juga Titi DiJ. " katanya kemudian mulai starter motornya untuk beranjak kembali kebengkel, sekaligus rumahnya.

Ayu lalu berangkat menuju kampung Almarhum Nando, untuk berziarah. Entah mengapa sejak semalam ia teringat kepada kekasih kecilnya yang sudah kembali pada sang Khalik itu. Hanya mengunjungi tempat peristirahatan terakhirnyalah sebagai obat, setelah itu menemui Mak oncunya, begitu tujuan perjalanan Ayu hari ini.

" Sayang...Aku kembali ke ke Istana dulu ya, tiba- tiba ada panggilan. " kata Sahman, setelah mengantar Ayu kerumah bukde Sari , habis dari makam Almarhum.

" Ya ngak apa, Ayu sudah aman kok bang...Kan sudah dirumah camer tak jadi. " kata Ayu menirukan gaya Udin.

" Ya udah...Hati- hati..Kekasih pergi dulu..." Kata Sahman setelah mengecup pipi Ayu.

" Hhum...Ayu hanya menjawab dengan berdehem, takut ada yang mengira ia bicara sendiri. Karna mereka sudah berada didepan rumah oncu Almarhum.

Sahman yang mengerti, langsung melambaikan tangan, lalu menghilang dari pandangan Ayu.

Ayu pulang agak kemalaman dari rumah bukde Sari

karna terlalu asyik bercerita dengan adik Camernya itu. Mulai dari masak berdua, makan bersama, hingga ngota sampai larut malam, sampai Sari berfikir Ayu akan nginap dirumahnya.

" Bukde...Kayaknya bukde sudah kecapean dan ngantuk. Ayu pulang dulu, takut kalau ngak pulang, ntar paman marah, bukde over cerita sama Ayu, besok dikebun tidur berdiri. " Canda Ayu sambil pamit.

" Kayak ngak tahu aja bukdemu yu, kalau sudah dapat bercerita, ceritanya ngak tamat- tamat. " kata

Sahron suami tercinta bukde Sari.

" Kalau Ayu sih sama paman, makanya cocok. " jawab Ayu.

" Nginap ajalah Yu, ngak apa- apa juga paman tidur diluar, sesekali kedatangan putri masak ngak mau ngalah, Ya kan Sayang... " kata Sari pada Sahron.

" Ngak apa, paman senang malah, ngak disuruh mijitin lagi, kalau Ayu nginap. " curhat Sahron.

" Ya udah...Ayu pulang dulu, tadi ngak janji nginap. " kata Ayu seraya berjalan menuju mobilnya.

Kedua pasangan usang itu dengan terpaksa melambaikan tangannya. Sebenarnya mereka berharap Ayu nginap, karna mereka sama- sama menganggap Ayu sebagai putri mereka. Setelah kepergian Almarhum Nando, Ayu memang rutin menemui mereka habis dari pusara kekasih

pertama Ayu.

Dijalanan sepi, setelah pendakian 🐎 mati. Tiba- tiba ada sesosok bayangan yang merintangi jalan Ayu. Ayu membanting Stir ketepi, tak mau menabrak mahluk yang menghalangi jalannya.

Malang bagi Ayu, dipinggir ternyata ada lobang jalan yang lumayan buruk, hingga mobil Ayu oleng, lalu meleset dan mobil itu akhirnya membentur tebing jalan. Kepala Ayu terbentur stir mobil akibat hantaman tebing itu. Darah segar mengalir dari pelipisnya, saat Ayu menyentuh darah itu, tiba- tiba bau Ayir darah membuat perutnya mual. Kepalanya pusing. Ayu kemudian tak ingat apa-apa lagi.

" Ha....ha...ha....Mampus kau perempuan sok cantik dan sok kaya, akhirnya dapat juga kubalaskan sakit hatiku padamu.

Ha....ha...ha..." tawa ngeri seorang wanita muda memakai masker hitam memecah kesunyian malam dan jalanan sepi itu. Wanita itu ditemani oleh tiga orang

lelaki bertubuh tegap.

" Angkat wanita ini. Pindahkan kemobilku! Suntik dengan obat penenang dosis tinggi. Lalu kita buang dia kepinggir laut Sikabau. Biar nanti jika mayatnya ditemukan, ahli Forensik akan menyatakan ia meninggal akibat bunuh diri dan over dosis. " kata Wanita bermasker black itu.

Hati Sahman sangat gelisah, entah mengapa ia teringat terus dengan Ayu. Mau cabut dari perperangan tak mungkin, ia sedang menggantikan sang raja sebagai panglima perang hari ini, karna Ayahandanya itu sedang terluka.

Peperangan itu sudah berlangsung sebulan lebih,

walau upaya damai sudah dilakukan. Kelompok penjajah dari Gunung T, malah makin mengganas.

Usul berdamai yang disampaikan Sahman tak tercapai, karna para penjajah dari Gunung T itu tak mau berbagi tempat. Manalah mungkin Raja membiarkan orang yang datang, malah ingin berkuasa.

Jangankan Siluman, manusiapun takkan sudi

kalau haknya dirampas paksa. Tempatnya ingin dirampok. Bukankah begitu?

Bersambung...

Hallo say...Ayo mampir dan kasih dukungan yang banyak dengan cara like, fote and tambahkan cerita Ini kedalam cerita faforitnya. Walau ngak bisa menang juga, setidaknya dukungan kawan- kawan pembaca bisa menyemangati penulis buat lanjutin cerita ini.

Selamat datang dan baca karyaku yang kelima ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!