Raungan,lolongan, dan rintihan terdengar
mencekam dimalam itu. Ayu menutup kupingnya dengan bantal, tak tahan mendengar, suara- suara pilu dan menyayat hati itu.
Sebagai gadis yang sering mendengar dan melihat hal- hal yang diluar penglihatan mata manusia, baru kali ini, Ayu sampai tak tahan mendengarnya.
" Dimana gerangan perperangan mahluk asral itu. Mengapa terdengar begitu menyayat hati? " tanya batin Ayu masih dalam keadaan menutup kuping.
Ayu segera memaksakan diri untuk duduk, ia lalu berwudhu untuk shalat sunah dan mengaji. Ia tak bisa tidur dengan pendengaran yang memekakkan kuping dan menyayat hatinya.
Setelah Shalat, walau tak tahu khusuk atau tidak sholatnya , karna saat shalat Ayu masih mendengar jeritan dan lolongan itu.
Baru setelah Ayu membaca kitab suci Alqu'an dengan suara keras, suara yang mengganggu kupingnya itu berangsur- angsur hilang.
Usai mengaji, Ayu kembali mencoba memejamkan matanya, namun masih tetap sulit. Walau suara itu tak terdengar
lagi, berganti pula dengan perasaan lain yang memenuhi ruang dadanya.
" Pangeran Sahman!" tiba- tiba Ayu terbayang wajah tampannya yang memikat hati. Sudah seminggu Sahman tak menemui Ayu. Setelah mengirim pesan lewat teman sanca mereka, Sahman Sepertinya belum sembuh. Begitu perkiraan Ayu. Tapi mau bagaimana Ayu menemuinya, ia bukan Jin seperti Sahman, yang bisa berpindah tempat hanya satu kedipan mata.
Sementara di istananya Sahman merasa tersiksa, karna tabib yang diutus sang Ayah dari seberang, dicegat dijalan oleh
pasukan musuh. Sahman mulai ritual penyembuhan lukanya sendiri, karna tak tahan begitu lama terbaring sakit.
Baru saja mulai, Ayahandanya datang, dan mencegatnya.
" Sudah kukatakan, jangan menghabiskan
tenaga dalammu. Kau adalah calon raja, selain cerdas, kau harus kuat Sahman! " kata sang Ayah dengan nada amarah.
Dengan terpaksa Sahman menghentikan
ritualnya.
" Aku tak tahan berkurung dan terbaring lemah seperti ini Ayahanda, aku ingin segera bebas dan menemui kekasihku. " kata Sahman tanpa sengaja.
Sejenak kening sang Ayah mengerut, memikirkan makna ucapan sang putra mahkota.
" Maksudmu kau sudah punya kekasih itu siapa Sahman? Bukankah kau tahu bahwa dirimu sudah dijodohkan dengan
Nini anak tabib dari Barat, sekarang ayah mertuamu sedang ditawan oleh musuh dalam perjalanan untuk mengobatimu.
Ingatlah anakku...seorang calon raja tak bisa bertindak semaunya, ia haruslah bisa menjadi pemimpin bagi kaumnya sekaligus bagi dirinya sendiri. " jelas sang Ayah seraya menatap mata putranya dalam-dalam, mencari sesuatu yang disembunyikan dari sorot mata tajam milik putranya, yang beberapa hari ini berubah sayu.
" Aku jatuh cinta pada perempuan anak manusia, Ayah... Maafkan aku yang tak bisa mencintai Nini." Kata Sahman yang dari kecil tak bisa bohong, Ia mengakui perasaannya pada Ayahandanya, seraya membalas tatapan sang Ayah.
Raja Arad tersentak kaget dengan penuturan Sahman, ia tak dapat percaya begitu saja dengan ucapan putranya, ia mengira Sahman beralusinasi akibat sakit luka parah dipangkal lengannya.
Ditatapnya lagi mata Sahman sekali lagi,
berharap putranya hanya mengigau saja.
" Aku putramu ayah...Ayah pasti sudah kenal siapa putramu ini. Sejak kecil aku tak pernah bohong dan berpura- pura. Lalu sekarang mengapa ayah ragu dengan perkataan anakmu ini. " kata Sahman mengulangi pengakuannya, karna Ayahnya terlihat sangat tak percaya.
" Dunia manusia dan Jin berbeda anakku... kau adalah calon Raja, takkan bisa kau bawa gadis itu menjadi ratu dinegri kita.
Jadi lupakan gadismu itu! Ayah akan mencari solusi untuk membawa ayah mertuamu kesini, mengobati lukamu, lalu setelah pesan damai disetujui oleh
Raja Afrian dari Gunung K, pernikahanmu dengan Nini akan dilangsungkan." kata Arad tegas.
" Aku akan pergi selamanya dari ayah dengan cara melenyapkan diriku sendiri seperti ibu Suri, kalau Ayah memaksaku.
" Ancam Sahman dengan muka merah menahan amarah pada sang Ayah.
Wajah raja Arad memucat, mendapatkan ancaman dari Sahman, apalagi Sahman mengingatkan masa lalu yang menyakitkan itu. Airmata arad tak kuasa menitik dipipi tirusnya.
" Jangan mengancam dan membuat ayahmu terluka Sahman..." kata Arad memelas, kalau sudah berhubungan dengan nyawa orang tercintanya, hilanglah wibawa dan ketegasan Raja yang terkenal kejam terhadap musuhnya itu.
Sebenarnya Sahman tak kuasa melihat kesedihan diwajah tua ayahandanya.
Tapi ia tak mau dipaksa oleh Ayahnya menikah dengan perempuan yang tak pernah ia sukai itu. Maka Sahman memperlihatkan sisi kejamnya pada sang ayah. Ia memalingkan pandangannya, agar tak terpengaruh
dengan wajah sedih raja Arad.
" Kau boleh mencintai kekasih manusiamu itu Man,..Tapi tetap harus menikah dengan Nini setelah perang berakhir, kalau tidak jangan salahkan ayah kalau akan ada dari bangsa kita yang akan ayah utus menyakiti kekasihmu itu!!! " kata Arad kembali pada sisi tegasnya.
" Maksud Ayah aku menikahi Nini jadi Ratu yang tak kuinginkan, agar bisa menikahi Ayu kekasihku?. "tanya Sahman dengan kening mengerut.
" Ya! Menikah dengan Nini dan jadi raja menggantikan ayah. Dengan menikahi Nini, kau terserah mau berhubungan atau
menikahi gadis manapun sebagai selir." jawab ayahnya tegas.
" Baik!!! Aku akan memenuhi permintaan
ayah dengan Syarat perjanjian tertulis dan disyahkan dimajlis kerajaan! " kata Sahman tak mau kalah tegas dari raja Arad.
" Apa yang kau tuntut dalam surat perjanjian itu? " tanya Arad seraya menatap putranya dengan mata merah menahan kesal.
" Aku ingin Ayah, Ayah mertua dan istriku Nini menandatangani perjanjian kebebasanku berhubungan dengan Ayu, dan perjanjian itu juga harus memuat sumpah kalian bertiga untuk tidak menyakiti pujaan hatiku barang secuilpun, termasuk perpanjangan tangan kalian, kalau sampai ada yang berani melanggar janji, maka aku akan meninggalkan kerajaan ini untuk selamanya. " Jelas Sahman panjang lebar.
" Baiklah...Ayah akan membuat perjanjian
itu seperti apa yang kau pinta. Kalau Nini dan Ayahnya tidak bisa menyetujui dan menandatangani perjanjian itu, maka ayah akan membebaskanmu mencintai dan memilih ratu dari golongan mahluk apapun." Arad mengucapkan janjinya dengan bersungguh- sungguh, karna ia tahu anaknya itu tak bisa dipermainkan.
Sementara, disisi lain
Pihak musuh bersedia untuk mengembalikan Tabib Rahman dan menyudahi perperangan, tapi dengan syarat raja Arad bersedia menikahkan Sahman dengan Zahra, putri dari raja Afrian yang sakit- sakitan.
Raja Arad makin bingung harus memutuskan perkara ini. Bagaimana ia bisa menikahkan Sahman dengan Zahra, sedang Nini sudah ditetapkan sejak lama
jadi calon ratu untuk Sahman. Apalagi putranya takkan menyukai kedua perempuan ini.
" Aku mau menikahkan Putraku Sahman dengan putrimu raja Afrian, tapi itu jika putrimu bersedia membuat perjanjian berbagi cinta dan bersedia jadi selir yang ketiga, karna aku sudah terlanjur meminang dua gadis sebelum ini untuk putraku! " kata Arad tegas!
Tabib Rahman tercengang dengan penuturan raja Arad tentang dua gadis tunangan Sahman. Keningnya mengerut memikirkan wanita lain selain Putrinya Nini. Tapi untuk protes dalam situasi sesulit ini takkan mungkin.
" Biarlah Nini punya dua madu, dari pada
satu madu yang kurang sehat itu saja".kata batin Rahman mempertimbangkan.
" Baiklah...aku akan tarik mundur pasukanku, dan segera mengirimkan lamaran untuk Sahman, putriku Zahra sudah begitu lama memimpikan putra mahkota kerajaanmu ini, Raja Arad, walaupun jadi yang ketiga, Zahraku takkan menolak. " kata Raja Afrian kemudian.
Kemudian raja Arad menyerahkan surat perjanjian tertulis yang harus ditandatangani raja Afrian dan Tabib Rahman dan kedua putri yang akan menikahi pangerannya.
Setelah Surat ditanda tangani, sekretaris kerajaan membacakan isi perjanjian didepan majlis kerajaan.
" Begitu Nini dan Zahra sampai diistanaku ini, mereka harus menandatangani bagian mereka, kalau mereka tak patuh pada kontrak ini, maka
Sahman akan melempar mereka keluar dari istana ini. " Titah raja Arad berikutnya.
Diam- diam Sahman tersenyum dengan kepandaian sang ayahnya membuat kesepakatan.
" Ternyata ayah bisa juga meniru kehidupan manusia yang sarat perjanjian, kontrak dan intrik. " kata batinnya memuji Raja Arad, ayahandanya.
Sahman tak sabar untuk segera diobati dan sembuh tanpa cacat sedikitpun, agar ia tetap jadi pria paling sempurna Dimata
Ayu pujaannya. Ia ingin cepat- cepat menemui Ayu, satu- satunya gadis yang ia rindukan dalam hidupnya.
Bersambung?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kalo gitu kenapa gak di batalin aja perjodohannya,Dari pada diteruskan akan banyak hati yg akan terkuka..
2025-02-27
0
Qaisaa Nazarudin
Nah kan semakin panjang urusannya..
2025-02-27
0
Qaisaa Nazarudin
Aku suka ketegasan Sahman..
2025-02-27
0