Ayu mengerjapkan matanya berkali- kali. Ia mendapatkan dirinya dalam lobang yang gelap.
" Astagfirullah...Apa yang terjadi denganku?
Manusia atau silumankah yang telah menyakitiku semalam? " tanyanya sembari memijit keningnya, mencoba mengingat kejadian semalam sebelum ia disuntik.
Gelap sekali tempat ini. Siapa yang tega membuangku kesini? ,Perasaan aku tak punya musuh manusia. " Katanya.
Ayu kembali berfikir, fikirannya buntu, memang selama ini, ia tak pernah cari masalah dengan manusia, apalagi perempuan.
" Siapa perempuan bermasker hitam itu. Sepertinya
bukan Sista, kalau sista gemuk. Sedang perempuan ini kutilang. " kata Ayu lagi.
" Aduh...perutku sakit, lapar sekali, sudah berapa lama aku tak sadarkan diri dilobang ini. " Kata Ayu bermonolog lagi.
" Tolong...tolong...Apa ada yang diluar? Bantu aku.." teriaknya sedaya mampu.
Tak ada sahutan, semua sepi. Ayu kemudian mencoba memanjat tebing itu, tapi terlalu licin, ia terluncur kembali kedalam.
" Ya Tuhan...disinilah akhir hidupku. Ayah...Bunda....Bang...Sahman...Ayu menangis sembari menyebut tiga nama yang dekat dihatinya.
Ia terus menangis, sampai suara desis tertangkap diIndra pendengarannya.
" Sini.. Biar ada temanku. " kata Ayu siap- siap menangkap ular Sawah yang masuk ketempat Ayu. Sejak kecil Ayu memang sudah biasa dengan binatang. Apalagi ular Sawo, ia bahkan pandai menari dengan ular tak berbisa namun melilit ini.
Dibelainya kepala ular itu. Kau sengaja datang mendengar tangisanku? " tanya Ayu. Seperti mengerti, ular itu memainkan matanya. Beberapa menit bermanja dipangkuan Ayu, ular itu mulai resah
" Kau bosan ya? baiklah...pergilah " kata Ayu melepas ular itu. Binatang melata itu kemudian mulai meluncur meninggalkan Ayu yang kembali kesepian dilobang itu.
Ayu melihat Jam tangan berantai Emas yang ada ditangannya. Ia tersentak saat jam itu masih ada.
Berarti orang semalam bukan pencuri, buktinya jam tangan emasku masih ada. "Kata Ayu.
Dilihatnya jam menunjukkan pukul 14 Siang. Ayu tiba- tiba ngantuk.
" Nguh...Ah....Ayu menguap, lalu beberapa detik kemudian ia sudah terlelap berbalkan dinding tanah lembek itu.
Sahman baru saja bubar dari peperangan, ia kemudian menemukan ular sawah yang tiba- tiba datang menyentuh kakinya.
Sahman menunduk. Lalu menangkap ular itu.
" Kau bawa pesan apa manis? " tanyanya pada siular. Ular itu menggigit pergelangan Sahman,
Lalu meluncur turun. Dada Sahman tiba- tiba berdetak tak beraturan.
" Tak mungkin aku keracunan, Ia kan tak berbisa. " kata batin Sahman. Lalu ia mengikuti kemana hewan melata itu pergi.
" Kemana kau akan membawaku, aku ingin segera mandi dan mengunjungi kekasihku, kenapa kau membawaku kehutan bakau ini? " kata Sahman ingin berbalik. Tapi tiba- tiba dadanya berdetak lagi.
Penasaran, iapun menunda keinginannya untuk segera menemui kekasihnya. Ia mengikuti hewan yang banyak diburu manusia untuk mengambil kulitnya sebagai bahan membuat tas cantik itu.
Begitu sampai dipinggir sebuah lobang , ular itu meluncur menuju lubang. Sahman mengikutinya, lalu melihat sesosok manusia yang sedang terlelap dilubang berdirmeter 1.5 itu.
Sahman segera masuk ke lubang. Betapa terkejutnya ia melihat kekasihnya tertidur pulas, dengan luka dipelipis, badan Kumal,dengan baju bertanah liat.
" Sayang...Apa yang terjadi denganmu. Manusia atau siluman yang telah melakukan ini padamu, aku pasti akan membuat perhitungan denganmu.
Airmata Sahman bercucuran. Dikecupnya seluruh tubuh kekasihnya, saking harunya melihat keadaan pujaan hatinya. Kemudian dipeluknya tubuh kecil yang kedinginan itu.
Saat ia menyentuh bibirnya, barulah Ayu terbangun.
" Akhirnya kau datang...Aku sangat lapar sekali, satu hari lagi kau belum datang. Aku mungkin sudah mati. " kata Ayu membalas pelukan Sahman.
" Terima kasih manis! kau sudah menyampaikan pesan dari kekasihku. Aku pasti akan memberimu hadiah, karna kau sudah menyelamatkan kekasihku. Kemanapun kau pergi, kau akan aman, kau bisa menghilang dari pandangan manusia, pemburu. " kata Sahman sembari mengaburkan semacam bubuk ajaib pada ular sawah itu.
Ayu takjup, sejenak tubuh ular itu berkilau, ia tak terlihat oleh mata Ayu lagi. Saat Ayu memejamkan.
Gesekkan kepalamu kebatu, kau akan terlihat lagi. Bila kau dikejar pemburu, kau gesekkan lidahmu ketamah. Maka kau akan tak terlihat, bila ingin terlihat lagi gesek kepalamu kebatu lagi. " kata Sahman menjelaskan. Ular itupun melakukan berulang, lalu ia menjilat kaki Sahman, sebagai ucapan terima kasih.
" Sama- sama manis! kami berutang Budi padamu
" katanya kemudian.
Hanya dalam hitungan detik, Sahman sudah membawa Ayu kekamarnya.
" Ayo mandi dan ganti baju. Sudah ada air hangat dibak mandimu. " bisik Sahman seraya menggendong kekasihnya kekamar mandi.
" Turunkan aku. Aku tak nak mandi dihadapanmu. " kata Ayu setelah mereka tiba dikamar mandi Ayu.
Dengan patuh Sahman menurunkan Ayu, lalu menghilang dari kamar mandi. Kalau mau dia bisa saja mengintip gadis pujaannya itu. Tapi ia tak melakukannya, ia terlalu sayang dengan Ayu.
Tak mau ia berbuat curang sedikitpun pada gadis yang selalu membuat jantungnya bagai genderang perang itu.
Sehari semalam tak pulang. Cukup membuat Ayah dan bundanya Ayu resah. Apalagi HP Ayu tidak aktif.
" Besok, kalau Ayu belum pulang, Ayah akan susul kesteba. " kata Pras pada istrinya. Untung mereka asyik kekebun siangnya, jadi mereka tak mendengar gosip, Mobil baru, yang terpuruk ditebing jalan. Kalau sampai mereka dengar, kedua orang tua itu pasti akan meratap sepanjang hari, apalagi tak pula ditemukan pengendara mobilnya, yang jelas- jelas putri semata wayang mereka.
Ayu tidur nyenyak malam ini, tak sadar nafas Sahman yang tak beraturan saat ia mepet - mepet dengan pangeran tampan itu. Ia memeluk kekasihnya dengan posesif, kemudian melanjutkan tidur
tanpa dosanya.
" Manusia atau siluman berjenis kelamin lelaki, pasti akan gila denganmu sayang...Sedangkan kau santai saja, seperti Buci yang tak ***** pria, tanpa dosa kau membiarkan tubuhku menggigil menahan hasrat. Sedang dirimu tidur bergelung, bak ular sawah yang kekenyangan. " Gerutu Sahman sembari mengulum bibirnya.
Sampai bila kau baru mengerti, kalau debaran didada itu tanda mendamba. Sampai bila kau baru faham kalau diriku dan ingin memilikimu sebagai istri, bukan sebatas teman. " Kata Sahman sambil mencuri kecupannya lagi.
" Makin diteruskan, aku juga yang menderita. Sedang ia biasa saja. Untuk memaksa takkan bisa kulakukan, hatiku tak tega menyakiti dirinya. Aku sangat mencintainya
" kata Sahman lagi.
" Manusia bodoh! kau lebih kejam dari Siluman, kau
telah melakukan percobaan pembunuhan, pada kekasihku. Awas! aku takkan butuh persetujuan darinya untuk menghukummu. " kata Sahman.
Hanya dalam hitungan menit, ia sudah berhasil menemukan mobil Ayu dan memindahkannya ke e bagasi.
Esok pagi, saat Aini terbangun, ia menemukan makanan dimeja makan habis. Ia lalu memeriksa kamar Ayu. Malihat putri nya masih tergelung ditempat tidur, ia tersenyum sembari menggeleng.
" Anak ini, datang- datang main diam- diam aja, kayak Siluman gunung Binjai. " Dasar bocah lahir dihutan. " katanya setelah memeriksa mobil putrinya sudah ada digarasi.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ya salam kalo aku mah udah pingsan duluan..untung Ayu dah terbiasa dengan spesis haiwan melata juga ya..😃
2025-02-27
0
Qaisaa Nazarudin
Yup gitu dong Sahman,balaskan aja,biar kapok tuh si hati hitam..😡
2025-02-27
0
Amatari Jalukhu
Bunda no satu
2022-02-07
0