Bagaimana dengan Feminine Soulku?

Pertarungan masih terus berlangsung dibukit Sikabau. Dalam pertempuran kali ini, Sahman mendapatkan luka ditangannya. Saat pertarungan bubar, tabib kerajaan Jin berkumpul untuk memberikan pengobatan terbaik bagi sang pangeran.

Raja Arad mulai khawatir dengan kondisi putranya.

Ia mondar- mandir memikirkan jalan terbaik agar perang segera bisa diakhiri. Arad bisa saja memicingkan mata, dan menutup kuping jika yang lain menjadi korban perang. Kalau sudah nyawa putra Semata wayangnya yang dipertaruhkan, ia tak dapat menahannya. Apagunanya ia pertahankan tahta, kalau harus kehilangan pewarisnya.

Setelah berfikir sejenak, Akhirnya Arad memutuskan untuk bermusyawarah dengan para menteri.

" Hadirin serta para mentriku yang terhormat. Perang mempertahankan wilayah ini, sudah cukup banyak menelan korban. Sekarang putra mahkota

malah terluka akibat perang. Pesan damai sudah disampaikan berkali - kali. Sekarang Coba beritahu aku apa yang bisa kita lakukan. " Katanya memulai rapat kerajaan.

" Ampun tuan Raja Arad yang terhormat. Kalau pendapat hamba, bagaimana kalau kita kirim mata- mata untuk mengetahui rahasia kelemahan musuh, serta apa yang mereka butuhkan. " kata Salah seorang menteri menyampaikan pendapat.

" Boleh juga, Apa yang lain punya solusi yang berbeda? Tolong sampaikan. Atau ini saja kita coba? " tanya raja Arad kali ini Cukup demokratis.

" Kami turut keputusan raja!!!" kata yang lain serentak. Setelah tak ada lagi usul, termasuk dari permaisuri. Raja Aradpun menutup sidang.

Arad menemui Sahman dipembaringannya, ia baru saja megutus sanca mudanya untuk mengirim pesan pada Ayu kekasihnya. Sahman sedang bermenung dipembaringanya, memikirkan kekasih manusianya itu, ketika ayahandanya datang.

" Gimana lukamu nak? " Tanya Arad khawatir, menemukan putranya yang nampak murung.

" Tak apa ayah..Cuma luka kecil, aku akan menggunakan kekuatanku untuk menyembuhkannya, aku ingin cepat keluar dan berjalan- jalan. " kata Sahman tak sabar menunggu

kesembuhan alami. Ia ingin segara bertemu dengan Ayu, sehari saja tak melihat gadis itu, fikirannya sudah kusut, apalagi kalau harus menunggu sampai berhari- hari. Sahman takkan kuasa menahan kangen rindu.

" Jangan sayang...Nanti kekuatanmu berkurang, ayah tak mau kau sampai jadi pangeran yang lemah. " kata sang Ayah.

" Bersabarlah sebentar lagi, tabib dari daerah barat akan segera tiba. Ayah baru saja mengirim pesan padanya. Ramuannya terkenal sangat manjur, dalam lima menit luka dalam dan luka luar, dapat ia sembuhkan. " kata Arad lagi seraya menatap putranya yang nampak tak bersemangat.

" Baiklah akan kutunggu ayah, tapi jangan sampai ia terlambat, kalau ia terlambat, aku akan pergi berjalan- jalan membawa lukaku. " kata Sahman yang memang tak bisa sabar, kalau itu memikirkan

soal Ayunya.

Setelah Ayahandanya pergi. Sahman kembali menerawang dimana keberadaan kekasihnya itu.

" Sayang...aku rindu...gumamnya menatap kekasihnya dari jauh.

Ayu sedang menyiram bunga saat ular sahabat Sahman mendatanginya. " Hai manis...kau datang

Ya,? apa kau membawa kabar,? tanya Ayu setelah ia berjongkok dibalik Bonsai. Sao yang pernah menolongnya itu menggigit lembut tangan Ayu.

" Sudah tiga hari dia tak muncul dihadapanku, apakah ia sakit, atau ia terluka ? " tanya Ayu.

Ular itu turun ketanah lalu membentangkan tubuhnya, memejamkan matanya.

" Aku tak mengerti maksudmu manis, tapi aku tahu, ia sedang sakit, ia tak bisa menemui ku. Katakan padanya Ayu baik- baik saja. Kembalilah dengan hati- hati. Jangan lupa petuahnya, kalau manusia mengancam keselamatan perjalananmu." kata Ayu kemudian. Mengerti dengan maksud Ayu, ular ular itupun pergi.

Ayu merasakan rindu yang begitu berat pada Sahman. Sebenarnya sudah berkali - kali ia berusaha menepis perasaan itu, perasaan ingin selalu bersama dan mendapat perhatian dari

lelaki dari dunia gaib itu. Yang apabila menampakkan rupa terbaiknya dihadapan Ayu, ia bahkan Sebanding dengan Lee min ho.

Sikapnya juga lebih baik dibandingkan manusia yang berjenis kelamin lelaki yang Ayu kenal.

Tapi begitu Ayu sadar Sahman hanyalah mahluk

dari dunia lain, ia terus berusaha untuk tidak menyukai pria itu.

Demi untuk melupakan Sahman Ayu akan rela melakukan percobaan membuka hatinya dengan lelaki yang tidak ia sukai sama sekali. Tapi setiap ia

memulai hubungan yang serius dengan lelaki, yang ia dapatkan hanyalah penghianatan.

Baru seminggu tidak dikunjungi oleh Sahman, Ayu bahkan sudah mencoba menjalin hubungan lagi dengan lelaki yang bernama Wira. Pria ini Ayu kenal

saat pesta pernikahan sepupunya. Ia memang masih ingin mencoba, untuk memiliki hubungan yang normal dengan lelaki biasa, manusia sepertinya.

Baru saja ia mulai telefonan dengan pria berdarah Jawa itu, eh...Sore- sorenya ia sudah kedatangan tamu tak diundang. Seorang wanita sebaya dengan

Ayu yang mengaku kekasih Wira.

" Awas ya Yu, kalau kau sampai mencoba mengganggu kekasih sekaligus calon suamiku.

Aku pasti akan membuat perhitungan denganmu.

Selama ini Wira sudah bulat tekatnya untuk melanjutkan hubungan kami kejenjang pernikahan.

Eh..Setelah mengenalmu, ia malah ingin putus. " kata Perempuan muda yang mengaku bernama EVA.

Eva sengaja datang ke rumahku, hanya untuk urusan Wira. Aku tak melayani kemarahannya.

" Sudahlah...Jangan mencak- mencak dirumahku, aku tak menyukai Wiranu, kami hanya berkenalan,

itupun karna ia yang menyapa dan mendekatiku.

Kalau memang ia kekasihmu, maka jagalah baik- baik, jangan biarkan mata keranjangnya kemana- mana tiap ngelihat yang kinclong. " kataku yang juga kesal, langsung dapat serbuan tak terduga itu.

Eva terdiam ketika aku mengatakan kekasihnya mata keranjang.

" Satu lagi Va, tingkatkan kwalitas penampilanmu,

biar ia tak tertarik melihat yang lainnya. " kataku lagi, saat kulihat ia terdiam.

Setelah wanita itu pergi. Ayu geleng- geleng kepala. " Segitu banyaknya wanita dibandingkan pria dizaman sekarang ya? sampai masih berstatus

pacar saja, orang sudah berani melabrak orang lain,

demi memperebutkan laki- laki. Heran deh...Segitu

pentingkah cinta itu? Apa Ayu termasuk perempuan yang tak mengerti cinta? Ayu sudah tiga kali dikhianati oleh lelaki, tapi sekalipun belum pernah Ayu mendatangi wanita yang sudah menggoda kekasih Ayu, bahkan Ayu bisa melepaskannya dengan Ikhlas. Apa Ayu kurang

Feminine Soul nya kali Ya? " tanya batin Ayu.

Jika jiwa kewanitaanku kurang, mengapa aku menangis juga saat dikhianati? Ngak tak ada masalah dengan jiwa kewanitaan Ayu, hanya hati Ayu saja yang tak suka berantem, Ayu tak lebih suka mundur teratur, ketimbang berperang hanya

demi yang disebut orang Cinta. Ayu orang yang lebih memilih terluka ketimbang melukai.

Ayu normal- normal saja, hanya nasip Ayu yang kebetulan sulit ketemu dengan pria setia. " kata Ayu membela diri sendiri.

" Sudah to nduk...Jangan banyak bermenung, biarkan apa yang mau terjadi terjadilah..Yang penting kita jangan berbuat yang diluar kata hati.

" kata Pras menasehati putrinya saat termenung sehabis menerima tamu tak diundang ya.

Sejak Batal nikah dengan Ustadz Riski, Ayah dan bunda Ayu tak pernah berniat menjodohkan putri mereka lagi. " Biarkan Allah yang menjodohkannya,

bila Ia berkehendak, kami tak kita takkan lagi membuat luka baru dihatinya. " Begitu kata suami istri itu.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Duh si bucin gak sabaran banget pengen jumpa pujaan hati,,Kok aku ikutan baperan ya 🤭🤭🤣

2025-02-27

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Mungkin mmg jodoh kamu itu adalah Sahman kali ya..😁

2025-02-27

0

Shafri

Shafri

lanjut autot ku

2021-10-30

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!