Kesempatan Kedua.

Pagi hari, saat perempuan bermasker hitam melakukan lari pagi didepan kompleks perumahaan Trans itu.

Bibirnya wanita itu bergetar melihat mobil Ayu sudah berada didalam Garasi samping depan rumah Ayu. " Mobilnya sudah disini, kok orang tua perempuan itu ngak kehilangan pada putri mereka ya? Sedang mobilnya mereka bawa pulang. " tanya hati perempuan itu, urat keningnya

bertonjolan, memikirkan keanehan itu.

Ia terus berlari dengan sejuta tanda tanya difikirannya. Sampai di Ujung jalan, dekat depan Mushalla kompleks itu, mata Perempuan bercadar hitam itu terbelalak, melihat dengan santainya Ayu berjalan, keluar dari Musholla. Tanpa sadar, langkahnya terhenti. Kedua kakinya bergetar.

" Ka....kamu.. Kamu!...Wanita itu gemetaran, sampai pipisnya keluar, ia berlari ketakutan meninggalkan Ayu yang melongo, menatap kepergian wanita bercadar itu.

" Tidak! tidak!...Tak mungkin ia bisa selamat. Ia sudah kami buang kelubang, aku menyaksikan sendiri. Ti...tidak mungkin ia selamat. Ayu manusia biasa, darahnya jelas ada. Mana mungkin ia bisa pulang tanpa cacat dan cela sedikitpun. " kata wanita itu seraya masuk keselimut. Tubuh Elmi menggigil, keringatnya bercucuran.

" Kalau ia hantu, ia pasti menggangguku. Kalau ia masih hidup. Ia pasti akan menghukumku, melaporkanku kepolosi. Mana aku masih pakai masker ini lagi. Wanita itu kemudian melempar maskernya, lalu ia berkelumun dibalik selimut tebal.

Sedetik kemudian, Sahman datang dengan rupa terburuknya.

" Ternyata kau orangnya yang telah tega membunuh gadisku? Rasakan hukumanmu sendiri. " katanya menakuti Perempuan dalam selimut itu.

Membuat lutut perempuan itu bergetar, dan ia semakin menggigil ketakutan.

" Si...siapa kau? " tanyanya dalam ketakutan yang kian memuncak.

" Aku adalah Siluman terburuk, tapi hatimu lebih buruk dari rupa yang kau saksikan didepanmu sekarang.Selamat menikmati ulah perbuatan dari hatimu yang berkarat itu. Ha.. ha...ha...Tawa Sahman menggema, membuat wanita itu kian

sengsara dalam ketakutan.

" Kau kenapa Elmi? " tanya ibunya menyingkap selimut Elmi. " Ja.. Ngan sentuh aku, lebih baik penjarakan saja aku, aku yang membunuh Ayu. " katanya dengan tubuh menggigil, membuat sang ibu heran dengan tingkah aneh putrinya.

Ibu Elmi benar- benar bingung mendapatkan putrinya seperti orang yang kurang waras. " Apa pula yang dia katakan, kenapa dia menyebut- nyebut nama anak gadis Aini dan Pras? " tanya perempuan setengah tua itu mondar - mandir dari dapur, kekamar, dari kamar keruang depan. Ia tak tahu apa yang meski ia perbuat.

Kalau ia memanggil

dokter, ia tak tahu apa ada dokter yang cocok untuk penyakit putrinya yang mendadak datang pagi- pagi ini.

" Apa sebaiknya aku memanggil Ustadz? Tah Elmi kerasaukan Arwah jahat, karna sudah tiga hari ini ia pergi senja pulang pagi. " Ibu muda itu kemudian bergegas keluar rumah. Menunggu Ojek dipinggir jalan, untuk mengantarnya mencari Ustadz Amin.

Ustadz yang biasa dipanggil untuk merukiyyah orang yang terkena Sihir, atau kerasukan setan.

Setelah menunggu selama sepuluh menit, Ibu itu kemudian melihat Ayu lewat dengan menggendarai Honda Beat ayahnya Pras.

Ayu yang melihat ibu Elmi menunggu dipinggir jalan dengan wajah nampak cemas, memutar kembali motornya, ia lalu berhenti didepan Bu Susi.

" Ibu mau kemana? kalau dekat ayo Ayu antar." tanya Ayu ramah.

Sejenak orang tua itu terdiam dan berfikir sejenak.

" Ibu mau mencari Ustadz Amin, Elmi tiba - tiba pagi ini sakit, ia ketakutan dan bersembunyi dibalik

selimut. Anehnya ia nyebut nama Ayu." Cerita Susi tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.

" Apa yang dia bilang tentang Ayu Bu? " tanya Ayu sembari mengerutkan keningnya, ia berfikir tentang kejadian subuh tadi. Sampai detik ini Ayu masih berfikir, mengapa Helmi ketakutan saat bertemu dengannya, pun masker hitamnya jadi

tanda tanya bagi Ayu, sedikit terlintas bayangan malam sebelumnya.

" Apa boleh Ayu lihat Elmi sebelum kita pergi Bu? " tanya Ayu setelah berfikir sejenak.

" Baiklah nak, Ayo kita kerumah ibu. " kata Bu Susi ibunya Helmi.

Ayu mengikuti langkah perempuan paruh baya itu menuju rumahnya. Sesampai dikamar Helmi, ia menyingkap selimut Helmi. Tubuh Helmi menggigil

ketakutan dengan ketingat yang membuat bajunya basah. Bagaimana tidak? ia berkelumun dalam selimut setebal itu.

" Ja...jangan penjarakan aku...Aku masih muda..aku tak mau dipenjara. " kata Helmi menatap Ayu dengan tatapan penuh penyesalan.

Karna Ayu datang dengan ibunya, akal sehatnya muncul lagi, ia sekarang sadar, kalau Ayu selamat dari percobaan pembunuhan yang ia lakukan dengan brandalan anak buahnya itu.

" Tenanglah...Aku takkan menurutmu. Allah sudah menyelamatkanku dari percobaan pembunuhan yang kau lakukan. Allah telah memberi kesempatan kedua untuk Ayu hidup. Maka Ayu akan memberikan kesehatan kedua pula buat Helmi berubah. Ayu tak pernah merasa bersalah pada Helmi. Mengapa Helmi mau membunuh Ayu?

" Tanya Ayu kemudian.

" Ak...aku..." Helmi tak sanggup melanjutkan katanya. Tak tahu apa yang bisa ia katakan sebagai

alasan untuk perbuatan tidak manusiawi yang sudah ia lakukan pada gadis cantik yang tetap santai berbicara setelah apa yang Helmi lakukan.

" Kalau ada salah Ayu yang tak sengaja, Ayu mohon maaf. " kata Ayu yang membuat hati Helmi semakin terpukul oleh perasaan bersalah dan malu

pada Ayu.

Susi yang mendengarkan perbuatan buruk anaknya, terkulai lemas disudut ruangan. Ia tak menyangka, putri semata wayangnya, telah tega melakukan percobaan menghilangkan nyawa orang lain. Ia tak dapat berucap, lidahnya tiba- tiba menjadi kelu.

" Ayu tak salah...Aku saja yang iri dan dengki dengan ketenaran, kecantikan dan kekayaan Ayu.

Hatiku benar- benar kotor dan berkarat, diriku memang buruk, lebih buruk dari Siluman. " Kata Helmi membuat pengakuan.

" Untuk apa Iri dengan Ayu Mi? Ayu hanyalah gadis yang gagal menikah tiga kali. Apa gunanya Ayu cantik, Ayu juga jomblo sama kayak Helmi. " kata Ayu sembari tersenyum miris. Hatinya sedih setiap

teringat kisah kegagalan cintanya. Tanpa sadar air matanya jatuh. Membuat Helmi kian merasa bersalah.

" Maafkan aku Yu, aku siap dipenjara sekarang, tuntut saja aku, aku iri sampai mau menghilangkan nyawamu. Padahal Aku hanya bodoh mungkin Ayu jauh lebih kesepian dariku dan menderita dariku.

Hatiku memang kotor dan berkarat." kata Helmi kemudian..

" Sudahlah..kita lupakan saja semua ini,bangkitlah untuk mandi, lihat tubuhmu mandi keringat begitu,

bau kali, sudah siang masih berselimut." kata Ayu menggoda Helmi, kemudian ia tersenyum.

" Memang semudah itu Ayu memaafkan Helmi yang sudah membuat Ayu hampir tiada. " kata Helmi bingung bercampur malu.

" Kan Allah masih menyelamatkan Ayu, pun orang tua Ayu tak sampai tahu Ayu menghilang semalam sehari itu, Allah telah menjaga rahasia ini, hingga

Orang tua Ayu tak merasakan kecemasan. Kalau mereka baik- baik saja, Ayu jadi ringan buat maafin Helmi. Biar sama- sama kita simpan rahasia ini.

" Jangan sia- siakan kesempatan kedua ini. " kata Ayu kemudian.

Susi berlutut didepan Ayu, ia tak pernah mengira, hati anak gadis Pras sebaik ini.

" Sudahlah Bu, bantu Helmi mandi, doakan biar hatinya tenang Semoga untuk kedepannya, ia akan lebih baik dari sebelumnya. " kata Ayu menarik Susi

lembut untuk berdiri. Kemudian ia baca salam lalu keluar dari rumah itu.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kamu salah mencari lawan Jalang...😡😡😡

2025-02-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!