Antara duka dan Kecewa.

Ayu merasakan tubuhnya melayang. Ia menatap pria tampan yang ada didepannya. Pria tampan mengenakan mahkota dengan pakaian pangeran dari negeri dongeng yang suka ia tonton diYoutup kalau sedang ada waktu senggang.

" Dimana aku? kok ada pria aneh sepertimu disini? Perasaan tadi aku sedang nelfon. Kok bisa digendong sama pangeran dari Brunai. Apa sudah terjadi Tsunami ya? Apa aku dibawa ombak sejauh ini? " tanya Ayu bertubi- tubi. Yang membuat pria itu tertawa terbahak- bahak menahan geli, merasa lucu dengan pertanyaan gadis pujaannya. Ia sampai lupa kalau Ayu manusia.

Ayu berontak dari gendongannya, ayu berusaha ingin lompat dari gendongan pria jangkung yang berdandanan aneh menurut Ayu.

Sejenak Sahman sadar kalau Ayu manusia, ia juga sudah salah kostum menghadapi Ayu, karna buru- buru ingin menyelamatkan pujaan hatinya itu. Sahman lupa ngalih rupa dan penampilannya. Ini adalah kali pertama ia mendekati Ayu sebagai wujud aslinya. Biasanya ia akan menjelma jadi kucing, kambing, ular, monyet atau binatang lain.

Ia tahu Ayu suka binatang dan tidak penakut.

" Maaf sayang...aku mengagetkanmu. Habis aku tak

mau sayang terjatuh dilantai. Man mu ini tak mau kekasih pujaan hati sampai terluka seujung rambut pun. " kata Sahman lebay dan sok posesive.

" Siapa kau manggil sayang-sayang! Kau memang tampan, tapi gayamu norak. Pake gaya ala pangeran segala. Apa masih ada zaman sekarang negara kerajaan dengan tampilan zaman old ya? " tanya Ayu sekalian nyerocos.

" Baiklah...kalau kau tak senang dengan gayaku, maka aku akan berubah gaya. " kata Sahman

Ting...Ting...satu kejapan mata, Sahman sudah berubah penampilan menjadi pria maskulin. Dengan senyum termanis ia mendekati Ayu.

" Kau....kau....bukan manusia? Apa kau malaikat? Mana sayapmu? " tanya Ayu seraya berdiri memeriksa pria tampan bertubuh Atletis yang ada didepan matanya. Ayu mengusapi seluruh sisi tubuh Sahman. Membuat pangeran Sahman bergetar.

" Jangan menyentuhku seperti itu sayang...nanti aku khilaf. " bisik Sahman dikuping Ayu. Reflek Ayu menghentikan apa yang ia lakukan.

" Siapa kau? Sok kenal dan sok dekat denganku? " tanya Ayu kemudian.

" Aku kekasih masa kecilmu Ayu...Aku Pangeran Sahman, monyet yang pernah dibunuh ayah adalah jelmaan ku. Aku sangat bahagia saat pertama kau katakan aku pacarmu, pada ayah dan ibumu. Walau sedikit terluka, aku sembunyikan dari raja dan ratu, tak mau keluargamu dapat masalah dengan kerajaanku. Aku sayang dirimu Ayu!

Aku sudah menyukaimu dan mengikutimu sejak kau lahir. " Kenang Sahman. Kemudian membuka bagian lengannya. Tampak bekas luka disitu.

" Kau...Apa Golongan jin bisa terluka juga? " tanya Ayu bingung.

" Bisa lah...Tapi bisa dihilangkan juga, Aku hanya merubahnya saat bersama Ayah agar ayah tak melihat lukaku." kata Sahman.

" Trus kenapa tak menghilangkan selamanya? " tanya Ayu lagi.

" Aku akan jadikan ini kenangan. " kata Sahman.

" Kenangan untuk balas dendam padaku dan keluargaku? " tanya Ayu curiga.

" Suut....tak ada dendam Sahman untuk Ayu! sudah sana mandi, biar siap- siap Pulang Kampung. Apa sayang tidak ingin melihat kekasih yang sudah berhianat dikubur? " tanya Sahman yang membuat Ayu tersentak sadar, lalu menangis histeris.

" Udah...nangisnya! Ayo mandi! Atau mau aku mandiin? " tanya Sahman kemudian.

" Ih...dasar mahluk mesum! Awas kalau berani no gintip!

Baiklah...aku akan mandi! lenyaplah dari hadapanku, biar aku bebas, apa kau sengaja menunggu aku buka baju didepanmu He!" kata Ayu

sembari mengusap air mata dan ingusnya dengan baju, yang meluncur bebas dipipi dan hidungnya.

" Ih...jangan jorok sayang..." kata Sahman berbalik, ia malah mengusap airmata dan ingus ayu dengan tangannya.

" Jorok mana,? protes Ayu.

" Kalau babang Sahman tak apa cinta! " jawabnya sebelum menghilang dari pandangan Ayu.

Ayu bersiap untuk pulang kampung dengan perasaan berkecamuk. Siapa yang takkan sedih ditinggal untuk selamanya oleh kekasih pertama. Walau sudah putus dengan Nando, tapi rasa cinta dan sayangnya pada Nando belumlah sepenuhnya hilang karna penghianatannya.

Sepanjang jalan dalam Travel, ia tak hentinya Ayu menangis. Sampai mata Indah Sukma Ayu sembab karna kebanyakan menangis.

Sahman tak hentinya pula mengusap airmata Ayu sepanjang jalan.

" Cup...cup...Sudah...bisihnya setiap saat.

Ayu tiba dirumah duka tepat saat Keranda Nando akan diangkat. Tangis histeris keluarga tak dapat dihindari kala melepas pria muda itu untuk selamanya.

Langkah Ayu terhenti, hatinya kecut, saat sudah ada perempuan bernama Riska menangis histeris disisi keranda Almarhum Nando. Duka Ayu berganti dengan kecewa.

" Aku tak mungkin mendekat, sudah duluan dia, aku hanya mantanmu sayang...Ia kekasihmu. Ia yang berhak melepasmu. " kata batin Ayu. Ia melangkah gontai menuju rumah bukdenya Nando .

Sesampai dirumah itu, ia langsung kekamar mandi. Membasuh mukanya beberapa kali. Memandangi wajahnya dicermin. Aku selalu kalah cepat, aku hanyalah figuran baginya. Walau hanya figuran, aku

menyayangimu Ndo...semoga Arwahmu tenang. Ayu memaafkan semua salahmu, semoga Nando juga memaafkan kalau ada khilafku. " Gumamnya.

Kemudian ia keluar dari kamar mandi.

" Sudah disini Yu? Kau baik- baik saja kan sayang

..soalnya bukde dengar suara HP pecah saat nelfon. Syukurlah semua baik- baik saja. " kata Sari seraya memeriksa tubuh dan wajah Ayu.

" Ayu baik bukde, tapi Hpnya hancur ! Ada teman kos yang menyelamatkan Ayu saat mau jatuh. Ayu sempat pingsan, setelah sadar baru balik. " kata Ayu.

" Oh ya...Kenapa kesini? kok ngak ngantar Almarhum keperistirahatan terakhirnya? " tanya Sari kemudian.

" Kan sudah ada kekasihnya disitu bukde. Ayu terlambat, ia lebih duluan, malukan Ayu ikut- ikutan nangis disana. Apa pula kata para pelayat, Ayu tak mau Almarhum sampai dicap playboy. " kata Ayu.

" Bukde juga heran. Sejak kapan pula Nando pacaran sama perempuan itu. Sejak subuh tadi perempuan itu sudah disini, kami semua heran. Apalagi pamanmu. Tapi karna sedang berduka, kami tak sempat mempertanyakannya. " kata Sari.

" Iya bukde...Ayu putusin ia setelah tahu ia pacaran juga dengan perempuan itu, semula Ayu tak percaya ia tega menjalin hubungan dengan tetangga Ayu. Tapi melihat betapa sedih dan berkabungnya Riska, Ayu jadi yakin kalau mereka benar- benar berhubungan.

" Maafkan anak kami Ayu...Maafkan Almarhum ya..Ia mungkin khilaf." kata Bukde Sari seraya mengusap pundak Ayu.

" Ayu juga mungkin salah bukde...Ayu kurang perhatian mungkin padanya. Tapi semua sudah berlalu. Kita terpaksa mengiklaskan kepergiannya,

walau sebenarnya kita belum siap ditinggalkan. " kata Ayu.

Bulir bening kembali mengembang dari matanya.

Sari mengusapnya. Kemudian calon anak menantu yang gagal sebelum jadi itu saling bertangisan dan berpelukan.

Karna tak sempat mengantar Nando ke peristirahatan terakhirnya. Ayu datang malam berikutnya kerumah duka. Ia Ayah dan ibunya ikut pengajian sampai malam yang ketiga, menurut kebiasaan dikampung Nando.

Ayu Ziarah kekuburan Nando setelah hari ketiga. Setelah berdoa dan mencurahkan perasaannya ditempat peristirahatan yang terakhir Nando. Barulah Ayu sedikit lega, ia kembali kekota melanjutkan perjuangan Studinya yang belum kelar.

Bersambung...Yang mampir kasih dukungan ya Say...

Jangan lupa tinggalkan like, komen, fote dan tambahkan cerita ini ke Novel Faforitnya.

Salam tkank you dari Penulis...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kapan Ayu jadi pujaan hati Sahman..

2025-02-27

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Oh ternyata si monyet nih..🤭🤭

2025-02-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!