"Tumben cepat pulang" Keyla yang mendengar suara pintu dibuka bergegas keluar kamar. Ia menghampiri sang suami yang melempar tasnya ke atas sofa dan mengistirahatkan dirinya di situ.
"Gak ada latihan basket hari ini" Abian memejamkan matanya, menikmati waktu istirahatnya di rumah. Ia mengantuk.
"Oh gitu" Keyla menganggukkan kepalanya lalu duduk di samping Abian, "Ntar malam jadi kan?" Bertanya.
Abian tak menyahut langsung, "Kemana?" Setelah semenit terjadi keheningan di antara mereka. Abian menatap wajah Keyla yang ternyata sedari tadi sudah menatap lekat padanya.
"Ntar malam jadi jalan kan?" Memperjelas pertanyaannya yang mungkin membuat Abian bingung. Tak sedikitpun Keyla hendak mengalihkan pandangannya dari wajah Abian yang terpahat nyaris sempurna tersebut.
"Gak tahu"
"Lho Bi? Kan tadi--"
"Gue gak ada rencana"
Keyla menggembungkan kedua pipinya, memasang wajah memelas tak pula dengan puppy eyes yang ia harap bisa meluluhkan hati dingin Abian, "Ke pasar malam aja ya? Please banget Bi, mau jalan-jalan" Menggoyangkan lengan sang suami dengan nada merengek.
"Mager" Satu kata yang begitu menyebalkan untuk didengar oleh telinga Keyla.
"Aaaa Bian please" Semakin merengek. Yang benar saja, selama sebulan lebih mereka menjalani kehidupan pernikahan Abian sama sekali tak pernah mengajaknya keluar untuk sekedar menikmati waktu berdua, paling-paling mereka keluar jikalau berbelanja keperluan dapur.
Abian menatap Keyal dengan tatapan yang tak bisa diartikan secara langsung, ia terdiam beberapa saat lalu pada akhirnya lelaki itu memilih mengangguk.
Wajah Keyla langsung berseri-seri, "Yeyyy bisa jalan-jalan"
"Lo gak ada helm" Abian berucap, dengan tangan yang menyingkirkan lilitan Keyla pada lengannya.
"Udah tadi beli"
Abian berdecih, perempuan itu bahkan sudah mempersiapkan helm yang menurutnya hal yang tak mungkin terpikirkan oleh Keyla, "Segitunya"
"Hehe" Menyengir, "Jarang-jarang lho kita keluar bareng"
"Hm"
Apa memang sudah saatnya menerima Keyla dalam kehidupannya? Tapi apa tak terlalu cepat?
20.00
"Udah belum?" Abian yang mengenakan kaos hitam yang dipadukan dengan jaket denim bertanya pada Keyla dari luar kamar.
"Udah" Sahut Keyla dari dalam. Tak lama kemudian perempuan itu keluar dengan rambut yang dikepang satu dan sweater biru serta jogger navy.
"Ayo" Berucap sembari memeluk helm yang baru ia beli sepulang sekolah tadi.
Abian mengambil alih helm tersebut dan menentengnya bersama dengan helmnya, lalu melangkah mendahului Keyla menuju pintu apartemen kemudoan disusul oleh derap langkah kaki kecil Keyla.
"Kita gak lagi nyebrang jadi lepas tangan gue" Ucap Abian saat Keyla menggandeng lengannya di dalam lift yang akan membawa mereka ke lantai dasar.
"Ish sensian banget" Tutur Keyla sembari melepas gantengannya terhadap Abian.
"Oh" Melangkah keluar menuju parkiran apartemen tanpa menunggu Keyla terlebih dulu.
Ia memasang helmnya, saat sudah berdiri di sisi motornya, "Pasar malam ya Bi?" Tutur Keyla sembari mengunci tali pengikatnya yang tak berhasil sama sekali.
"Terserah" Jemari Abian meraih tali pengikat helm Keyla dan menguncinya.
"Yeyyy" Menepuk kedua tangannya saat ucapan Abian berarti 'iya' dalam pikirannya.
Abian memutar bola matanya malas, ia lalu menaiki motor sportnya disusul dengan Keyla yang naik dengan begitu kesulitan sebab tinggi badan yang tidak sebanding dengan usianya.
Setelah banyak kali kegagalan, akhirnya Keyla bisa juga duduk sembari bernafas lega di balik helm barunya. Setelah lengan peremouan itu melilit pinggang Abian, barulah dijalankannya kendaraan beroda dua tersebut menuju pasar malam.
Pasar malam...
"Mau" Keyla berucap sembari menatap es krim cokelat yang hendak tengah Abian santap.
"Lo--"
Tanpa menunggu persetujuan dari sang suami, ia berjinjit dan melahap es krim yang bertahan di sendok milik Abian, membuat lelaki itu menatap sinis padanya, "Enak kan vanilla, mau coba?" Menyodorkan es krim miliknya pada Abian tapi dibalas dengan gelengan.
"Aaaa ayo Bi, coba in" Merengek di tengah jalan.
Abian memutar bola matanya malas, lalu melahap es krim dari sendok Keyla. Masih dengan wajah dinginnya.
Keyla menyengir lalu kembali menikmati es krim miliknya dari sendok yang baru saja keluar dari mulut Keyla, "Enak kan?" Tanya dengan riang.
"Biasa aja" Menjawab acuh lalu kembali fokus pada es krim nya.
"Nanti beliin kentang tornado ya, Bi?" Pinta Keyla saat melihat jajanan itu tak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Hm" Mengangguk saat menemukan objek yang istrinya inginkan, "Cepetan" Menggenggam tangan mungil Keyla dan menariknya.
Keyla tersenyum kala melihat tangan mereka yang saling bertautan. Abian sendiri menggenggam tangan Keyla dengan erat, khawatir jika mereka terpisah sebab banyaknya manusia di pasar malam.
Saat mereka tengah mengantri untuk pembelian kentang tornado Keyla menarik-narik jaket yang lelaki itu kenakan hingga membuat Abian menundukkan tubuhnya mengetahui Keyla hendak berbisik padanya, "Beli satu aja Bi" Ucap sang gadis di samping telinga Abian.
"Hm" Mengangguk sekali lalu menegakkan kembali tubuhnya, "Satu ya Mba" Pesan Abian pada perempuan yang menjualnya.
Beberapa menit kemudian, akhirnya pesanan mereka telah siap, Abian membayarnya dan memberikan makanan itu pada Keyla yang sudah menatapnya dengan berbinar, "Nih"
Keyla meraihnya dengan senang hati lalu menyantapnya sembari melangkah menjauhi penjual itu dengan tangan yang digenggam oleh Abian, "Mau gak?" Menyodorkan kentang tornado tersebut ke hadapan mulut Abian.
"Nggak"
Keyla menghentikan langkahnya dan mrmadang wajah kesal, "Apaan sih Bian? Apa-apa nggak mau, tinggal bilang aja apa susahnya sih?" Omel Keyla dengan nada suaranya yang terdengar seperti anak-anak.
"Key..." Berusaha sabar.
"Atau Bian jijik ya gara-gara ini bekas aku?" Melotot pada Abian.
"Gue cuma nggak nafsu" Memberikan alibi.
"Alasan"
Ingin segera menyelesaikan urusannya di pasar malam bersama Keyla, Abian memilih untuk mengalah dan menuruti keinginan Keyla untuk menikmati makanan tersebut.
"Enak kan?" Tanya Keyla saat Abian mengunyahnya.
"Hm" Tangannya yang menggenggam tangan Keyla kembali menarik gadis itu.
Di tengah aktifitas, mereka tak sengaja menemukan Rama tengah berada di sekitar itu juga.
"Bian, itu Rama" Notice Keyla saat matanya menemukan ketua OSIS itu tengah membeli minum.
"Gue gak buta" Tutur Abian yang lebih dulu menyadari kehadiran Rama.
"Kan cuma kasih tahu"
Setelah kurang lebih satu jam berkeliling pasar malam, Keyla terlihat mengantuk hingga Abian memutuskan untuk mengakhiri waktu jalan-jalan mereka.
"Em gue mau permen kapas. Bian tunggu di motor aja"
"Cepat jan lelet" Abian tak habis pikir, sudah tahu mengantuk masih saja banyak keinginan.
"Iya suami" Berucap sebelum melarikan diri dari situ.
"Huhh" Menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Keyla. Sembari menunggu Keyla kembali padanya, Abian memilih untuk bermain dengan ponselnya.
"Keyla" Seseorang terdengar memanggil nama perempuan yang baru saja mendapatkan permen kapas yang terbungkus dalam plastik.
"Eh Rama" Menatap kedatangan Rama yang menghampiri dirinya.
"Sendiri lo?" Basa-basi bertanya.
"Nggak"
"Oh bareng Abian ya?" Menebak hal yang sudah pasti, mengingat apa yang terjadi tadi di sekolah saat matahari mengambil alih pekerjaan.
"Em iya"
"Bisa ngobrol sebentar?"
Keyla terdiam, Ia saja terbilang lama untuk mengantri permen kapas ini apa lagi jika ia mengobrol dengan Rama. Bisa-bisa Abian mengamuk di tempat. "Gak bisa Rama, maaf ya. Kasihan
sama Abian kalau lama nunggunya"
"Bentar doang Key"
. . .
"Bian!"
Abian mengangkat kepalanya mendengar sapaan itu, "Kok lama?" Bertanya pada perempuan yang baru muncul di hadapannya.
"Ciee kangen ya?" Menggoda.
Abian memutar bola matanya malas mendengar hal itu. Ia lalu mengambil helmnya dan mengenakannya, lalu mengambil juga helm milik Keyla.
"Kenapa?" Tanya Abian saat Keyla terlihat diam saja, seperti memikirkan sesuatu. Lelaki itu memasangkan helm pada sang istri yang begitu pendek hingga ia harus sedikit menunduk.
Tak mendapatkan jawaban dari Keyla lantas membuat Abian menatap manik cokelat itu dalam remang-remang cahaya, menagih respon.
Keyla menggeleng. Dan mengangkat senyum tipisnya pada Abian.
"Aneh banget" Cetus Abian. Ia lalu menaiki motor sport miliknya dan disusul dengan Keyla.
"Sini permen kapasnya" Ingin mengambil alih makanan yang berbobot ringan dari Keyla.
"Nanti kalau terbang gimana?" Heran dengan peletakan Abian terhadap makanan tersebut.
"Daripada lo yang terbang"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
nnda
ihh gemess sama Kayla and Abian😍😍
2021-12-19
1