Senyum Abian

Weekend…

“Pagi Abian” Keyla yang tengah mengikat rambut di dalam kamar tidurnya bersama Abian, menyambut sang suami yang baru bangun tidur di akhir pekan yang cerah ini. Waktu menunjukkan pukul sembilan pagi, mungkin saja sarapan yang dibuat oleh Keyla sudah mendingin.

Abian masih mengumpulkan nyawanya, ia kemudian menoleh pada Keyla yang mengenakan kaos oblong hitam dengan celana pendek, kelihatannya perempuan itu sudah mandi.

“Mau kemana lo?” Tanya Abian saat mendapati Keyla tengah mengolesi bedak ke wajahnya, dilanjutkan dengan

liptint. Masih dalam posisi berbaring, ia menatap wajah segar Keyla di pagi hari.

Tak seperti Keyla yang pasti selalu melihat wajah bangun tidur sang suami, kelopak mata yang masih berat,

rambut yang berantakan, dan aroma ranjang yang benar-benar menempel di tubuh lelaki itu. tapi apapun itu, Abian masih terlihat tampan.

“Ke supermarket, temenin ya?” Mengerjabkan matanya beberapa kali, berharap Abian menyetujuinya.

Abian menatap malas, lalu kembali menutup matanya tak peduli dengan sang istri, lagipula ini belum waktunya ia menjauh dari tempat tidur di akhir pekan.

Keyla menggembungkan pipinya kesal, ia kemudian bangkit berdiri dan menghampiri lelaki itu, “Iiiih Bian, banguun” Menarik selimut yang menutupi tubuh sang suami, hingga benda itu jatuh tergeletak di lantai. Keyla menatap jengkel pada Abian yang memperlihatkan ketidaknyamanannya beristirahat.

“Ck, lo kerajinan banget sih?” Kesal Abian, “Akhir pekan ngapain bangun cepat sih?”

Keyla menatap Abian tak percaya, lelaki di hadapannya ini ternyata memiliki pemikiran seperti itu, “Ayo iih, udah jam sembilan lewat ini” Merengek.

Abian menatap tajam Keyla yang matanya yang masih belum terbuka sempurna, “Berisik ya Keyla! Jangan sampe

gue usir lo” Ucap Abian yang memiliki kesabaran sangat tipis menghadapi seorang perempuan.

“Apa sih marah-marah terus?” Ikut kesal dengan perkataan Abian. Ia menghentakkan kakinya yang pendek beberapa kali lalu pergi dari situ. Lagipula, menemaninya berbelanja bukan menambah dosa kulkas berjalan itu juga.

Abian menatap kepergian Keyla, lalu kembali menutup matanya berusaha kembali kealam mimpi.

“Gue capek-capek bangun pagi setiap hari, bikin sarapan, suami tinggal bangun terus mandi, sarapan, ngeloyor

pergi kek gak punya istri, pas istri cuma minta antar ke supermarket, seenak jidat aja nolak”

Abian yang ada di dalam kamar mendengar ocehan dari Keyla, berdecak sebal. Ia lalu mengambil bantal lalu menutup wajahnya dengan alas kepala yang biasa ia gunakan saat tidur. Keyla begitu berisik.

Tapi suara dering telepon dari ponsel Keyla mengalihkan perhatian lelaki itu. dengan tangannya yang cukup

panjang dan kekar, ia meraih ponsel sang istri.

 —Rama—

Abian menatap layar ponsel itu dengan datar, lalu mematikan ponsel perempuan itu. ia perhatikan akhir-akhir ini Rama sering kali mengirim chat pada istrinya. Sebab tak mempubliskasikan hubungannya dengan Keyla ia tak bisa menegur sang sahabat.

Ia lalu bangun dari tidurnya lalu keluar dari kamar. Di luar, ia menemukan Keyla tengah menonton televisi dengan wajah masam. Perempuan itu mengangkat pandangannya, beradu tatap dengan suami.

“Nikahin doing bisanya” Sindir Keyla kesal.

Abian memutar bola matanya malas, lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan

tubuhnya. Suara shower terdengar jelas di telinga Keyla, sesekali yang ada di dalam kamar mandi bersiul entah untuk apa.

“Keyla, ambilin gue handuk”

Keyla menatap pada pintu kamar mandi dengan jengkel, apa yang membuat lelaki itu melupakan benda penting saat mandi? Bahkan ia baru saja keluar dari dalam kamar, yang di dalamnya terdapat handuk.

“Apa sih Abian? Handuk aja sampe ketinggalan” Tak bergerak dari sofa. Ia juga terlalu malu untuk sekedar menjulurkan tangannya ke dalam kamar mandi.

Memang mereka sudah resmi menjadi suami istri, biar Keyla masuk pun ke dalam kamar mandi itu tak membuat dosanya bertambah. Hanya saja, perempuan itu masih buta dalam masalah dunia pernikahan.

“Berbakti dikit kek lo jadi istri!” Abian yang ada di bawah guyuran shower berucap.

Membuat Keyla syok sendiri mendengarnya, lalu seminggu ini kegiatan Keyla ia anggap apa? Sedikit? Bahkan di rumah, tenaganyalah yang paling banyak terkuras, “ Apaan sih? Abian kalau ngomong sesuaikan dengan fakta dong, Keyla yang kek tuan putri di rumah, kok jadi babu pas nikah sama Bian?” Membalas ucapan sang suami dengan sewot.

 “Ngomel mulu lo, ambil buruan”

Keyla berdecak sebal, walaupun jengkel ia tetap bangkit dari sofa dan mengambil handuk lelaki itu dari dalam kamar. Kemudian berdiri di depan pintu kamar mandi, mengetuknya beberapa kali, “Ini handuknya”

“Tutup mata lo” Titah Abian.

Keyla menurut,perempuan itu lanta menutup matanya. Pintu kamar mandi terdengar dibuka, Keyla semakin merapatkan matanya. Abian hanya mempertunjukkan wajahnya saja, bagian tubuh lainnya bersembuyi di belakang pintu, lelaki itu memperhatikan wajah sang istri dengan seksama.

Tangannya meraih handuk yang diulurkan oleh Keyla, terlalu gemas melihat wajah yang ditunjukkan Keyla membuat Abian tak kuasa untuk tak menjahilinya. Abian mengusap wajah Keyla dengan telapak tangannya yang masih setengah basah.

“Kyaaa, Abian!” Memekik histeris sebab wajahnya dijadikan lap tangan oleh kulkas berjalan.

Abian tersenyum miring, lalu menutup pintu kamar mandi dan melanjutkab kegiatan mandinya yang hampir selesai.

Dari luar terdengar ocehan dari mulut Keyla, perempuan yang manja di dalam pikiran Abian. Mendengar ocehannya membuat Abian terkekeh kecil.

Jadi seperti ini kehidupan pernikahan.

. . .

Abian keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk yang ia lilit di pinggang, menoleh kearah sofa dan menemukan Keyla yang menatapnya begitu lekat, “Kenapa lo?” Tanya Abian sembari mengacak-acak rambutnya yang basah.

Keyla menutup mulutnya, takjub melihat postur tubuh atletis Abian, “Minum amer dorongannya tempe, gak pamer gak fyp” Keyla tepuk tangan heboh dengan apa yang ia lihat, perut Abian terlalu indah untuk tak ia lihat. Setidaknya Keyla memiliki suami dengan tubuh yang baik.

“Apa sih? Sinting” Imbuh Abian lalu masuk ke dalam kamar untuk mengenakan pakaiannya.

Beberapa menit kemudian Abian keluar dari dalam kamar dengan menggunakan kaos putih dan celana levis selutut.

Keyla mengambil majalah di atas meja, “Kemana?” Tanyanya.

“Supermark—“

“Ayo!”

Abian tersentak kaget saat ucapannya dipotong tiba-tiba dan disahuti oleh seruan dari gadis yang berstatus sebagai istrinya itu.

“Bentar ambil dompet dulu” Berlari kecil menuju kamarnya dan mengambil dompet miliknya lalu kembali menghampiri Abian yang sudah memainkan kunci motor.

“Ayo Bi” Menarik tangan lelaki itu, namun malah ia yang ditarik balik oleh Abian.

“Ganti celana lo”

Keyla menatap celana pendeknya lalu kembali menatap pada Abian , “Kenapa emang?”

Abian menundukkan diri, menyamaratakan tinggi badannya dengan Keyla, “Nurut”

Aroma mint dari nafas Abian membuat Keyla beku di tempat. Belum lagi maskulinnya yang memabukkan.

Abian mengernyitkan dahinya mendapati Keyla yang diam di tempat dengan tatapan yang terarah padanya, “Buru” Keyla tersadar dari lamunannya, ia memasang wajah memelas.

“Ish, apaan sih? Gak mau. Biasanya juga—“

“Lo teman gue?” Tanya Abian dingin.

Wajah memelas Keyla seketika berubah menjadi wajah ingin menunjukkan protes, “Bukan, istri Abian”

“Tuh tahu…”

Keyla terdiam.

“Udah sana ganti. Lo pikir ada suami yang rela paha istrinya diekspos?” Ucapnya dengan nada yang terdengar sewot. Abian menegakkan tubuhnya.

Senyum Keyla mulai terbit, ia mengangkat tangannya membentak hati, “ Emm, Abian dah mulai posesif, cinta deh” Katanya dengan heboh lalu kembali ke dalam kamar untuk mengganti celananya dengan yang lebih panjang.

Supermarket…

“Abian mau apa?” Tanya Keyla setelah memasukkan daging ayam ke dalam troli.

“Terserah” Berucap tanpa menoleh pada Keyla yang sibuk berbelanja. Ia sendiri sibuk dengan ponselnya.

“Oke” Keyla mengambil alih troli dan mulai mengambil semua stok makanan yang ia inginkan. Meninggalkan Abian yang berjalan bgitu lamban denga ponsel di tangannya.

Beberapa menit berlalu, Abian baru sadar sang istri tak ada di dekatnya. Lelaki itu celingak-celinguk mencari keberadaannya, “Ck, kemana lagi tuh bocah?” Gerutunya, Abian mulai berjalan cepat mencari keberadaan Keyla.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!