Emosi Abian

Andrea memasuki kafe yang berada di perempatan jalan, ia mengibarkan rambutnya yang terligat begitu sehat. Tatapannya kemudian terarah pada seorang lelaki yang duduk sendirian di meja dekat jendela dengan secangkir minuman. Ia menghampiri lelaki itu, "Ngapain lo sendirian kek jomblo ngenes?" Ucapnya tanpa basa-basi.

Rama, laki-laki yang mengenakan kaos hitam yang dipadukan dengan kemeja navy sebagai luaran mengangkat kepalanya dan menatap pada Andrea yang ada di hadapannya. Ia bersandar di bangkunya dan menyilangkan tangannya di depan dada, "Lo yang ngapain? Udah jam segini kenapa masih di luar"

Andrea menaikkan sebelah alisnya, "Urusan lo? Nggak kan?"

Rama berdecih, "Ya ngapain juga gue ngurusin lo?"

Perempuan yang mengenakan cardigan abu itu memutar bola matanya malas lalu meninggalkan Rama. Memesan kopi yang dimasukkan ke dalam cup. Usai memesan ia kembali ke meja Rama, "Ikut duduk boleh?" Bermodalkan nada yang ramah tamah, ia meminta izin.

Rama tersenyum miring, "Ngapa lo? Demen ama gue" Memanfaatkan senyum yang begitu mempesona miliknya.

Bukannya terpesona, Andrea malah menunjukkan respon tak suka dengan sikap Rama, "Dih najis bangeeet" Ia lantas berlari kecil pergi meninggalkan Rama.

"Lha ditinggal? Woy Aya, jadi duduk gak?" Berseru pada perempuan yang sudah ada di depan pintu keluar.

"Nggak, makasih" Menyahuti.

Rama mengamati punggung perempuan itu mulai menjauh dari pandangannya, "Sama-sama"

. . .

Bel istirahat sudah berbunyi, empat sekawan itu memilih bersantai di roof top sekolah. Dengan bilah rokok di masing-masing tangan mereka.

"Gimana acara ngedate lo tadi malam?" Tanya Akiel pada Rama.

"Ya gitu"

Akiel kesal, ia memukul kesal lelaki yang sudah bersahabat lama dengannya, "Gitu gimana? Lo pikir gue cenayang sampe tahu alur ngedate lo?" Berucap dengan tak sabaran.

Rama mengusap kepalanya yang dipukul oleh Akiel, ia balik menatap kesal lelaki itu, "Gagal, Keylanya ada urusan" Decak Rama sebelum menghisap rokoknya.

Akiel tersenyum miring, "Semesta aja gak ngizinin lo pacaran Nan, gagal mulu kagak ada yang langgeng" Cibirnya pada Rama. Niat membuat lelaki itu semakin sedih.

"El" Tegur Abian. Selalu saja Rama yang dijadikan sasaran canda mereka.

"Kan fakta" Terang Akiel dengan santai.

"Masih kecil ngapain sih pacaran?" Keenan yang sedari tadi diam sembari bermain dengan ponselnya, kini ikut bergabung dalam obrolan.

Cih emang lo, pacaran kok modal garis miring, batin Rama yang sebal dengan ucapan Keenan. "Gue otw delapan belas tahun ya kalau lo lupa, beda empat bulan doang ama lo pada" Ucapnya, ia memang yang paling muda dalam circlenya.

"Tetap aja" Keenan tak mau perkataannya dibantah.

"Ck, apaan sih? Umur doang" Sahut Abian yang bosan mendengar perdebatan random dari para sahabatnya.

"Bian" Suara perempuan membuat keempat orang itu menoleh ke arah yang sama. Tahu siapa perempuan itu dan kaitannya dengan Abian, Keenan menepuk bahu Rama dan Akiel mengode untuk pergi dari roof top.

"Em kami ke bawah duluan ya, Yan?" Pamit Keenan dan disusul oleh Rama dan Akiel.

"Aku...."

"Gue sibuk" Abian terlihat sangat tak ingin mendengar satu patah kata pun dari perempuan itu. Tak ingin terlibat masa lalu yang begitu memuakkan.

Perempuan itu mencekal tangan Abian yang hendak pergi dari hadapannya, "Dengar dulu" Pintanya.

"Jauhi tangan lo itu" Abian menghempaskan jemari mungil itu dari lengannya.

"Abian kamu nggak pernah kayak gini sebelumnya sama aku" Tatapan polos perempuan itu Abian amati. Matanya masih sejernih dulu, dan indah. Tapi ia bukan orang baik bagi Abian.

"Terus gue peduli?" Mengatakan dengan datar.

"Kamu kok--"

"Kita sudah selesai, tepat disaat lo main di belakang gue" Ucapannya berhasil membungkam mulut perempuan itu.

"Abian kamu--"

"Gue gak ada waktu dengar omong kosong lo" Ucap Abian lalu pergi dari situ, wajahnya memerah menahan emosi.

Sampai di lantai bawah, badannya ditabrak oleh seseorang, lelaki itu memejamkan matanya dan menghembuskan nafasnya pelan.

"Maaf--lho Abian? Kenapa?" Keyla, perempuan yang tadi tak sengaja menabrak lelaki dengan tinggi yang menjulang di hadapannya.

"Bukan urusan lo" Abian berucap dengan nada tak bersahabat.

"Siapa yang bikin nangis?" Jemari mungil Keyla menyingkirkan setitik air mata yang menetes di pipi Abian.

Abian terdiam mendengar penuturan perempuan itu.

Menangis?

Siapa?

Tak banyak cakap lelaki itu pergi menjauh dari Keyla dan melangkah begitu cepat.

"Abian" Panggil sang istri.

"Jangan ajak gue bicara!" Usir Abian.

. . .

Rama yang sedari tadi menemani Abian di UKS menatap pada arlojinya yang menunjukkan jika beberapa menit lagi bel masuk akan berbunyi. "Gak masuk kelas?" Tanya ketua OSIS itu.

Abian yang meletakkan lengannya di permukaan wajahnya menghembuskan nafasnya gusar entah kenapa, "Lo sendiri?"

"Kan gue yang duluan nanya ke lo" Sahut Rama.

"Males"

Rama berdecih, ia yakin sembilan puluh persen jika mood lelaki itu buruk, "Gegara mantan lo itu?"

"..."

"Masih suka?"

"Gak" Menyahuti dengan langsung.

"Ya udah kalau gitu ngapain dipikirin sih?" Hanya karena mantan Abian itu Rama sudah sebal.

Abuan menatap pada Rama yang juga menatap padanya, "Gue gak mikirin dia" Ngegas, ia menjawab dengan begitu tak santai.

"Santai aja kali ngejawabnya" Rama bangkit berdiri dan mengambil jaket abu-abu yang tadi ia letakkan di kasur yang Abian tiduri. "Gue ke kelas duluan, lo masuk gak kalau nggak ntar gue bilang lo sakit?"

"Heem" Abian memilih untuk mengubah posisinya menjadi membelakangi Rama.

Kulkas sialan.

. . .

Abian menekan pin apartemennya lalu masuk ke dalam rumah, tak lupa menutup kembali pintu rumahnya. Ia melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar hendak mengganti pakaian, dia atas kasur ia menemukan Keyla dengan berbaring tengkurap sembari menonton di laptop.

Keyla menatap pada Abian lalu menatap pada jam di laptop, "Abian gak jadi latihan basket?"

Abian menggeleng sebagai jawaban, ia meletakkan tasnya di atas meja belajar lalu menuju almarinya untuk mengambil kaos. Tatapannya terpaku pada sebuah jaket abu-abu yang begitu familiar di matanya, "Ini..."

Keyla yang hendak melanjutkan acara menontonnya kini beralih pada objek yang Abian lihat, ia teringat sesuatu, "Oh iya gue lupa kembaliin jaketnya Rama tadi--"

"Lo gak paham maksud gue, hah?! Kok lo gak bisa nurut sih sama gue?!" Keyla terdiam mendengar bentakan itu. Ia salah apa?

Keyla bangun dari posisi tengkurapnya dan turun dari kasur, "Abian..."

"Mengecewakan lo Key, gue muak sama lo!" Terlihat dari matanya, Abian benar-benar marah bercampur kecewa. Hari ini rasanya sangat menguras emosinya.

"Gue salah apa Abian?" Keyla benar-benar tak paham kenapa sang suami memarahinya seperti ini. Setiap hari selalu saja lelaki di hadapannya berucap dengan kasar tapi tak pernah seemosi ini.

Abian mendekati Keyla, mensejajarkan tinggi badan mereka, tatapan tajam penuh amarah Abian berhadapan dengan tatapan polos Keyla, "Bisa nurut gak sama gue?" Gertaknya.

"Kapan gue gak nurut?"

Tak terima dijawab dengan nada tak bersahabat, lantas membuat Abian semakin murka, ia mencengkram lengan Keyla. "Lo pulang bareng Rama kan?! Ngapain sih? Uang yang lo pegang sama sekali gak kurang buat lo pesan taksi sekali pun" Geram Abian. Ia tak suka jika apa yang seharusnya menjadi miliknya berada di tangan orang lain.

"Gue nggak pulang bareng Rama!" Sentak Keyla, ia menghempaskan jemari kekar Abian yang mencekal lengannya.

Abian menegakkan tubuhnya lalu mengambil jaket abu-abu yang tadi dipakai Rama ke sekolah, "Terus ini apa?" Menunjukkannya di depan wajah Keyla.

"Gue datang bulan di sekolahan, Rama kasih pinjam jaketnya untuk nutupi noda merah di rok gue" Menjelaskan dengan wajah yang sudah memerah, matanya sudah berkaca-kaca saat menatap tinggi pada sang suami.

"Gue pulang pake ojek, Abian" Melirih, "...kenapa selalu marahin gue sih?" Setetes air mata jatuh di pipi Keyla. Kehidupan pernikahannya tak seindah sinetron yang ia tonton ternyata.

Abian tertegun melihat Keyla yang mulai menangis. Ia sudah kelewatan. "Sorry" Pergi dari hadapan Keyla setelah mengambil baju ganti dari dalam almari.

Terpopuler

Comments

Yani Aan

Yani Aan

thor jahat banget sih ma keyla. anak sekecil itu yg baru bisa happy² harus jd ibu rumah tangga. tapi berjuang sendirian...

2023-01-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!