Ancaman Abian

Rama menatap teduh pada perempuan di hadapannya, perempuan yang kini tengah bermain ponsel, "Keyla, lo free gak malam ini?" Tanya Rama masih menatap lekat pada perempuan yang duduk di sampingnya.

Keyla.balas.menatap Rama yang mengenakan almamater OSIS, "Eem..." Tampak memikirkan jawaban yang akan ia berikan pada Rama.

Rama diam seribu bahasa, panas dingin menunggu jawaban dari Keyla.

"Kalau iya kenapa, kalau nggak kenapa?" Tutur Keyla tak lupa dengan senyum manisnya, Rama pikir perempuan itu tengah menggodanya.

Rama tersenyum miring, ia mendekatkan wajahnya pada Keyla, "Gue mau ngajak lo jalan" Aroma maskulin Rama menyeruak di indera penciuman Keyla. Nikmat dan candu.

Keyla memundurkan posisi tubuhnya, menciptakan jarak di antara mereka, "Oke, gue lihat jadwal gue hari ini dulu. Tunggu aja kabar dari gue" Ucapnya lalu pergi begitu saja dari hadapan Rama.

Rama tersenyum, ia menatap punggung perempuan itu yang mulai menghilang dari pandangannya.

. . .

Keyla melangkahkan kakinya cepat menuruni anak tangga, sekilas ia melihat Abian menatap ke arahnya saat bersama Rama tadi. Jangan sampai tujuannya meluluhkan hati kulkas berjalan itu gagal total.

Ia terus mengejar Abian yang melangkah dengan santai, satu langkah kaki lelaki itu saja begitu besar untuk kakinya yang pendek itu.

"Bian" Tangannya yang mungil menarik lengan baju Abian.

Abian menghentikan langkahnya saat sang istri memegang lengan bajunya.

"Susunya udah diminum?" Tanya Keyla dengan nada suara yang manis didengar. Ia melepas pegangannya pada lengan lelaki itu saat Abian membalikkan badannya.

"Gue buang" Berkata tanpa banyak pikir. Ia menatap datar pada Keyla yang mendongak padanya. Leher perempuan itu pasti sakit.

"Jahat" Memukul dada bidang lelaki itu kesal.

Abian tak bergeming dengan sakit di dadanya, ia tetap pada posisinya, "Oh"

"Kalau bakal dibuang kenapa diterima?" Protes, itu adalah susu kegemarannya kenapa malah Abian buang sih? Setidaknya tolak saja biar ia minum. "Atau kasih aja ke teman Bian, Rama kek--"

"Berisik" Memotong langsung ucapan Keyla dengan nada yang ia naikkan sepertinya kesal.

Keyla menggembungkan pipinya bertambah kesal, "Apa sih? Cepat tua lho kalau marah-marah terus" Ucapnya tak kalah kesal.

Abian menatap tajam pada Keyla, lalu berbalik badan dan melangkah menjauhi perempuan itu.

"Dasar nyebelin" Umpat Keyla. "...gue ntar malam mau jalan sama Rama" Berkata sebelum lelaki itu semakin membuat jarak.

Abian terdiam, langkah kakinya tak ia lanjutkan, "Gak" Ada terbersit rasa tak suka mendengar hal itu.

"Bodo" Sahut Keyla berani.

. . .

Matahari sudah beristirahat dan kini digantikan oleh bulan, terang telah digantikan oleh gelap. Lampu-lampu di pelosok daerah sudah menyala untuk mengusir kegelapan di sekitar.

Seorang perempuan dengan kaos putih dipadukan dengan jeans terlihat melangkah dengan secangkir kopi di tangannya. Meletakkannya di atas meja tepat di hadapan Abian yang tengah bermain game di ponsel.

"Ini kopi Bian" Ucap Keyla dengan tatapan yang tak lepas dari Abian yang terus fokus dengan gamenya.

"Hm"

"Makasih kek apa kek" Bergerutu, ia muak mendengar Abian terus menerus berdehem untuk merespon ucapannya.

"Hm"

Kalau saja ia tak ingat jika Abian adalah suaminya, sendok yang ia pakai untuk mengaduk kopi tadi sudah ia lemparkan pada kepala lelaki itu, "Untung ganteng" Gumamnya, "...coba aja lo gak ganteng, udah gue tolak lo" Melanjutkan gumamannya lagi yang te tu saja didengar oleh Abis.

Lelaki itu menghentikan permainannya, ia menatap datar pada perempuan yang berdiri di samping meja; "Emang ada gue ngelamar lo?"

"Ad--"

"Keluarga gue bukan gue" Memotong ucapan Keyla. Ia mematahkan semua ekspektasi di pikiran bodoh Keyla.

"Nyenyenye" Lelah berdebat dengan hal yang Keyla pastikan ia tak bisa berbuat apapun. Ia mengambil sling bag miliknya yang ada di samping Abian dengan angkuh, "Mau pergi dulu bye"

"Emang ada gue ngizinin?" Mencekal lengan Keyla, ia berdiri dan membuat Keyla mendongak untuk bersitatap dengannya.

"Ngapain minta izin sama--"

"Suami lo" Membungkam mulut Keyla dengan dua kata.

Keyla kesal, ia menghempaskan jemari kekar Abian yang mencekal lengannya, "Ish status aja suami, istri sendiri gak dikasih--"

"Hak apa yang lo mau?" Mensejajarkan tinggi badan mereka berdua, Abian menatap intens peremouan di depannya.

"Ya apa kek gitu, perhatian misalnya terus disayang terus--"

Abian tersenyum miring pada Keyla, ia memeluk pinggang perempuan itu dan menepiskan jarak antara mereka, "Kalau gitu gue minta hak gue sebagai suami lo" Ucapnya dengan datar. Tatapan lelaki itu mengarah pada bibir

"Hah?"

"Seharusnya lo udah gak perawan di tangan gue" Mengatakan secara langsung tanpa sedikit pun memberi filter.

Keyla membulatkan matanya sempurna, ia mendorong dada bidang lelaki itu dan membuat jarak antara mereka berdua, "Bian mesum" Wajah perempuan itu memerah sempurna.

"Aaa nyebelin" Menutup wajahnya dengan telapak tangannya.

Abian menjatuhkan diri di atas sofa dan mengambil cangkir kopi miliknya, meneguknya sekali. "Gue gak maksa lo buat ngasih itu untuk saat ini, cukup nurut sama gue" Ucapnya sembari meletakkan cangkir kopi itu.

"Ngapain coba nurut sama cowok yang sama sekali gak ngakuin istrinya sendiri?" Mengomel dengan tangan yang masih berada di permukaan wajahnya.

Abuan menghembuskan nafasnya pelan, "Lo mau dikeluarin dari sekolah?"

Keyla menatap Abian, ia memasang wajah sebal, "Setidaknya gak usah berlebihan"

"Gue gak berlebihan"

"Berlebihan untuk gue"

"Tergantung lo menanggapi aja"

Keyla berdecak sebal, ia menghembuskan nafasnya kasar lalu berbalik badan hendak pergi dari hadapan Abian.

"Berani lo keluar jalan sama Rama..."

Keyla yakin lelaki itu akan mengancamnya, ia bervalik badan dan menatap kesal pada sang suami yang menatap pada dirinya juga, "Mau ngancem apa? Hm?" Tantang Keyla.

"Pas sampe rumah jangan harap bisa lolos dari gue"

"Mau apa emang?"

"Ngambil hak gue" Keyla bungkam tahu keinginan itu, "...maybe"

Nggak mungkin beneran kan? Abian pasti cuma ngancem.

"Gue gak main-main ya Keyla" Bak tahu isi pikiran sang istri, ia berucap dengan tegas.

"Apa sih kulkas? Gue bosan kali di rumah mulu. Lo gak ngajak gue jalan-jalan" Omel Keyla sembari menghentakkan kakinya beberapa kali di permukaan lantai.

"Ya udah sana jalan" Mengambil ponselnya berseluncur di beberapa sosial media.

"Bian gak bolehin" Nada suara Keyla naik satu oktaf.

"Tuh tahu"

"Aaaa nyebelin, gue laporin ke Bunda" Mulai mengancam balik lelaki yang memiliki tinggi badan 179 cm tersebut.

Abian memicingkan matanya pada Keyla, "Awas aja sampe berani"

"Bodo amat" Menjulurkan lidahnya meremehkan ucapan Abian. Memangnya hanya laki-laki itu saja yang bisa mengancamnya? Ia juga bisa.

"Dasar cepu" Ucap Abian lalu pergi ke dalam kamar.

Keyla menatap kepergian Abian, ia mendengus sebal. Hidupnya yang sebebas burung terbang kini berubah seperti seorang tahanan. Tak boleh keluar rumah? Yang benar saja. Keyla melangkah mendekati sofa dan duduk di sana, bertepatan dengan Abian yang keluar dari kamar dengan satu plastik cemilan, ia meletakkannya di paha Keyla.

Keyla menatap heran pada Abian, lalu melihat isi dari plastik itu. Matanya berbinar riang, "Buat gue? Makasih suami, sayang deh" Tuturnya dengan riang ia meletakkan plastik itu di atas meja dan mengambil sekotak susu stroberi dan wafer dengan krim keju kegemarannya.

Abian yang berdiri di hadapan Keyla menatap intens pada Keyla yang meneguk susu itu, lalu tatapannya beradu dengan Keyla yang kebetulan mengangkat tatapannya, "Ish balas kek" Sebal Keyla.sebab ucapannya jarang direspon Abian.

Abian menatap ke lain arah, memasukkan tangannya ke saku celana, "Hm" Berdehem.

"Hm? Hm apa? Hm iya Bian juga sayang Keyla?" Tanya Keyla setengah frustasi mendengar deheman suaminya sendiri.

Abian berdecih, "Najis bet" Ucapnya.

"Aaaa Bian" Keyla terlihat tak suka dengan ucapan lelaki itu.

"Berisik" Sungguh dosa besar apa yang Abian lakukan hingga ia harus disandingkan dengan perempuan berisik seperti Keyla.

Keyla menatap jengkel, ia mengunyah wafer yang dibelikan oleh Abian. "Oh iya Rama" Teringat janjinya dengan ketua OSIS, Keyla lantas bangkit berdiri.

Belum juga melangkah pergi, Abian menahan kepalanya dan membuat Keyla kembali terduduk di sofa, "Mau kemana lo?"

"Mau--"

"Ya udah sana, pulang-pulang siap aja lo di atas ranjang" Ucap Abian tak bercanda, ia menatap dingin pada Keyla.

Ish nyebelin banget sih nih orang.

Dengan perasaan kesal setengah mati, Keyla mengeluarkan ponselnya dari dalam sling bag dan mencari kontak ketua OSIS Smansa Taruna.

"Halo Rama, maaf ya gue gak bisa. Tiba-tiba aja ada urusan keluarga"

"..."

"Iya maaf ya"

Panggilan suara itu diputuskan setelah mendapatkan keputusan, ia mengambil susu kotak miliknya yang belum habis. "Puas?" Tanyanya pada Abian yang sejak tadi menatap padanya.

"B aja" Ucap Abian lalu duduk di samping Keyla, mengambil sebungkus roti dengan isian cokelat dan menyantapnya.

"Langit bisa kau turunkan akhlak pada Abian? Suami saya sangat minim akhlak" Abian yang mendengar ucapan istrinya hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan. Terlalu kekanakkan.

Keyla lalu menggeser posisinya agar semakin dekat dengan Abian, yang malah membuat Abian memejamkan matanya agar tak emosi akan kelakuan Keyla, "Jauh-jauh sana" Usirnya saat jarak semakin perempuan itu tepis.

"Aaaa peluk" Merengek dengan kedua tangan direntangkan minta didekap.

Abian menatap sinis pada Keyla, tak bisa sehari saja ia tak mendengar rengekkan perempuan itu. Abian mengambil bantal di belakangnya dan meletakkannya di tubuh Keyla.

"Tuh peluk"

"Aaaa mau sama Bian" Merengek sembari memeluk bantal itu.

Abian sebal, ia menyumpal mulut Keyla dengan roti yang tadi ia makan, "Berisik tahu gak sih Key?" Ucapnya dengan stok sabar yang telah habis.

"Gak tahu" Ucap Keyla sembari mengunyah roti yang memenuhi mulutnya. Perempuan itu mengambil susu miliknya dan pergi ke dalam kamar meninggalkan Abian.

"Dih"

Abian menyandarkan punggungnya di sandaran sofa yang ia duduki, menghabiskan roti miliknya. Beberapa menit kemudian teleponnya berdering, telepon dari sang bunda.

"Halo Bun"

"..."

"Ada itu di kamar"

"..."

"Ng-nggak kok Bun, semua baik-baik aja"

"..."

"Iya Bun"

"..."

"Iya"

Abian menatap pada pintu kamar tidur, cewek cepu.

Terpopuler

Comments

Yani Aan

Yani Aan

apa sih yg mendasari mrk nikah muda. perkawinan bisnis kah? Ayolah Keyla...diemin Abian...kasih pelajaran balik

2023-01-17

0

nnda

nnda

buat abian bucin Thor sama keyla

2021-11-16

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!