Ketika Ezra tengah mempresentasikan skripsinya di hadapan penguji, Gwen dan keluarganya bertolak menuju Osaka.
'Terima kasih telah hadir dan menjadi hal terindah dalam hidupku, aku akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu, aku sangat mencintaimu abang Ezra Christian Nasution' gumam Gwen dalam hati ketika pesawatnya lepas landas, ia memandangi kaca jendela pesawat sambil mengingat momory kebersamaannya dengan Ezra, hingga membuat air matanya lagi dan lagi jatuh menetes di pipinya.
"Kamu pasti bisa nak, Daddy dan Mommy akan selalu disampingmu" Galen mengelus lengan putrinya, ia paham betul perasaan putrinya yang harus ikhlas melepaskan cintanya.
Usai dirinya di nyatakan lulus oleh dosen pengujinya, Ezra bergegas pulang ke rumahnya. Tiba di depan halaman rumahnya ia berlari masuk mencari sosok mamahnya.
"Mah, Abang lulus..." teriak Ezra, ia menghampiri mamanya kemudian ia meluk mamanya dari dari belakang sambil menciumi pipi mamanya.
"Selamat ya sayang..." Felly pun mecium pipi putra sulungnya.
"Biar pun mama sering menganggap Abang tidak pernah belajar, tapi abang berhasil menyelesaikan S1 Abang dengan waktu singkat dan Cum Laude loh" ucap Ezra dengan bangganya, ia masih tak melepaskan tangannya dari pinggang mamanya.
"Iya iya, anak mamah memang cerdas. Terus apa rencana Abang selanjutnya? kamu mau lanjut S2 atau bekerja?" tanya Felly sambil mengelus rambut putra sulungnya.
"Abang mau lanjut S2 bareng sama Gwen, kan tahun ini gwen masuk kuliah jadi kita bisa satu kampus"
Mendengar nama gwen, Felly langsung melirik ke arah suaminya, me berikan kode jika ini adalah saat yang tepat untuk membahas soal asmara putranya dan Gwen.
"Ada hal serius yang harus Papa bicarakan padamu" ucap Rey dengan wajah serius, ia memintaputra sulungnya untuk duduk di hadapannya.
Ezra pun menurut, ia melepaskan tangannya dari pinggang mamanya, kemudian duduk di hadapan Papanya.
"Sebenarnya sudah sejak lama kami mengetahui, hubunganmu dengan Gwen lebih dari seorang sahabat, kami juga sempat beberapa kali memergokimu sedang bermesraan dengan Gwen. Apa kamu tidak pernah menyadarinya jika kalian itu berbeda?" tanya Rey.
"Beda keyakinan maksud papa?" tanya Ezra memastikan arah pembicaraan papanya.
"Iya" jawab Rey.
"Bagiku itu tidak masalah, selama ini kami saling menghormati satu sama lain, dan kami juga tidak pernah mempermasalahkan masalah ini" ucap Ezra dengan santai.
"Lantas hubunganmu dengan Gwen mau di bawa ke mana?" tanya Rey kembali.
"Aku akan menikahinya, kita akan punya keluarga kecil yang bahagia" ucap Ezra dengan optimis sambil membayangkan jika ia dan Gwen akan memiliki keluarga kecil yang bahagia.
“Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?”(2 Korintus 6: 14-15)" ucap Rey.
"Tidak akan ada yang pindah pah, papa tenang saja. Kita berdua bisa melangsungkan pernikahan di luar negeri" terang Ezra dengan santai, selama ini ia tak pernah mempermasalahkan masalah perbedaan keyakinan, karena menurutnya banyak nergara yang telah melegalkan pasangan beda agama.
"Wow... semudah itu kamu bicara. Tidak ada dua nahkoda dalam satu kapal, pernikahan itu tidak cukup hanya berlandaskan cinta. Gwen itu seorang wanita, dia butuh seorang pemimpin yang dapat membimbing agamanya, mengimaminya ketika ia shalat. Lagi pula kamu pikir bisa semudah itu kamu mendapatkan restu dari orang tua gwen?" ucap Rey dengan nada tegas, agar anaknya tidak terlalu meremehkan masalah perbedaan keyakinan.
"Sepercaya diri itu kamu beranggapan jika Uncel dan Auntymu akan menyetujui pernikahan beda agama, hanya karena kamu dekat dengan mereka. Ya, Uncle dan Auntymu memang sangat menyayangimu, tapi masalah keyakinan mereka berdua sangat tegas, mereka tidak akan mengizinkan putrinya menikah dengan pria yang berbeda keyakinan dengan mereka. Dan kami pun sangat menyanyangi Gwen, kami mengingginkan Gwen menikah dengan pria yang bisa memimpin ibadahnya" ucap Rey dengan tegas.
"Mama tidak ingin ya kamu nekat berpindah keyakinan hanya demi na*su dunia, itu sama halnya kamu mempermainkan Tuhan, Ezra." sambung Felly, memberi peringatan kepada putra sulungnya.
"Lepaskan Gwen, mama yakin suatu saat kalian berdua akan menemukan pasangan kalian masing-masing yang terbaik dan seiman" Felly mengelus bahu putra sulungnya dengan lembut.
''Sampai mati pun Abang tidak akan pernah melepaskan Gwen, dia milik Abang" Ezra beranjak dari tempat duduknya dan pergi dari rumahnya menuju kediaman Gwen.
"Abang..." Felly memanggil Ezra kembali, namun Ezra tetap melangkahkan kakinya keluar rumah.
'Aku yakin kita pasti menemukan jalan yang membuat kita bisa bersatu, kamu adalah miliku Gwen aku tidak akan pernah melepaskanmu' gumam Ezra, ia memacu kendaraanya dengan kecepatan tinggi untuk bisa cepat sampai di kediaman Gwen.
Tiba di kediaman Gwen, Ezra sangat terkejut ketika asisten rumah tangga Gwen mengatakan jika Gwen dan keluarganya telah pergi ke Osaka dan yang lebih mengejutkan lagi ketika Ezra mendengar bahwa Gwen akan kuliah di Osaka.
"Apakah bibik yakin?" Ezra seolah tak percaya karena Gwen tak pernah mengatakan hal ini kepadanya.
"Iya Bang Ezra, non Gwen membawa semua barang-barangnya. Kemungkinan non Gwen akan menetap tinggal di Osaka mengelola perusahaan Tuan Galen yang berada di Osaka. Maaf bang Ezra, bibik mau lanjut kerja lagi ya, bibik tinggal dulu" Asisten rumah tangga Gwen menutup pintu rumah Gwen, meninggalkan Ezra yang masih terdiam di depan pintu rumah Gwen.
'Jadi, ini alasannya ia menangis dan bersikap tidak seperti biasanya pada minggu lalu' gumam Ezra.
Ezra berlari masuk kedalam mobilnya, ia mencoba menghubungi Gwen untuk meminta kejelasan darinya.
"Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi"
Tak putus asa, ia mencoba menghubungi Gibran dan kedua orang tua Gwen, namun handphone ketiganya pun tidak dapat dihubungi.
"Mengapa kamu pergi meninggalkan aku queen?" tanpa terasa air matanya mulai menetes di pipinya.
Tak lama kemudian ia mendapatkan notifikasi dari akun youtubenya, Ezra yang penasaran pun langsung membukanya, seingatnya sudah tidak ada video yang di upload ke akun youtubenya.
Gwen mengunggah video untuk Ezra dikanal youtube bandnya, video itu bersifat privasi sehingga hanya mereka berlima saja yang dapat melihatnya.
"Aku sadar jika kita sudah tidak bisa lagi bersama-sama seperti dulu, karena benteng yang begitu tinggi sulit untuk kita gapai. Gelang salib dipergelangan tanganmu dengan tasbih yang aku genggam tak akan pernah bisa menyatu" mata Gwen mulai berkaca-kaca.
"Walau pun aku tahu kita saling menyanyangi, saling mencintai, dan saling takut untuk kehilangan satu sama lain.Tapi jika hubungn ini tetap kita lanjutkan, pada akhirnya akan menyakiti banyak orang yang kita sayang." Gwen mengatur nafasnya menahan tangisnya.
"Jadi lebih baik mulai saat ini kita sama-sama belajar untuk melepaskan, sama-sama belajar untuk mengikhlaskan semua kenangan yang udah kita lewati bersama. Tidak mudah memang, tapi aku yakin kita bisa" buliran-buliran air mata mengalir deras ke pipi Gwen.
"Terima kasih sudah hadir dalam kehidupan aku, terimakasih untuk semua cinta yang luar biasa yang Abang berikan kepadaku. Semangat!!!!" Gwen memaksakan diri untuk tersenyum meski air matanya mengalir deras di pipinya.
Gwen mulai memainkan pianonya, ia membawkan lagu Petrus Mahendra - Seamin Tak Seiman.
Salahkah hatiku jatuh hati pada dirimu?
Oh, Tuhan, ternyata hanya tak mungkin 'kan tersatukan
Kita adalah ketidakmungkinan yang selalu kusemogakan
Ditemukan namun salah
Cinta menyatukan kita yang tak sama
Aku yang mengadah dan tangan yang kau genggam
Berjalan salah, berhenti pun tak mudah
Apakah kita salah?
Satu hal yang kutahu
Kita seamin tak seiman
Berbeda, berujar pada kata akhir yang sama
Kita adalah ketidakmungkinan yang selalu kusemogakan
Ditemukan namun salah
Cinta menyatukan kita yang tak sama
Aku yang mengadah dan tangan yang kau genggam
Berjalan salah, berhenti pun tak mudah
Apakah kita salah?
Diakhir video gwen menulis kalimat.
-Maaf, jika aku lebih mencintai Allah-
"Aku masih ingin berjuang bersamamu Gwen, aku belum siap kehilanganmu, please kembalilah sayang hiks..." Ezra membanting handphonenya, sambil menangis ia memukul-mukul stir mobilnya.
"Please come back to be mine huhu...." Ezra menangisi kepergian Gwen, ia menyesali akan ketidakpekaannya terhadap perilaku Gwen yang mendadak berubah sebelum kepergiannya, seandainya itu bisa terulang ingin rasanya ia memeluk Gwen lebih lama lagi memintanya untuk tetap di sini "Please Gwen... hiks.."
Puas menangisi kepergian kekasihnya, Ezra kembali melajukan kendaraannya menuju sebuah club, ia memesan sebotol sparklin wine.
Begitu pesanannya datang, Ezra langsung menuangkannya ke dalam gelas. Saat gelas itu menempel di bibir Ezra, ia teringat akan janjinya kepada Gwen untuk tidak lagi minum.
'Jangan bodoh Zra, kamu pikir hanya kamu yang terluka? Gwen pun di sana terluka, dia meninggalkanmu karena ia lebih mencintai tuhannya, bukan karena ada pria lain yang menggantikanmu' bisik batinnya, masih jelas dalam ingatannya saat terakhir kali pertemuannya dengan Gwen, beberapa kali Gwen menangis di pelukannya, Ezra berfikir mungkin saat ini Gwen pun tengah menangis karena perpisahan ini.
Ezra mengeluarkan beberapa lembar uang untuk membayar minumannya meski ia tak sama sekali meminumnya, kemudian ia kembali pulang ke rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Haryati Kurniawan
/Sob/ berlinang air mata
2024-12-04
0
ㅤㅤ𝐀⃝🥀 ʙᷢᴀⷶɴɢͪ͢ ᴍͤᴀᷞʀ ⁸⁹ ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
nyesek baca part ini😭
2022-11-11
0
Irene
pernah diposisi mereka. tp memutuskan perlahan saling melepaskan.
baca ini jd inget masalalu😂
2022-02-22
0