BAB 4

"Apa, Singapore? mama kenapa mengambil keputusan sendiri tanpa memberitahu Abang?" Ezra terkejut saat mamanya mengatakan jika ia telah mendaftarkan Ezra di National University of Singapore (NUS).

"Okay, jika Abang tidak ingin kuliah di Singapore, lalu abang mau kuliah di mana? Eropa? Australia? mama akan daftarkan" Felly memeberikan opsi lain kepada putra sulungnya.

"Tunggu.. tunggu.. kenapa harus di luar negeri sih mah? Mama ini seperti sedang memiliki misi untuk mengusir anaknya dari rumah" Ezra menyipitkan matanya.

"Ngaco kamu, mana ada ibu yang mau mengusir anaknya? mama hanya ingin Abang mendapatkan pendidikan yang terbaik untuk masa depanmu" ucap Felly.

"Kampus di sini juga bagus-bagus kok mah, tinggal gimana usaha dan keahlian kitanya saja" terang Ezra.

"Kalau di luar negeri kamu bisa sambil belajar mandiri, meningkatkan kemampuan bahasa asing, relasi pertemananmu juga nantinya akan lebih luas. Atau begini saja, jika kamu tidak ingin kuliah di luar negeri, minimal kamu kuliah di luar kota." Felly memberikan penawaran lainnya kepada putra sulungnya.

"Okay, Abang ingin kuliah di UI" jawab Ezra dengan santai.

"UI bukan di luar kota Abang." ucap Felly dengan kesal.

"Apanya yang tidak di luar kota mah? UI kan di Depok, Depok sendiri masuk ke dalam provinsi Jawa Barat artinya Abang bukan hanya kuliah di luar kota tapi luar provinsi juga. Sekarang Abang tanya deh sama mama, rumah kita di provinsi apa? DKI kan?"

"Maksud mama itu di Surabaya ,Joga atau bila perlu kamu kulian di Medan agar sekalian kamu pulang kampung tinggal bersama dengan Ompungmu. Jika hanya Depok, setiap hari kamu bisa bolak balik ke rumah" Felly semakin kesal dengan putra sulungnya.

Ezra menatap wajah mamanya dalam- dalam "Mamah benar-benar menginginkan Abang keluar dari rumah ini?" tanya Ezra dengan wajah memelas.

"Mamah tidak bermaksud mengusir Abang" Felly mengelus wajah putra sulungnya dengan lembut.

Masih terus menatap mamanya dengan intens, Ezra menggenggam erat tangan Felly "Lantas mandiri seperti apa yang mamah maksud? apa selama ini aku menyusahkan mama?" tanyanya kembali.

"Bu-bukan seperti itu sayang" Felly jadi bingung menjawab pertanyaan putra sulungnya, karena alasan utama Felly menyuruh anaknya kuliah di luar Jakarta tidak ada kaitannya dengan kemandirian Ezra, ia hanya ingin agar Ezra jauh dari Gwen.

"Sebebtar" Ezra beranjak dari tempat duduknya, ia mengambil buku tabungannya yang di simpan di kamarnya, kemudian ia kembali lagi.

"Abang sudah lama tidak meminta uang jajan kepada mama dan papa, walaupun mama selalu memberi uang saku kepada Abang, tapi tidak pernah abang pakai, semuanya utuh ada disini." Ezra memperlihatkan tabungan yang di buatkan oleh kedua orang tuanya.

"Dan yang ini tabungan yang Abang dapatkan dari hasil usaha Abang sendiri" Ezra memperlihatkan tabungan yang ia buat khusus untuk menaruh semua uang yang ia dapatkan dari bermain trading, deviden saham yang ia miliki dan beberapa bisnis online yang ia jalani selama ini.

Tertera nominal angka lima ratus delapan puluh dua juta rupiah di tabungan Ezra, angka yang cukup banyak untuk anak seumuran Ezra.

"Dari kecil mama dan papa, selalu mengajarkan abang dan adek-adek untuk mandiri meskipun di rumah ini ada banyak ART, kami jarang sekali meminta bantuan mereka, kami terbiasa mengambil sendiri semua hal yang kami perlukan. Lantas kemandirian yang seperti apa yang mama maksud?" tanya Ezra kembali mentap mata felly dalam-dalam.

Felly semakin bungkam, ia tak dapat menjawab pernyataan putra sulungnya.

"Abang tidak bisa jauh dari mama" Ezra memeluk Felly dengan erat "Please, aku mau kuliah di sini saja" bisiknya lirih.

Felly pun akhirnya luluh, perlahan ia menganggukan kepalanya dan membalas pelukan putra sulungnya.

"Yess" gumam Ezra dalam hati, ia tersenyum penuh kemenangan karena telah berhasil meluluhkan hati mamanya.

Sementar itu malam harinya saat hendak istirahat terjadi perdebatan sengit antara Rey dan Felly.

"Kok kamu malah jadi nyalah-nyalahin aku? kenapa tidak kamu saja yang membujuk Ezra, bukankah yang sangat menentang hubungan Ezra dan Gwen itu kamu?" tanya Felly dengan nada tinggi, ia sangat kesal karena suaminya terus menyalahkannya karena tak berhasil membujuk Ezra untuk kuliah di luar negeri.

"Memangnya kamu mau jika Ezra meninggalkan tuhan hanya demi seorang wanita?"

"Ezra itu masih 17 tahun Rey, emosinya belum stabil bisa jadi itu hanya cinta monyet, kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi esok. Bisa saja dua atau tiga tahun yang akan datang ketika pikirannya sudah matang, Ezra bertemu dengan wanita lain yang cocok dengannya dan seiman dengan kita."

"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu(1 Petrus 5:7)" Felly menarik selimutnya kemudian memejamkan matanya, ia sudah tidak ingin berdebat lagi dengan suaminya.

Beberapa minggu setelah perdebatan itu, Rey dan Felly tidak lagi membahas masalah kuliah putra sulungnya, mereka berdua menyerahkan sepenuhnya kepada putra sulungnya, tentu saja hal itu membuat ezra merasa sangat senang karena akhirnya ia dibebaskan untuk menentukan dimana ia kuliah.

Setelah tiga minggu bergelut dengan buku-buku pelajarannya, Ezra berhasil menyelesaikan UN dengan lancar, ia menjawab semua soalan tanpa menemui hambatan.

Sambil menunggu pengumuman kelulusn dirinya, ia mengajak main kedua adik kembarnya, namun sayangnya ia justru malah di usir oleh kedua adiknya.

"Bang, besok giliran kami yang UN. Tak bisakah kau sebagai Abang yang baik tidak mengganggu kami?" protes Ernest dengan logat bataknya yang sangat kental.

"Kau sih enak sudah selesai, tinggal menunggu hasil kelulusan saja, sedangkan kita baru akan berjuang." sambung Erich.

"Kemarin kalian pun menggangguku dengan mengajakku main PS, sampai-sampai aku kena marah mama" protes Ezra.

"Itu salah Abang sendiri, siapa suruh mau-mau saja kami ajak main PS" bantah Ernest.

"Sudahlah Bang, keluar sana jangan ganggu kami. Tak konsen kami jadinya, atau ku panggilkan mama biar Abang di marahi lagi?" Erich mengusir Ezra dari kamarnya, Ezra pun keluar dari kamar adik kembarnya, ia turun ke bawah menemui mamanya.

Tiba di bawah, Ezra justru mendapat omelan dari mamahnya karena Ezra belum mengganti pakaiannya.

"Abang pasti lupa jika hari ini Abang akan dibaptis" omel Felly.

"Oh ia, aku lupa. Aku ganti baju dulu ya mah" Ezra berlari menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya.

"Abang, mama tunggu di mobil ya" teriak Felly dari lantai dasar rumahnya.

"Iya Mahhhh......" sahur Ezra.

Ketika Felly akan keluar dari rumahnya, ia berpapasan dengan Gwen yang baru saja datang ke kediamannya, dengan ramah Felly menyambut kedatangan Gwen.

"Hei sayang, tumben sendirian, dimana Gibran?" Felly mencari keberadan Gibran, karena biasanya Gwen selalu datang bersama adiknya.

"Iya mah aku sendiri, aku cuma mau pinjam buku catatan Ernest." Gwen mencium tangan Felly.

Gwen memanggil Felly dengan panggilan mama karena Felly sendiri yang memintanya, Felly sudah menganggap Gwen seperti putrinya sendiri.

"Ayo mah" Ezra datang setelah ia selesai mengganti pakaiannya.

"Hai queen" sapa ezra, ia tersenyum sumringah ketika melihat Gwen berada di rumahnya.

"Mama sama Abang pergi dulu ya, kita mau ke gereja, si abang mau dibaptis. Kamu langsung masuk aja ke kamar Ernest, mereka berdua sedang belajar" Felly mencium pipi Gwen kemudian ia keluar dari rumahnya.

"Hati-hati mah."

"Semangat UN ya queen." Ezra megelus kepala Gwen, kemudian berlalu meninggalkannya.

Untuk beberapa saat gwen terdiam mematung di ruang tamu kediaman Ezra "Ya allah salahkah bila menyukai Bang Ezra?" gumam Gwen dalam hati.

"Loe ngapain ngelamun di situ? kesambet loh!" kedatangan Ernest membuyarkan lamunan Gwen.

"Nih buku catatanya!!" Ernest memberikan buku catatan miliknya kepada Gwen.

"Thanks ya Nest." Gwen langsung pamit pulang kepada Ernest karena ia harus kembali belajar.

"Loe enggak belajar bareng kami?" tanya Ernes, ia mengantar Gwen hingga teras kediamannya.

"Enggak ah, nanti gue malah di ajakin main PS sama kalian" Gwen masuk ke dalam mobilnya kemudian pergi meninggalkan kediaman Ernest.

Terpopuler

Comments

🅛➊🅝⸙ᵍᵏ

🅛➊🅝⸙ᵍᵏ

kisah cinta perbedaan agama ya
waaah sama kayak sahabt aku donk😌

2021-11-13

1

Mas Adam

Mas Adam

semangat

2021-10-25

0

ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •

ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •

bang ezra baik, sayang kita beda keyakinan🤧

kamu yakin sementara aku gak yakin

wkwkw by gwen🏃🏼‍♀🏃🏼‍♀🏃🏼‍♀

2021-10-22

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!