Meski terkadang Gwen merasa Ezra terlalu abu-abu untuknya, ia tak dapat menafikan jika selama tiga tahun menjalin cinta dengan Ezra membuatnya sangat bahagia, saat berada di sisi Ezra dirinya serasa terbang melayang
"Fruity Lemon Squash special for my king" Gwen membawakan segelas minuman segar untuk menemani Ezra yang sedang merevisi skripsinya di ruang meeting cafe.
"Thank you my queen" Ezra meminum minuman yang di buat oleh kekasihnya.
"Enak tidak?" Gwen berdiri di belakang kursi Ezra dan mengalungkan tangannya di leher Ezra.
"Enak kok, seger banget. Terima kasih ya sayang." Ezra mengelus tangan Gwen, kemudian ia meminta Gwen untuk duduk di pangkuannya.
Gwen pun menuruti permintaan Ezra, ia duduk di pangkuan Ezra sambil melihat skripsi milik Ezra yang telah di revisi.
"Lihatlah!! Abang menulis namamu di halaman persembahan skripsi Abang" Ezra menunjuk ke arah laptop yang berada di depannya 'Gwen Putri Balindra my future wife' pada layar laptopnya
"Jika aku tidak menjadi istrimu?" tanya Gwen ragu-ragu.
"Kamu pasti akan menjadi istriku, aku tidak akan membiarkan ada orang lain memilikimu. Setelah lulus dan mendapatkan pekerjaan, aku akan segera melamarmu dan kita akan menikah" ucap Ezra dengan penuh keyakinan, Ezra menempelkan dagunya di bahu Gwen.
Ingin rasanya Gwen membahas soal perbedaan keyakinan antara dirinya dan Ezra, namun ia tak ingin tak punya keberanian untuk membahas hal tersebut, rasanya terlalu menyakitkan menerima kenyataan bahwa dirinya dan Ezra BEDA.
"Besok bimbingan terakhir, doakan abang ya semoga setelah ini proses pengajuan sidangnya lancar" ucap Ezra.
"Tentu saja, aku pasti akan mendoakan bang ezra." Gwen menghadap ke ezra, kemudian membelai wajahnya.
"Terima kasih ya atas semua bantuan dan dukunganmu selama ini, tanpa kamu abang tidak bisa secepat ini menyelesaikan kuliah Abang" Ezra memegang dagu gwen, perlahan ia mendekatkan wajahnya ke wajah kekasihnya.
Ezra memberanikan diri untuk mencium bibir manis Gwen, semakin lama ia melu*at bibir Gwen dengan lembut sambil membelai wajah cantik kekasihnya.
Tanpa mereka sadari dari balik pintu yang tidak tertutup sempurna, Ghaizka menyaksikan putri sulungnya sedang bermesraan dengan Ezra.
"Tidak mungkin, mereka tidak mungkin mereka memiliki hubungan special" Ghaizka menggelengkan kepalanya sambil menutup mulutnya, ia sangat terkejut dengan apa yang di lihatnya, pasalanya selama ini yang Ghaizka tahu Ezra hanya menganggap Gwen sebagai adiknya tidak lebih dari itu.
Sementra itu di kantor Galen telah menerima surat pengunduran diri sahabatnya, Rey berencana ingin sekolah pendeta HKBP, niatanya sudah bulat untuk mengabdikan dirinya menjadi hamba Tuhan untuk melayani sesama.
Sebenarnya berat untuk Galen tanpa Rey di kantornya, namun Galen sangat menghormati keputusan Rey terlebih alasan Rey sangat mulia, sehingga Galen memberikan suport penuh kepada sahabatnya itu.
"Terima kasih banyak, atas semua bantuan dan kerja keras loe selama ini. Gue enggak tau gimana jadinya jika enggak ada loe dikantor ini." Galen mengucapkan banyak terima kasih kepada Rey karena selama dirinya duduk di pemerintahan, Rey lah yang mengurus perusahaannya.
Kinerja Rey sudah tidak perlu diragukan lagi, selain itu Rey juga seseorang yang sangat amanah, selama perusahaannya dipimpin oleh Rey, Galen hampir tak pernah mendengar ada permasalahan yang tidak bisa Rey selesaikan.
"Gue ke sini bukan cuma untuk berpamitan, tapi ada hal penting mengenai anak-anak kita yang ingin gue bicarakan sama loe" wajah Rey berubah menjadi sangat serius, Rey menyerahkan sebuah dokumen kepada Galen.
"Anak-anak kita?" tanya Galen penasaran, seingatnya anak-anaknya baik-baik saja.
"Bukalah!!!" Rey meminta galen untuk segera membuka dokumen yang ia berikan.
Galen sangat terkejut melihat beberapa foto-foto kemesraan antara putri sulungnya dengan Ezra.
"Sudah sejak lama gue dan Felly mengetahui jika Ezra menaruh hati pada Gwen, kita sudah berusaha pelan-pelan memisahkan mereka tapi usaha gue dan Felly sia-sia, yang ada justru mereka semakin dekat" terang Rey.
"So, gue mau minta bantuan loe untuk sama-sama menyelesaikan masalah ini. Jujur, gue pun sebetulnya tidak tega jika nantinya Gwen akan terluka, karena gue dan Felly sendiri sudah menganggap Gwen sebagai putri kami sendiri, kami sangat menyayangi gwen. Tapi mau bagaimanapun mereka berdua berbeda dan tidak akan pernah bisa bersatu" lanjut Rey.
Galen menghela nafas beratnya, baginya tak mudah menyelesaikan persoalan hati.
"Baiklah gue akan discusikan masalah ini dengan Ghaizka, gue urus Gwen dan loe urus Ezra" ucap Galen sambil memegang keningnya yang mulai pusing dengan masalah yang tak pernah ia sangka sebelumnya.
"Oke, gue balik dulu ya." Rey mengulukan tangannya, sambil tersenyum Galen menerima jabatan tangan Rey.
"Sekali lagi gue ucapin terima kasih banyak, dan sukses untuk loe serta keluarga." Galen memeluk Rey dengan hangat.
Tak lama setelah Rey pergi dari kantornya, Galen pun kembali ke rumahnya, ia sudah tidak sabar ingin membahas masalah tersebut dengan istrinya.
Tiba di kediamannya, Galen langsung mencari keberadaan istrinya di kamar.
"Ada yang ingin aku bicarakan" ucap Galen dan Ghaizka bersamaan.
"Aku dulu" Galen dan Ghaizka kembali mengucapkan kalimat yang sama.
"No, no, no. Aku duluan, ini sangat penting" Galen membuka berkas yang ia bawa dari kantor, ia menujukan foto-foto kemesraaan putrinya dengan Ezra kepada Ghaizka.
"Ini juga yang ingin aku bicarakan" ucap Ghaizka.
"Jadi kamu sudah tahu?" tanya Galen.
"Aku baru saja memergoki mereka sedang berciuman di cafe."
"Lalu? apa kamu langsung menegurnya?"
"Tidak, karena mereka tidak melakukan yang lebih dari itu" ucap Ghaizka.
"Aku akan memberikan pengertian kepada Gwen secara perlahan" lanjut Ghaizka.
Setelah berdiskusi cukup panjang, Galen dan Ghaizka memutuskan untuk menunggu moment yang tepat untuk membicarakan masalah ini dengan putrinya, mereka tidak ingin mengganggu konsentrasi Gwen yang sebentar lagi akan menghadapi Ujian Nasional.
"Aku bodoh sekali tak menyadari jika mereka berdua saling jatuh cinta dan memiliki hubungan special" ujar Galen.
"Mungkin karena kita terbiasa melihat Ezra begitu dekat dan menyayangi Gwen sejak mereka kanak-kanak"
"Semoga kita bisa menyelesaikan tanpa menyakiti siapa pun" ucap Galen, sama halnya dengan Felly dan Rey yang begitu menyayangi Gwen, dirinya dan Ghaizka pun sangat menyayangi Ezra dan menganggap Ezra, Ernest dan Erich bagian dari keluarga.
Menjelang Ujian Nasional, Galen dengan itens menemani putri sulungnya belajar, di moment tersebut secara perlahan Ghaizka dan Galen melarang Ezra untuk menemui putri sulungnya, saat Ezra datang ke kediaman mereka.
"Gwen lagi di atas belajar dengan Uncle, bukankah kamu masih sibuk mengurusi skripsimu? konsentrasilah nak, Aunty menunggu kelulusan dengan nilai terbaikmu" ucap Ghaizka sambil mengelus bahu Ezra dengan lembut.
"Tapi Aunty, aku sudah janji akan menemani Gwen belajar" ucap Ezra.
"Untuk sementara ini biar kami saja yang menemaninya, kami tidak ingin mengganggu konsentrasimu. Aunty ingin sekali segera melihatmu menggunakan toga wisuda dengan nilai terbaikmu, pasti Gwen akan bangga padamu"
"Ya sudah kalau begitu aku titip ini saja untuk gwen" Ezra menyerahkan sebuah paper bag berisi coklat dan boneka untuk Gwen kepada Ghaizka.
"Terima kasih ya Zra, nanti aunty akan sampaikan pada Gwen" Ghaizka menerima pemberian Ezra.
"Aku permisi dulu ya Aunty" Ezra mencium tangan Ghaizka, kemudian melangkah pergi meninggalkan kediaman Gwen.
"Ia hati-hati ya nak, sukses untuk skripsinya, semoga semuanya berjalan lancar." Ghaizka mengantar Ezra sampai ia masuk ke dalam mobilnya.
"Huffft.."Ghaizka menghela nafas beratnya, setelah Ezra pergi dari kediamannya.
"Maafin aunty ya nak, andai kita tidak berbeda. Pasti dengan senang hati Aunty akan merestui hubungan kalian berdua" gumam Ghaizka, berat rasanya ia melakukan hal tadi tapi ini semua demi kebaikan keduanya.
Ghaizka menghampiri suaminya yang sedang menemani kedua anak-anaknya belajar, ia memberikan paper bag yang Ezra berikan untuk Gwen.
"Loh Bang ezranya mana Mom?" Gwen mencari keberadaan Ezra, berharap Ezra berada di belakang mommynya.
"Tadi Abang langsung pulang, Abang kan lagi sibuk skripsi" ucap Ghaizka.
"Ohhh aku kira ia akan menemaniku belajar" ucap gwen dengan nada kecewa, ia mengambil boneka yang di berikan Ezra, kemudian mencium dan memeluknya erat seakan ia sedang memeluk Ezra secara langsung.
"Kan ada Daddy dan Mommy yang akan menemanimu belajar, kasihan abangnya jika menemanimu, nanti dia bisa tidak lulus" ucap Galen, kemudian ia meminta putrinya untuk kembali konsentrasi.
'Maafin mommy ya sayang' gumam Ghaizka dalam hati, ia mengelus kepala putri sulungnya yang tengah mendengarkan penjelasan materi dari suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
ㅤㅤ𝐀⃝🥀 ʙᷢᴀⷶɴɢͪ͢ ᴍͤᴀᷞʀ ⁸⁹ ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
nyesek klo jd Gwen😭
2022-11-11
0
Nurmi EmiNurmi
Anakku Thor Yg mengalami.. Bingung.. Sdh di kasih pengertian.. Moga Ada Jln terbaik di kasih ALLAH..
2021-11-29
1
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
nyesek banget deh🤧
2021-10-23
1