BAB 13

Setahun sudah Ezra meninggalkan kota Jakarta, kota yang memberikannya banyak kenangan manis bersama wanita yang ia cintai, dan selama itu pula dirinya belum pulang ke rumahnya, sehingga membuat Felly terus bertanya kapan dirinya pulang.

"Abang masih banyak tugas mah, nanti setelah lebih longgar Abang pasti akan pulang" ucap Ezra melalui sambungan teleponnya.

"Libur natal kemarin Abang tidak pulang loh, padahal Ernest dan Erich saja menyempatkan diri untuk pulang. Apa Abang tidak rindu dengan Mamah?" tanya Felly menahan isak tangisnya menahan kerinduan terhadap putra sulungnya.

"Mana mungkin Abang tidak rindu dengan ratu tercantik di rumah, Abang janji begitu libur Abang akan pulang" ucap Ezra sembari menghibur mamanya.

Bukannya ia tidak rindu dengan kedua orang tuanya, tapi ia belum siap untuk kembali ke Jakarta, bagi Ezra setiap sudut kota Jakarta terlalu banyak menyimpan kenangan manisnya bersama Gwen.

"Benar ya?"

"Ia mamaku sayang, sudah dulunya mah aku mau belanja bulanan. Love you Mom, mmmuah..."

"Love you too, mmmuuuah...." Felly menutup sambungan teleponnya.

Ezra memasukan handphonenya kedalam sakunya, ia melangkahkan kakinya menuju supermarket asia tempat biasa ia berbelanja kebutuhannya sehari-hari, saat ia hendak masuk ke dalam toko, tak sengaja Ezra melihat brosur yang berisi informasi lowongan pekerjaan yang di tempel di jendela kaca supermarket.

Ezra yang tertarik untuk melamar pekerjaan pun langsung memfoto brosur tersebut, ia berencana memasukan lamarannya esok hari sebelum ia berangkat ke kampus.

Usai mengambil gambar, Ia masuk kembali handphonenya kedalam sakunya kemudian melangkahkan kakinya masuk dalam supermarket membeli segala keperluan yang ia butuhkan, puas berbelanja ezra langsung kembali ke Apartement sederhananya.

Ia merapihkan semua barang belanjaannya, kemudian ia membuat lamaran pekerjaan dan mengerjakan tugas kuliahnya.

Ditengah kesibukannya mengerjakan tugas kuliah, tak sengaja matanya tertuju pada gelang yang pernah Gwen pakaikan di pergelangan tangannya.

"Aku sangat merindukanmu sayang, apa kamu baik-baik saja di sana?" dadanya kembali sesak setiap kali ia mengingat Gwen, meski sudah lebih dari setahun tanpa Gwen di sisinya, namun Gwen masih selalu berada di dalam hati dan pikirannya.

Ezra mengambil handphonenya, kemudian membuka galeri foto-foto kebersamaannya dengan Gwen.

Diantara banyaknya foto-foto dirinya dengan Gwen, terselip satu foto ketika dirinya yang masih berusia tiga tahun sedang mencium perut Ghaizka.

Kala itu Ghaizka tengah mengandung Gwen, dulu ia memang sering menginap di rumah Gwen, menemani Ghaizka ketika Galen sedang berada di Osaka mengurus bisnisnya.

"Tuhan, tolong jaga dia, beri semua kebahagiaanku padanya, dan sampaikan rasa rinduku padanya" pintanya lirih.

Ezra mematikan laptopnya kemudian ia membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, Ezra membayangakan wajah cantik Gwen, wajah yang tak perlah lepas dari benaknya, lama ia memikirkan tentang Gwen membuat Ezra tertidur pulas, membawa Gwen kedalam mimpi indahnya.

Satu minggu setelah Ezra mengirimkan surat lamarannya, ia mendapatkan panggilan interview.

Dengan penuh semangat Ezra pun datang ke supermarket tersebut untuk memenuhi panggilan interview. Begitu tiba di tempat, Ezra langsung di arahkan bertemu dengan pemilik supermarket yang ternyata pemilik dari supermarket tersebut merupakan orang asli Indonesia.

"Perkenalkan namaku Daffa" Daffa menjabat tangan Ezra dan langsung mempersilahkan Ezra untuk duduk di hadapannya.

"Jadi begini, sebenarnya supermarket ini milik kakak saya, karena beliau sudah tidak tinggal di sini maka saya dan paman saya yang mengelolanya. Namun karena saya juga harus kuliah maka saya membutuhkan orang untuk membantu saya. Saya sudah membaca CV Mas Ezra, dan saya merasa cocok dengan Mas Ezra, karena kita berasal dari negara yang sama dan latar belakang pendidikan serta pengalaman bisnis Mas Ezra pun sangat mumpuni. Jadi selamat bergabung dan bekerja di sini." Daffa kembali mengulurkan tangannya, sambil tersenyum Ezra pun menerima jatan tangan Daffa.

"Tapi di sini juga saya masih kuliah, saya kuliah di University of Southern California." ucap Ezra.

"Oh iya, saya juga sudah baca itu di CV Mas Ezra dan hal itu tidak masalah, Mas Ezra nanti bisa atur jadwalnya. Karyawan di sini juga sebagian besar mahasiswa" ucap Daffa.

Keduanya berbincang mengenai gaji, jobdesk dan lain sebagainya. Setelah ezra menandatangani kontrak kerjanya, ia pamit pulang.

"Sampai bertemu besok Mas Ezra" keduanya berjabatan tanggan, kemudian Ezra keluar dari ruangan Daffa meninggalkan supermarket.

Tiba di apartementnya, Ezra langsung menghubungi mamanya, ia menceritakan jika dirinya di terima kerja di supermarket asia sebagai SPV.

"Abang ini di suruh pulang bilangnya sibuk kuliah, sekarang tahunya malah nyari kerja. Uang saku dari mama dan papa tidak cukup kah? sehingga kamu harus mencari kerja" tanya Felly.

"Aku malah tidak pernah ngecek mah haha..."

"Ih sombongnya anak mamah, sudah tidak butuh uang dari orang tuanya."

"Bukan begitu mah, Abang merasa sudah dewasa jadi sudah tidak pantas jika terus meminta dan merepotkan mama, malah harusnya aku yang memberi mama"

"Mama hanya ingin kamu pulang, tapi ya sudahlah terserah kamu saja, yang penting pekerjaan barumu itu tidak mengganggu kuliahmu."

"Ia mah pasti, kuliah tetap prioritas utama Abang."

"Jaga kesehatan ya, jangan telat makan, jangan lupa di minum vitaminnya, love you son."

"Love you too mom" Ezra menutup sambungan teleponnya, ia sangat bersyukur memiliki mama yang teramat perhatian dan menyayanginya.

Malam itu Ezra beristirahat lebih awal agar ia lebih fresh di hari pertamanya bekerja.

Keesokan harinya setelah selesai urusan perkulihannya, Ezra bergegas menuju supermarket tempatnya ia bekerja.

Di hari pertamanya ia bekerja, Daffa mengenalkan Ezra pada pamannya yang juga ikut membantu Daffa di bagian accounting, beliau merupakan seorang habib sehingga semua karyawan yang beragama Islam di wajibkan shalat tepat waktu saat bekerja.

"Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik" ucap Zafran sambil menjabat tangan Ezra, kemudian Zafran pamit untuk mengimami beberapa karyawan muslim yang hendak menunaikan shalat ashar karena waktu telah memasuki waktu shalat ashar.

Ezra pun langsung kembali pada pekerjaannya, tugas utama Ezra di supermarket itu adalah melaksanakan kebijakan yang telah dibuat oleh Manajer (Daffa). Ezra memiliki 40 anak buah di bawahnya, ia betugas menjelaskan, memberi pemahaman, serta mengamati implementasi kebijakan perusahaan.

Sosoknya yang humble dan friendly membuat Ezra tak mengalami kesulitan untuk beradaptasi, saat jam istirahat Ezra berbaur dengan karyawan lainnya, ia tak segan untuk mengobrol bahkan ia berbagi makanan dengan mereka.

Sementara itu di Osaka, hubungan Gwen dengan Fahri terbilang cukup dekat. Beberapa kali Fahri sempat mengantar Gwen pulang ke apartementnya atau sekedar menemani Gwen di perpustakaan, sehingga hal ini membuat Fahri dekat juga dengan kedua orang tua Gwen.

"Masuk dulu Fahri, kebetulan ada Om baru datang pagi ini" Ghaizka meminta fahri untuk masuk ke dalam apartementnya.

"Terima kasih tante" Fahri pun masuk ke dalam apartement Gwen.

Galen yang melihat kedatang Fahri, menyambutnya dngan hangat.

"Bagaimana soal perijinan yang tempo hari, lancar?" tanya Galen.

"Alhamdulillah lancar, terima kasih banyak om atas bantuannya" ucap Fahri sambil mencium tangan Galen.

Galen mempersilahkn Fahri untuk duduk di ruang tamu, sedangkan Gwen masuk ke kamarnya untuk istirahat, ia sangat lelah setelah seharian berada di kampus.

Diruang tamu apartementnya, Fahri dan Galen berbincang mengenai pekerjaan mereka. Fahri merupakan pengusahan tambang batu bara asal Surabaya, yang sedang menempuh pendidikan S3nya di Osaka.

Beberapa waktu lalu Fahri sempat mengalami kendala terkait perijinan untuk project barunya, dan Galen pun turut serta membantu Fahri mengurus proses perijinan tersebut hingga Fahri mendapatkan surat ijin untuk mengerjakan project barunya.

Di tengah perbincangannya bersama kedua orang tua Gwen, sesekali mata Fahri tertuju pada kamar Gwen, ia berharap Gwen keluar dari kamarnya dan bergabu g bersamanya.

"Mungkin Gwen sedang istirahat, tadi sepertinya ia sangat lelah" ucap Ghaizka kepada Fahri.

Menganggukan kepalanya, ia melanjutkan lagi perbincangannya hingga kurang lebih satu jam, ia pun pamit untuk kembali pulang ke rumahnya, Galen mengantar Fahri hingga pintu keluar unit apartementnya.

Terpopuler

Comments

༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊

༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊

semangat kk

2021-10-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!