Sudah lebih dari dua minggu sejak kejadian malam itu, Ezra tak lagi melihat keberadaan Gwen maupun Gibran, keduanya menghilang bak di telan bumi, tak ada satupun dari keduanya yang dapat di hubung, hal ini membuat Ezra galau dan merasa sangat bersalah.
"Apa dia benar-benar marah kepadaku? bodoh, harusnya malam itu aku bisa mengendalikan diri untuk tidak menciumnya" gumam Ezra, ia mengusap wajahnya kasar.
Ingin sekali rasanya ia menanyakan keberadaan Gwen kepada kedua orang tuanya, tapi ia takut di marahi jika ketahuan telah mencium anak gadis orang, terlebih gadis yang ia cium adalah Gwen, gadis kesayangan kedua orang tuanya.
"Ngelamun aja dari tadi, akustikan yuk Bang" ajak Ernest.
"Kalian sajalah, Abang sedang tidak mood" pikiran Ezra benar kacau selama beberapa hari ini karena di penuhi rasa bersalah terhadap Gwen.
Akhirnya Ezra memutuskan untuk pulang lebih awal dari kedua adik kembarnya, ia ingin mengistirahatkan tubuh dan pikirannya dirumah.
"Abang pulang dulu ya, nanti sampai rumah Abang akan suruh supir untuk menjemput kalian" Ezra mengambil kunci mobilnya, kemudian beranjak dari tempat duduknya.
Baru saja ia melangkahkan kakinya keluar dari cafe, ia melihat sosok yang selama dua minggu ini ia rindukan sekaligus membuat hatinya galau tak karuan.
"Queen....." Ezra berlari menuju parkiran, ia menghampiri Gwen dan Gibran yang baru saja turun dari mobil.
"Aku minta maaf Queen, benar-benar minta maaf, aku janji padamu tidak akan mengulangi...." belum sempat Ezra menyelesaikan kalimatnya, Gwen menutup mulut Ezra dengan tangannya, ia tak mau Ezra berbicara lebih jauh sehingga membuat adiknya berfikir yang tidak-tidak.
"Kita masuk ke cafe saja yuk!!" Gwen menarik tangan Ezra masuk ke dalam cafe, di ikuti Gibran dari belakang.
Gibran langsung bergabung dengan Ernest dan Erich bermain akustik, sedangkan Gwen mengajak Ezra untuk berbicara berdua dengannya.
"Bang Ezra, maaf ya sudah lebih dari dua minggu ini aku dan Gibran tidak bisa ke cafe. Eyangku sakit, kami sekeluarga membawa Eyang berobat ke Singapore" ucap Gwen.
"Huffft..." Ezra menghela nafas beratnya, seketika beban berat dipundaknya menghilang.
"Aku pikir selama dua minggu kamu tidak datang ke cafe dan tidak dapat di hubungi karena kamu marah padaku" ucap Ezra dengan raut wajah bersalah, Gwen menggelengkan kepalanya.
"Jika kamu tidak marah padaku? tapi mengapa malam itu kamu berlari masuk ke dalam tanpa berbicara sepatah kata pun?" tanya Ezra penasaran.
"Jantungku berdegup sangat kencang, aku sangat malu pada Bang Ezra" Gwen menundukan kepalanya.
Ezra tersenyum menggenggam erat tangan Gwen "Hei, kamu tidak perlu malu, aku juga merasakan hal yang sama. Maafin aku ya sudah berbuat yang sejauh itu" Ezra mengelus kepala Gwen dengan lembut.
"Lalu bagaimana dengan eyang?" tanya Ezra.
"Eyang sudah mulai stabil, tapi masih perlu di rawat beberapa hari lagi, Mommy dan Daddy masih di Singapore menjaga Eyang. Aku dan Gibran lebih dahulu kembali ke Jakarta karena besok pengumuman kelulusan" ucap Gwen.
"Aku doakan semoga Eyang lekas sembuh, besok aku temani pengumuman kelulusannya ya" Ezra menawarkan dirinya untuk menemani Gwen ke sekolahnya, Gwen pun menganggukan kepalanya.
Di tengah obrolan Ezra dan Gwen, tiba-tiba saja adik-adik mereka datang menghampiri "Kok masih disini bang, katanya mau balik? Balik gih sono, Bang!!" ucap Ernest dengan nada meledek Abangnya.
Ezra hanya melirik kesal ke Ernest, namun ia tak meladenin ucapan Ernest.
"Cepat kali hilang galaumu Bang? apa sudah kau temukan obatnya?" sambung Erich.
"Bisa diam tidak kalian berdua ini, ada yang ingin aku bicarkan serius kepada kalian. Duduklah!!" Wajah Ezra berubah menjadi serius.
Mereka berlima pun terlibat obrolan yang cukup serius mengenai project terbaru mereka.
Gwen, Erich, Ernest mendapatkan nilai sangat memuaskan di Ujian Nasionalnya, ketiga naik ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Senior High School.
Beberapa minggu kemudian di susul dengan Gibran yang naik tingkat menjadi Junior High School tak jauh dengan kakaknya, Gibran pun mendapat prestasi yang juga sangat membagakan di sekolahnya.
Sebagai perayaan kelulusan anak-anak mereka, Ghaizka dan Felly mengadakan makan malam bersama di sebuah restaurant.
"Kalian bertiga tidak contekan?" tanya Ghaizka yang sedikit heran dengan nilai mereka bertiga yang sama di setiap mata pelajarannya.
"Erich dan Ernest kali Mom yang contekan, Gwen kan tidak satu ruangan dengan mereka berdua" ucap Gwen sambil melirik dan tersenyum ke arah Ezra yang berada di sampingnya, keduanya diam-diam saling berpegangan tangan di bawah meja makan.
"Sembarangan saja kau Queen, mana bisa aku mencontek. Aku duduk di bangku paling depan, nengok sedikit pun aku tak bisa" bantah Erich.
"Mungkin Ernest yang mencontek, ia sempat beberapa kali kena tegur pengawas" ucap Erich.
"Aku kena tegur karena aku memarahi Erwin yang terus menerus bertanya kepadaku, sampai kesal aku dibuatnya, mengganggu konsentrasiku saja" ucap Ernest dengan kesal mengingat kejadian pada saat Erwin mengganggu konsentransinya dalam mengerjakan soal ujian.
"Ya sudah-sudah jangan bertengkar. Sekali lagi selamat untuk kalian semua, kalian memang anak-anak yang sangat membaganggakan. Rajut terus mimpi dan cita-cita kalian, kami selaku orang tua pasti akan selalu suport dan mendoakan kalian" ucap Rey.
"Pah, Mah, Uncle, Aunty. Liburan kali ini, kami ingin mengcover beberapa lagu" Ezra mencoba mengutarakan projectnya bersama adik-adiknya, ia meminta izin kepada ayahanda Ghaiza menggunakan Private Island milik ayahanda Ghaiza untuk pembuatan video clip dari lagu yang akan mereka cover.
"Silahkan kalian pakai jika memang itu di perlukan, sekalian kita semua liburan di sana. Nanti Uncle akan siapkan semua fasilitas pendukungnya" ucap Galen.
" Nanti papah juga akan bantu carikan tim untuk membantu kalian rekaman dan pembuatan video clipnya" sambung Rey.
Baik Galen mau pun Rey mensuport penuh project terbaru anak-anaknya, mereka menganggap itu adalah hadiah atas kerja keras mereka mempersembahkan nilai-nilai terbaik mereka di Ujian Nasional yang telah mereka lalui.
Beberapa hari setelah obrolan serius mereka mengenai project tersebut, Rey langsung memberikan studio musik dan rekaman untuk anak-anaknya.
"Terima kasih ya Pah" Ucap Ezra saat Rey mengajak anak-anaknya mendatangi studio musik yang telah ia siapkan.
"Nikmatilah libur panjang kalian, sebelum nanti kalian kembali masuk sekolah" Rey beralih ke Ezra "Tapi untukmu bang, jangan lupa kamu masih ada tes masuk perguruan tinggi jadi harus tetap belajar!!!" Rey menepuk bahu putra sulungnya.
"Siap pah, sekali lagi terima kasih banyak ya pah."
"Sama-sama, nikmatilah liburan kalian!!!" Rey pamit untuk kembali ke kantornya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Nyai💔
semngt
2021-10-22
0
༄ 👑💗 ııи ρтħš αямч💗👑 ࿐
next kak, tetep semangat selalu ya 😊
2021-10-18
1
Nyai💔
semngat
2021-10-18
0