♥♥♥
Saat berjalan menuju lobby, Karin menyapa Luna dan menyapa kembali. Luna menghampiri meja resepsionis dengan senyuman manis, percakapan ringan mereka utarakan bahkan mereka saling tertawa riang dengan lontaran candaannya.
Namun kegiatan mereka terhenti saat seorang wanita menghampiri keduanya, dan Luna pun cukup terkejut dengan apa yang dilihatnya, dan terulang kembali dimana memori dulu yang sudah dia hapus, malah muncul lagi tanpa dia sangka.
Wanita itu? wanita yang sedang berciuman dengan Aldo diperpustakaan dulu, Alisha Parwaditara. Dia sekarang berada disini, dihadapannya.
"Luna?". Ucap wanita itu.
"Alisha!" balas Luna, ternyata dunia itu memang sangat amat sempit. Orang-orang dimasa lalu kembali berada disekitarnya tepatnya dimata kepalanya sendiri.
Sedang apa disini? Tunggu Parwaditara? Fredi Parwaditara? Jangan-jangan, shit!! dalam hatinya.
"Apa kamu kerja disini?" Alisha penasaran.
"Tepatnya, aku magang disini". Balas Luna merasa malas untuk menyapa ataupun berbicara dengannya, tapi dia tidak mau kalau Alisha beranggapan dirinya masih belum lupa dengan kejadian dulu.
"Poor girl, magang? wait tenang aku bisa bantu kamu biar jadi karyawan tetap disini. Papah aku kerja disini jabatanya Direktur keuangan. Aku bisa bantu kalau kamu mau?". Ucap Alisha dengan sombong.
Karin yang melihat dan mendengar saja sangat kesal belum tahu saja kalau Luna ada calon istri dari pemilik perusahaan ini, Pak Fredi bukan siapa-siapa.
"Tidak perlu, hari ini adalah hari terakhir aku magang. Kamu sibuk apa sekarang?". Kata Luna, ia tahu kalau Alisha ingin sekali dirinya bertanya dan mungkin Alisha ingin menyombongkan dirinya.
" Aku itu kuliah di Singapore Institute of Management. Kamu tahu dong, universitas bergengsi itu". Katanya. Menopangkan tangannya sembari tersenyum sinis.
Luna tersenyum.
"Aku kemarin ketemuan loh sama Aldo dihotel? Ternyata dia tambah ganteng dan sexy juga ya?". Cerutu Alisha
Jadi kemarin dia ketemuan sama Alisha, batinnya.
"Oh! Aku tahu. Kalau begitu aku permisi ya, aku masih banyak kerjaaan". Kata Luna tidak ingin melanjutkan kembali obrolannya, dan berpamitan dengan Karin yang sembari tadi diam mendengar perbincangan mereka.
"Oke, kapan-kapan kita ngopi bareng". Seru Alisha melambaikan jari-jari lentiknya.
Luna meninggalkan Alisha tanpa ingin menoleh sama sekali dan kembali keruangan.
"Sombong!". Gerutu Alisha memandang Luna yang sudah naik lift, "Karyawan begitu nggak usah diterima, bikin benalu aja". Alisha mengalihkan wajahnya ke Karin dihadapannya.
Tapi Karin tidak memperdulikan ocehan wanita sombong itu. Dan menggelengkan pelan kepalanya.
Dasar cewek nggak tahu malu, yang benalu itu kamu, yang ada nanti bapak kamu dipecat dari sini. Dalam hati Karin.
Dan Alisha pun meninggalkan Karin entah kemana.
Kejadian sebelumnya, dihotel
"Lama nggak ketemu Aldo, mau ngapain kamu cari aku?", tanya wanita itu menyalakan api dan disunutnya rokok ditangannya.
"Kamu tahu dong, aku kesini mau ngapain?". Balas Aldo sinis.
"Kamu mau tidur sama aku?", canda Alisha keterlaluan.
"Bitch! Diotak kamu cuma hal itu aja". Sewotnya.
Alisha tertawa, "Aldo disini hotel ngapain lagi kalau bukan bercinta". Masih dengan isapan rokok dan asap yang dikeluar ditiup sengaja mengarahkan kewajah Aldo.
"Sinting! Aku kesini minta kamu nggak usah cari-cari atau hubungin aku lagi".
"C'mon Aldo, kamu masih marah sama kejadian dulu? Kamu juga nikamatin juga kan cumbuan kita". Ucapnya santai.
"Itu kamu yang mulai duluan kan? dan sengaja jebak aku kan?". Aldo menatap tajam menompang kedua tangan didadanya.
"Iya aku sengaja, mau hancurin itu anak yang sok kecantikan dan berkuasa?".
"Cuma gara-gara itu?".
"Karena dia juga udah buat kamu jauh dari aku, Aldo". Sentaknya, "Gara-gara dia kamu putusin aku kan?". katanya tadi.
"Salah, aku putus karena_kamu yang selingkuhin aku duluan kan, sama Ricky?".
"Aku cuma main-main aja sama Ricky, dia__".
"Aku tahu, dia teman tidur kamu. Hah?". Aldo merasa jijik bila sudah mengingat kejadian dimana Alisha tidur bersama Ricky sahabatnya.
Diam tanpa bicara, Alisha mematikan rokok dan ditekannya diasbak.
"Aku ingetin lagi jangan kamu hubungin aku lagi". Aldo mengingatkan.
"Brengsek!". Alisha geram.
Sementara Aldo sudah jauh meninggalkan Alisha yang duduk dikursi dilobby tempat menunggu.
Hari ini Luna menghabiskan waktu makan siangnya berkumpul disebuah restoran. Karena ini hari terakhir mereka magang diperusahaan SJC.
Banyak pengalaman, cerita dan orang-orang baik yang membatu ketiganya selama ini. Mungkin ucapan terima kasih saja tidak cukup.
Mereka mendapatkan buah tangan dari senior tempat kerjanya sebagai kenang-kenangan.
"Nggak sangka ini hari kalian magang?". Rani memelas dan menekan erat tangan Luna disampingnya.
"Iya aku bakal kangen sama kalian". Ucap Sarah.
"Aku juga pasti kangen sama Mbak kok". Sahut Reyhan dengan muka merah merona pada Sarah.
"Luna, udah lulus wisuda kamu mau married sama Pak Reza?". Ledek Sarah.
Sedangkan mereka yang mendengar kaget, berbeda dengan Luna yang biasa-biasa saja. Semenjak mereka tahu hubunganya Luna sudah terbiasa dengan ledekan teman kantornya.
"Nggak bikin gosip deh Mbak Sarah". balas Luna sedikit malu.
"Nggak apa-apa dong, ucapan itu doa loh. Ditunggu udangannya yah". Sarah mengoda Luna yang terlihat kikuk sedang menyedotkan minumannya.
"Asyik dong, nggak usah kerja capek-capek. Kan udah jadi istri Boss". Ejek Rani.
"Aku tetap kerjalah cari uang, lagian aku juga nggak mau manja-manja sama suami nanti". Luna tekankan.
"Cie suami. Ehem, jadi benar dong mau married". Sarah terus meledek Luna senang karena kapan lagi bisa mengerjai calon istri Bossnya ini.
Luna hanya diam tanpa mengucapkan apa-apa karena sekali ia berbicara akan dapat ejekan atau godaan dari temannya dan seniornya sekarang.
Setelah jam makan berlalu, Reza mengajak semua Leader pembimbing magang untuk masuk keruang meeting untuk acara penutupan masa magang mereka. Dan memberikan sebuah hadiah atau dedikasi mereka selama magang kerja diperusahaan.
Setiap anak magang mendapat skrip nilai dan surat keterangan magang mereka diberikan langsung oleh pemiliknya yaitu Reza Aditya Winajaya.
Dan acara penutupan diakhiri dengan sebuah pemberian cedra mata pin khusus SJC dan dipakaikan dikemeja mereka. Mungkin ini berlebihan untuk ketiga tapi ini adalah hal yang selalu dilakukan perusahaan ini terhadap anak magang sebelumnya juga.
Saat mereka menerima pin khusus dan dipakai Reyhan yang terlebih dahulu dipakaikan oleh Reza sendiri, Alda dan terakhir Luna, mungkin ini moment yang membuat Reza semakin tegang karena ia harus memakaikan pin pada kekasihnya, dengan senyum mengoda dan membuat Luna malu.
Sementara orang yang melihat hanya bisa senyum saat moment indah itu dan membuat suara gemuruh kecil atau godaan didalam ruangan.
"Saya sangat bangga atas semua kerja keras kalian selama magang diperusahaan ini, saya harap kedepannya kalian bisa bergabung kembali di SJC karena saya sangat puas dengan cara kerja kalian. Dan satu lagi semoga kalian bisa lulus wisuda dengan nilai memuaskan. Terim kasih". Jelas Reza.
Tepukan tangan dan riuhan suara terdengar nyaring meski tidak banyak orang tapi puas dengan penutupan ini karena bisa melihat senyum dan kekompakan mereka yang terlihat.
Acara pelukan pun terbilang sangat mengharukan dan mungkin menagis juga sebagai tambahannya, karena segala kerja keras yang mereka lakukan terbayar sekarang
•••
Apartemen♥
"Selamat". Reza memberikan bunga mawar merah pada Luna.
"Thanks". Singkat Luna memberikan kecupan cepat dibibir Reza, karena untuk pertama kalinya dia mencium kekasihnya itu. "Ayo masuk".
Mereka memasuki ruang tamu, dan seperti biasa Luna membuatkan Coffee kesukaan Reza dan meletakkan diatas meja.
"Besok, jangan lupa ketemu sama ayahku". Luna mengingat Reza.
"Iya, sayang". Menyubit gemas hidung mancung kekasihnya itu.
"Mas, kamu nggak mau cerita sama aku yang tempo hari? Aku baru lihat perasaan kamu benar-benar kacau banget". Luna menyandarkan kepalanya dibahu Reza.
"Memangnya kamu penasaran baget?". Seru Reza dan mengelus lembut tangan Luna.
"Iya".
"Ceritanya panjang banget. Pasti kamu bosan".
"Ya sudah nggak usah cerita kalau gitu". Luna cemberut.
Karena Reza bena-benar tidak mau menceritakannya, dan saat Luna akan bangkit dari tempat Reza sudah dahulu menarik tangannya dan membawanya dalam pelukannya.
"Iya aku ceritain". ucap Reza masih memeluk erat Luna.
Luna hanya membalas pelukan Reza dan menunggu untuk mendengarkan apa yang akan kekasihnya ini ceritakan.
"Aku pernah ceritakan sama kamu, tentang Lisa?". kata Reza dan dibalas suara dehamam dari Luna.
"Dia itu pacar pertama aku, aku ketemu Lisa saat kuliah di America dan Lisa dapet beasiswa disana". ucap Reza, "Kita tadinya teman, dan perasaan kami mulai tumbuh benih-benih cinta. Setelah lulus aku dan Lisa kembali ke jakarta, dan kamu tahu Lisa hamil. Setelah itu ayah menyuruh aku buat gantiin dia sebagai CEO SJC". kata Reza mengatur kembali napasnya.
Luna masih setia mendengarkan.
"Ayah minta aku tinggalin Lisa, karena dia bukan wanita dari keluarga kaya seperti dirinya. Dari situ aku sangat benci sama pria itu, kalau dia nggak turutin dia waktu itu mungkin―". Reza sadar dengan ucapannya dan tidak ingin melanjutkannya karena mungkin Luna akan sakit.
"Mungkin apa, Mas?". Luna menekankan kembali ucapan terakhir Reza dan melepas pelukannya dan menatao serius wajah pria dihadapannya.
"Mas, kok diam".
"Mungkin Lisa masih hidup". Reza pasrah.
"Aku paham. Mas Reza sangat menyesal karena menuruti sikap ayah Mas. Kalau pun Mas Reza sama Mbak Lisa bersatu dulu, kita juga nggak tahukan apa yang akan terjadi kedepannya. Semua itu sudah takdir kita, yang sudah dicatat dan diatur".
Reza tanpa sadar menagis dan untuk pertama kalinya dia bisa meluapkan emosinya, Luna mengusap air mata dipipi Reza dan memeluk kembali Reza dihadapannya dan mengelus pelan punggung kekasihnya.
"Terima kasih, karena kamu selalu buat aku tenang dan memahami aku".
"Iya, Mas".
Saat larut dalam kesedihan keduanya merasakan bunyi perut keduanya bersuara dengan dan menghentikan aktifitas kesedihannya sesaat.
"Mas, lapar".
"Sama aku juga".
"Mau makan mie instan?".
"Boleh".
Kemudian Luna berjalan kearah daput dan diikuti Reza dibelakangnya, dan membuka lemari tempat simpan mie insatan.
"Mau mie goreng apa sayur, Mas?".
"Mie sayur". Balas Reza.
Luna membuka mie instan berserta bumbu-bumbu kedalam piring mangkuk dihadapan Luna, dan memotong cabai rawit, baso, dan sosis sebagai tambahan. Tidak lupa juga dengan telur yang wajib bila masak mie instan, karena rasanya akan semakin enak.
Dan disaat Luna sedang sibuk dengan acara masaknya, sementara Reza yang duduk didepan meja dibar dan menatap intim kekasihnya membuat risih Luna yang sedang masak.
"Bukannya bantuin, malah dilihatin gitu sih?".
"Kenapa memang, aku suka kalau lihat kamu masak terlihat Sexy". Reza menopangkan wanjahnya ditangan.
"Nanti Chef Farah Queen merasa kesaing sama aku".
"Mending kamu lah".
"Gombal, kalau udah lihat langsung sama dia bisa-bisa kamu melototin terus".
"Serius, nggak tertarik".
Luna menuangkan mie instan kedalam mangkuk untuk mie sayur dan piring untuk mie goreng miliknya. Dan Reza yang sembari tadi berada didepan meja bar dapur mencium aroma harum khas mie yang semakin membuatnya tak tahan untuk menyantapnya segera.
Keduanya bergegas menuju meja makan dan Luna meletakan mie-nya.
"Hati-Hati Mas masih panas?". ucap Luna saat kaget saat tiba-tiba Reza langsung menyantap mie kedalam mulutnya.
"Nggak sabar pengen cicipin, mie buatan kamu". Reza meniup-niup mie agar tidak terlalu panas membuat Luna tertawa dengan kelakukuan Reza seperti anak kecil.
"Memangnya, belum pernah makan mie instan?". tanya Luna.
"Pernah, tapi udah lama nggak makan mie. Mie itu nggak sehat dimakan sehari-hari". Sahut Reza masih dengan mie didalam mulutnya.
"Tapi kan nggak tiap hari, sesekali aja kayak sekarang gak ada bahan". seru Luna.
Sementara itu mie milik Reza habis tanpa sisa berserta air kuahnya. Disusul oleh Luna menghabiskan mie gorengnya.
Luna pun menuangkan jus jeruk sebagai minumnya dengan sekali tegak begitupun pria dihadapannya terlihat kekenyangan.
Beberapa jam berada bersama diapartemen Reza pun bergegas kembali keapartemenya dan menyiapkan hatinya besok untuk bertemu ayah Luna.
Karena untuk pertama kalinya ia akan bertemu dengan orangtua dari seorang wanita, dan kegugupannya semakin kencang sampai ia menghempaskan badan diranjang.
Semoga semua dilancarkan, batinnya
♥♥♥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Wanda Meilani
nahh mewakili bngt
2022-01-23
0
fanthaliyya
selamat berjuang mas Reza
ganbatte 💪💪💪
2021-05-16
0
Aqnez Bihgoliq
semoga ayah merestui ya bos😍👍👍💪💪
2020-12-05
2